Seminggu sudah Sarah hampir tidak bertemu lagi dengan Laskar, sang pangeran cinta yang telah mencuri hatinya."Mana sih si Laskar? Dihubungi nomernya gak aktif terus. Waktu itu aku lihat taksi onlinenya lewat sini! Pasti dia bakal lewat sini lagi kalau pergi kerja!"Sarah melihat kanan kiri jalan seraya memastikan akan bertemu dengan Laskar lagi.Tapi nihil yang Sarah dapat, dia tidak sama sekali bertemu dengannya. Sarah merasa sangat kesepian karena satu-satunya orang yang bisa dia ajak ngobrol hanya Laskar saja, dia tidak mengenal siapapun lagi selain Laskar di daerah itu."Keuangan aku udah menipis banget nih, kayanya aku harus cari kerja deh! Tapi gimana yah? Semua berkas untuk CVnya ada di rumah lamaku," ujarnya bingung.Akhirnya tanpa pikir panjang dia memutuskan untuk kembali ke rumah lamanya lagi, dia masuk bak pencuri saja. Bahkan Sarah memanjat pagar hanya untuk bisa mencapai kamarnya. Sarah membereskan beberapa pakaian dan berkas yang ia butuhkan. Lalu dia kembali ke rumah
Di sepanjang lorong kantor menuju ruangan, tak henti-hentinya sapaan selamat pagi terdengar dari para karyawan yang di lontarkan kepada dirinya. Mereka sangat mengelu-elukan Laskar di kantor karena ketampanannya. Laskar duduk di kursi ruangan dengan segudang materi yang telah ia persiapkan , sesekali dia menghirup aroma ruangan yang sudah hampir seminggu dia tinggalkan."Hah, aku rindu aroma ruangan ini!"Dia menarik nafas panjang sambil duduk bersandar di kursinya.Tok ... tok ...Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar, sontak Laskar terkejut dan langsung beranjak dari sandarannya."Silahkan masuk!"Seorang karyawati berdiri di balik pintu itu dan menghampirinya dengan membawa beberapa berkas di tangannya."Permisi Pak, maaf. Ada beberapa berkas yang harus Bapak tanda tangani, sekaligus ada jadwal meeting yang harus Bapak hadiri pukul 10 tepat!" ucapnya lantang."Oke Lani, tolong siapkan materinya ya!" sahut Laskar tegas.Laskar merupakan assisten manager di perusahaan tempat d
Kriing ...Bunyi suara telepon dalam tas kerja Laskar membangunkan Laskar dalam tidurnya, dia yang masih hanyut dalam suasana kehangatan Sarah tiba-tiba mulai meraba tasnya. Alangkah terkejutnya Laskar saat mengetahui bahwa yang menghubunginya adalah Hanna, sang istri tercintanya. Laskar segera beranjak dari tempat tidur dan melipir ke kamar mandi untuk menerima telepon dari istrinya."Ha-halo Sayang, iya ada apa?""Kamu masih dimana sih, kok gak biasanya jam segini belum nyampe rumah?""Oh iya, ini Sayang. Aku lagi meeting di luar sama klien, tapi ini udah beres kok. Tunggu aku pulang yah, bye Sayang!"Laskar segera menutup teleponnya memangkas semua pembicaraannya tanpa menunggu Hanna membalas omongannya terlebih dahulu. "Oke Sa--"Tut ... Tut ..."Loh kok di tutup? Belum juga aku jawab, ih aneh!"Hanna menggelengkan kepalanya seraya kebingungan. Laskar yang terlihat sangat panik setelah menerima telepon segera bergegas memakai bajunya kembali untuk segera pulang."Kamu mau kemana s
"Bos kamu itu cewek apa cowok?""Cowok lah, kenapa sih? Kok tanya gitu?""Gak apa-apa kok, yuk lanjut makan lagi!"Pertanyaan itu tertahan di ujung lidahnya, dia tidak ingin merusak momen kebersamaannya saat itu dengan pernyataan yang akan membuatnya bad mood nantinya. ***"Ah Laskar, kamu manis banget sih. Sepertinya aku semakin mencintai suami orang deh!"Tawanya pecah dalam keheningan malam itu, Sarah tampaknya sangat bahagia menjelang tidurnya. Sepertinya besok akan menjadi awal yang indah untuk Sarah namun sepertinya akan menjadi awal yang buruk bagi Laskar.Terlihat dari kejauhan sebuah mobil sedan merah melaju dengan sangat cepat, mobil itu menepi di halaman kantor. Sosok tampan dengan jas navy yang membalut tubuh atletisnya itu terlihat gagah turun dari mobil. Sunglasses yang ia kenakan menambah kharisma pada dirinya, Laskar melemparkan kuncinya kepada petugas valet dan berlalu masuk ke dalam kantornya dengan bak seorang model papan atas."Selamat pagi Pak Laskar!"Terdengar s
'Kenapa lama sekali yah? padahal tadi aku udah lihat mobilnya lewat!'Hatinya terus bergejolak cemas, jemari tangannya reflek mengetuk-ngetuk meja. Wajahnya mulai memerah kesal, urat-urat pada keningnya tampak mengencang, waktu yang dinantinya sejak tadi mendadak ia abaikan karena rasa kecewanya terhadap Laskar. Tak lama dari itu, terdengar suara geruman mobil Laskar di depan rumahnya.Hanna sudah tak seantusias tadi, dia hanya duduk di ruang makan dengan sepiring martabak keju manis di hadapannya. Pintu rumah sengaja Hanna buka setengah supaya Laskar tak berbasa basi saat masuk. Hanna kesal sehingga tak mau ada drama di balik pintu rumah yang biasanya dia lakukan setiap Laskar pulang kerja.Saling peluk dan melempar senyum yang biasanya mereka lakukan di balik pintu, kini hening seketika. Tak ada lagi sambutan dari Hanna saat suaminya pulang. Laskar yang mulai bertanya-tanya mengapa istrinya membiarkan pintu rumah terbuka padahal ini sudah malam?"Assalamualaikum Sayang, aku pulang!"
