Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 13. Baraka terjatuh ke dalam jurang

Share

13. Baraka terjatuh ke dalam jurang

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-24 01:03:46

"Hup..."

"Auh, tidak..." Dewi Salindri kembali memekik seraya menghindari sergapan Wasesa. Kaki kanannya memang mampu digeser agak melebar, tapi tetap saja tangan Wasesa dapat menjambret pakaiannya.

Breeet!

Pakaian yang dikenakan Dewi Salindri robek di dadanya, sehingga bagian dadanya tampak jelas terlihat. Hal itu membuat Wasesa menelan ludahnya berulang kali. Sedangkan Dewi Salindri berusaha menutupinya dengan kedua tangan.

Dewi Salindri menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata masih memandang tegang ke arah Wasesa yang kian kerasukan setan. Tubuhnya kembali menerkam Dewi Salindri. Dan tanpa dapat dihindari lagi, tubuh Dewi Salindri disergap dengan buas oleh Wasesa.

"Lepaskan Lepaskan aku, Pengecut!" jerit Dewi Salindri sambil terus berontak untuk dapat melepaskan dekapan kokoh tangan Wasesa yang kian beringas dan terus menciumi wajahnya.

Kegaduhan itu rupanya membangunkan seorang bocah berusia sekitar sepuluh tahun yang tengah tidur di

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 14. Kematian sang ibu

    Pertarungan Yudha melawan kelima begundal Wasesa masih berlangsung seru. Dilihat dari perkembangannya, jelas menunjukkan Yudha semakin terdesak hebat oleh kelima lawannya yang semakin bernafsu untuk secepatnya menjatuhkan lawan mereka.Meski begitu, Yudha tidak mau mengalah begitu saja. Selama hayat masih dikandung badan, ia akan tetap melawan sampai titik darah penghabisan. Itulah jiwa ksatria sejati.Golok Sakti di tangan Yudha bergerak cepat, memapak serangan lawan yang datang silih berganti. Sesekali tangannya menyodokkan golok ke arah lawan yang menyerang, tapi lawannya yang lain telah mendahului dari belakang. Mau tak mau Yudha mengurung serangannya.Sambil membalikkan tubuh, ditangkisnya serangan lawan."Heaaa...!"Senjata rantai berujung bola berduri di tangan Sepasang Hantu dari Kelangit mendesing di alas kepalanya. Cepat-cepat Yudha merundukkan tubuh ke bawah untuk menghindar dari sabetan ganas salah satu rantai. Kemudian dengan cepat pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 15. Raja Meru

    Terlebih ketika Wasesa menghajarnya dengan pukulan maut 'Pasir Baja'nya yang mengandung racun jahat."Yudha, terimalah kematianmu. Hiaaa...!"Deggg!"Aaakh..." Yudha menjerit sejadi-jadinya, ketika pukulan Wasesa menghantam tubuhnya. Matanya mendelik, memandang ke arah Wasesa dan teman-temannya yang tergelak-gelak."Bajingan Pengecut... Kubunuh kalian..."Yudha berusaha bangkit untuk menyerang. Namun baru beberapa langkah, tubuhnya telah ambruk. Dari mulutnya melelehkan darah segar kehitaman.Melihat suaminya mati, Dewi Salindri yang masih merasakan sakit, dengan cepat mengambil golok suaminya. Lalu dihunjamkan golok itu ke dadanya."Kakang...," Dewi Salindri berusaha menggenggam tangan suaminya. Setelah dapat, dia pun terkulai tanpa nyawa dengan dada tertembus golok sang Suami."Dewi..." Wasesa berusaha mencegah, tapi terlambat. Semuanya telah terjadi. Dipandanginya dua sosok mayat bekas kakak seperguruan yang ada di hadapanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 16. Kitab Pamungkas Eyang Jaya Dwipa

