Share

Bab 7 ( Alergi)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2024-11-02 09:51:48
Saras hanya mampu menangis dalam diam, ia memperhatikan tubuh polos Liam yang terlihat memasuki kamar mandi. Saras merasa begitu perih bagian inti tubuhnya terlebih luka di pesta tadi juga semakin terasa berdenyut. Saras sama sekali tidak menyangka jika Liam akan melakukan hal itu secepat ini, sungguh pria itu tidak memiliki hati. memperlakukan dirinya seperti ini. Saras menggeser posisi tubuhnya duduk bersandar pada kepala ranjang, matanya kembali memanas saat pandangannya tertuju pada seprei ranjang yang ternoda oleh bercak darah. Saras menggeleng lemah, mendapati bahwa dirinya sudah tidak suci lagi.

Malam ini, keperawanannya direnggut paksa oleh suaminya sendiri. mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Saras buru-buru membungkus tubuh polosnya dengan selimut.

“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan, jangan menunggu kedatangan ku. istirahat saja.” Ucap Liam saat sudah berada di sisi ranjang, matanya sempat menatap sprei putih yang ada bercak darahnya. Sarah tidak menjawab, ia hanya
Tri Afifah

Selamat Pagi, di Sabtu bahagia ini. mudahan kita selalu diberikan kesehatan selalu. tolong support dengan memberikan vote dan komentarnya, ya teman-teman untuk Kisah Liam dan Saras ini. kalian juga bisa follow Tik Tok aku @triharfa Terimakasih ❤️

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 8 ( Jangan Menguji kesabaran ku)

    Saras mengangkat wajah, menatap manik hitam milik Liam yang terlihat begitu menakutkan. “Ikut denganku.” Liam kembali bersuara. Saras melirik sekilas pada Luna, wanita berambut pendek itu terlihat kesal namun tidak membantah ucapan Liam. tidak ingin membuat masalah baru, Saras mengikuti langkah suaminya yang meninggalkan Luna sendiri. Saras tidak tahu pasti kemana Liam akan membawanya pergi. gadis cantik yang kini duduk di samping Liam itu hanya dapat menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini. begitu banyak hal yang Saras pikirkan, dan salah satunya adalah alasan ayahnya yang menikahkan dirinya dengan seorang pria dingin seperti Liam. “Ki-kita, akan-” “Kau akan mengetahuinya, jika kita sudah sampai.” Potong Liam tanpa berminat menatap wajah istrinya. Saras mengatupkan bibirnya, merasa menyesal telah berani bertanya. namun, rasa penasarannya kian membuncah saat mobil mulai memasuki jalanan yang sama sekali belum diaspal. Disamping jalanan masih ditumbuhi pepohonan yang men

    Last Updated : 2024-11-02
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 9 ( Pembawa Sial)

    Bawahan Liam menunduk hormat, lalu mulai menyeret tubuh kaku pria yang sudah dipastikan tidak bernyawa lagi. melihat ekspresi wajah Saras yang kian memucat, Liam menutup mata Saras dengan tangannya. Liam begitu yakin, jika kejadian ini sudah membuat Saras terguncang. “Ingat Saras, kau adalah istri Liam Anjaswara. ini bukanlah hal besar yang harus kau takuti.” Suara Liam terdengar begitu biasa saat mengatakan deretan kalimat yang memiliki arti tersendiri dan mampu membuat siapa saja merinding mendengarnya. setelah tubuh pria itu menghilang, Liam menjepit dagu Saras agar gadis itu menatapnya. “Si-siapa kau sebenarnya?” cicit Saras dengan mimik wajah ketakutan. bayangan Liam melepaskan tembakan dan mengenai tubuh pria itu masih terus berputar dalam otaknya. “Kau hanya cukup diam dan berada disampingku. hanya itu Sarastika, jadi jangan terlalu banyak berpikir dan bertanya. saat semuanya selesai-” “Liam!” Liam memandang wajah wanita yang baru saja memasuki rumah. “Jangan menyentuhny

    Last Updated : 2024-11-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 10 ( Gaun itu Untukku?)