"Baik Sarah, siap-siap ya, besok kamu akan berangkat bersama Pak Laskar ke Malang. Bawa kabar gembira kali ini!""Siap Pak, laksanakan!" Sarah menerima tugasnya dengan sigap dan penuh semangat.'Yes, akhirnya aku bisa keluar kota hanya berdua aja sama Laskar, jadi aku bisa bebas ngapa-ngapain tanpa harus main petak umpet dari orang-orang.'"Oke, rapat kali ini cukup. Kalian boleh lanjut bekerja, selamat siang!"Para staf dan karyawan yang ikut meeting, bergegas menuju meja masing-masing. Laskar kembali ke ruangannya dan Sarah mampir ke toilet sebentar.Dari dalam toilet, Sarah mendengar desas-desus tentang dirinya dengan Laskar dari para karyawan lain yang juga sedang berada di toilet."Eh, kalian liat ga sih gelagat si Sarah yang begitu carmuk banget di depan Pak Broto dan Pak Laskar?""Iya ya, mentang-mentang cantik!""Kalian juga udah denger belum kabar Pak Laskar yang lagi deket sama si Sarah? Kata salah satu karyawan disini, dia liat si Sarah keluar dari mobil Pak Laskar tadi pagi
"Kebiasaan deh si Laskar, kalau ada kerjaan penting, pasti ngaret!"Sosok wanita cantik dengan tubuh semampai itu tampak berdiri di jalan dekat rumahnya dengan setelan mantel berwarna coklat susu yang di padu padankan dengan celana jeans berwarna hitam. Tidak lupa, tangan kirinya menenteng sebuah koper besar berwarna senada dengan celananya. Sesekali ia melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya."Ini jamnya yang ngaco, apa si Laskar yang ngaret sih?" omelnya kesal.Tid ...Akhirnya mobil Laskar tiba dan melipir tepat di hadapannya sekarang. Sarah masuk ke dalam mobil dengan wajah yang sedikit bete. Kopernya ia masukkan ke bagasi dengan sedikit di banting karena merasa bete kepada Laskar."Hai Sayang, maaf aku telat!"Laskar mengecup bibir Sarah yang terlihat sudah basah oleh liptintnya. Tapi Sarah hanya menghela nafas panjang, seraya mencoba menyembunyikan rasa kesalnya kepada sang Laskar."It's oke Laskar, aku ngerti kok! Pasti kalian lelah 'kan karena semalem udah ngabis
Malam yang hening, namun hati bergejolak panik. Laskar mencoba memikirkan siasat agar Hanna tidak menaruh curiga padanya.'Ah sial, gimana ini? Aku takut Hanna mencium bau kecurigaan dariku. Ayo Laskar berpikir!'Dan akhirnya Laskar mencoba menyudahi panggilan videonya dengan alasan dirinya sudah lelah dan sudah mengantuk. Laskar mencoba mendalami siasatnya itu."Sayang, boleh aku tutup gak video callnya? Aku udah ngantuk banget nih!" pintanya sambil sesekali menguap dalam perbincangan itu."Hem, padahal aku masih kangen. Tapi oke deh, aku tutup teleponnya terus kamu langsung istirahat ya Sayang!""Bye, i love you."Tut ... Tut ...Panggilan video itu mereka sudahi saat itu juga. Sarah yang sejak tadi memantau perbincangan mereka dari balik layar ponselnya, memasang wajah kesal dan kecut di hadapan Laskar. "Bagus ya, pinter banget kamu ngeles! Apa selain aku, kamu juga punya cewek lain yang aku gak tau?!""Astaga Sarah, sumpah deh! Ini aku bisa khilaf seperti ini cuma sama kamu aja, g