Mereka berempat setelah mendapat penginapan hanya beristirahat sebentar, lalu dua wanita itu merengek meminta keluar untuk bermain dan mengabadakin momennya.
Hafsa dan Melati keluar secara bersamaan membuat mereka berpelukan sambil berteriak membuat dua pria hanya bisa menggelengkan kepala.Tanpa berkata mereka langsung keluar dengan sudah memakai jaket tebal, sepatu juga topi untuk menghangatkan tubuh mereka, karena udara sangat dingin sekali."Hafsa kita ke sana yuk! sepertinya di sana lebih banyak saljunya." ucap Melati sambil menunjuk di depann nya."Iya ayo." Hafsa antusias dengan ajakan Melati.Mereka kemudian setengah berlari menuju tempat dibawah pohon sakura, terlihat seperti anak kecil memang dan dua pria yang mengikuti hanya mengawasi saja sambil melihat aktifitasnya."Ah aku lupa sesuatu, kau tunggu disini yah!" Hafsa menyuruh Melati menunggunya dan Melati mengiyakan dengan mengacungkan dua jempolnya.KemudiaMereka berdua terdiam di kala Elang menyebut status dirinya kemudian mereka pergi begitu saja dengan kecewa."Kalian tidak apa-apa?" tanya Elang pada Hafsa dan Melati."Aku tidak apa-apa.""Tidak apa-apa tuan terimakasih." kata Melati bersyukur Elang cepat ada."Lain kali berhati-hatilah kalian orang baru mudah untuk ditebak maka dari itu kalian jangan terlalu menampakan diri." nasihat Elang yang tentu saja membuat dua gadis itu tidak mengerti."Maksudnya tuan." tanya Melati begitu juga Hafsa yang ikut mengangguk."Ya sudah kalau tidak mengerti, aku malas menjelaskan." Elang malah berlalu pergi membuat Hafsa dan Melati cemberut plus kesal."Suamimu itu gimana sih Sa ngasih tau tapi tidak memberi tahu." kata Melati bersungut-sungut."Aku juga tidak tau." kata Hafsa sambil mengikuti suaminya."Hah sebelas dua belas memang." Melati melongo dengan jawaban Hafsa kemudian mengikuti Hafsa dibelakang.
"Selain itu kau juga pintar mengambil hati tuan Rey sampai dia membelikan ponsel baru untukmu padahal bukan siapa-siapa." lanjut Hafsa ikut senang dengan keberhasilan temannya."Oh iya dong aku kan pernah bilang mau mengambil hati tuan Rey, sekarang aku memang bukan siapa-siapa nya tapi percaya tidak kalau besok aku pasti akan jadi nyonya Rey, hehehe." kata Melati begitu yakin."Hah yakin sekali kamu, memangnya tuan Rey suka padamu." Hafsa meledek Melati."Hem... kau ini temanku bukan, harusnya menyemangati ku." Melati merajuk sambil memanyunkan bibirnya."Oh cup cup maaf yah, tapi yang aku lihat dari tuan Rey sepertinya dia memang mulai membuka hati untukmu dan aku juga yakin kalau kau adalah gadis pertama dalam hidupnya." rayu Hafsa sambil merengkuh Melati."Nah begitu dong kan aku nya jadi semangat lagi buat ngejar tuan Rey." Melati tersenyum sambil memukul lengan Hafsa pelan."Ah kau ini maunya dipuji-puji terus.""T
"Tuan, kita makan disini saja." ucap Melati menunjuk kedai makan dipinggir jalan."Kau yakin disini, kenapa tidak di restoran saja?". tanya Rey."Yang aku tau kalau di restoran luar negri itu mahal tuan, jadi kita makan dipinggir jalan saja karena sudah pasti murah dan enak." kata Melati, hal itu yang dia tau."Memangnya kau sudah pernah bilang murah dan enak.""Tuan ini bagaimana malah nanya, karena belum pernah makanya aku ngajakin kesini. Ayo, biar tau murah dan enaknya." kata Melati dengan lugunya.Rey sampai tak bisa berkata, Melati seperti menjebaknya. Akhirnya Rey pun mengikutinya."Eh tunggu disini halal tidak." kata Melati sebelum masuk kedai.Rey tersenyum karena Melati tidak asal makan diluar negri."Meski kau ceroboh tapi kebetulan pilihanmu ini benar disini halal." jawab Rey memang benar karena ada tulisan halal di logo kedainya."Wah... senangnya ayo kita masuk aku pengen cobain." Melati p
Elang dan Hafsa sudah kembali diner mereka namun bukan kembali ke penginapan Elang mengajak Hafsa ketempat pemandian air panas yang tersedia di penginapan itu."Kak Elang kita mau kemana seingat ku ini bukan tempat ke kamar kita." kata Hafsa yang bingung."Memang bukan, kita akan berendam." jawab Elang santai."Hah.. berendam." Hafsa sampai terkejut."Tapi kak ini sudah malam buat apa kita berendam.""Sudah kau diam saja dan nikmati." kata Elang sambil mengerlingkan matanya.Hafsa jadi curiga jika Elang sudah seperti itu dia jadi memutuskan untuk kabur darinya."Kak Elang sepertinya aku meninggalkan sesuatu dikamar aku ambil dulu yah.!" kata Hafsa namun Elang menarik tangannya."Kau jangan beralasan istri kecilku, mau dimana pun tempatnya tetap saja kau akan habis olehku." bisik Elang tersenyum smirk.Benar juga dimana pun tempatnya dia pasti akan kena juga jadi untuk apa kabur.Hafsa jadi menu
