Share

Bab 91

Penulis: Titi Awy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan, kita makan disini saja." ucap Melati menunjuk kedai makan dipinggir jalan.

"Kau yakin disini, kenapa tidak di restoran saja?". tanya Rey.

"Yang aku tau kalau di restoran luar negri itu mahal tuan, jadi kita makan dipinggir jalan saja karena sudah pasti murah dan enak." kata Melati, hal itu yang dia tau.

"Memangnya kau sudah pernah bilang murah dan enak."

"Tuan ini bagaimana malah nanya, karena belum pernah makanya aku ngajakin kesini. Ayo, biar tau murah dan enaknya." kata Melati dengan lugunya.

Rey sampai tak bisa berkata, Melati seperti menjebaknya. Akhirnya Rey pun mengikutinya.

"Eh tunggu disini halal tidak." kata Melati sebelum masuk kedai.

Rey tersenyum karena Melati tidak asal makan diluar negri.

"Meski kau ceroboh tapi kebetulan pilihanmu ini benar disini halal." jawab Rey memang benar karena ada tulisan halal di logo kedainya.

"Wah... senangnya ayo kita masuk aku pengen cobain." Melati p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 92

    Elang dan Hafsa sudah kembali diner mereka namun bukan kembali ke penginapan Elang mengajak Hafsa ketempat pemandian air panas yang tersedia di penginapan itu."Kak Elang kita mau kemana seingat ku ini bukan tempat ke kamar kita." kata Hafsa yang bingung."Memang bukan, kita akan berendam." jawab Elang santai."Hah.. berendam." Hafsa sampai terkejut."Tapi kak ini sudah malam buat apa kita berendam.""Sudah kau diam saja dan nikmati." kata Elang sambil mengerlingkan matanya.Hafsa jadi curiga jika Elang sudah seperti itu dia jadi memutuskan untuk kabur darinya."Kak Elang sepertinya aku meninggalkan sesuatu dikamar aku ambil dulu yah.!" kata Hafsa namun Elang menarik tangannya."Kau jangan beralasan istri kecilku, mau dimana pun tempatnya tetap saja kau akan habis olehku." bisik Elang tersenyum smirk.Benar juga dimana pun tempatnya dia pasti akan kena juga jadi untuk apa kabur.Hafsa jadi menu

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 93

    Sudah hampir satu minggu mereka berlibur menghabiskan waktu di negara j banyak sekali tempat yang mereka kunjungi, baik berdua saja maupun berempat.Tempat wisata, wahana museum sampai tempat kuliner pun mereka kunjungi, Melati dan Hafsa sangat puas sekali dan tentu saja mereka berdua sangat senang dan momen ini akan terus melekat diingatan mereka.Dan Melati yang merasa sangat beruntung karena dia jadi ikutan kecipratan liburan padahal dia hanya pelayan hanya karena dia sahabat dari Hafsa yang kini menjadi majikannya.Eh tapi memang sebelum jadi nona mereka berdua kan sudah bertemu dan berteman jadi mungkin wajar jika Melati jadi diistimewakan.Sudah tak terasa waktu bergulir begitu cepat ingin rasanya menghentikan waktu supaya liburan ini terasa semakin lama tapi itu tidak mungkin karena hidup pun terus berjalan.Dan hari ini hari terakhir mereka dinegara j, Elang menyuruh Hafsa untuk berbelanja sesuka hatinya membeli apapun yang dia ma

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 94

    "Lepaskan mereka." kata Elang memerintah dengan tegas."Tapi tuan..""Aku mengenal mereka, kembalikan mereka masuk ke toko itu." perintah Elang.Lalu mereka pun kembali masuk ke toko tadi."Kak, kenapa kita masuk kesini lagi?" tanya Hafsa menunduk."Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberi tahu pada mereka siapa dirimu dan jangan tundukkan kepalamu kecuali padaku kau mengerti." kata Elang serius tatapannya lurus ke depan."Emm... iya." dan Hafsa menurut meski malu tapi dia harus mendengarkan nasehat suaminya."Permisi tuan, ada yang bisa kami bantu." sapa pelayan yang pertama bertemu Hafsa dan Melati tadi dengan senyuman yang ramah pada Elang dan Rey.Sedetik kemudian pelayan itu terkejut karena dua wanita yang mereka usir kembali lagi bahkan bersama pria yang disapanya."Pak, bapak belum usir mereka." tanya pelayan itu dengan ketus pada security.Saat security ingin menjawab langsung dicegat ole

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 95

    "Mel, sepertinya mereka mau menghampiri kita." Kata Hafsa melihat manager dan pegawai itu berjalan mendekat ke arahnya."Mereka mau kenalan mungkin." jawab Melati asal."Ah kau ini aku tidak becanda.""Lagian kau tanya aku, ya mana ku tau.""Nona, maafkan kami, kami salah kami tidak tau kalau nona istri dari tuan Elang maaf nona." ucap manager itu sambil menunduk diikuti pegawainya.Hafsa dan Melati tentu saja bingung pasalnya orang itu berbicara bahasanya dan meminta maaf."Untuk apa meminta maaf." kata Hafsa merasa heran."Karena pegawai ku telah menuduh pencuri dan aku mewakilkan dia untuk meminta maaf padamu. Aku mohon nona maafkan kami."Hafsa merasa kasihan melihat tatapan serius dari mereka yang meminta maaf dengan tulus."Iya tidak apa-apa aku maafkan, lagi pula aku juga salah karena aku tidak mengerti bahasa kalian." jawab Hafsa tersenyum.Manager dan pegawai itu tersenyum cerah."

