Yoga menjatuhkan keempat pengawal itu semudah membalikkan telapak tangan. Keempat pengawal itu seketika terkapar tak berdaya, sedangkan Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan gagah.Nadine termangu. Dia tahu betul sehebat apa keempat pengawalnya. Sejak mengikuti Nadine, keempat pengawal itu tidak pernah kalah dan telah membantunya membunuh banyak orang.Tanpa diduga, mereka justru dikalahkan oleh seorang pemuda. Parahnya, mereka bahkan tidak sanggup menahan satu pun serangan Yoga. Bisa dilihat, betapa hebatnya Yoga. Seketika, Nadine menjadi ingin merekrutnya.Sementara itu, Tama dan lainnya justru merasa senang. Menurut mereka, Yoga telah membuat masalah besar. Pria ini sudah pasti akan mati hari ini. Mereka bahkan berharap Yoga membakar Restoran Floran supaya dosanya makin besar.Nadine berkata, "Bocah, aku sudah meremehkanmu. Kamu masih muda, tapi sudah begitu hebat. Masa depanmu pasti tak terbatas.""Aku orang yang sangat menghargai bakat. Apa kamu tertarik mengikutiku? Aku jamin ka
Sekarang satu-satunya cara untuk menyelamatkan Yoga adalah dengan mencari Kamal dan Dirga. Bagi anggota keluarga terkemuka seperti mereka, sebenarnya meminta bantuan dari keluarga untuk mencapai tujuan sendiri adalah hal yang tabu.Namun, gara-gara Yoga, sekarang mereka terpaksa melanggar tabu ini. Hal ini membuat mereka sangat kesal kepada Yoga.Hilda menelepon Kamal. "Kakek, ada sedikit masalah di sini. Aku mungkin butuh bantuan Kakek ...."Hilda menceritakan semuanya kepada Kamal. Setelah mendengarnya, Kamal tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tenang saja, masalah sepele itu nggak ada apa-apanya untuk Yoga.""Kalau nggak sanggup mengatasi hal semacam ini, mana mungkin Yoga memenuhi syarat menjadi menantuku."Wenny juga menceritakan semuanya kepada Dirga. Dirga berkata dengan santai, "Setahuku, nggak ada seorang pun yang sanggup menyulitkan bocah itu. Justru bagus kalau Restoran Floran bisa menghabisinya. Bocah itu terus mendatangkan kerepotan untukku. Aku akan berterima kasih kepad
Pantas saja, Yoga begitu arogan. Sepertinya dia punya punya latar belakang yang hebat. Bahkan, si Gemuk sangat menghormati Yoga.Namun, Nadine sudah memutuskan untuk membela Tama. Jadi, dia tidak akan tunduk kepada Yoga. Nadine berucap kepada si Gemuk, "Kak, kalau Pak Yoga ini temanmu, masalah ini nggak usah dibesar-besarkan lagi. Kami juga nggak mau buat perhitungan. Anggap saja masalah ini nggak terjadi, bagaimana?"Si Gemuk berkata dengan ekspresi serius, "Kak Nadine, aku sarankan kamu jangan ikut campur. Nanti kamu terlibat masalah. Tapi aku peringatkan kamu, jangan sembarangan menyinggung orang."Wanita yang dekat dengan Yoga punya kartu VIP. Bahkan, pemilik Restoran Floran harus menghormati mereka. Nadine tentu tidak bisa menandingi para wanita itu.Akan tetapi, sudah jelas Nadine tidak menyadari keseriusan masalah ini. Dia memutuskan untuk ikut campur.Nadine berujar sembari menatap Yoga, "Tadi aku meremehkanmu. Ternyata kamu kenal dengan si Gemuk. Aku harap kamu bisa memaklumi
Hilda dan Wenny tampak tidak percaya. Bukannya Yoga hanya satpam di Perusahaan Farmasi Hansa? Lagi pula, itu juga bukan perusahaan besar. Kenapa Yoga begitu berkuasa di Restoran Floran?Bahkan, Yoga bisa menggertak Nadine dan si Gemuk. Dia pasti punya banyak rahasia. Hilda dan Wenny ingin mengetahuinya.Tama terus memohon kepada Hilda dan Wenny, "Hilda, Wenny, aku buat acara ini demi bantu kalian. Tadi aku juga berniat menolong kalian, makanya aku menyinggung Pak Yoga. Masa kalian nggak mau selamatkan aku?"Ucapan Tama memang benar. Tentu saja, Hilda dan Wenny tidak akan berdiam diri. Hilda berucap, "Yoga, apa kamu bisa ampuni Tama demi kami?"Wenny menimpali, "Anggap saja kami berutang budi kepadamu."Sebenarnya, Yoga tidak berniat menghabisi Tama. Bagaimanapun, dia belum menyelidiki rahasia Tama. Yoga mendesak Tama hanya untuk menakut-nakutinya supaya dia tidak berniat jahat kepada Hilda dan Wenny.Yoga menyindir sambil menatap Hilda dan Wenny, "Kalian hampir dicelakai Tama, tapi kal
