Share

Bab 2 ( Sebuah Pernikahan )

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 10:30:57

“Menikah? Malam ini?” Saras nyaris tak percaya mendengar keputusan ayahnya yang begitu mendadak. Ia merasakan benaknya berputar-putar, menolak kenyataan yang bahkan belum bisa ia cerna sepenuhnya.

Namun akhirnya, Saras hanya bisa menurut. Liam membawanya keluar dari rumah sakit, tetapi ke sebuah kantor pemerintahan yang telah disiapkan secara khusus malam itu untuk mengesahkan pernikahan mereka.

Saras merasa seperti dalam mimpi, bahwa dirinya akan menjadi seorang istri, bahkan angan-angan untuk menikah saja tidak ia miliki, dan saat ini ia berjalan di belakang tubuh kekar Liam untuk menuju ruang pendaftaran. 

Di ruang itu, ia dan Liam dan Saras diminta untuk menandatangani berkas-berkas penting di hadapan seorang petugas. Setiap goresan tanda tangannya terasa berat, seolah ada bagian dari dirinya yang perlahan-lahan hilang. Namun, demi ayahnya, Saras mencoba memantapkan hati, mengikuti setiap prosedur yang diminta.

Setelah semuanya rampung, mereka diarahkan ke ruang lain untuk sesi foto pernikahan. Tempat itu dihiasi layaknya studio kecil dengan latar sederhana namun cukup untuk mengabadikan momen yang seharusnya bahagia. 

“A-apakah kita harus melakukan ini?” Saras bertanya kepada Liam, karena saat ini ada beberapa wanita yang membawa gaun pernikahan untuk dikenakan oleh Saras.

“Sebagai bukti untuk diberikan kepada Ayahmu.” Liam hanya menjawab seadanya, kemudian ia kembali mengenakan jas berwarna hitam. Semua pakaian mereka untuk foto saat ini sudah disiapkan dengan matang.

Dengan mengenakan gaun pengantinnya, Saras mencoba tersenyum di depan kamera meski dalam hati ia merasa kosong. Semua itu dilakukannya hanya demi ayahnya, yang mungkin membutuhkan bukti bahwa putrinya sudah menikah sesuai dengan keinginannya.

Di sisi lain, Liam tetap dengan tatapan datar yang tenang, seolah tak terpengaruh oleh emosi apapun. Saras berusaha membaca ekspresi pria itu, namun setiap kali tatapan mereka bertemu, Liam hanya memalingkan wajahnya, membuatnya semakin sulit memahami apa yang sebenarnya ada di balik sikap dinginnya.

Sesi foto berakhir, dan sebelum Saras sempat meminta untuk kembali ke rumah sakit, Liam sudah menggandengnya keluar. Hatinya kembali diliputi kebimbangan dan keputusasaan. Namun, saat ini, Saras hanya bisa berharap bahwa pernikahan ini setidaknya bisa membawa sedikit ketenangan bagi ayahnya.

Malam itu, Saras mengenakan gaun pengantin dengan bagian bawah yang mengembang, sementara bagian atasnya menampilkan kulit putihnya yang lembut. Dalam diam, ia pernah membayangkan akan menikah di tengah begitu banyak tamu undangan, namun, saat ini ia hanya bisa menghadapi nasib bahwa dirinya harus menikah tanpa sang Ayah di sisinya, dan pernikahan yang ia lakukan juga bukan atas dasar keinginannya.

Setelah sesi foto selesai, Saras menyeka air matanya secara diam-diam. Suara beberapa orang yang ada di kantor catatan sipil memberikan ucapan selamat menggema, membuatnya tersadar bahwa semua ini bukan sekadar mimpi. Di tengah keheningan itu, tangan pria yang kini menjadi suaminya, Liam, menggenggam tangannya erat, menuntunnya untuk ikut bersama sang pria. Saras terkejut namun tak berani menolak. 

“Setelah ini … apakah aku bisa kembali ke rumah sakit?” bisiknya, mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Liam tidak langsung menjawab. Ia hanya mengeratkan genggamannya, mungkin untuk menunjukkan kesan serasi di mata para orang-orang yang melihat. Sesaat kemudian, Liam hanya mengangguk tanpa menatapnya, membuat Saras semakin bingung akan maksud pria itu. 

**

Alih-alih mengantarkannya ke rumah sakit, Saras mendapati dirinya dibawa ke sebuah rumah besar yang jauh lebih megah dari rumahnya. Masih mengenakan gaun pengantin yang belum ia ganti sejak foto tadi, ia mengekor Liam yang berjalan menuju kamar di lantai atas. Ketika Liam berhenti di depan sebuah pintu, ia menoleh padanya dengan tatapan dingin yang membuat Saras menahan napas.

"Masuklah," perintah Liam, suaranya rendah namun penuh ketegasan.

Saras menelan ludah, tak berani membantah. Begitu berada di dalam kamar, ia merasa tertekan dengan semua yang terjadi. Langkahnya menuju kamar mandi terhenti saat ia sadar bahwa ia tak membawa pakaian ganti.

"A-aku butuh baju ganti," katanya pelan.

Tanpa banyak bicara, Liam keluar dari kamar, dan tak lama kemudian kembali dengan menyeret koper biru milik Saras. Tanpa menunggu ucapannya, Saras buru-buru membuka koper itu dan menemukan pakaian-pakaiannya di dalam sana. Hatinya makin perih saat menyadari bahwa semua ini telah direncanakan tanpa sepengetahuannya. Ia harus menelan pahitnya kenyataan bahwa pernikahan ini bukan atas kehendaknya.

Saras segera berganti pakaian di kamar mandi. Namun, saat keluar, ia mendapati Liam menatapnya dengan dingin. Saras berusaha mempertahankan ketenangannya, meski jantungnya berdegup kencang di bawah tatapan pria itu.

"Aku sudah melakukan semua yang kau minta," ucapnya dengan suara bergetar, "Sekarang, aku harus ke rumah sakit."

Liam memandangnya, lalu menghela napas. Ia melangkah mendekati Saras, membuat gadis itu semakin cemas. Wajahnya yang datar dan dingin tak menampakkan sedikit pun emosi.

"Aku akan mengantarmu setelah aku mandi," sahutnya tenang. “Tetapi, sebelum ke rumah sakit, kita harus membicarakan kontrak pernikahan.” lalu melewatinya dan masuk ke kamar mandi.

Saras terdiam, merasakan perasaan aneh yang tak nyaman.

Bab terkait

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 3 ( Kepergian Ayah)

    Saat Liam keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, ia langsung mengambil sebuah berkas tebal dari laci di samping tempat tidur dan menyerahkannya pada Saras yang masih berdiri bingung di tengah kamar.Saras yang melihatnya pun tertegun, Liam hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawahnya, dengan air yang masih mengalir di tubuh kekarnya.“Pahami dan tanda tangani,” ucap Liam datar, membuyarkan pikiran kotor Saras. Liam berbicara dengan tatapan serius yang nyaris menembus pertahanan Saras.Saras ragu saat membuka halaman pertama. Tulisan di kontrak itu terasa sangat formal, kaku, dan jauh dari pernikahan yang selama ini ia bayangkan. Tanpa menyentuh tempat tidur, ia berdiri sambil membaca beberapa poin awal.Saras mengerutkan kening, merasa sedikit lega karena ia pikir pernikahan ini tidak akan melibatkan hal yang lebih jauh. Namun, semakin ia membaca, perasaannya berubah menjadi semakin bingung dan tidak nyaman. Saras kira, setelah menikah, Liam akan meminta mereka untuk tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 4 ( Sikap Dingin Suamiku)

    Setibanya di rumah keluarga Liam, dia tidak membuang waktu dan langsung masuk, ditemani oleh Saras yang mengekor di belakang.Saras hanya bisa mengikuti Liam tanpa mengucapkan sepatah kata pun saat pria itu berjalan memasuki rumah mewah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.“Sudah pulang setelah membuat skandal baru dengan menikahi gadis bodoh ini!” Sambutan itu memang diarahkan pada Liam, tapi Saras bisa melihat jelas pandangan sinis dari wanita paruh baya itu tertuju padanya.Liam yang menerima pesan dari ibunya untuk pulang ke rumah keluarga. Hal itu yang membuat wajahnya mengeras.Liam tampak acuh, terus melangkah melewati ibunya tanpa memperdulikannya.“Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dengan menikahi keluarga Danuarta! Apalagi tua bangka itu sudah mati. Apa yang akan kau dapatkan, Liam?” Wanita itu mengalihkan tatapannya kepada Saras yang masih tertegun atas teriakan yang diterimanya.Saras menggigit bibirnya, merasakan nyeri di dadanya mendengar hinaan tentang kematian sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 5 ( Ceraikan aku, Liam Anjaswara! )

    Malam harinya, Saras sengaja menunggu kedatangan Liam untuk makan malam. walaupun jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, gadis itu berusaha untuk tetap terjaga dan tidak tidur saat Liam pulang. selang beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu terbuka.“Kau sudah datang? Akan aku panaskan masakannya, tunggu—”Pria itu terlihat tidak berminat sama sekali. Liam hanya diam tanpa melihat ke arah Saras dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya. Saras hanya mampu tersenyum masam menatap makanan yang sudah ia siapkan akan terbuang percuma. Saras mengusap kasar air matanya, rasa benci dan cinta yang ia rasakan bersamaan sungguh membuat hatinya begitu terluka. merasa hal yang dilakukannya dianggap tidak berarti apa-apa bagi Liam, Saras memutuskan untuk kembali ke kamarnya.“Malam ini, kau harus ikut denganku.” ucap Liam saat memasuki kamar Saras yang masih terbuka lebar. walaupun mereka sudah menikah, tapi keduanya tidak pernah berada di kamar yang sama. Liam memutuskan untuk tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 6 ( Sentuhan)

    Saras hanya dapat pasrah, saat tubuh mungilnya dipaksa masuk kedalam mobil. ingin menolak, tapi Saras yakin bahwa dirinya belum mampu untuk melawan kekuatan Liam. harapannya untuk bisa pergi dari Liam, hilang saat pria yang menghampirinya pergi begitu saja.Sesampainya di rumah, jantung Saras kembali berpacu dengan sikap Liam yang tak terduga. setelah keduanya berada di dalam kamar, Liam bersikap lembut pada Saras. pria itu membelai lembut rambut hitam milik Saras yang baru saja ia lepaskan ikatannya sehingga tergerai indah. Saras yang tidak terbiasa dengan interaksi seperti ini, begitu kalut dan tak memiliki kemampuan untuk merespon. namun, tatapan Liam yang sedikit melembut membuat suasana hati Saras sedikit aman.“Pernah berciuman?”Saras menelan ludahnya berulang kali, tak mampu berkata-kata. Pertanyaan Liam yang tiba-tiba itu membuat suasana hatinya kembali tak menentu. perlakukan di pesta tadi, sudah menunjukkan sifat Liam dan harusnya Saras tak boleh luluh hanya dengan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 7 ( Alergi)

