Yoga bertanya pada Peramal Jitu, "Sejak kapan aku berutang padamu?"Peramal Jitu menjawab, "Kamu ini pelupa sekali. Aku meramal untukmu sebelumnya, tapi kamu belum bayar. Sebenarnya aku nggak terlalu peduli karena orang sepertiku nggak mementingkan harta. Tapi, aku bersikeras menagihnya demi kebaikanmu sendiri."Yoga menjawab, "Oh ya? Demi kebaikanku gimana?"Peramal Jitu membalas, "Kalau kamu nggak bayar aku, kita jadi terikat sama takdir. Kalau hubungan ini nggak segera diakhiri, bakal memengaruhi peruntunganmu dan bahkan melibatkan Bu Karina. Dari hal yang paling kecil adalah bencana beruntun, kemungkinan terburuknya adalah taruhan nyawa."Ambar langsung terkesiap, "Pantas saja aku belakangan ini sial terus. Ternyata semua ini ulahmu. Master, berapa utang Yoga?"Peramal Jitu menjawab, "Nggak banyak, cuma 10 juta.""Sepuluh juta ya? Aku yang bayar saja," jawab Ambar."Nggak boleh!" Peramal Jitu menggelengkan kepalanya. "Ini adalah takdir antara aku dan dia. Kalau orang luar yang melu
Ambar kaget mendengar hal itu, "Yoga, cepat berguru padanya! Kamu beruntung bisa menjadi muridnya."Gatot juga buru-buru menyahut, "Ya! Anggap saja jamuan hari ini adalah untuk kamu berguru padanya."Sementara itu, wajah Yoga tampak sangat muram. Berani-beraninya si tua bangka ini mengambil kesempatan untuk membuat Yoga berguru padanya. 'Jangan mimpi! Nggak semudah itu mau ambil keuntungan dariku!' batinnya.Yoga berkata, "Kebetulan sekali, aku juga pernah diramal oleh ahli lainnya. Jodoh kita sebagai guru dan murid memang masih belum habis. Tapi kata ahli itu, yang jadi guru itu aku, sedangkan kamu yang jadi muridnya. Jadi, seharusnya kamu yang berguru padaku.""Omong kosong!" Peramal Jitu berkata, "Ahlimu itu sudah pasti peramal gadungan! Dia pasti salah ramal!""Oh ya?" Yoga membalas, "Ahli yang kucari ini reputasinya sangat besar. Seharusnya kamu juga pernah dengar namanya.""Siapa?" tanyanya dengan penasaran."Agnes," jawab Yoga.Mendengar nama ini, Peramal Jitu hampir saja terjat
Timur? Yoga menunjuk ke arah timur dengan kebingungan, "Ada apa di sebelah timur?"Peramal Jitu berkata, "Tiba saatnya nanti kamu akan tahu sendiri. Oh ya, kuberi satu nasihat lagi. Sebaiknya kamu selidiki Tiga Serangkai itu dengan baik. Mungkin akan ada kejutan tak terduga."'Penipu ini bahkan tahu tentang Tiga Serangkai,' batin Yoga.Peramal Jitu melanjutkan, "Baiklah, waktunya sudah larut sekarang. Aku harus pulang untuk tidur siang.""Tunggu!" cegah Yoga, "Kamu kira kamu bisa pergi begitu saja tanpa beri tahu tentang asal-usulmu?"Peramal Jitu terkekeh-kekeh. "Kamu mau menghalangiku? Jangan mimpi.""Kalau kamu bilang begitu, aku justru jadi ingin mencobanya." Usai berkata demikian, Yoga mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Peramal Jitu. Tak disangka, Peramal Jitu berkelebat dan menghilang begitu saja.Kecepatannya benar-benar dahsyat. Yoga terkesiap melihat hal ini. Dia bergegas mencari ke sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak Peramal Jitu sama sekali."Sial, dia berhasil ka
"Kamu bisa ngeluarin guntur? Kamu kira kamu pokemon? Sepertinya orang ini ada gangguan jiwa. Pak Santo, turunkan perintah untuk bunuh bocah ini demi melindungi harga diri Tiga Serangkai!"Santo menganggguk, "Tangkap dia!""Baik!" sahut semua anggota serempak sambil menyerbu ke arah Yoga.Yoga hanya tersenyum tipis sambil mendengus, "Teknik Guntur Surgawi!"Duar! Tiba-tiba muncul guntur yang menggelegar di langit dan menyambar di antara kerumunan. Kekuatan guntur ini sangat luar biasa. Muncul lubang besar seukuran dua meter di permukaan tanah yang terkena sambaran guntur tersebut.Semua anggota Tiga Serangkai terhempas karena ledakan ini. Tubuh mereka juga tampak gosong karena hangus. Bahkan, mulut mereka juga mengeluarkan asap hitam. Pertempuran yang baru saja dimulai, kini telah berakhir dalam sekejap mata.Semua orang terpelongo melihat kejadian ini. Ternyata bocah ini benar-benar bisa memanggil guntur. Apa orang ini adalah dewa? Gawat, kali ini mereka bertemu dengan musuh yang kuat!
