Share

Bab 758

Penulis: Vodka
Adegan ini membuat Yoga merasa jijik. "Kalian berhasil membuatku muak. Ayo sini, kita selesaikan secepatnya."

Kris melambaikan tangannya seraya berkata, "Semuanya, serang! Bunuh si berengsek ini!"

"Serang!" sahut bawahannya serempak sambil berlari ke arah Yoga.

Bum! Bum! Bum!

Setelah terdengar suara gebukan, Kris dan bawahannya terhempas di udara. Ada yang sampai menempel pada dinding, ada juga yang tergantung di pohon. Kris sendiri terjatuh ke dalam tong sampah dalam keadaan kepala yang menghadap ke bawah.

Yoga menepuk-nepuk tangannya seolah-olah membersihkan debu. "Tingkat elite master? Sudah lama aku nggak menghajar petarung selemah ini."

Di sisi lain, Kris dan bawahannya terpelongo. Apa yang terjadi barusan? Mereka bahkan belum sempat melihat Yoga menyerang, tapi malah sudah terpelanting oleh kekuatan yang sangat dahsyat.

'Sialan, apa bocah ini iblis benaran? Gawat, kali ini ketemu lawan menakutkan,' batin Kris.

Yoga menendang tong sampah itu dan Kris terjatuh berguling dari dalam.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 759

    Yoga berpikir keras mendengar hal itu. Tidak ada informasi apa pun, seolah-olah tiba-tiba muncul di dunia ini .... Jangan-jangan, orang ini adalah ahli bela diri kuno yang baru datang ke dunia fana?Raja Kegelapan melanjutkan, "Satu-satunya informasi yang kami dapatkan adalah dia menginap di sebuah penginapan kecil. Nama penginapan itu adalah Penginapan Surya. Sepertinya dia punya masalah asrama dengan bos penginapan itu, Agnes."Penginapan Surya? Masalah asmara dengan bos penginapan? Yoga bertekad untuk mengunjungi "Agnes" yang disebutkan itu jika punya waktu luang. Setelah itu, Yoga memerintahkan Raja Kegelapan untuk terus menyelidiki si Peramal Jitu ini sebelum menutup telepon.Baru saja Yoga mengakhiri panggilan itu, ponselnya kembali berdering lagi. Ternyata Karina yang sudah lama tidak menghubunginya. Yoga akhirnya menerima telepon itu.Karina bertanya, "Yoga, di mana kamu sekarang?""Lagi di luar, kenapa?" tanya Yoga."Coba jujur, kamu berutang sama orang di luar sana ya?" tanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 760

    Yoga bertanya pada Peramal Jitu, "Sejak kapan aku berutang padamu?"Peramal Jitu menjawab, "Kamu ini pelupa sekali. Aku meramal untukmu sebelumnya, tapi kamu belum bayar. Sebenarnya aku nggak terlalu peduli karena orang sepertiku nggak mementingkan harta. Tapi, aku bersikeras menagihnya demi kebaikanmu sendiri."Yoga menjawab, "Oh ya? Demi kebaikanku gimana?"Peramal Jitu membalas, "Kalau kamu nggak bayar aku, kita jadi terikat sama takdir. Kalau hubungan ini nggak segera diakhiri, bakal memengaruhi peruntunganmu dan bahkan melibatkan Bu Karina. Dari hal yang paling kecil adalah bencana beruntun, kemungkinan terburuknya adalah taruhan nyawa."Ambar langsung terkesiap, "Pantas saja aku belakangan ini sial terus. Ternyata semua ini ulahmu. Master, berapa utang Yoga?"Peramal Jitu menjawab, "Nggak banyak, cuma 10 juta.""Sepuluh juta ya? Aku yang bayar saja," jawab Ambar."Nggak boleh!" Peramal Jitu menggelengkan kepalanya. "Ini adalah takdir antara aku dan dia. Kalau orang luar yang melu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 761

    Ambar kaget mendengar hal itu, "Yoga, cepat berguru padanya! Kamu beruntung bisa menjadi muridnya."Gatot juga buru-buru menyahut, "Ya! Anggap saja jamuan hari ini adalah untuk kamu berguru padanya."Sementara itu, wajah Yoga tampak sangat muram. Berani-beraninya si tua bangka ini mengambil kesempatan untuk membuat Yoga berguru padanya. 'Jangan mimpi! Nggak semudah itu mau ambil keuntungan dariku!' batinnya.Yoga berkata, "Kebetulan sekali, aku juga pernah diramal oleh ahli lainnya. Jodoh kita sebagai guru dan murid memang masih belum habis. Tapi kata ahli itu, yang jadi guru itu aku, sedangkan kamu yang jadi muridnya. Jadi, seharusnya kamu yang berguru padaku.""Omong kosong!" Peramal Jitu berkata, "Ahlimu itu sudah pasti peramal gadungan! Dia pasti salah ramal!""Oh ya?" Yoga membalas, "Ahli yang kucari ini reputasinya sangat besar. Seharusnya kamu juga pernah dengar namanya.""Siapa?" tanyanya dengan penasaran."Agnes," jawab Yoga.Mendengar nama ini, Peramal Jitu hampir saja terjat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 762