    Si kakek tersenyum, lalu secara tiba-tiba dari ujung kaki si kakek terjadi perubahan, perubahan itu makin merambat ke atas hingga merubah wujud sang kakek.Kini di hadapan Naga Emas telah berdiri seekor kera berwarna putih. Lingkar tubuhnya lebih besar dari pohon beringin tua. Diatas kepala kera itu, tampak sebuah mahkota emas tersampir. Matanya tajam, namun mengandung kewibawaan dan kearifan.“Aku Raja Kera Putih, kau siapa?”“Aku adalah Naga Emas, dan yang disana itu adalah adikku, Baraka” kata Naga Emas seraya menoleh kearah sosok anak lelaki yang masih tergeletak pingsan.“Baraka” ulang Raja Kera Putih lagi mengangguk-anggukkan kepalanya seraya mengelus-elus jenggotnya yang putih. “Jika tak salah dugaanku, adikmu itu adalah sang pewaris yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya selama seribu tahun...”Hroaagghhh ... !Naga Emas mengeluarkan raungan dahsyatnya seakan membenarkan apa yang diuca

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 17. Pusaka Gelang Brahmananda

    Plashh!“Ahh...!”Baraka terperangah seraya menutup kedua matanya dengan pergelangan tangannya saat sinar berkilauan memancar keluar dari dalam kotak tersebut saat dibuka.Untunglah hal itu tak berlangsung lama, saat sinar itu memudar, Baraka menurunkan pergelangan tangannya. Dengan wajah yang masih terperangah. Baraka dapat melihat isi kotak kayu besar yang mengeluarkan aroma kayu cendana tersebut.Dua buah gelang emas!Ya isinya adalah dua buah gelang emas yang terdapat ukiran huruf-huruf yang Baraka sendiri tak tahu apa makna dari huruf-huruf tersebut.“Kedua gelang ini merupakan pusaka para dewa di masa lampau. Namanya Pusaka Gelang Brahmananda” jelas Raja Kera Putih.“Pusaka Gelang Brahmananda...” lagi-lagi Baraka mengulangi perkataan Raja Kera Putih dengan menggaruk-garuk kepala.“Benar, didalam gelang ini terdapat kekuatan maha dahsyat yang merupakan gabungan dari tenaga spritual

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 18. Pusaka Para Dewa

    Praakkkhh!!!Batu berukuran 3x kerbau dewasa itu langsung hancur rengkah menjadi berkeping-keping itu dihantam oleh gelombang tenaga dalam itu.Baraka terpaku kagum melihat kedahsyatan serangannya. Sementara ditempatnya, Raja Kera Putih tampak tersenyum puas.Plok! Plok! Plok!Terdengar suara tepukan tangan diiringi pekikan riuh para kera-kera yang ada ditempat itu. Baraka memalingkan pandangannya ke arah Raja Kera Putih.“Hebat! Hebat sekali Baraka” puji Raja Kera Putih seraya berjalan mendekati Baraka.“Kau sudah berhasil menguasai kekuatan Gelang Brahmananda dengan sempurna” Lalu katanya lagi, “Ketiga kekuatan itu, Balasasra (Seribu Prajurit), Satadanawa (Seratus Raksasa) dan Balaraksha (Seribu Raksasa) adalah kekuatan maha dahsyat yang sangat sulit dicari tandingannya didunia persilatan. Hanya satu pesanku untukmu Baraka. Jangan Kau pergunakan ajian-ajian itu kalau tidak sangat ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 19. Tenaga Sakti Kuasa Dewa

    Wuuuttt! Wuuuttt!Energi cahaya keemasan melesat keluar dari gelang-gelang-Gelang Brahmananda yang ada ditangan Baraka, melesat cepat menuju kearah batu besar itu.Blaaarr!Batu besar itu langsung hancur berkeping-keping terkena energi keemasan dari gelang-Gelang Brahmananda. Baraka tersenyum melihatnya.Hiaaah...!Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Kembali Baraka mengerahkan jurusnya, kedua tangan dibentangkan, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ berpencar kemana-mana.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi saat ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ itu menghantam bebatuan yang ada disekitar tempat latihan itu.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali kepergelangan tangannya. Baraka mengakhiri latihannya dengan w

