Beranda / Romansa / Penipu Hati / Mobil Bergoyang

Share

Mobil Bergoyang

"Bos kamu itu cewek apa cowok?"

"Cowok lah, kenapa sih? Kok tanya gitu?"

"Gak apa-apa kok, yuk lanjut makan lagi!"

Pertanyaan itu tertahan di ujung lidahnya, dia tidak ingin merusak momen kebersamaannya saat itu dengan pernyataan yang akan membuatnya bad mood nantinya.

***

"Ah Laskar, kamu manis banget sih. Sepertinya aku semakin mencintai suami orang deh!"

Tawanya pecah dalam keheningan malam itu, Sarah tampaknya sangat bahagia menjelang tidurnya. Sepertinya besok akan menjadi awal yang indah untuk Sarah namun sepertinya akan menjadi awal yang buruk bagi Laskar.

Terlihat dari kejauhan sebuah mobil sedan merah melaju dengan sangat cepat, mobil itu menepi di halaman kantor. Sosok tampan dengan jas navy yang membalut tubuh atletisnya itu terlihat gagah turun dari mobil. Sunglasses yang ia kenakan menambah kharisma pada dirinya, Laskar melemparkan kuncinya kepada petugas valet dan berlalu masuk ke dalam kantornya dengan bak seorang model papan atas.

"Selamat pagi Pak Laskar!"

Terdengar suara sapaan dari beberapa karyawannya. Laskar melenggang gagah di antara lorong-lorong gedung dengan senyum khasnya yang membuat hati wanita pasti melting kalau melihatnya. Dia masuk ke dalam lift dan bergegas menuju ke ruangannya.

"Hufth, gak ada kursi ternyaman selain kursi kerjaku!"

Laskar membantingkan tubuhnya ke kursi dan mulai membuka kembali laptop di hadapannya dengan penuh semangat, Laskar bersiap untuk memulai pekerjaannya. Entah mengapa sekarang Laskar tampak begitu bersemangat untuk berangkat ke kantor, apa mungkin karena ada Sarah di sana? Dia seakan menjadi penyemangat baru untuk Laskar dalam pekerjaannya. Tangannya meraba saku celana seakan sedang mencari sesuatu.

Ya.

Dia mencari ponselnya dan hendak mengirimkan pesan singkat kepada Sarah, penyemangat baru di kantornya.

'Hai, apa kamu udah sampai kantor?'

Isi pesan singkat yang Laskar kirimkan kepada Sarah terdengar sedikit kaku.

Ting,

Suara ponsel Sarah berbunyi, tanda satu pesan masuk pada ponselnya. Sarah yang sedang sibuk dengan pekerjaannya bahkan tidak sempat untuk sekedar membuka ponselnya. Laskar yang sedari tadi menggenggam ponselnya merasa penasaran mengapa Sarah tak kunjung membalas pesannya.

"Kenapa lama banget sih balesnya, aku 'kan cuma pengen tau aja apa dia udah di kantor atau belum?!"

Berkali-kali dia mengecek layar ponselnya namun tetap sama, tak ada jawaban dari Sarah. Akhirnya Laskar menghubunginya lewat telepon kantor seraya memastikan apakah Sarah sudah berada di tempatnya apa belum?

Kring ...

"Halo ada yang bisa saya bantu?"

Suara serak basahnya mulai mengiang terdengar ke telinga Laskar. Karena sudah mendengar suara Sarah, Laskar menutup kembali teleponnya.

"Halo? loh kok di tutup? Dasar aneh!" Sarah melanjutkan kembali pekerjaannya dan tak ingin menghiraukan lagi suara telepon aneh tadi.

"Ternyata dia udah sampai kantor!" desisnya sambil tersenyum simpul di bibirnya.

Sejak kejadian waktu itu, Laskar mulai menjadi bucin pada Sarah. Padahal sebelumnya dia amat menjaga jarak terhadapnya. Benar memang apa yang dikatakan pepatah, tak kenal maka tak sayang, semakin Laskar mengenal Sarah maka semakin sayang dia padanya.

Jam pulang kantor pun telah tiba, Laskar begegas dari ruangannya dan segera menunggu Sarah di parkiran. Sarah yang juga menantikan saat-saat ini terihat sangat antusias menyambut cinta sang Laskar.

'Ah akhirnya pulang juga, aku hampir gila menahan rindu sama suami orang!'

Hati Sarah terasa dag dig dug karena akan bertemu Laskar lagi. Dirinya bagaikan anak abege yang baru saja merasakan jatuh cinta, wajahnya tampak berbunga-bunga saat itu. Sarah masuk kedalam mobil sedan merah yang memang sedang menunggunya sejak tadi.