Saat Tama mendengar suara Yoga, dia langsung menghentikan langkahnya secara refleks. Setelah menyadari orang itu adalah Yoga, Tama tampak histeris. "Pak Yoga? Kenapa Anda bisa di sini? Anda juga ditangkap?"Yoga buru-buru menjawab, "Tenang saja, kalian sudah aman sekarang. Jangan takut."Aman? Tama baru percaya setelah melihat sikap Santo yang hormat terhadap Yoga. Dia menghela napas lega, "Pak Yoga, terima kasih atas pertolongan Anda."Yoga bertanya lagi, "Katakanlah, sudah berapa lama kalian dikurung di sini?"Tama menjawab, "Kami sudah ditangkap ke sini selama tujuh hari."Sudah ditangkap tujuh hari! Sesuai dugaan Yoga, Tama yang di luar sana adalah palsu. Seketika, Yoga langsung teringat dengan sebuah teknik sihir, yaitu Teknik Penyamaran. Tama yang palsu itu pasti telah menyamar seperti wajah Tama.Yoga bertanya pada Santo, "Kenapa kamu tangkap mereka?"Santo menjawab dengan hati-hati, "Mereka ... berutang padaku. Makanya aku tangkap mereka.""Omong kosong!" Tama menyergah dengan
Tin! Tin! Tin!Mobil di belakang Nadine terus membunyikan klakson dan berteriak, "Hei! Mau jalan nggak? Kalau nggak, tolong minggir! Nggak mau nyawa lagi ya berhenti di tengah jalan?""Minggir kamu!" Nadine langsung emosi dan melayangkan tinju ke depan mobil pria itu. Seketika, kap mobil menjadi penyok dan keempat bannya langsung meledak."Argh!" Pengendara mobil itu terbelalak melihat adegan ini. Apa wanita ini masih termasuk manusia? Kekuatannya bahkan melebihi kecelakaan. Sopir itu meninggalkan mobilnya dan melarikan diri begitu saja.Kegaduhan sebesar ini tentu saja menarik perhatian banyak orang di area layanan. Semua orang berbondong-bondong datang untuk melihat apa yang terjadi.Yoga khawatir pertempuran mereka akan melukai orang yang tak bersalah, jadi dia berteriak, "Cepat pergi! Tempat ini berbahaya sekali."Namun, semua orang tetap tidak mau mendengar nasihat Yoga dan terus mendekat dengan hati-hati. Siapa yang mau melewatkan pertunjukan bagus seperti ini?Demi menakut-naku
Terdengar seruan kagum yang beruntun di lokasi itu."Astaga, cepat sekali! Dia itu ... manusia atau dewa!""Omong kosong, mana mungkin manusia biasa bisa secepat dan sekuat itu?""Bisa melempar mobil dengan satu tangan, sudah pasti itu nggak bisa dilakukan manusia biasa.""Ternyata benar-benar ada dewa di dunia ini.""Halo? Perusahaan asuransi? Mobilku hancur dilempar orang .... Ya, dilempar sama dewa."Yoga sengaja berkeliling di daerah sekitar Penginapan Surya untuk melihat Agnes. Dia merasa penasaran, wanita seperti apa yang bisa membuat Peramal Jitu memiliki hubungan mesra dengannya?Begitu mendekati penginapan tersebut, dia mendengar suara perkelahian. Yoga lantas mempercepat langkahnya. Namun baru saja keluar dari gang, Yoga melihat sebuah sosok bayangan yang terbang ke arahnya.Yoga langsung menghindar. Bayangan itu mendarat dengan keras di tanah hingga jatuh pingsan. Wajahnya telah babak belur dan sulit untuk dikenali, tetapi Yoga masih tetap bisa melihat dengan jelas wajah ora
Nadine adalah ahli bela diri kuno, memang tidak mudah untuk mengorek informasi darinya. Selain itu, Agnes dan Peramal Jitu juga bukan musuhnya. Mungkin meninggalkan Nadine di sini juga bukan sebuah keputusan yang buruk.Pada akhirnya, Yoga mengangguk. "Kalau begitu mohon bantuan Senior."Agnes memicingkan matanya sambil tersenyum, "Kita bukan orang asing, nggak usah sungkan-sungkan." Setelah itu, dia langsung membawa Nadine ke penginapannya.Yoga mengerutkan alisnya. Ucapan Agnes yang terakhir membuatnya penasaran. Siapa sebenarnya wanita ini dan Peramal Jitu itu!Sementara itu, Scorpio yang tadinya pingsan, kini telah sadar perlahan-lahan. Dia melihat ke sekeliling dengan waspada. Setelah melihat sosok Yoga, dia langsung terkejut dan buru-buru berlutut."Saya Scorpio, memberi hormat kepada Raja Agoy yang perkasa."Yoga mengangguk. "Berdirilah."Scorpio berkata dengan merasa bersalah, "Aku nggak berani. Aku lalai menjalankan tugas, mohon Tuan beri hukuman padaku." "Bukan salahmu, dia