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 20. Akhir Penempaan

    "Kerahkan seluruh kehendak sucimu, Baraka!" kembali terdengar teriakan keras Raja Kera Putih.Wajah Baraka yang sejak tadi terlihat sangat tegang dan sedikit pucat, secara perlahan mulai terlihat tenang. Hal ini terjadi karena Baraka dapat merasakan getaran kekuatan energi Kuasa Dewanya sudah mulai berkurang. Baraka sudah mulai terbiasa dan bisa mengendalikannya secara perlahan.Kedua mata Baraka kembali terbuka, terlihat bagaimana kedua mata Baraka yang berkilat-kilat sinar keemasan. Perlahan tapi pasti, sosok Baraka mulai bangkit berdiri. Tangannya tidak lagi bergetar seperti tadi. Kini sosok Baraka sudah berdiri mantap dengan tangan kiri tergenggam yang terangkat didepan dada. Tatapan matanya tajam terarah pada batu besar yang berjarak 3 tombak dihadapannya."Hiaaah...!"Baraka berteriak dengan keras seraya memukulkan kepalan tangan kirinya kedepan.Wusss...!Gelombang hawa keemasan tanpa wujud menggebrak kedepan, melesat dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 21. Awal Perjalanan

    PEMUDA berbadan tegap serta berwajah tampan dengan pakaian seperti layaknya seorang satria itu masih melangkah menyusuri lorong-lorong gua, meninggalkan Lembah Kera yang semakin jauh. Pemuda itu tidak lain adalah Baraka. Kakinya terus menyelusuri lorong gua, mencari jalan keluar yang ditunjukkan oleh Raja Kera Putih. Kliwon tampak dengan setia memberikan petunjuk jalan bagi Baraka. Bila Baraka mengambil lorong yang salah. Maka Kliwon akan mengeluarkan suara kwuikannya.Lama pemuda itu menyelusuri lorong gua, hingga akhirnya matanya melihat sebuah sinar terang menyeruak masuk ke dalam."Hm, tentunya itu sinar dari luar. Tidak salah lagi, itu memang pintu gua," kata Baraka sambil mempercepat langkahnya menuju ke arah sumber sinar yang menerobos masuk. Lorong gua yang berliku, menjadikan sinar itu tidak tembus ke dalam. Dan tentunya orang lain tidak akan menyangka ada jalan keluar dari lorong itu.Benar juga dugaannya. Ketika tiba di mulut gua, terlihat laut yang l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27

Bab terbaru

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1237. Part 4

    Baraka memandang dengan sengaja tak berkedip supaya kelihatan sedang meneropong mata dan membaca pikiran wanita itu. Si wanita mulai tertarik dan mendesak pertanyaan, "Kalau kau memang peramal, sebutkan nama guruku!""Hmmm... gurumu adalah Nini Pancungsari, orang berilmu tinggi yang punya dendam dengan tokoh sakti bernama Raja Hantu Malam!"Angin Betina mulai semakin tertarik dengan gerak mata yang sedikit melebar tanda terperanjat. Padahal semua keterangan itu sudah diperoleh Baraka jauh sebelum ia bertemu dengan Angin Betina."Apa kau tahu siapa pembunuh guruku?""Hmmm... ya, tahu! Tapi berbeda dengan alam pikiranmu.""Jelaskan!""Gurumu bertarung melawan Raja Hantu Malam, bekerja sama dengan Sri Maharatu. Mereka berhasil membunuh Raja Hantu Malam, gurumu mengambil kalung pusaka Raja Hantu Malam, sedangkan Sri Maharatu mengambil pusaka Cambuk Getar Bumi. Tapi Sri Maharatu orang kejam. Gurumu dipakai bahan percobaan kesaktian cambuk itu. Sr

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1236. Part 3

    Pendekar Kera Sakti hanya meraba kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh para tokoh tua. Diam-diam dia mempunyai kecemasan walau kecil sekali. Kecemasan itu berupa bayangan kesaktian Raja Tumbal jika pedang maha sakti itu tak jadi diberikan kepada orangtua Delima Gusti. Menurut Baraka, kesaktian Raja Tumbal akan semakin berlipat ganda; punya pedang maha sakti dan Seruling Malaikat.Siapa orangnya yang bisa mengalahkan dua pusaka dalam satu tangan itu"Baraka sempatkan diri berhenti sejenak. Tanpa terasa, perutnya terdengar mengeluarkan suara aneh.“Ah... sudah lapar aku” membatin Baraka, rupanya karena ruwetnya apa yang saat ini dipikirkannya, sampai Baraka lupa mengisi tenaganya. Gagasan yang terlintas adalah singgah di desa Pucangan, karena desa itulah yang terdekat dari tempatnya berhenti."Aku akan mampir ke kedainya Ki Rosowelas dan mengisi perut di sana. Sekalian ingin melihat kabarnya Sundari, anak gadis Ki Ros

