Timur? Yoga menunjuk ke arah timur dengan kebingungan, "Ada apa di sebelah timur?"Peramal Jitu berkata, "Tiba saatnya nanti kamu akan tahu sendiri. Oh ya, kuberi satu nasihat lagi. Sebaiknya kamu selidiki Tiga Serangkai itu dengan baik. Mungkin akan ada kejutan tak terduga."'Penipu ini bahkan tahu tentang Tiga Serangkai,' batin Yoga.Peramal Jitu melanjutkan, "Baiklah, waktunya sudah larut sekarang. Aku harus pulang untuk tidur siang.""Tunggu!" cegah Yoga, "Kamu kira kamu bisa pergi begitu saja tanpa beri tahu tentang asal-usulmu?"Peramal Jitu terkekeh-kekeh. "Kamu mau menghalangiku? Jangan mimpi.""Kalau kamu bilang begitu, aku justru jadi ingin mencobanya." Usai berkata demikian, Yoga mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Peramal Jitu. Tak disangka, Peramal Jitu berkelebat dan menghilang begitu saja.Kecepatannya benar-benar dahsyat. Yoga terkesiap melihat hal ini. Dia bergegas mencari ke sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak Peramal Jitu sama sekali."Sial, dia berhasil ka
"Kamu bisa ngeluarin guntur? Kamu kira kamu pokemon? Sepertinya orang ini ada gangguan jiwa. Pak Santo, turunkan perintah untuk bunuh bocah ini demi melindungi harga diri Tiga Serangkai!"Santo menganggguk, "Tangkap dia!""Baik!" sahut semua anggota serempak sambil menyerbu ke arah Yoga.Yoga hanya tersenyum tipis sambil mendengus, "Teknik Guntur Surgawi!"Duar! Tiba-tiba muncul guntur yang menggelegar di langit dan menyambar di antara kerumunan. Kekuatan guntur ini sangat luar biasa. Muncul lubang besar seukuran dua meter di permukaan tanah yang terkena sambaran guntur tersebut.Semua anggota Tiga Serangkai terhempas karena ledakan ini. Tubuh mereka juga tampak gosong karena hangus. Bahkan, mulut mereka juga mengeluarkan asap hitam. Pertempuran yang baru saja dimulai, kini telah berakhir dalam sekejap mata.Semua orang terpelongo melihat kejadian ini. Ternyata bocah ini benar-benar bisa memanggil guntur. Apa orang ini adalah dewa? Gawat, kali ini mereka bertemu dengan musuh yang kuat!
Saat Tama mendengar suara Yoga, dia langsung menghentikan langkahnya secara refleks. Setelah menyadari orang itu adalah Yoga, Tama tampak histeris. "Pak Yoga? Kenapa Anda bisa di sini? Anda juga ditangkap?"Yoga buru-buru menjawab, "Tenang saja, kalian sudah aman sekarang. Jangan takut."Aman? Tama baru percaya setelah melihat sikap Santo yang hormat terhadap Yoga. Dia menghela napas lega, "Pak Yoga, terima kasih atas pertolongan Anda."Yoga bertanya lagi, "Katakanlah, sudah berapa lama kalian dikurung di sini?"Tama menjawab, "Kami sudah ditangkap ke sini selama tujuh hari."Sudah ditangkap tujuh hari! Sesuai dugaan Yoga, Tama yang di luar sana adalah palsu. Seketika, Yoga langsung teringat dengan sebuah teknik sihir, yaitu Teknik Penyamaran. Tama yang palsu itu pasti telah menyamar seperti wajah Tama.Yoga bertanya pada Santo, "Kenapa kamu tangkap mereka?"Santo menjawab dengan hati-hati, "Mereka ... berutang padaku. Makanya aku tangkap mereka.""Omong kosong!" Tama menyergah dengan
Tin! Tin! Tin!Mobil di belakang Nadine terus membunyikan klakson dan berteriak, "Hei! Mau jalan nggak? Kalau nggak, tolong minggir! Nggak mau nyawa lagi ya berhenti di tengah jalan?""Minggir kamu!" Nadine langsung emosi dan melayangkan tinju ke depan mobil pria itu. Seketika, kap mobil menjadi penyok dan keempat bannya langsung meledak."Argh!" Pengendara mobil itu terbelalak melihat adegan ini. Apa wanita ini masih termasuk manusia? Kekuatannya bahkan melebihi kecelakaan. Sopir itu meninggalkan mobilnya dan melarikan diri begitu saja.Kegaduhan sebesar ini tentu saja menarik perhatian banyak orang di area layanan. Semua orang berbondong-bondong datang untuk melihat apa yang terjadi.Yoga khawatir pertempuran mereka akan melukai orang yang tak bersalah, jadi dia berteriak, "Cepat pergi! Tempat ini berbahaya sekali."Namun, semua orang tetap tidak mau mendengar nasihat Yoga dan terus mendekat dengan hati-hati. Siapa yang mau melewatkan pertunjukan bagus seperti ini?Demi menakut-naku
