Beranda / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 220. Semua Sudah Hancur

Share

Bab 220. Semua Sudah Hancur

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Nadia menghela nafas perlahan dan berkata sinis, "Kalau kamu mau berdebat denganku, maaf saja. Aku nggak punya waktu untuk mengurusi hal seperti ini."

Dia tak mau membahas sesuatu yang pada akhirnya hanya akan membuat mereka berdua berada dalam pertengkaran.

Tapi Monica justru menatapnya dengan sinis dan berkata, "Duduklah, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

Nadia yang awalnya sudah bersiap untuk beranjak pergi seketika langsung menoleh kembali. Dia diam sejenak dan akhirnya kembali duduk dengan perasaan yang sedikit kesal.

Monica menghela napas perlahan. Tak pernah ada seorangpun yang berani melawan ataupun bersikap arogan di hadapannya. Bahkan saat pertama kali bertemu dengan Nadia, Monica masih berada di posisi yang tak bisa digeser sama sekali.

Tapi sekarang dia melihat ada banyak hal yang berbeda dan Nadia sendiri memang tak pantas disebut sebagai pelayan belaka karena memiliki paras yang cantik.

Penampilannya kini terawat dan dia terlihat jauh lebih menawan.

"Kapan kalian
Anggrek Bulan

Jujur, kali ini Author jadi sedikit simpati pada Monica

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 221. Sean Ragu

    Daniel segera berdiri ketika melihat sosok gadis yang baru saja keluar dari ruangan itu. Dia segera mendekat dan bertanya, "Bagaimana? Apa obrolannya berjalan dengan lancar?"Nadia menoleh dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis karena untungnya obrolan yang terjadi di dalam tadi berjalan sesuai dengan keinginan. Walaupun memang benar dia dan Monica sempat berdebat."Kamu nggak perlu khawatir karena kami berdua masih bisa bicara dengan baik," jawabnya.Daniel menatap wajahnya dengan lekat dan rasanya gadis itu tak berbohong sama sekali. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega karena memang awalnya merasa khawatir kalau sesuatu yang buruk menimpa Nadia.Bagaimanapun juga saat ini dia masih belum bisa percaya sepenuhnya pada Monica. Dia harus tetap bersikap waspada karena seekor ular tidak akan membuang semua bisa di dalam tubuhnya.Nadia mengedarkan pandangannya ke samping dan dia tak melihat sosok Sean. "Dimana Sean?""Dia ada di mobil. Ayo kita pergi," ajaknya.Nadia mengan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 222. Tak Akan Membuat Kecewa

    "Mama itu benci sama Kakak."Degh!Jantungnya dia terasa berdetak semakin terusan ketika mendengarnya. Dia jadi bingung dan hanya bisa menggigit bibir bawahnya perlahan.Namun untungnya Daniel membantu dan dengan cepat langsung berusaha untuk menjelaskan segalanya pada putranya itu supaya tak lagi berasumsi mengenai hubungan buruk antara calon ibu sambung serta ibu kandungnya."Sean, Mama dan Kak Nadia sudah saling memaafkan. Memang benar dulu … Mama kamu itu nggak suka sama Kak Nadia. Tapi sekarang, mereka berdua sudah akur, kok."Ada ketidakpercayaan yang mewarnai raut wajah bocah lelaki itu. Tapi ketika mendengarnya secara langsung dari ayahnya, entah mengapa dia jadi mulai mempercayainya.Apalagi Monica sendiri lah yang sejak awal berniat untuk bertemu dengan Nadia. Rasa khawatirnya itu perlahan jadi hilang karena dia bisa mulai mempercayai ibunya.Nadia tersenyum tipis ketika melihat bocah lelaki itu tak lagi banyak bertanya. Dia mengelus kepalanya perlahan dan berkata, "Ayo kita

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 223. Tenang Saja

    Bagaskoro yang mendengar sekretarisnya itu sudah berani berbalik memarahinya seketika langsung memasang tatapan tajam. Dia merasa sangat pusing karena kini tak ada satupun orang yang mau membantunya."Sialan … sekarang apa yang harus kulakukan? Orang-orang brengsek itu tak ada yang mau membantuku sama sekali," desisnya.Semenjak kejadian mengenai dirinya yang berkomplotan dengan putrinya sendiri mencuat ke publik, orang-orang yang dulunya selalu mengekorinya setiap saat kini mulai lenyap satu persatu dan menutup mata serta telinga seolah-olah tak ingin tahu apapun mengenai dirinya.Hanya dengan mengingat hal itu saja telah berhasil membuat jantungnya terasa berdetak semakin kencang dan hatinya pun terbakar oleh amarah."Bagaimana ini, Tuan?" Sang sekretaris kembali bertanya dengan memasang raut wajah khawatir karena meski dia sudah berada di ruangan ini sekalipun, suara riuh dari luar tetap saja terdengar. "Kita tidak mungkin diam saja dan menunggu mereka semua bertindak lebih jauh lag

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 224. Benarkah Berubah?