    Timur? Yoga menunjuk ke arah timur dengan kebingungan, "Ada apa di sebelah timur?"Peramal Jitu berkata, "Tiba saatnya nanti kamu akan tahu sendiri. Oh ya, kuberi satu nasihat lagi. Sebaiknya kamu selidiki Tiga Serangkai itu dengan baik. Mungkin akan ada kejutan tak terduga."'Penipu ini bahkan tahu tentang Tiga Serangkai,' batin Yoga.Peramal Jitu melanjutkan, "Baiklah, waktunya sudah larut sekarang. Aku harus pulang untuk tidur siang.""Tunggu!" cegah Yoga, "Kamu kira kamu bisa pergi begitu saja tanpa beri tahu tentang asal-usulmu?"Peramal Jitu terkekeh-kekeh. "Kamu mau menghalangiku? Jangan mimpi.""Kalau kamu bilang begitu, aku justru jadi ingin mencobanya." Usai berkata demikian, Yoga mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Peramal Jitu. Tak disangka, Peramal Jitu berkelebat dan menghilang begitu saja.Kecepatannya benar-benar dahsyat. Yoga terkesiap melihat hal ini. Dia bergegas mencari ke sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak Peramal Jitu sama sekali."Sial, dia berhasil ka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 763

    "Kamu bisa ngeluarin guntur? Kamu kira kamu pokemon? Sepertinya orang ini ada gangguan jiwa. Pak Santo, turunkan perintah untuk bunuh bocah ini demi melindungi harga diri Tiga Serangkai!"Santo menganggguk, "Tangkap dia!""Baik!" sahut semua anggota serempak sambil menyerbu ke arah Yoga.Yoga hanya tersenyum tipis sambil mendengus, "Teknik Guntur Surgawi!"Duar! Tiba-tiba muncul guntur yang menggelegar di langit dan menyambar di antara kerumunan. Kekuatan guntur ini sangat luar biasa. Muncul lubang besar seukuran dua meter di permukaan tanah yang terkena sambaran guntur tersebut.Semua anggota Tiga Serangkai terhempas karena ledakan ini. Tubuh mereka juga tampak gosong karena hangus. Bahkan, mulut mereka juga mengeluarkan asap hitam. Pertempuran yang baru saja dimulai, kini telah berakhir dalam sekejap mata.Semua orang terpelongo melihat kejadian ini. Ternyata bocah ini benar-benar bisa memanggil guntur. Apa orang ini adalah dewa? Gawat, kali ini mereka bertemu dengan musuh yang kuat!

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 764

    Saat Tama mendengar suara Yoga, dia langsung menghentikan langkahnya secara refleks. Setelah menyadari orang itu adalah Yoga, Tama tampak histeris. "Pak Yoga? Kenapa Anda bisa di sini? Anda juga ditangkap?"Yoga buru-buru menjawab, "Tenang saja, kalian sudah aman sekarang. Jangan takut."Aman? Tama baru percaya setelah melihat sikap Santo yang hormat terhadap Yoga. Dia menghela napas lega, "Pak Yoga, terima kasih atas pertolongan Anda."Yoga bertanya lagi, "Katakanlah, sudah berapa lama kalian dikurung di sini?"Tama menjawab, "Kami sudah ditangkap ke sini selama tujuh hari."Sudah ditangkap tujuh hari! Sesuai dugaan Yoga, Tama yang di luar sana adalah palsu. Seketika, Yoga langsung teringat dengan sebuah teknik sihir, yaitu Teknik Penyamaran. Tama yang palsu itu pasti telah menyamar seperti wajah Tama.Yoga bertanya pada Santo, "Kenapa kamu tangkap mereka?"Santo menjawab dengan hati-hati, "Mereka ... berutang padaku. Makanya aku tangkap mereka.""Omong kosong!" Tama menyergah dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 765

    Tin! Tin! Tin!Mobil di belakang Nadine terus membunyikan klakson dan berteriak, "Hei! Mau jalan nggak? Kalau nggak, tolong minggir! Nggak mau nyawa lagi ya berhenti di tengah jalan?""Minggir kamu!" Nadine langsung emosi dan melayangkan tinju ke depan mobil pria itu. Seketika, kap mobil menjadi penyok dan keempat bannya langsung meledak."Argh!" Pengendara mobil itu terbelalak melihat adegan ini. Apa wanita ini masih termasuk manusia? Kekuatannya bahkan melebihi kecelakaan. Sopir itu meninggalkan mobilnya dan melarikan diri begitu saja.Kegaduhan sebesar ini tentu saja menarik perhatian banyak orang di area layanan. Semua orang berbondong-bondong datang untuk melihat apa yang terjadi.Yoga khawatir pertempuran mereka akan melukai orang yang tak bersalah, jadi dia berteriak, "Cepat pergi! Tempat ini berbahaya sekali."Namun, semua orang tetap tidak mau mendengar nasihat Yoga dan terus mendekat dengan hati-hati. Siapa yang mau melewatkan pertunjukan bagus seperti ini?Demi menakut-naku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 766

    Terdengar seruan kagum yang beruntun di lokasi itu."Astaga, cepat sekali! Dia itu ... manusia atau dewa!""Omong kosong, mana mungkin manusia biasa bisa secepat dan sekuat itu?""Bisa melempar mobil dengan satu tangan, sudah pasti itu nggak bisa dilakukan manusia biasa.""Ternyata benar-benar ada dewa di dunia ini.""Halo? Perusahaan asuransi? Mobilku hancur dilempar orang .... Ya, dilempar sama dewa."Yoga sengaja berkeliling di daerah sekitar Penginapan Surya untuk melihat Agnes. Dia merasa penasaran, wanita seperti apa yang bisa membuat Peramal Jitu memiliki hubungan mesra dengannya?Begitu mendekati penginapan tersebut, dia mendengar suara perkelahian. Yoga lantas mempercepat langkahnya. Namun baru saja keluar dari gang, Yoga melihat sebuah sosok bayangan yang terbang ke arahnya.Yoga langsung menghindar. Bayangan itu mendarat dengan keras di tanah hingga jatuh pingsan. Wajahnya telah babak belur dan sulit untuk dikenali, tetapi Yoga masih tetap bisa melihat dengan jelas wajah ora

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1239

    Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1238

    Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1234

    Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status