    Saras hanya mampu menangis dalam diam, ia memperhatikan tubuh polos Liam yang terlihat memasuki kamar mandi. Saras merasa begitu perih bagian inti tubuhnya terlebih luka di pesta tadi juga semakin terasa berdenyut. Saras sama sekali tidak menyangka jika Liam akan melakukan hal itu secepat ini, sungguh pria itu tidak memiliki hati. memperlakukan dirinya seperti ini. Saras menggeser posisi tubuhnya duduk bersandar pada kepala ranjang, matanya kembali memanas saat pandangannya tertuju pada seprei ranjang yang ternoda oleh bercak darah. Saras menggeleng lemah, mendapati bahwa dirinya sudah tidak suci lagi. Malam ini, keperawanannya direnggut paksa oleh suaminya sendiri. mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Saras buru-buru membungkus tubuh polosnya dengan selimut. “Ada sesuatu yang harus aku kerjakan, jangan menunggu kedatangan ku. istirahat saja.” Ucap Liam saat sudah berada di sisi ranjang, matanya sempat menatap sprei putih yang ada bercak darahnya. Sarah tidak menjawab, ia hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 8 ( Jangan Menguji kesabaran ku)

    Saras mengangkat wajah, menatap manik hitam milik Liam yang terlihat begitu menakutkan. “Ikut denganku.” Liam kembali bersuara. Saras melirik sekilas pada Luna, wanita berambut pendek itu terlihat kesal namun tidak membantah ucapan Liam. tidak ingin membuat masalah baru, Saras mengikuti langkah suaminya yang meninggalkan Luna sendiri. Saras tidak tahu pasti kemana Liam akan membawanya pergi. gadis cantik yang kini duduk di samping Liam itu hanya dapat menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini. begitu banyak hal yang Saras pikirkan, dan salah satunya adalah alasan ayahnya yang menikahkan dirinya dengan seorang pria dingin seperti Liam. “Ki-kita, akan-” “Kau akan mengetahuinya, jika kita sudah sampai.” Potong Liam tanpa berminat menatap wajah istrinya. Saras mengatupkan bibirnya, merasa menyesal telah berani bertanya. namun, rasa penasarannya kian membuncah saat mobil mulai memasuki jalanan yang sama sekali belum diaspal. Disamping jalanan masih ditumbuhi pepohonan yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 9 ( Pembawa Sial)

    Bawahan Liam menunduk hormat, lalu mulai menyeret tubuh kaku pria yang sudah dipastikan tidak bernyawa lagi. melihat ekspresi wajah Saras yang kian memucat, Liam menutup mata Saras dengan tangannya. Liam begitu yakin, jika kejadian ini sudah membuat Saras terguncang. “Ingat Saras, kau adalah istri Liam Anjaswara. ini bukanlah hal besar yang harus kau takuti.” Suara Liam terdengar begitu biasa saat mengatakan deretan kalimat yang memiliki arti tersendiri dan mampu membuat siapa saja merinding mendengarnya. setelah tubuh pria itu menghilang, Liam menjepit dagu Saras agar gadis itu menatapnya. “Si-siapa kau sebenarnya?” cicit Saras dengan mimik wajah ketakutan. bayangan Liam melepaskan tembakan dan mengenai tubuh pria itu masih terus berputar dalam otaknya. “Kau hanya cukup diam dan berada disampingku. hanya itu Sarastika, jadi jangan terlalu banyak berpikir dan bertanya. saat semuanya selesai-” “Liam!” Liam memandang wajah wanita yang baru saja memasuki rumah. “Jangan menyentuhny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 10 ( Gaun itu Untukku?)

    Sarastika dapat bernapas lega saat Liam akan kembali membawanya kembali pulang dari tempat mengerikan ini. bagi Saras, rumah bergaya kuno dengan bangunannya menjulang tinggi itu bagaikan tempat eksekusi mati yang sudah dipersiapkan oleh Liam terhadap orang-orang yang tidak ia sukai. Saras memandang ke luar jendela, dimana Liam masih berada di depan pintu rumah tengah berbicara dengan Luna. sudah hampir setengah jam Saras berada di dalam mobil, namun Liam belum juga masuk. Pria itu seperti tengah membujuk kekasihnya yang sedang merajuk cemburu. karena Liam tidak juga masuk ke dalam mobil, Saras berinisiatif untuk turun. namun, belum sempat ia membuka pintu mobil tubuh tegap Liam sudah terlihat berjalan meninggalkan Luna. Saras kembali memperhatikan wajah Luna yang terlihat begitu sedih saat Liam meninggalkan dirinya. “Jalan!” kata Liam pada sang sopir saat ia sudah berada di dalam mobil. Sarastika menghela nafasnya, berada dalam mobil yang sama dengan Liam membuatnya seakan-akan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 40 ( Apa aku Masih Memiliki Hak untuk Memilih?)