Tama berucap, "Nggak masalah. Ini bukan salah kalian."Hilda dan Wenny mengembuskan napas lega. Pria yang murah hati seperti Tama benar-benar langka. Mereka berdua hendak pergi.Tama menghentikan mereka, "Tunggu. Hilda, bukannya kamu ingin mengenal petinggi Restoran Floran untuk meminta bantuan mereka? Kamu bisa membicarakannya dengan Kak Nadine.""Benaran?" tanya Hilda. Kemudian, dia berkata kepada Nadine dengan antusias, "Kak Nadine, apa kamu bisa bantu kami?"Nadine menyahut, "Pak Tama itu orang penting bagiku. Bilang saja, kalian butuh bantuan apa?"Hilda segera menjelaskan, "Kak Nadine, apa kamu bisa bantu aku cari tahu keberadaan Dion? Kakekku mengidap kanker. Semua dokter hebat juga nggak berdaya. Sekarang hanya Dion yang bisa selamatkan kakekku."Nadine menimpali, "Dion? Nggak salah lagi kalian cari aku. Sejujurnya, aku memang berhubungan baik dengan Dion. Aku tahu keberadaannya."Hilda yang gembira menanggapi, "Benaran? Kak Nadine, apa kamu bisa bawa kami untuk bertemu Dion? B
Adegan ini membuat Yoga merasa jijik. "Kalian berhasil membuatku muak. Ayo sini, kita selesaikan secepatnya."Kris melambaikan tangannya seraya berkata, "Semuanya, serang! Bunuh si berengsek ini!""Serang!" sahut bawahannya serempak sambil berlari ke arah Yoga.Bum! Bum! Bum!Setelah terdengar suara gebukan, Kris dan bawahannya terhempas di udara. Ada yang sampai menempel pada dinding, ada juga yang tergantung di pohon. Kris sendiri terjatuh ke dalam tong sampah dalam keadaan kepala yang menghadap ke bawah.Yoga menepuk-nepuk tangannya seolah-olah membersihkan debu. "Tingkat elite master? Sudah lama aku nggak menghajar petarung selemah ini."Di sisi lain, Kris dan bawahannya terpelongo. Apa yang terjadi barusan? Mereka bahkan belum sempat melihat Yoga menyerang, tapi malah sudah terpelanting oleh kekuatan yang sangat dahsyat.'Sialan, apa bocah ini iblis benaran? Gawat, kali ini ketemu lawan menakutkan,' batin Kris.Yoga menendang tong sampah itu dan Kris terjatuh berguling dari dalam.
Yoga berpikir keras mendengar hal itu. Tidak ada informasi apa pun, seolah-olah tiba-tiba muncul di dunia ini .... Jangan-jangan, orang ini adalah ahli bela diri kuno yang baru datang ke dunia fana?Raja Kegelapan melanjutkan, "Satu-satunya informasi yang kami dapatkan adalah dia menginap di sebuah penginapan kecil. Nama penginapan itu adalah Penginapan Surya. Sepertinya dia punya masalah asrama dengan bos penginapan itu, Agnes."Penginapan Surya? Masalah asmara dengan bos penginapan? Yoga bertekad untuk mengunjungi "Agnes" yang disebutkan itu jika punya waktu luang. Setelah itu, Yoga memerintahkan Raja Kegelapan untuk terus menyelidiki si Peramal Jitu ini sebelum menutup telepon.Baru saja Yoga mengakhiri panggilan itu, ponselnya kembali berdering lagi. Ternyata Karina yang sudah lama tidak menghubunginya. Yoga akhirnya menerima telepon itu.Karina bertanya, "Yoga, di mana kamu sekarang?""Lagi di luar, kenapa?" tanya Yoga."Coba jujur, kamu berutang sama orang di luar sana ya?" tanya
Yoga bertanya pada Peramal Jitu, "Sejak kapan aku berutang padamu?"Peramal Jitu menjawab, "Kamu ini pelupa sekali. Aku meramal untukmu sebelumnya, tapi kamu belum bayar. Sebenarnya aku nggak terlalu peduli karena orang sepertiku nggak mementingkan harta. Tapi, aku bersikeras menagihnya demi kebaikanmu sendiri."Yoga menjawab, "Oh ya? Demi kebaikanku gimana?"Peramal Jitu membalas, "Kalau kamu nggak bayar aku, kita jadi terikat sama takdir. Kalau hubungan ini nggak segera diakhiri, bakal memengaruhi peruntunganmu dan bahkan melibatkan Bu Karina. Dari hal yang paling kecil adalah bencana beruntun, kemungkinan terburuknya adalah taruhan nyawa."Ambar langsung terkesiap, "Pantas saja aku belakangan ini sial terus. Ternyata semua ini ulahmu. Master, berapa utang Yoga?"Peramal Jitu menjawab, "Nggak banyak, cuma 10 juta.""Sepuluh juta ya? Aku yang bayar saja," jawab Ambar."Nggak boleh!" Peramal Jitu menggelengkan kepalanya. "Ini adalah takdir antara aku dan dia. Kalau orang luar yang melu
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D