    "Ayah tak akan pernah bisa mendapatkan segalanya jika terus saja berpikir untuk melakukan hal buruk. Ayah hanya akan menemui kehancuran dan semua yang diperjuangkan selama ini dengan cara kotor pasti akan tetap hancur!"Tak ada rasa bersalah sedikitpun yang muncul di dalam hati Monica karena dia tahu dengan jelas bahwa ayahnya tak mungkin sadar dengan mudah.Bagaskoro yang mendengar itu seketika langsung merasakan amarah di dalam hatinya semakin besar. Dia menggebrak meja dan segera memperingatkan, "Jangan bersikap seolah-olah kamu adalah manusia yang suci, Monica! Kamu nggak lebih dari seorang pendosa dan bahkan–""Aku memang pendosa dan kesalahanku sangatlah besar," potong Monica sambil menghela nafas berat ketika mengingat semua perbuatannya selama ini yang memang sangatlah jahat karena dia rela melakukan apapun demi memenuhi ambisi gilanya. "Tapi Ayah pernah sadar atau enggak? Aku selama ini selalu mencoba untuk tidak berkata apapun karena masih menghargai Ayah. Aku rela melakukan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 225. Jangan Menolak

    "Daniel, Kapan rencana kalian berdua akan menikah?" Martha tanpa basa-basi langsung menodongkan pertanyaan pada putranya itu. Daniel yang sedang menyesap kopinya seketika langsung tersedak. Untungnya Nadia buru-buru memberikan tisu pada Daniel."Mama ini, biarkan aja dulu. Daniel 'kan lagi minum. Jadi kaget, 'kan!" Hendrawan yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.Martha yang mendengarnya justru memutar bola mata dengan malas dan kembali menatap cucunya sambil menggerutu, "Lah Mama itu cuma nanya aja, Pa. Lagi pula pernikahan ini nggak mungkin kita tunda terus-menerus. Kita juga harus memikirkan soal Nadia, perutnya semakin lama membesar. Mama nggak mau dia jadi gunjingan orang."Martha tahu dengan jelas beratnya menjadi topik utama sebuah gosip dan tentu saja itu merupakan hal buruk karena Nadia saat ini sedang hamil. Perasaan seorang ibu hamil harus dijaga dan tentu saja tak boleh digoyahkan oleh sesuatu yang merepotkan.Orang-orang tentu saja akan merasa segan jik

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 226. Bagai Pinang Dibelah Dua

    "Pa, kenapa kita malah ke rumah sakit?" Sean mengedarkan pandangannya dan kini beralih menatap ayahnya itu sambil bertanya karena setelah pulang dari mall, dia berpikir akan langsung kembali ke rumah.Tapi Daniel justru membawanya pergi ke rumah sakit.Daniel yang baru saja turun dari mobil itu hanya tersenyum tipis dan mulai menjelaskan, "Sean 'kan belum pernah ketemu sama ibunya Kak Nadia. Beliau sebentar lagi akan jadi Nenek kamu juga, lho.""Oh, ya?!" Mata bocah lelaki itu seketika langsung berbinar senang. "Jadi Sean bakalan punya nenek dua dong, pa?!"Daniel yang mendengar itu hanya tertawa perlahan dan kini dia justru berbalik menatap Nadia. "Maaf aku nggak memberitahukannya padamu secara langsung tadi," ujarnya."Ah, nggak apa-apa, kok." Nadia buru-buru menggelengkan kepalanya karena dia justru merasa senang. Daniel tetap saja perhatian dan tak pernah melupakan Ratna. Itu saja sudah lebih dari cukup baginya. "Ibu juga pasti bakalan ngerasa seneng karena dijenguk," tambahnya.*

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 227. Mama Akan Berubah

    "Bu, Nadia pulang dulu, ya. Ibu harus tetap sehat dan jaga diri baik-baik di sini." Nadia tersenyum tipis sambil menatap intens Ratna dan mengecup punggung tangannya perlahan.Ratna mengangguk dan mengelus kepala Nadia sambil berkata, "Kamu tenang aja, Nadia. Ibu pasti akan segera pulih sepenuhnya," ujarnya.Ratna juga sangat ingin hadir di pernikahan putrinya itu. Dia tak mau sekedar menjadi seseorang yang melihat dari belakang saja."Nenek, Sean juga mau pulang. Kapan-kapan, Sean main kesini lagi buat jengukin Nenek." Bocah lelaki itu berjalan mendekat dan langsung bersalaman dengan Ratna.Ratna tersenyum tipis dan berbincang sejenak dengannya. Setelahnya, mereka bertiga berlalu keluar dari ruangan rawat inap Ratna.Daniel yang keluar terakhir itu segera menutup pintu dan kini beralih menatap sosok gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. "Kamu nggak perlu merasa terlalu khawatir, Nadia. Perawat yang aku pekerjakan juga pasti akan menjaga Ibu.""Iya, aku tahu itu." Nadia menga

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 228. Keteguhan Hati Monica

    "Kamu emang anak nggak tahu diri, Monica. Ternyata kamu nggak lebih dari seorang pengkhianat dan memang sepantasnya kehilangan segalanya. Kamu yang sudah memulai perang dan jangan menyesal ketika sesuatu yang sudah kamu perjuangkan pada akhirnya akan hilang."Degh!Jantung Monica terasa berdetak semakin kencang ketika mendengar perkataan Bagaskoro. Dia tahu kalau ini bukanlah sebuah kata-kata peringatan belaka melainkan sebuah ancaman."Ayah pasti sedang merencanakan sesuatu, bukan? Jangan berpikir untuk–""Percuma saja jika kamu mencoba untuk balik mengancam, Monica." Bagaskoro segera memotong ucapan putrinya itu dan kembali melayangkan tatapan tajam sambil tersenyum sinis karena dia bisa merasakan ketakutan mulai menghiasi wajah Monica. "Kamu yang dari awal mencoba untuk berkhianat padahal sudah diberi kesempatan untuk tetap hidup dengan nyaman. Sekarang kamu juga harus merasakan akibatnya karena sudah berani bermain-main," tambahnya.Monica mencoba untuk menelan salivanya dan tetap

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status