    Keesokan harinya, Sarastika sudah bersiap untuk pergi ke kantor bersama dengan Liam. Saras terlihat begitu cantik dengan setelan kemeja putih yang kerahnya terbuka. berlengan pendek dengan dipadukan celana kain panjang berwarna peach. rambut panjangnya dibiarkan tergerai bebas. sedangkan Liam sendiri memakai kemeja formal dengan memadukan antara kemeja lengan panjang yang berkerah yang didalamnya terdapat kaos berwarna putih.dan celana kain panjang berwarna hitam. Liam menatap dingin pada sosok mungil yang baru saja turun dari tangga. Ia memang mengagumi keindahan tubuh istrinya itu, tapi hal itu tidak untuk dipamerkan terutama pada bagian rambutnya.“Kau lupa ucapanku?”Langkah kaki Saras terhenti, saat pertanyaan Liam menyambutnya dengan sikap dinginnya.“Apa?” jujur saja, Saras tidak mengerti.“Rambut.”Saras membelalakkan matanya, teringat akan sesuatu yang pernah Liam ucapkan. tidak ingin membuat Liam marah, Saras gegas mengambil ikat rambut yang biasa ia bawa di dalam tasnya dan

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 39 ( Tawaran Menarik)

    Sesampainya di rumah, Sarastika bergegas untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengambil sesuatu yang sudah lama ia simpan selama ini. tanpa sepengetahuan Liam. Saras mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ia simpan di dalam kopernya. berharap kotak kecil pemberian Bagas masih ada. karena bisa saja, anak buah Liam menggeledah isi kopernya sebelum diantarkan ke rumah ini. “Masih ada!” seru Saras begitu bersemangat saat mengetahui kotak kecil pemberian Bagas masih ada. sebelum malam dimana dirinya dipaksa untuk menikah dengan Liam, ayahnya sudah mewanti-wanti agar membuka kotak ini setelah menikah dengan orang pilihannya. dengan hati-hati, Saras membuka kotak yang terbuat dari kayu itu dengan hati-hati. tidak ada sesuatu yang spesial, kecuali selembar kertas berwarna sedikit kusam. “Apa ini?” tanyanya keheranan. Saras mulai membuka lipatan kertas yang ternyata di dalamnya terdapat sebuah cincin emas dengan model yang begitu elegan. didalamnya terdapat ukiran nama Sarastika dan ditengah nya t

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 38 ( Masih Belum Mempercayai diriku?)

    Saras dapat melihat dengan jelas dua orang pria yang tampak begitu serius membahas tentang sesuatu yang ia sendiri tidak tahu, apa yang dibicarakan dua pria itu. Yang dipikirkannya saat ini justru keberadaan Liam. “Maaf Nona, sudah menunggu terlalu lama.” Ucap Viktor yang baru saja masuk ke dalam mobil. lamunan Saras buyar seketika karena kedatangan Viktor yang tiba-tiba. Saras hanya tersenyum kaku, lalu kembali menatap ke jendela mobil. hal yang pertama ia lihat ialah lambaian tangan Ricard. “Tidak usah dipikirkan, anggap saja pria tidak waras.” Komentar Viktor saat mobil mulai bergerak meninggalkan parkiran. “Siapa pria itu?” tanya Saras saat mobil telah membelah jalanan kota. “Maaf Nona, saya tidak memiliki kuasa untuk menjawab pertanyaan anda.” Jawab Viktor tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan. “Apa perlu persetujuan suamiku hanya untuk menjawab pertanyaan sederhana ini?” Saras tidak pantang mundur. Ia ingin tahu, siapa sebenarnya pria itu. Bukan tanpa alasan, Saras b