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1235. Part 2

    Mereka tiba di padepokan sang Resi ketika matahari mulai bergeser ke barat. Cahayanya masih terang benderang. Kedatangan mereka disambut oleh dua murid sang Resi yang luput dari pembantaian Dampu Sabang. Kedua orang itu adalah Dul dan Sukat."Guru tidak ada di tempat," kata Sukat"Ke mana beliau?""Pergi ke Bukit Kayangan," jawab Dul."Ke Bukit Kayangan!" Baraka berkerut dahi."Ya. Beliau ingin temui seorang tokoh sakti di sana bergelar si Setan Bodong!" kata Sukat tanpa menyadari bahwa yang diajak bicara adalah murid si Setan Bodong. Hal itu membuat Delima Gusti memandangi ke arah Baraka, sebab ia tahu bahwa Baraka adalah murid si Setan Bodong. Tapi karena Baraka berpikir beberapa saat, maka Delima Gusti pun segera ajukan tanya kepada Sukat."Kapan beliau pulang kemari?""Menurut hitungan, hari ini Guru pulang. Mungkin sedikit sore baru tiba.""Kalau begitu begini saja," kata Baraka kepada Delima Gusti. "Kau tunggu sang Resi d

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1234. Seruling Malaikat

    BARAKA terpaksa menemani Delima Gusti dalam perjalanan ke Lembah Sunyi, untuk menemui Resi Wulung Gading. Hal itu dilakukan Baraka demi memperoleh keterangan sejelas-jelasnya dari Delima Gusti tentang kebenaran kata-katanya itu. Sebab, hati Pendekar Kera Sakti kini diliputi kecemasan yang tersembunyi. Jika benar Pedang Kayu Petir akan dijadikan maskawin bagi Raja Tumbal untuk melamar Delima Gusti, itu berarti Pedang Kayu Petir sudah ada di tangan Raja Tumbal. Semakin sulit menumbangkan orang yang telah memiliki pusaka Seruling Malaikat itu."Kabarnya memang begitu, Gandar Saka sudah berusia banyak, tapi ia masih awet muda karena memang mempunyai ilmu awet muda. Ia seperti lelaki berusia tiga puluhan," tutur Delima Gusti."Kau pernah bertemu dengannya?""Pernah, yaitu ketika ia selamatkan ayahku dari ancaman orang-orang Pulau Dadap. Waktu itu kami masih bermusuhan dengan Pulau Dadap. Setelah itu aku tak pernah bertemu lagi, karena aku jarang ada di kadipaten. Bel

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1233. Part 22

    Wuuut...! Pedang itu kenai tempat kosong karena Delima Gusti menghindar dengan lompatan ke samping.Weess...! Dan ternyata dengan sentakan tangan yang terjulur bergerak ke belakang, pedang bergagang hitam itu bisa kembali mundur dengan cepat.Wuuut!Taab...! Dalam sekejap pedang itu sudah kembali ke tangan pemiliknya. Jurus itu belum pernah dilihat oleh Baraka. Tangan perempuan berpakaian hitam itu seperti mempunyai daya sedot yang mampu membuat pedangnya yang sudah melayang lurus menjadi kembali ke tempat semula. Tentu saja hal itu bisa dilakukan karena tenaga dalam yang tinggi dan sangat terkendali."Bahaya sekali jurus pedangnya itu," gumam Baraka masih belum mau bertindak.Tetapi di lain sisi, Delima Gusti pun lakukan jurus yang memukau, ia tak mau mundur setapak pun ketika lawannya maju menyerang. Pedangnya berkelebat cepat membuat tangkisan-tangkisan sambil mencuri kesempatan untuk merobek perut atau dada lawannya. Bahkan dalam satu keeempata

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1232. Part 21

    Sebuah pembelaan telah dilakukan Baraka. Palupi merasa sedang ditutupi kelemahannya. Rupanya Baraka benar-benar menjaga rahasia kelemahan ilmu Palupi, sehingga pendekar tampan itu merasa harus berpikir dan berjuang sendiri mencari jalan keluar dari masalah yang masih buntu itu."Pembelaannya terhadapku cukup membuat hatiku semakin bangga padanya," pikir Palupi. "Tapi apakah pembelaan itu berarti awal tumbuhnya rasa cintanya pada diriku? Semoga saja begitu. Seandainya tidak begitu, aku pun tak boleh sakit hati, karena cinta bebas memilih dan tak baik dipaksakan. Aku hanya bisa berharap agar ia dekat dengan hatiku, jauh dari hati perempuan lain. Mulai sekarang harus kupahami bahwa tidak setiap harapan menjadi kenyataan. Jika harapan itu jauh dari kenyataan, aku tak boleh terlalu kecewa. Untuk membendung rasa kecewa agar tidak melukai hatiku, sebaiknya segalanya kuserahkan kepada garis kehidupanku saja. Biar sang nasib yang menentukan perjalanan kasihku."Termenungn