    Sarastika dapat bernapas lega saat Liam akan kembali membawanya kembali pulang dari tempat mengerikan ini. bagi Saras, rumah bergaya kuno dengan bangunannya menjulang tinggi itu bagaikan tempat eksekusi mati yang sudah dipersiapkan oleh Liam terhadap orang-orang yang tidak ia sukai. Saras memandang ke luar jendela, dimana Liam masih berada di depan pintu rumah tengah berbicara dengan Luna. sudah hampir setengah jam Saras berada di dalam mobil, namun Liam belum juga masuk. Pria itu seperti tengah membujuk kekasihnya yang sedang merajuk cemburu. karena Liam tidak juga masuk ke dalam mobil, Saras berinisiatif untuk turun. namun, belum sempat ia membuka pintu mobil tubuh tegap Liam sudah terlihat berjalan meninggalkan Luna. Saras kembali memperhatikan wajah Luna yang terlihat begitu sedih saat Liam meninggalkan dirinya. “Jalan!” kata Liam pada sang sopir saat ia sudah berada di dalam mobil. Sarastika menghela nafasnya, berada dalam mobil yang sama dengan Liam membuatnya seakan-akan s

    Last Updated : 2024-11-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 11 ( Tidak Perlu Sebuah Alasan)

    Saras mencoba untuk tetap tenang, tidak terpengaruh dengan ucapan hina yang dilontarkan padanya.Ia masih ingat bagaimana guru yang ditugaskan oleh ayahnya menerangkan tentang berbagai sifat dasar manusia yang terkadang egois. walaupun terlahir dari keluarga kaya, ayahnya memberikan sebuah batasan sosial pada Saras. gadis berlesung pipi itu tidak pernah sekalipun pergi sendiri ke luar rumah tanpa pengawasan ayahnya. untuk sekolah sendiri, Saras harus belajar dari rumah. Home schooling adalah pilihan Bagas, entah apa alasannya. namun, Saras selalu menuruti kemauan ayahnya. setelah selesai menikmati makan malam, Liam dan Luna terlihat keluar ruangan meninggalkan Saras sendiri setelah Ibu Liam yang terlebih dahulu pergi. “Nyonya, anda ditunggu Tuan Liam di luar.” Kata pria yang Saras sendiri belum mengetahui namanya, namun Saras yakin pria ini adalah salah satu orang kepercayaan Liam. Ia selalu saja ada di manapun Liam berada, mungkin bisa dikatakan sebagai kaki tangan suaminya. “Aku

    Last Updated : 2024-11-04
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 11 ( Aku Bukan Objek Fantasi mu! )

    “A-aku bukan…aku mohon Liam, jangan lakukan hal itu. rasanya masih sakit!” Saras memohon agar Liam tidak melakukan hal yang nantinya akan membuat inti tubuhnya terasa nyeri. “Kau harus mengandung anakku.” Sahut Liam dengan raut wajah datar. Pria itu lantas menarik jubah mandi Saras, membuat gadis cantik itu hanya mampu menangis saat tubuhnya didorong ke arah ranjang. “Jangan Liam, aku mohon!” kali ini Saras berteriak lantang, menendang dan mendorong tubuh Liam yang hendak menindihnya. tapi, sia-sia saja karena gerakan Saras dapat ditahan dengan mudah oleh Liam. tanpa memberikan aba-aba, Liam langsung memusatkan keperkasaannya pada Saras dan hal itu membuat Saras kian menjerit kesakitan merasakan ngilu. tak hanya memompa tubuhnya dengan brutal, Liam pun mencium bibir Saras dengan kasar. Saras yang sudah kehabisan tenaga, akhirnya hanya dapat pasrah dan memejamkan matanya meresapi setiap rasa perih setiap kali Liam menyentuh kulitnya. setelah mendapatkan pelepasan yang sempurna, Lia