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 37 ( Bertemu, lagi)

    Saras tersenyum bahagia saat memasuki gedung Perpustakaan yang berada tepat di jantung Kota. Perpustakaan dengan gaya bangunan klasik itu nampak begitu ramai pengunjung. Viktor menatap sekeliling, berjaga-jaga jika ada hal yang mencurigakan. “Kau suka membaca?” tanya Saras, langkahnya berhenti pada sebuah rak yang telah tersusun rapi berbagai macam jenis buku bacaan. “Tidak.” Sahut Viktor. pandangannya teralihkan saat seorang pria yang kedapatan menatap penuh minat pada Saras. tanpa ragu, pria berkacamata itu terlihat tersenyum lebar ketika beradu pandang dengan Saras. tatapan Viktor yang tadinya ramah berubah menjadi dingin dan ia tak segan untuk menjadi penghalang pandangan pria itu agar tidak bisa leluasa menatap wajah Saras. si pria berkacamata hanya dapat diam saat pandangannya tertutup oleh tubuh Viktor. mungkin itu adalah kekasihnya, pikirnya tanpa ambil pusing dan berlalu begitu saja. Saras terus melangkahkan kakinya, mencari buku yang sudah ada dalam daftar pencariannya. s

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 37 ( Dia adalah Istriku)

    “Apa anda ingin keluar, Nona?” Saras disambut oleh Viktor. pria itu nampak jelas menunggu waktu yang tepat saat Saras akan keluar rumah. Saras mendesah pasrah, sebenarnya ingin keluar sekedar untuk mencari udara segar. namun, kemunculan Viktor membuat Saras kembali mengingat kata-kata Liam semalam yang akan memastikan dirinya akan selalu diawasi. jadi, ini maksudnya? “Jadi, kau orang yang akan mengawasi ku?” Viktor mengangguk mengiyakan, lalu memberi jalan pada Saras agar terlebih dahulu berjalan ke arah parkiran mobil. “Kemana Tuanmu?” tanya Saras mencoba untuk basa-basi, karena tidak ada bahan pembicaraan yang tepat untuk dibicarakan selain tentang Liam. Viktor tidak lantas menjawab, pria itu nampak berpikir sejenak sebelum mengeluarkan kata-kata. “Tuan sedang ada kerjaan dan tidak dapat diwakilkan. apa Nona ingin menelponnya?” Saras menggeleng cepat, sebuah reaksi yang cukup membuat Viktor penasaran bagaimana interaksi antara bos dan istrinya itu jika sedang berduaan. Saras kem

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 35 ( Jadi, dia...)

    Bab 35 Liam tidak menjawab, pria itu justru berdiri dan berjalan ke arah lemari pakaian lalu mengambil baju Saras. sebenarnya bukan baju Saras, tumpukan baju itu sudah ada semenjak Saras datang. baju-baju itu juga masih terbungkus rapi di dalam plastik. Liam mengedarkan pandangannya, menatap baju-baju yang tertata rapi. “Aku tidak pernah melihatmu memakai baju-baju ini.” Liam kembali menutup pintu lemari, lalu berjalan kembali ke arah Saras. memang selama ini Saras selalu memakai baju miliknya sendiri tanpa berani menyentuh tumpukan baju itu. “Bukankah itu untuk Luna?” Saras menautkan kedua tangannya, ada rasa takut karena mempertanyakan hal yang seharusnya ia sendiri sudah tahu jawabannya. jika bukan untuk Luna, lantas apa ada alasan lainnya? seharusnya Liam menikah dengan wanita cantik itu dan bukan pada dirinya yang biasa saja. Liam kembali diam, sorot matanya mengisyaratkan sesuatu saat bertemu pandang dengan Saras. “Kenapa berpikir begitu?” Liam memilih untuk berdiri di hada