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1231. Part 20

    "Aneh...!" gumam Baraka sambil berkerut dahi dan manggut-manggut."Dalam keadaan seperti dulu, aku sanggup menumbangkan Raja Tumbal. Sayang tak pernah berhasil kutemui kecuali hanya begundalnya saja. Tapi dalam keadaan setelah menjadi ratu dengan penobatan resmi ini, aku merasa kalah ilmu dengan Raja Tumbal. Tapi... hanya kau yang tahu hal itu. Kumohon jangan sampai bocor kepada siapa pun."Baraka kian mengangguk-angguk. "Aku paham maksudmu.""Jadi, dalam menghadapi Raja Tumbal nantinya aku sangat membutuhkan bantuanmu. Kecuali aku bisa memiliki Pedang Kayu Petir, mungkin aku berani hadapi sendiri paman tiriku itu. Tanpa pedang tersebut, aku butuh berlindung di belakangmu, Baraka. Maukah kau menjadi panglima perangku?" tanya Palupi yang membuat Baraka bingung menjawabnya.-o0o-Sebenarnya Baraka tidak ingin mempunyai jabatan yang akan mengikat kebebasannya. Menjadi senopati atau panglima perang adalah pekerjaan yang menyita waktu. Ban

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1230. Part 19

    "Aku hanya memancing perhatian bagi orang-orang yang bernafsu memiliki pedang tersebut. Tentu saja bukan orang berilmu rendah yang menghendaki pedang itu, pasti orang berilmu tinggi. Lalu, aku bisa kenali orang-orang berilmu tinggi itu, dan bisa tahu apakah dia berpihak kepada Purnama Laras, atau berpihak kepada orang lain. Sasaran utamaku pada waktu itu adalah Purnama Laras dan orang-orangnya. Karena aku tak tahu hati Purnama Laras ternyata amat mulia. Jika aku ingin lakukan penyerangan, aku harus tahu siapa-siapa saja yang akan kuhadapi nantinya. Jadi kupancing mereka dengan berita adanya Pedang Kayu Petir pada diriku. Sebab aku tahu pedang itu pasti masih diminati oleh para tokoh sakti."Napas Baraka terhempas panjang sebagai penghilang kedongkolan, ia segera bertanya, "Lantas apa kesimpulanmu kala itu?""Ternyata Purnama Laras sangat berhasrat untuk memiliki pedang itu, juga dirimu kulihat sangat bernafsu untuk memilikinya, tapi tak kulihat kau ada di pihak Purnama

  • Pendekar Kera SaktiĀ Ā Ā 1229. Part 18

    "Baiklah, kita lupakan dulu tentang pertemuanku dengan sang Begawan itu," kata Baraka. "Sekarang bagaimana dengan Raja Tumbal?""Untuk mengalahkan Seruling Malaikat-nya kupikir aku harus menggunakan Pedang Kayu Petir kalau memang tak sanggup menandingi kesaktian pusaka tersebut. Persoalannya adalah, saat ini sudah hampir masuk purnama ketiga, berarti aku dan para pejabat di istana harus segera tinggalkan negeri ini. Raja Tumbal akan ganti menguasai negeri ini.""Apakah kau sudah bicarakan kepada Palupi, termasuk tentang Pedang Kayu Petir yang saat menjadi orang gila disebut-sebutkan itu?""Aku belum berani membicarakan karena ia masih menikmati masa kegembiraan. Setelah pesta ini usai, aku akan membicarakannya."Tak ingin mengganggu kebahagiaan dan kegembiraan yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sungguh merupakan sikap yang baik dan patut dikagumi. Baraka mengerti betul maksud hati Purnama Laras. Tetapi menurutnya, persoalan Raja Tumbal ada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status