Hilda dan Wenny tampak tidak percaya. Bukannya Yoga hanya satpam di Perusahaan Farmasi Hansa? Lagi pula, itu juga bukan perusahaan besar. Kenapa Yoga begitu berkuasa di Restoran Floran?Bahkan, Yoga bisa menggertak Nadine dan si Gemuk. Dia pasti punya banyak rahasia. Hilda dan Wenny ingin mengetahuinya.Tama terus memohon kepada Hilda dan Wenny, "Hilda, Wenny, aku buat acara ini demi bantu kalian. Tadi aku juga berniat menolong kalian, makanya aku menyinggung Pak Yoga. Masa kalian nggak mau selamatkan aku?"Ucapan Tama memang benar. Tentu saja, Hilda dan Wenny tidak akan berdiam diri. Hilda berucap, "Yoga, apa kamu bisa ampuni Tama demi kami?"Wenny menimpali, "Anggap saja kami berutang budi kepadamu."Sebenarnya, Yoga tidak berniat menghabisi Tama. Bagaimanapun, dia belum menyelidiki rahasia Tama. Yoga mendesak Tama hanya untuk menakut-nakutinya supaya dia tidak berniat jahat kepada Hilda dan Wenny.Yoga menyindir sambil menatap Hilda dan Wenny, "Kalian hampir dicelakai Tama, tapi kal
Tama berucap, "Nggak masalah. Ini bukan salah kalian."Hilda dan Wenny mengembuskan napas lega. Pria yang murah hati seperti Tama benar-benar langka. Mereka berdua hendak pergi.Tama menghentikan mereka, "Tunggu. Hilda, bukannya kamu ingin mengenal petinggi Restoran Floran untuk meminta bantuan mereka? Kamu bisa membicarakannya dengan Kak Nadine.""Benaran?" tanya Hilda. Kemudian, dia berkata kepada Nadine dengan antusias, "Kak Nadine, apa kamu bisa bantu kami?"Nadine menyahut, "Pak Tama itu orang penting bagiku. Bilang saja, kalian butuh bantuan apa?"Hilda segera menjelaskan, "Kak Nadine, apa kamu bisa bantu aku cari tahu keberadaan Dion? Kakekku mengidap kanker. Semua dokter hebat juga nggak berdaya. Sekarang hanya Dion yang bisa selamatkan kakekku."Nadine menimpali, "Dion? Nggak salah lagi kalian cari aku. Sejujurnya, aku memang berhubungan baik dengan Dion. Aku tahu keberadaannya."Hilda yang gembira menanggapi, "Benaran? Kak Nadine, apa kamu bisa bawa kami untuk bertemu Dion? B
Adegan ini membuat Yoga merasa jijik. "Kalian berhasil membuatku muak. Ayo sini, kita selesaikan secepatnya."Kris melambaikan tangannya seraya berkata, "Semuanya, serang! Bunuh si berengsek ini!""Serang!" sahut bawahannya serempak sambil berlari ke arah Yoga.Bum! Bum! Bum!Setelah terdengar suara gebukan, Kris dan bawahannya terhempas di udara. Ada yang sampai menempel pada dinding, ada juga yang tergantung di pohon. Kris sendiri terjatuh ke dalam tong sampah dalam keadaan kepala yang menghadap ke bawah.Yoga menepuk-nepuk tangannya seolah-olah membersihkan debu. "Tingkat elite master? Sudah lama aku nggak menghajar petarung selemah ini."Di sisi lain, Kris dan bawahannya terpelongo. Apa yang terjadi barusan? Mereka bahkan belum sempat melihat Yoga menyerang, tapi malah sudah terpelanting oleh kekuatan yang sangat dahsyat.'Sialan, apa bocah ini iblis benaran? Gawat, kali ini ketemu lawan menakutkan,' batin Kris.Yoga menendang tong sampah itu dan Kris terjatuh berguling dari dalam.