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 34 ( Bolehkah , Lagi? )

    "Seharusnya kau ikut mati bersama dengan orang tuamu!" teriak Rosa, kedua pundaknya naik turun menahan diri agar tidak lagi melampiaskan kekesalannya pada Saras. ia harus tahu batasan, jika tidak ingin terlibat adu mulut dengan Liam. walaupun bagaimanapun Saras masih menjadi istri Liam dan ia tidak bisa mengabaikan hal itu. "hari ini kau selamat, tapi lain kali saat Liam sudah mendapatkan keinginannya. aku yakin, kau akan dibuang dan disaat itulah aku datang untuk membawamu menyusul ayah dan ibumu!" ada senyum kemenangan terpancar jelas dari raut wajah Rosa. setelah mengucapkan hal itu, wanita paruh baya itu hendak pergi meninggalkan kamar Saras. tetapi, saat berbalik hal yang tak terduga sama sekali muncul di hadapannya. "Li-liam?" "Ini kali kedua ibu melakukan kesalahan," Liam memasukkan dua tangannya ke dalam saku celana dan bersandar pada sisi pintu. bibirnya tersenyum manis, namun sorot matanya mengisyaratkan sesuatu yang begitu menakutkan. "jika sampai ke titik terakhir ibu

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 33 ( Kenyataan dan Halusinasi)

    “Aku sudah menyimpan nomorku, tidak ada kontak lain selain milikku. jadi, jangan berharap lebih untuk menghubungi orang lain.” Saras menerima ponsel keluaran terbaru, walaupun begitu ia merasa ponselnya lebih baik dari ini karena banyak foto-foto kenangan dirinya bersama dengan orang tuanya. “Aku sudah mengirim semua foto dan video milikmu ke ponsel itu,” lanjut Liam dengan wajah datarnya. mendengar hal itu, Saras buru-buru mengaktifkan ponsel dan melihat isi galeri. benar saja, foto dan video yang berada pada ponsel lamanya sudah tersimpan. merasa begitu bahagia, Saras berlari ke arah Liam lalu memeluk tubuh suaminya itu. “Terimakasih, Liam…terimakasih banyak.” Ucapnya sambil terus memeluk tubuh Liam begitu erat. “Sudah puas memeluknya? aku harus kembali ke kantor.” Mendengar ucapan Liam, Saras baru sadar bahwa dia melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. memeluk tubuh Liam? Saras gegas melepaskan pelukannya lantas berlari menuju ke lantai atas kamarnya tanpa berani menat

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 32 ( Ingatan yang Belum Hilang)

    Kedatangan Liam dan Saras di Perusahaan Bagas membuat semua mata memandang ke arah mereka, namun para karyawan tidak berani mengungkapkan isi hatinya. Semenjak Bagas meninggal dunia, semua masalah pekerjaan Liam yang menangani. Jadi, mereka yang masih mau bekerja di perusahaan ini harus tunduk dengan aturan yang Liam buat. Kembali melangkah masuk ke dalam Perusahaan ayahnya, membuat beberapa potongan adegan yang pernah ia lalui bersama dengan orang tuanya kembali menghiasi ingatan Saras. gadis cantik yang saat ini berjalan tepat di samping Liam itu terlihat menatap ke arah Lobby utama kantor, dimana dulu ia dan ibunya tengah menunggu ayahnya yang sedang mengadakan pertemuan dengan salah satu klien penting. “Kau tidak mendengar kata-kata ku?” Saras terkejut saat lengannya disentuh oleh Liam. “ap-apa…maaf, aku tidak fokus.” Lagi, Saras kembali memandang ke arah sofa yang sudah tidak sama lagi. “Aku dan Viktor akan menemui seseorang, kau tunggulah di sini sampai kami kembali lagi. j

DMCA.com Protection Status