"Hai Sayang, lama nunggunya ya?"

Tatapan genit Sarah mulai menyerang Laskar lagi. Entah sejak kapan panggilan 'Sayang' itu mulai tersemat, yang jelas Sarah dan Laskar sudah sama-sama dewasa dan merasa cocok.

Mereka bukan remaja lagi yang harus saling menyatakan cinta baru pacaran, hanya dengan sentuhan dan kasih sayang satu sama lain saja, Laskar rasa itu sudah cukup menggambarkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Namun sayangnya, mereka hanya pasangan terlarang. Karena mereka membangun rumah cintanya di atas tanah yang sudah menjadi hak milik Hanna sejak dulu.

***

"Semuanya jadi berapa mas?" ujar Hanna dengan ramahnya.

"Semua jadi 30 ribu mbak!" sahut penjual martabak itu.

Hanna memang sengaja sedang membeli martabak keju favoritnya di ujung jalan komplek rumah untuk dia makan bersama Laskar nanti. Saat hendak menyebrang jalan, Hanna melihat mobil sedan merah milik Laskar melaju dengan kecepatan sedang. Hanna merasa senang karena suaminya sudah pulang saat hari masih sore, seminggu kemarin Laskar selalu pulang malam dengan alasan lembur atau sibuk banyak kerjaan.

Tapi apa yang terjadi?

Mobil milik Laskar malah melewati jalan komplek rumahnya dan justru dia belok ke arah jalan komplek sebrang.

'Loh, Laskar mau kemana tuh? Kok beloknya kesitu? Apa dia bareng stafnya lagi ya sekalian anterin ke rumahnya? Ah ya udah deh aku tungguin di rumah aja!' gumam Hanna dalam hatinya.

Hanna pun bergegas pulang menuju rumahnya, dia berjalan perlahan menyusuri trotoar. Dia tidak tau saja kalau belokan jalan itu memang benar rumah stafnya, namun staf di hatinya.

Laskar menepikan mobilnya ke pinggir jalan, dia berniat mengantarkan Sarah hanya sampai gerbang rumahnya saja.

"Aku nganternya sampe sini aja ya, kamu langsung istirahat!"

"Ih kok nyampe sini doang sih Sayang, aku 'kan baru ketemu sama kamu, aku masih kangen, Laskar! Masa udah mau pulang lagi!"

Tangan nakal itu mulai menggoda lagi, meraba area sensitif Laskar, bibir merahnya terus menyentuh telinga Laskar dengan penuh gairah.

"Tapi Hanna udah nungguin aku Sar, please!"

Sentuhan tangan Sarah membuat Laskar menjadi tak berdaya di buatnya. Dia jadi malah asik menikmatinya. Karena hasratnya mulai terpancing, akhirnya Laskar mencurahkan semuanya di dalam mobil.

Di dorongnya tubuh Sarah ke kursi belakang mobil dan mereka mulai menyatukan hasratnya di sana. Terlihat dari luar, mobilnya tampak bergoyang mengikuti alunan irama hasrat cinta mereka. Kali ini Sarah yang tampak pasrah di buatnya, sentuhan demi sentuhan Laskar membuat Sarah tak ingin segera mengakhirinya.

"Pelan-pelan aja Sayang, aku gak mau ini segera berakhir!" Bisikan dan desahan suara Sarah menyeriak ke telinga Laskar sampai bulu romanya berdiri dan akhirnya hasrat itu mulai mencapai klimaks. Sarah yang sudah puas melepas rindunya bersama Laskar, mempersilahkannya untuk pulang.

"Kangen aku udah terobati nih Sayang, sekarang kamu boleh pulang kok!" Sambil membereskan kancing baju dan roknya yang terbuka, Sarah bergegas keluar mobil dan segera masuk ke gerbang rumahnya.

"Bye Sayang, i love you!"

Senyuman manis dan kelembutannya membuat Laskar tak bisa berpaling dari Sarah. Setelah Laskar merapikan isi mobilnya dan membetulkan resleting celananya, dia langsung tancap gas melaju pergi dari tempat itu.

"Dasar wanita itu, tiap ketemu pasti langsung minta eksekusi, gak tau tempat gak tau waktu! Tapi kenapa aku malah suka ya dia yang seperti itu?'

Senyuman khas badboy dia pancarkan dari balik bibirnya. Satu senyuman manis dari Laskar adalah lambang tangisan yang jatuh dari hati istrinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status