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 96

    "Kak Elang kenapa aku tidak bisa-bisa? susah sekali sih!" ucap Hafsa kesal karena bola basketnya tidak masuk-masuk padahal jaraknya dekat.Elang tersenyum menahan tawa melihat istrinya yang kesusahan."Bagaimana mau masuk cara melempar bolanya saja sudah salah." jawab Elang."Lalu bagaimana yang benar? kau diam saja ihh!". Hafsa merajuk membuat Elang gemas."Baiklah, lihat aku!" kemudian Elang menunjukkan cara bermain bola basket sampai masuk ke gawang.Baru lemparan pertama saja sudah masuk dengan sempurna."Wah... hebat sekali." Hafsa memuji Elang sambil bertepuk tangan."Ini belum seberapa." kata Elang sombong, kemudian dia menunjukkan skill melempar bola nya dengan menggunakan satu tangan, wajah menghadap ke depan dan lainnya dan semua itu bolanya masuk sehingga Hafsa mendapatkan kartu poin banyak sekali."Wahh... kak Elang lihat kita dapat banyak tapi sepertinya ini masih kurang untuk mendapatkan itu." kata

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 97

    Akhirnya hari ini mereka kembali ke negara asal di Indonesia, saat turun dari bandara mereka langsung di jemput oleh para pengawal Elang mereka dijemput dua mobil untuk tuan nya dan sekretaris Rey."Mari nona, silahkan masuk!" pengawal itu meminta dengan sopan.Hafsa mengangguk merasa tersanjung diperlakukan seperti itu padahal dulunya dia adalah seorang pelayan seperti mereka.Memang takdir seseorang itu tidak ada yang tau yang hanya harus kita lakukan adalah tetap bersyukur dan berbuat baik.Hafsa pun masuk mobil diikuti Elang di sampingnya begitu juga dengan Rey dan Melati.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman rumah besar nyonya Sinta.*****Karena hari ini kepulangan liburan anak dan menantunya Sinta sang ibu sudah mempersiapkan penyambutan untuk mereka, Sinta juga sudah mempersiapkan makan siang istimewa untuk mereka dan Sinta berharap dari liburan ini dia mendapat kabar baik dari anaknya.Pi

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 98

    Sinta memasuki ruang kerja Elang, saat masuk di lihatnya anaknya sedang berkutat dengan laptop. Saking fokusnya sampai tak menyadari jika ibunya datang.Sinta berjalan perlahan mendekati Elang yang sedang menyapa layar laptop."Elang." panggil Sinta lembut."Ya Bu ada apa?" Elang langsung menyahut tanpa melihat."Kau fokus sekali nak! kenapa tidak menyapa ibu?" ucap Sinta agar perhatian anaknya teralihkan."Maaf Bu, bukannya aku tidak ingin menyapa tapi memang aku sedang sibuk." akhirnya Elang menjawab sambil melihat."Kau ini Elang memang seperti almarhum ayahmu." Sinta berucap sambil duduk di depan meja Elang.Elang tak menjawab hanya mendesah pelan."Elang, apa kau sudah siap untuk memasuki perusahaan?". tanya Sinta menatap serius anaknya.Elang menghentikan aktifitasnya lalu menatap ibunya dengan serius pula."Iya Bu, aku siap. Aku juga kasihan jika tanggung jawab ini di pikul oleh Rey send

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 99

    Hafsa dan Melati menjadi gugup saat di tanya seperti itu, lalu muncullah ide di otak Hafsa."Em.. kita ke rumah sakit dulu aku ingin menengok teman yang sedang sakit di sana." kata Hafsa menyikut lengan Melati."Iya ke rumah sakit." Melati membenarkan."Baik nona."Mereka pun menuju rumah sakit terdekat, awalnya Galang menanyakan rumah sakit mana tapi karena Hafsa dan Melati tadi hanya beralasan jadi dia juga asal menyebut nama rumah sakit nya.Dan sekarang mereka sampai di rumah sakit yang disebut Hafsa."Kau tunggu di sini yah tidak perlu masuk." ucap Hafsa pada Galang."Tunggu nona." Galang menahan sebelum mereka keluar."Ada apa?" tanya Hafsa gugup."Maaf nona jika saya lancang, apa nona tidak membawa apa-apa untuk teman nona.?" pertanyaan Galang membuat Hafsa dan Melati serasa menjadi orang yang bodoh.Mereka berdua saling pandang menyadari kebodohannya."Oh iya, aku lupa tapi nanti ki

Bab terbaru

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 2

    Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 1

    "Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Pengumuman

    Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 125

    Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 124

    Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 123

    Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 122

    Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 121

    Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 120

    "Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu

DMCA.com Protection Status