Share

Penyesalan Seorang Sandy Keenan (27)

Airin meletakkan secangkir teh di atas meja.

“Sebenarnya, aku sedikit kecewa. Bila ternyata Kak Rin tidak tahu apa pun,” desah Tania.

Airin duduk di hadapan Tania. Ia berkata sembari menatap ke arah perempuan itu dalam, “Kenapa kamu tidak tanyakan pada Adrian saja?”

Tania menggeleng. “Kami selalu bertengkar bila membahas ini.”

Airin menggaruk belakang lehernya sebentar, lalu kembali berujar, “Kupikir, Adrian adalah orang yang paling bisa diajak bicara.”

“Benarkah?” Tania menatap Airin dalam.

“Sepanjang pengetahuanku,” jawab Airin cepat. “Aku telah lama mengenalnya.”

Tania terdiam. Lalu, perempuan itu pun mulai berkata, “Sepertinya, kalian sangat dekat?”

Airin terdiam. “Entahlah.” Ia menggeleng, kemudian kembali berujar, “Aku tak ingin bicara sesuatu yang aku sendiri tidak terlalu yakin. Sebaiknya, kau tanyakan saja padanya.”

Tania membuang arah pandangnya pada rak-rak buku. Lalu, ia mulai bangkit dari duduknya, berjalan menuju tumpukan buku novel yang tersusun rapi.

“Kau peni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status