    Last Updated : 2024-11-05
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 13 ( Tidak Ada Penolakan)

    “Bukankah dia istrimu, lantas mengapa sampai membuatnya pingsan?” tanya seorang wanita seumuran dengan Ibu Liam yang tengah memeriksa kondisi Saras. gadis malang itu masih belum sadarkan diri sampai saat ini. “demamnya tidak terlalu tinggi, namun bisa saja bertambah sewaktu-waktu. sepertinya ada luka robekan di bagian…”sang wanita yang tidak lain adalah dokter pribadi keluarga Liam itu nampak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan kata-katanya. Ia yakin, Liam sudah sangat mengerti arah bicaranya. “Jangan berhubungan dulu dalam waktu dekat ini. jika itu terjadi, aku tidak yakin dengan kondisi mental psikisnya nanti. wanita mana pun, pasti akan lebih suka dengan cara yang lebih manusiawi.” Liam hanya diam mendengarkan perkataan sang dokter tanpa berminat untuk bertanya lebih jauh mengenai kondisi istrinya itu. Ia juga tidak tersinggung dengan kata-kata dokter itu. “Baiklah, aku sudah meninggalkan resep yang harus kau beli. ingat kata-kata ku Liam, jangan menyakiti fisiknya lebih dari

    Last Updated : 2024-11-05
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 14 ( Aku Berhak Menikmatinya)

    Sarastika masih belum sepenuhnya percaya atas apa yang dikatakan oleh Liam. tiga hari? tidak mungkin ia pingsan selama itu. lantas, siapa yang menggantikan pakaiannya dan mengurusnya selama ini? Saras tak berani bertanya lebih banyak lagi, ia memilih untuk mengganti posisi tidur bersandar pada kepala ranjang. melihat raut wajah Saras yang terlihat berubah agak pucat, Liam memilih untuk meninggalkan gadis cantik itu sendiri didalam kamar. *** Viktor menatap lama layar ponselnya, senyumnya mengembang saat mendapati bahwa orang yang mengirimkan pesan adalah lawan bisnis bosnya. “Sesuai perkiraan anda, Tuan.” Liam yang sudah berada di Perusahaan hanya mengangguk kecil tanpa membalas ucapan Viktor. “Apa anda yakin akan melakukan cara ini?” Liam mengalihkan pandangannya pada foto pernikahannya bersama Saras yang berada di atas meja kerjanya. dalam foto itu, nampak Saras memaksakan senyumnya. “Jangan banyak bertanya, Viktor. aku tahu apa yang aku lakukan.” Viktor membungkuk hormat,

    Last Updated : 2024-11-05
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 15 ( Alat untuk Mendapatkan Sebidang Tanah)

    Hari yang dijanjikan Liam telah tiba, dimana Saras harus memenuhi syarat yang diajukan Liam. Saras diantar ke sebuah rumah yang cukup mewah. selama perjalanan, Saras tidak bertanya tentang keberadaan Liam pada Viktor yang ditugaskan untuk mengantarkannya. Ia cukup tahu diri dan tak ingin mengetahui dimana Liam berada. pikirannya sudah terlalu banyak dan hal itu cukup membuatnya pusing. entah hal apa yang akan terjadi padanya saat memasuki rumah yang terlihat tertutup rapat itu. “Seseorang sudah menunggu anda di dalam, nyonya.” Perkataan Viktor membuyarkan lamunannya, gadis cantik itu menatap Viktor yang membukakan pintu untuknya. “Siapa?” Viktor hanya membungkuk hormat, mempersilahkan agar Saras masuk ke dalam saat pintunya sudah terbuka lebar. tidak mendapatkan jawaban dari Viktor,Saras memantapkan hati. ia yakin putusannya ini adalah yang terbaik. Setidaknya Liam tidak akan lagi menyentuh tubuhnya. walau dengan perasaan berkecamuk, Saras tetap saja masuk ke dalam rumah. bersamaan

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 69 ( Kedatangan Vinso!)

