Share

194. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Kau dengar apa yang dikatakan Kakang Bimantara?” Malawati tersenyum jemawa.

“Tentu saja Kakang ... Bimantara memberimu izin karena kau seperti anak ayam yang perlu dikasihani,” sahut Sekar Sari tak ingin kalah, menatap sinis pada Lingga karena mengizinkan Malawati mengikutinya.

Lingga terhenyak karena perubahan sikap Sekar Sari yang tiba-tiba, berbicara pelan dengan dirinya sendiri, “Bukankah tadi kami masih baik-baik saja? Kenapa aku jusru mendapat wajah sinis dari Sekar Sari?”

Malawati melirik ke arah tiruan Limbur Kancana, lantas bergumam, “Aneh sekali. Sejak tadi Aditara tidak mengatakan apa pun. Apa terjadi sesuatu padanya?”

Sementara itu, Nilasari tiba-tiba merasa jengkel saat melihat Lingga dibawa oleh dua gadis tadi, padahal dirinya ingin mengenal pemuda berkumis tipis itu lebih dekat. “Kakang, apakah aku boleh mengikuti mereka?”

“Kenapa tidak?” Wintara mulai berjalan. Di antara puluhan pendekar yang berada di tempat ini, ia merasa tertarik dengan Lingga yang memiliki bau ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status