Yoga berpikir keras mendengar hal itu. Tidak ada informasi apa pun, seolah-olah tiba-tiba muncul di dunia ini .... Jangan-jangan, orang ini adalah ahli bela diri kuno yang baru datang ke dunia fana?Raja Kegelapan melanjutkan, "Satu-satunya informasi yang kami dapatkan adalah dia menginap di sebuah penginapan kecil. Nama penginapan itu adalah Penginapan Surya. Sepertinya dia punya masalah asrama dengan bos penginapan itu, Agnes."Penginapan Surya? Masalah asmara dengan bos penginapan? Yoga bertekad untuk mengunjungi "Agnes" yang disebutkan itu jika punya waktu luang. Setelah itu, Yoga memerintahkan Raja Kegelapan untuk terus menyelidiki si Peramal Jitu ini sebelum menutup telepon.Baru saja Yoga mengakhiri panggilan itu, ponselnya kembali berdering lagi. Ternyata Karina yang sudah lama tidak menghubunginya. Yoga akhirnya menerima telepon itu.Karina bertanya, "Yoga, di mana kamu sekarang?""Lagi di luar, kenapa?" tanya Yoga."Coba jujur, kamu berutang sama orang di luar sana ya?" tanya
Yoga bertanya pada Peramal Jitu, "Sejak kapan aku berutang padamu?"Peramal Jitu menjawab, "Kamu ini pelupa sekali. Aku meramal untukmu sebelumnya, tapi kamu belum bayar. Sebenarnya aku nggak terlalu peduli karena orang sepertiku nggak mementingkan harta. Tapi, aku bersikeras menagihnya demi kebaikanmu sendiri."Yoga menjawab, "Oh ya? Demi kebaikanku gimana?"Peramal Jitu membalas, "Kalau kamu nggak bayar aku, kita jadi terikat sama takdir. Kalau hubungan ini nggak segera diakhiri, bakal memengaruhi peruntunganmu dan bahkan melibatkan Bu Karina. Dari hal yang paling kecil adalah bencana beruntun, kemungkinan terburuknya adalah taruhan nyawa."Ambar langsung terkesiap, "Pantas saja aku belakangan ini sial terus. Ternyata semua ini ulahmu. Master, berapa utang Yoga?"Peramal Jitu menjawab, "Nggak banyak, cuma 10 juta.""Sepuluh juta ya? Aku yang bayar saja," jawab Ambar."Nggak boleh!" Peramal Jitu menggelengkan kepalanya. "Ini adalah takdir antara aku dan dia. Kalau orang luar yang melu
Ambar kaget mendengar hal itu, "Yoga, cepat berguru padanya! Kamu beruntung bisa menjadi muridnya."Gatot juga buru-buru menyahut, "Ya! Anggap saja jamuan hari ini adalah untuk kamu berguru padanya."Sementara itu, wajah Yoga tampak sangat muram. Berani-beraninya si tua bangka ini mengambil kesempatan untuk membuat Yoga berguru padanya. 'Jangan mimpi! Nggak semudah itu mau ambil keuntungan dariku!' batinnya.Yoga berkata, "Kebetulan sekali, aku juga pernah diramal oleh ahli lainnya. Jodoh kita sebagai guru dan murid memang masih belum habis. Tapi kata ahli itu, yang jadi guru itu aku, sedangkan kamu yang jadi muridnya. Jadi, seharusnya kamu yang berguru padaku.""Omong kosong!" Peramal Jitu berkata, "Ahlimu itu sudah pasti peramal gadungan! Dia pasti salah ramal!""Oh ya?" Yoga membalas, "Ahli yang kucari ini reputasinya sangat besar. Seharusnya kamu juga pernah dengar namanya.""Siapa?" tanyanya dengan penasaran."Agnes," jawab Yoga.Mendengar nama ini, Peramal Jitu hampir saja terjat
Timur? Yoga menunjuk ke arah timur dengan kebingungan, "Ada apa di sebelah timur?"Peramal Jitu berkata, "Tiba saatnya nanti kamu akan tahu sendiri. Oh ya, kuberi satu nasihat lagi. Sebaiknya kamu selidiki Tiga Serangkai itu dengan baik. Mungkin akan ada kejutan tak terduga."'Penipu ini bahkan tahu tentang Tiga Serangkai,' batin Yoga.Peramal Jitu melanjutkan, "Baiklah, waktunya sudah larut sekarang. Aku harus pulang untuk tidur siang.""Tunggu!" cegah Yoga, "Kamu kira kamu bisa pergi begitu saja tanpa beri tahu tentang asal-usulmu?"Peramal Jitu terkekeh-kekeh. "Kamu mau menghalangiku? Jangan mimpi.""Kalau kamu bilang begitu, aku justru jadi ingin mencobanya." Usai berkata demikian, Yoga mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Peramal Jitu. Tak disangka, Peramal Jitu berkelebat dan menghilang begitu saja.Kecepatannya benar-benar dahsyat. Yoga terkesiap melihat hal ini. Dia bergegas mencari ke sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak Peramal Jitu sama sekali."Sial, dia berhasil ka
"Kamu bisa ngeluarin guntur? Kamu kira kamu pokemon? Sepertinya orang ini ada gangguan jiwa. Pak Santo, turunkan perintah untuk bunuh bocah ini demi melindungi harga diri Tiga Serangkai!"Santo menganggguk, "Tangkap dia!""Baik!" sahut semua anggota serempak sambil menyerbu ke arah Yoga.Yoga hanya tersenyum tipis sambil mendengus, "Teknik Guntur Surgawi!"Duar! Tiba-tiba muncul guntur yang menggelegar di langit dan menyambar di antara kerumunan. Kekuatan guntur ini sangat luar biasa. Muncul lubang besar seukuran dua meter di permukaan tanah yang terkena sambaran guntur tersebut.Semua anggota Tiga Serangkai terhempas karena ledakan ini. Tubuh mereka juga tampak gosong karena hangus. Bahkan, mulut mereka juga mengeluarkan asap hitam. Pertempuran yang baru saja dimulai, kini telah berakhir dalam sekejap mata.Semua orang terpelongo melihat kejadian ini. Ternyata bocah ini benar-benar bisa memanggil guntur. Apa orang ini adalah dewa? Gawat, kali ini mereka bertemu dengan musuh yang kuat!