Sudah hampir satu minggu mereka berlibur menghabiskan waktu di negara j banyak sekali tempat yang mereka kunjungi, baik berdua saja maupun berempat.Tempat wisata, wahana museum sampai tempat kuliner pun mereka kunjungi, Melati dan Hafsa sangat puas sekali dan tentu saja mereka berdua sangat senang dan momen ini akan terus melekat diingatan mereka.Dan Melati yang merasa sangat beruntung karena dia jadi ikutan kecipratan liburan padahal dia hanya pelayan hanya karena dia sahabat dari Hafsa yang kini menjadi majikannya.Eh tapi memang sebelum jadi nona mereka berdua kan sudah bertemu dan berteman jadi mungkin wajar jika Melati jadi diistimewakan.Sudah tak terasa waktu bergulir begitu cepat ingin rasanya menghentikan waktu supaya liburan ini terasa semakin lama tapi itu tidak mungkin karena hidup pun terus berjalan.Dan hari ini hari terakhir mereka dinegara j, Elang menyuruh Hafsa untuk berbelanja sesuka hatinya membeli apapun yang dia ma
"Lepaskan mereka." kata Elang memerintah dengan tegas."Tapi tuan..""Aku mengenal mereka, kembalikan mereka masuk ke toko itu." perintah Elang.Lalu mereka pun kembali masuk ke toko tadi."Kak, kenapa kita masuk kesini lagi?" tanya Hafsa menunduk."Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberi tahu pada mereka siapa dirimu dan jangan tundukkan kepalamu kecuali padaku kau mengerti." kata Elang serius tatapannya lurus ke depan."Emm... iya." dan Hafsa menurut meski malu tapi dia harus mendengarkan nasehat suaminya."Permisi tuan, ada yang bisa kami bantu." sapa pelayan yang pertama bertemu Hafsa dan Melati tadi dengan senyuman yang ramah pada Elang dan Rey.Sedetik kemudian pelayan itu terkejut karena dua wanita yang mereka usir kembali lagi bahkan bersama pria yang disapanya."Pak, bapak belum usir mereka." tanya pelayan itu dengan ketus pada security.Saat security ingin menjawab langsung dicegat ole
"Mel, sepertinya mereka mau menghampiri kita." Kata Hafsa melihat manager dan pegawai itu berjalan mendekat ke arahnya."Mereka mau kenalan mungkin." jawab Melati asal."Ah kau ini aku tidak becanda.""Lagian kau tanya aku, ya mana ku tau.""Nona, maafkan kami, kami salah kami tidak tau kalau nona istri dari tuan Elang maaf nona." ucap manager itu sambil menunduk diikuti pegawainya.Hafsa dan Melati tentu saja bingung pasalnya orang itu berbicara bahasanya dan meminta maaf."Untuk apa meminta maaf." kata Hafsa merasa heran."Karena pegawai ku telah menuduh pencuri dan aku mewakilkan dia untuk meminta maaf padamu. Aku mohon nona maafkan kami."Hafsa merasa kasihan melihat tatapan serius dari mereka yang meminta maaf dengan tulus."Iya tidak apa-apa aku maafkan, lagi pula aku juga salah karena aku tidak mengerti bahasa kalian." jawab Hafsa tersenyum.Manager dan pegawai itu tersenyum cerah."
"Kak Elang kenapa aku tidak bisa-bisa? susah sekali sih!" ucap Hafsa kesal karena bola basketnya tidak masuk-masuk padahal jaraknya dekat.Elang tersenyum menahan tawa melihat istrinya yang kesusahan."Bagaimana mau masuk cara melempar bolanya saja sudah salah." jawab Elang."Lalu bagaimana yang benar? kau diam saja ihh!". Hafsa merajuk membuat Elang gemas."Baiklah, lihat aku!" kemudian Elang menunjukkan cara bermain bola basket sampai masuk ke gawang.Baru lemparan pertama saja sudah masuk dengan sempurna."Wah... hebat sekali." Hafsa memuji Elang sambil bertepuk tangan."Ini belum seberapa." kata Elang sombong, kemudian dia menunjukkan skill melempar bola nya dengan menggunakan satu tangan, wajah menghadap ke depan dan lainnya dan semua itu bolanya masuk sehingga Hafsa mendapatkan kartu poin banyak sekali."Wahh... kak Elang lihat kita dapat banyak tapi sepertinya ini masih kurang untuk mendapatkan itu." kata