Terdengar seruan kagum yang beruntun di lokasi itu."Astaga, cepat sekali! Dia itu ... manusia atau dewa!""Omong kosong, mana mungkin manusia biasa bisa secepat dan sekuat itu?""Bisa melempar mobil dengan satu tangan, sudah pasti itu nggak bisa dilakukan manusia biasa.""Ternyata benar-benar ada dewa di dunia ini.""Halo? Perusahaan asuransi? Mobilku hancur dilempar orang .... Ya, dilempar sama dewa."Yoga sengaja berkeliling di daerah sekitar Penginapan Surya untuk melihat Agnes. Dia merasa penasaran, wanita seperti apa yang bisa membuat Peramal Jitu memiliki hubungan mesra dengannya?Begitu mendekati penginapan tersebut, dia mendengar suara perkelahian. Yoga lantas mempercepat langkahnya. Namun baru saja keluar dari gang, Yoga melihat sebuah sosok bayangan yang terbang ke arahnya.Yoga langsung menghindar. Bayangan itu mendarat dengan keras di tanah hingga jatuh pingsan. Wajahnya telah babak belur dan sulit untuk dikenali, tetapi Yoga masih tetap bisa melihat dengan jelas wajah ora
Nadine adalah ahli bela diri kuno, memang tidak mudah untuk mengorek informasi darinya. Selain itu, Agnes dan Peramal Jitu juga bukan musuhnya. Mungkin meninggalkan Nadine di sini juga bukan sebuah keputusan yang buruk.Pada akhirnya, Yoga mengangguk. "Kalau begitu mohon bantuan Senior."Agnes memicingkan matanya sambil tersenyum, "Kita bukan orang asing, nggak usah sungkan-sungkan." Setelah itu, dia langsung membawa Nadine ke penginapannya.Yoga mengerutkan alisnya. Ucapan Agnes yang terakhir membuatnya penasaran. Siapa sebenarnya wanita ini dan Peramal Jitu itu!Sementara itu, Scorpio yang tadinya pingsan, kini telah sadar perlahan-lahan. Dia melihat ke sekeliling dengan waspada. Setelah melihat sosok Yoga, dia langsung terkejut dan buru-buru berlutut."Saya Scorpio, memberi hormat kepada Raja Agoy yang perkasa."Yoga mengangguk. "Berdirilah."Scorpio berkata dengan merasa bersalah, "Aku nggak berani. Aku lalai menjalankan tugas, mohon Tuan beri hukuman padaku." "Bukan salahmu, dia
Yoga merasa agak gusar. "Sudah ketemu pelakunya belum?"Raja Naga membalas, "Pelakunya nggak meninggalkan jejak apa pun. Kami belum berhasil menemukan petunjuk sampai sekarang.""Bawa aku ke gudang untuk lihat-lihat," pinta Yoga akhirnya."Baiklah!" Raja Naga membawa Yoga masuk ke gudang material. Gudang yang awalnya ditimbun dengan berbagai sumber daya yang menumpuk, kini terlihat kosong melompong. Semua material untuk kultivasi telah dipindahkan hingga habis.Yoga memeriksa dengan teliti, tetapi tetap tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia mengerutkan alis sambil berkata, "Mau memindahkan sumber daya sebanyak ini dalam waktu semalaman, pasti akan menimbulkan kegaduhan yang besar. Apa kalian nggak merasa ada yang aneh sama sekali?"Raja Naga membalas dengan perasaan bersalah, "Pak Yoga, kami curiga ini adalah perbuatan Raja Pencuri Hantu yang terkenal di dunia persilatan.""Orang itu adalah warga Negara Thailey dan mahir menggunakan 10 sihir hitam. Kami curiga dia menggunakan ilmu sihi
Dewa Digdaya berkata, "Kalau kugunakan semua material ini untuk ahli bela diri kuno yang telah kumodifikasi, kualitas fisik mereka pasti akan meningkat pesat dan bisa mengerahkan semua potensi dengan sepenuhnya! Tiba saatnya nanti, peluang kemenangan kita mungkin akan meningkat jadi 80%!"Berita ini membuat semua orang menjadi bersemangat. Keempat kepala keluarga itu tampak sangat senang.Apri bertanya, "Dewa Digdaya, dari mana kamu bisa dapat harta sebanyak ini? Bahkan di dunia bela diri kuno sekalipun, semua harta ini pasti sangat berharga.""Pertanyaan bagus!" Dewa Digdaya bertepuk tangan, "Mari kita sambut orang yang berjasa untuk semua ini!"Petugas mendorong seorang pria bertubuh kurus dan berkulit gelap dengan kursi roda. Pria itu adalah Raja Pencuri Hantu. Saat ini, dia terkulai lemas di kursi roda itu.Apri langsung mengenalinya, "Dia Pencuri Raja Hantu! Dewa Digdaya, jangan-jangan semua harta ini hasil curiannya?""Benar sekali!" balas Dewa Digdaya.Apri bertanya lagi, "Bukan
Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon
Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m
"Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai
"Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah
Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t
Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn
"Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan
Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh
Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil