Share

Bab 768

Author: Vodka
Yoga merasa agak gusar. "Sudah ketemu pelakunya belum?"

Raja Naga membalas, "Pelakunya nggak meninggalkan jejak apa pun. Kami belum berhasil menemukan petunjuk sampai sekarang."

"Bawa aku ke gudang untuk lihat-lihat," pinta Yoga akhirnya.

"Baiklah!" Raja Naga membawa Yoga masuk ke gudang material. Gudang yang awalnya ditimbun dengan berbagai sumber daya yang menumpuk, kini terlihat kosong melompong. Semua material untuk kultivasi telah dipindahkan hingga habis.

Yoga memeriksa dengan teliti, tetapi tetap tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia mengerutkan alis sambil berkata, "Mau memindahkan sumber daya sebanyak ini dalam waktu semalaman, pasti akan menimbulkan kegaduhan yang besar. Apa kalian nggak merasa ada yang aneh sama sekali?"

Raja Naga membalas dengan perasaan bersalah, "Pak Yoga, kami curiga ini adalah perbuatan Raja Pencuri Hantu yang terkenal di dunia persilatan."

"Orang itu adalah warga Negara Thailey dan mahir menggunakan 10 sihir hitam. Kami curiga dia menggunakan ilmu sihi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 769

    Dewa Digdaya berkata, "Kalau kugunakan semua material ini untuk ahli bela diri kuno yang telah kumodifikasi, kualitas fisik mereka pasti akan meningkat pesat dan bisa mengerahkan semua potensi dengan sepenuhnya! Tiba saatnya nanti, peluang kemenangan kita mungkin akan meningkat jadi 80%!"Berita ini membuat semua orang menjadi bersemangat. Keempat kepala keluarga itu tampak sangat senang.Apri bertanya, "Dewa Digdaya, dari mana kamu bisa dapat harta sebanyak ini? Bahkan di dunia bela diri kuno sekalipun, semua harta ini pasti sangat berharga.""Pertanyaan bagus!" Dewa Digdaya bertepuk tangan, "Mari kita sambut orang yang berjasa untuk semua ini!"Petugas mendorong seorang pria bertubuh kurus dan berkulit gelap dengan kursi roda. Pria itu adalah Raja Pencuri Hantu. Saat ini, dia terkulai lemas di kursi roda itu.Apri langsung mengenalinya, "Dia Pencuri Raja Hantu! Dewa Digdaya, jangan-jangan semua harta ini hasil curiannya?""Benar sekali!" balas Dewa Digdaya.Apri bertanya lagi, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 770

    Dewa Digdaya langsung mencegahnya, "Jangan tutup dulu! Lihat apa ini!" Dia kemudian mengarahkan kamera ke material yang dicuri.Melihat semua benda itu, Yoga langsung tersadar. "Kukira entah tikus dari mana yang mencuri sampah-sampah di gudang materialku. Nggak kusangka ternyata kalian yang mencurinya. Aku justru penasaran, apa yang mau kalian lakukan dengan sampah-sampah itu?""Hehe! Jangan mengeyel lagi! Aku tahu pasti nggak mudah bagimu untuk mengumpulkan semua material ini. Gimana rasanya memberikan jerih payahmu untuk orang lain?" tanya Dewa Digdaya."Memang benar, aku bersusah payah demi mendapatkan semua benda itu. Tapi, barang-barang itu nggak bisa memberi manfaat bagi kalian, melainkan mengantarkan kematian kalian.""Apa maksudmu?" tanya Dewa Digdaya."Kalian akan tahu sebentar lagi," jawab Yoga. Setelah itu, dia mengeluarkan Raja Serangga Giok Putih dan menyentilnya dengan perlahan. "Nak, mulai kerja."Tubuh Raja Serangga Giok Putih menggeliat dengan kuat. Pada saat bersamaan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 771

    "Sisanya, bunuh! Hancurkan semua serangga ini," perintah Dewa Digdaya.Ahli bela diri kuno adalah senjata pemungkasnya. Dia tidak berharap mereka dibunuh serangga-serangga ini sebelum mengerahkan kekuatan yang sesungguhnya. Mendengar perintah Dewa Digdaya, semua orang langsung mengerti betapa seriusnya situasi saat ini.Para ahli bela diri kuno yang berhasil dimodifikasi pun langsung mencari tempat persembunyian. Sementara itu, yang lainnya berusaha menyerang Serangga Perenggut Nyawa .... Meski mereka enggan melakukan perlawanan karena menyadari betapa berbahayanya ini, tetap saja mereka tidak bisa membantah perintah Dewa Digdaya.Namun, mereka langsung menyadari bahwa target musuh mereka ini terlalu kecil. Serangan mereka sama sekali tidak berguna. Sebaliknya, para serangga itu semakin ganas dan menjatuhkan semakin banyak korban.Banyak juga orang yang mengabaikan perintah Dewa Digdaya dan berusaha melarikan diri. Aula Digdaya ini adalah milik Dewa Digdaya, tetapi nyawa mereka adalah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 772

    "Rugi besar! Sialan!" Dewa Digdaya mengepalkan tangannya dengan erat. "Yoga, berani-beraninya kamu mempermainkanku. Akan kukuliti kamu hidup-hidup!""Hehe ...." Terdengar suara Yoga dari ujung telepon, "Perang nggak mengenal tipu muslihat. Lagi pula, kalian yang mulai duluan, aku hanya balas dengan setimpal. Kenapa? Memangnya cuma kalian yang boleh menyerang, aku nggak boleh membalas?"Panggilan itu masih belum terputus, Dewa Digdaya memakinya lewat ponsel, "Yoga, aku mau lihat kamu bisa sombong sampai kapan! Jangan lupa ibumu masih ada di tanganku. Kamu nggak takut aku melukainya?""Hehe!" Yoga membalas, "Kalau kamu bisa menyakiti ibuku, bukannya sedari awal kamu sudah pasti akan menggunakan hal itu untuk mengancamku? Ingatlah, saat aku menolongnya, itulah hari kematianmu!"Tut! Telepon itu langsung dimatikan. Dewa Digdaya melempar ponselnya dengan marah hingga hancur. Memang benar kata Yoga, karena dibatasi oleh aturan, Dewa Digdaya hanya bisa mengambil darah ibunya sesekali. Selainn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 773

    Raja Naga berkata, "Master, dugaanmu benar. Bocah ini diam-diam ingin kabur tadi."Yoga melirik si Botak dengan tatapan dingin dan bertanya, "Katakan, kenapa kamu ingin kabur?"Si Botak langsung berlutut dan menjawab, "Pak, ibuku sakit. Aku ingin pulang menjenguknya. Sekte Hagisana sedang membutuhkan banyak orang, jadi aku nggak berani minta izin. Aku takut ditolak. Kumohon ampuni aku, aku nggak akan mengulanginya lagi."Plak! Raja Naga sontak menamparnya dan menegur, "Bicara yang jujur!"Si Botak segera bersujud dan berkata, "Pak, aku sudah jujur. Aku nggak berani menipu kalian.""Kamu yakin kamu dan Raja Pencuri Hantu nggak punya hubungan apa pun? Bukan kamu yang membantunya mencuri sumber daya?" tanya Yoga."Pak, aku selalu setia pada Sekte Hagisana. Mana mungkin aku bersekongkol dengan penjahat untuk melawanmu?" sahut si Botak segera."Kamu yakin nggak pernah pergi ke gudang, 'kan?" tanya Yoga lagi.Si Botak mengangguk berulang kali dan menimpali, "Nggak pernah."Yoga mengeluarkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 774

    Yoga menelepon dan memerintahkan, "Langsung jatuhkan mereka. Ingat, jangan sampai mereka berkesempatan menghubungi orang lain. Aku nggak mau musuh tahu tentang ini.""Baik." Hanya dalam 1 menit, Raja Kegelapan melapor lagi, "Pak, kami sudah menjatuhkan mereka semua. Tapi, mereka memakan racun misterius sebelum aku sempat melakukan apa pun. Aku gagal mempertahankan nyawa mereka."Dewa Digdaya memang sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena orang-orang itu telah mati, Yoga hanya bisa mencari petunjuk dari si Botak.Yoga berkata, "Ibumu sudah aman sekarang. Aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahan. Kuharap kamu bisa memanfaatkannya dengan baik.""Terima kasih." Si Botak segera bersujud. "Aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku akan menuruti semua instruksimu.""Beri tahu aku, gimana caramu menghubungi Dewa Digdaya," perintah Yoga.Si Botak segera mengeluarkan sebuah alat komunikasi dari sakunya. Alat itu cuma sebesar sebatang rokok. Dia ber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 775

    Di situasi kritis ini, Yoga dan Raja Naga yang bersembunyi di kegelapan tiba-tiba muncul. Bisa dibayangkan sekuat apa aura yang dipancarkan oleh kedua kultivator kuno tingkat tinggi itu.Semua orang yang ada di dalam ruangan pun panik. Mereka berlutut, merasa sulit untuk bernapas, bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun.Beberapa yang tubuhnya agak lemah bahkan langsung mati di tempat karena organ dalam mereka meledak.Sementara itu, pria berkacamata emas itu cukup kuat karena Aula Digdaya telah mengubah fisiknya menjadi fisik kultivator kuno. Dia menahan aura Yoga dan Raja Naga, lalu melompat dan hendak melarikan diri dari jendela.Jalal tidak akan membiarkannya begitu saja. Dia pun maju dan bertarung dengan pria berkacamata emas itu.Meskipun Jalal baru mencapai tingkat agung master, dia sering mengonsumsi pil tingkat tinggi sehingga fisiknya sangat kuat. Ditambah lagi ada aura Yoga dan Raja Naga yang menekannya, pria berkacamata emas itu pun kalah dengan mudah.Setelah mengatasi semu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 776

    Peramal Jitu! Ternyata pengemis itu adalah Peramal Jitu! Saat ini, wajahnya tampak babak belur, rambutnya acak-acakan, bahkan ada bagian yang botak dan berdarah. Pakaiannya juga compang-camping. Penampilannya jauh lebih buruk dan menyedihkan daripada pengemis.Peramal Jitu bisa merasakan tatapan seseorang. Tanpa mendongak, dia membentak, "Apa yang kamu lihat? Kamu nggak pernah melihat dewa berkultivasi ya?"Yoga terkekeh-kekeh. Penipu ini jelas-jelas dihajar hingga babak belur, tetapi masih berani berbohong. Yoga pun bertanya, "Peramal Jitu, kenapa kamu jadi begini?"Begitu mendengar suara Yoga, Peramal Jitu pun mendongak. Setelah memastikan orang yang datang adalah Yoga, dia langsung menjadi emosional. Dia bangkit dan memaki, "Dasar bajingan! Beraninya kamu datang kemari! Aku jadi begini gara-gara kamu!""Jangan sembarangan bicara. Aku nggak pernah mencelakaimu," bantah Yoga."Masih nggak mau ngaku!" Peramal Jitu menghardik, "Kalau kamu nggak bicara buruk tentangku di depan Agnes, man

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1261

    Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1260

    "Tenang saja!" balas Yoga dengan penuh percaya diri. Dia tersenyum lebar sambil memberi isyarat dengan tangannya.Hanya saja, Sutrisno merasa gelisah saat melihat senyuman itu. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah dirinya telah dijebak. Pasti semua ini tidak sesederhana seperti yang Yoga katakan."Ayo, ikut aku pulang!" gumam Sutrisno pelan sambil terus memperhatikan Yoga, bahkan menyisakan sedikit kewaspadaan dalam hatinya. Dia berpikir apakah dirinya sudah benar-benar dijebak?Di sisi lain, Yoga terlihat santai dan tidak peduli. Dia ikut pergi bersama Sutrisno. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kompleks hunian. Tempat itu penuh dengan deretan vila mewah yang jelas bernilai fantastis."Ini salah satu rumahku. Kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi ingat, jangan sekali-kali berkeliaran sembarangan. Kalau sampai ketahuan bahwa Keluarga Salim melindungimu, itu akan membawa masalah besar bagi kami!" ucap Sutrisno seraya menatap Yoga dengan serius.Sut

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1259

    Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1258

    Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1257

    Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1256

    Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status