    Langkah-langkah Vinso terdengar pelan di antara makam-makam yang berderet. ia membawa keranjang bunga, wajahnya menunjukkan kesedihan. Ketika melihat Sarastika menangis di depan makam Bagas Danuarta, Vinso terkejut."Sarastika?" katanya dengan suara yang terdengar begitu terkejut.Sarastika menoleh, mata coklatnya merah karena tangis. "Pak Vinso...," katanya dengan suara bergetar. "Pak Vinso, benarkah itu kau?"Vinso meletakkan keranjang bunga di dekat makam Bagas, lalu mendekati Sarastika. ia memeluknya dengan hangat. "Saras," katanya dengan suara penuh empati.Sarastika menangis lebih keras, melepaskan kesedihannya. Vinso membiarkannya menangis, memeluknya erat. Ia mengingat Bagas, merasa begitu bersalah.Setelah beberapa saat, Sarastika tenang. Vinso melepaskan pelukannya, menatap wajahnya dengan khawatir. "Ceritakan, apa yang dilakukan oleh Liam?"Sarastika mengambil napas dalam-dalam, menceritakan kesulitan rumah tangganya. Vinso mendengarkan dengan sabar, wajahnya menunjukkan ke

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 68 ( Ayah, Aku Merindukan mu)

    Pagi hari , rumah Liam terasa tegang. Aroma kopi dan roti panggang tidak bisa menghilangkan kesan tidak nyaman. Liam, Saras, dan mertuanya, Rosa, duduk di meja makan dengan suasana kaku.Rosa menatap Saras dengan mata yang dingin, tidak menyembunyikan kebencian. "Kamu masih di sini?" tanyanya dengan nada tajam.Liam mencoba menenangkan. "Bu, aku sudah menjelaskan--"Tiba-tiba, bel rumah berbunyi. Liam berdiri untuk membuka pintu. Dia terkejut melihat Luna berdiri di ambang pintu, wajahnya basah oleh air mata."Liam, aku tidak percaya kamu tidak datang ke acara ulang tahunku," kata Luna, suaranya bergetar.Rosa langsung berdiri, memeluk Luna. "Sayang, aku minta maaf atas kelakuan Liam."Saras merasa tidak nyaman, menatap Liam dengan keheranan. Suasana sarapan yang sudah kaku menjadi semakin tidak nyaman.Liam berusaha menjelaskan, tapi Rosa memotong. "Liam, kamu tidak perlu menjelaskan. Yang jelas, kamu menyakiti Luna."Luna menangis lebih keras, memeluk Liam. Rosa membantu Luna, menat

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 67 ( Petir tanpa Mendung)

    Suasana di bangunan kosong itu terasa mencekam, seperti udara yang terjebak dalam ruang hampa. Dinding-dinding yang retak dan kusam, lantai yang berdebu, dan jendela-jendela yang pecah, semuanya menambah kesan kemurungan dan kehancuran.Tiba-tiba, suara tembakan pecah, menghentakkan kesunyian. Dua kelompok besar, bersenjata dan berwajah keras, berhadapan dengan penuh kebencian. Suara tembakan terus menggema, seperti rentetan petir yang tidak berhenti.Cahaya matahari yang masuk melalui jendela pecah, memantulkan bayangan-bayangan yang bergerak cepat. Asap peluru mengambang di udara, menciptakan kabut yang mematikan. Suara teriakan dan raungan kesakitan terdengar di antara suara tembakan.Lantai bangunan bergetar di bawah kaki mereka, seperti gempa yang menghantam. Dinding-dinding retak semakin parah, seolah-olah bangunan itu sendiri merasakan sakit.Kelompok pertama, dipimpin oleh Liam, bergerak maju dengan strategis. Mereka menembakkan senjata dengan tepat, mengenai target dengan pre

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 66 ( Kau... Dalangnya?)

    Suasana dalam mobil terasa hangat dan tegang. Cahaya matahari sore memancar melalui kaca, menciptakan bayangan-bayangan yang lembut di wajah Liam dan Saras.Liam mengemudi dengan mata fokus pada jalan, wajahnya serius. Saras duduk di sebelahnya, memandang ke luar jendela dengan mata yang kosong.Udara dalam mobil terasa kaku, dipenuhi kesunyian yang tidak terputus. Suara mesin mobil terdengar monoton, seperti detak jantung yang berdegup kencang.Liam tidak berbicara, hanya memandang jalan. Saras juga diam, membiarkan kesunyian memisahkan mereka. Tapi, di balik kesunyian itu, terdapat kecemasan dan ketakutan yang tidak terucapkan.Tiba-tiba, Liam memperlambatkan mobil, memandang Saras dengan mata yang tajam. "Apa yang Ricard katakan padamu dan apa maksud Video yang kau ucapkan?" tanyanya dengan suara yang rendah.Saras menoleh, mata cokelatnya bertemu dengan mata hitam Liam. Ia melihat kekhawatiran dan kemarahan di mata itu. "Entahlah Liam, aku juga bingung dengan semua ini." jawabnya

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 65 ( Saling Tuduh)

    Sore harinya, Saras meminta izin pada Liam untuk menikmati suasana sore hari setelah mendapatkan insiden di Mall tadi siang. Udara sore yang sejuk membelai wajahnya saat Viktor membuka pintu mobil dan membantu Saras keluar."Terima kasih, Viktor," kata Saras dengan senyum.Viktor tersenyum. "Saya hanya melakukan tugas, Nyonya. saya akan menunggu anda di luar,”Di dalam restoran, Saras memilih meja di sudut, memandang menu yang ditawarkan. Tiba-tiba, suara yang familiar terdengar. "Saras, apa kabar?"Saras menoleh, melihat Ricard berdiri di sebelahnya dengan senyum licik. "Ricard, apa yang kau inginkan?" tanyanya dengan curiga.Ricard duduk di seberang Saras. "Aku hanya ingin berbicara. Bagaimana kabar Liam?"Saras memandang Ricard tajam. "Jangan berpura-pura peduli. Aku tahu apa yang kau inginkan dan lakukan pada kami.”Ricard tersenyum. "Aku hanya ingin membantu. Aku tahu siapa yang melakukan penembakan itu."Saras terkejut. "Siapa?"Ricard memandang sekitar sebelum menjawab, "Aku ak

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 64 ( Apakah Ricard, Pelakunya? )

    Karena merasa suasana rumah yang begitu kacau, Liam memutuskan untuk mengajak Saras ke Mall Grand City, pusat perbelanjaan mewah di jantung kota, yang dipenuhi pengunjung pada hari Sabtu sore. Liam dan Saras berjalan-jalan di antara toko-toko, menikmati suasana santai. walaupun luka tembak Saras belum sepenuhnya sembuh, tapi Saras sudah merasa cukup baik untuk menikmati udara luar. lagi pula, jika terus berada di rumah Saras tidak yakin jika ia akan mampu menahan lebih lama lagi rasa sabarnya untuk tidak beradu argumentasi dengan Rosa. Saat Liam akan mengajak Saras ke lantai atas, Tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar dari lantai atas. mendengar suara itu, Liam mengurungkan niatnya.Suara tembakan kedua terdengar, disusul teriakan panik pengunjung.Saras begitu terkejut, memandang sekitar mencari sumber suara. Liam tetap berusaha untuk tenang sampai pandangannya tertuju pada Seorang pria berjas hitam, wajahnya tertutup topeng, muncul di atas eskalator, memegang senjata api.Pria it

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 63 ( Berdebat dengan Mertua)

    Ricard, adik Liam, duduk di ruang tamu rumahnya, wajahnya penuh kebencian. Ia memandang Viktoria, wanita pemberani yang duduk di seberangnya."Kita harus menghancurkan Liam," kata Ricard, suaranya penuh dendam.Viktoria tersenyum. "Aku sudah siap membantumu."Ricard mengambil napas dalam-dalam. "Rencana kita harus sempurna. Kita tidak bisa gagal."Viktoria mengangguk. "Aku sudah mempersiapkan segalanya."“Jangan salah sasaran, aku tidak ingin sampai Saras-”“Saya tidak bodoh Tuan, anda tenang saja.” Senyum licik terpancar jelas dari wajahnya.***Di kamar Liam, suasananya begitu hening. Liam dan Saras berada di dalam satu kamar, tapi saling diam. Tidak ada kata-kata yang terucapkan.Liam duduk di samping jendela, memandang ke luar. Wajahnya tidak menunjukkan emosi. Saras terbaring di tempat tidur, memandang langit-langit.Suasana diam itu terasa menyakitkan. Saras ingin berbicara, tapi tidak tahu apa yang harus dikatakan. Liam juga tidak berbicara, seperti tidak peduli dengan keberada

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 62 ( Pion Dalam Sangkar)

    Saras terbaring lemah di tempat tidur, luka tembaknya masih terasa sakit. Liam berdiri di sampingnya, wajahnya tidak menunjukkan emosi. ia memandang Saras dengan tatapan dingin, namun matanya terlihat peduli."Kau harus istirahat," kata Liam, suaranya datar.Saras mengangguk lemah. "Aku tahu."Liam mulai membersihkan luka Saras dengan lembut. Ia tidak menunjukkan kelemahan atau kecemasan, namun gerakannya penuh perhatian. Saras memandangnya dengan rasa heran."Kenapa kau melakukan ini?" tanya Saras.Liam tidak menjawab. ia terus membersihkan luka, kemudian membalutnya dengan perban. Liam memutuskan untuk merawat Saras di rumah karena ia tidak ingin sampai Ricard kembali datang menemui Saras.Rosa, ibu Liam, masuk ke kamar dengan wajah tidak senang. "Liam, apa yang kau lakukan? Kau tidak seharusnya merawatnya di rumah."Liam berdiri, menatap ibunya dengan tenang. "Aku bertanggung jawab atas keselamatannya."Rosa menggelengkan kepala. "Dia tidak layak mendapatkan perawatanmu. apa kau lu

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 61 ( Kenyataan yang Berbanding Terbalik)

    "Jangan terlalu keras, pada ibu.” Kata Saras saat Liam sudah kembali masuk ke dalam ruangannya.“Disaat seperti ini, kau masih membelanya?” alis Liam terangkat satu, menambah kesan bingung pada wajahnya. Tentu saja ia tidak menyangka jika Saras masih bisa mengatakan hal-hal baik tentang Rosa. “Bukan membela Liam, hanya saja ini soal penghormatan anak pada ibunya. selebihnya, aku tidak pernah membenarkan tindakan atau sikap ibu, jika yang kau maksud adalah sikapnya terhadapku,” Saras mengganti posisi berbaring menjadi duduk. walaupun masih terasa nyeri di bagian tubuhnya yang tertembak, Saras tetap berusaha untuk meyakinkan dirinya dan tidak ingin terlihat lemah dihadapan Liam. Liam mendesah pelan saat mendapati Saras memaksakan diri untuk duduk bersandar, terasa sekali keras kepalanya gadis itu.“Satu jam lagi aku akan pergi ke kantor. apakah tidak masalah jika aku pergi sebentar?”Saras menggeleng cepat, senyumnya mengembang dan berkata, “ Liam, sudah banyak pengawal yang kau tugas

DMCA.com Protection Status