Yoga merasa agak gusar. "Sudah ketemu pelakunya belum?"Raja Naga membalas, "Pelakunya nggak meninggalkan jejak apa pun. Kami belum berhasil menemukan petunjuk sampai sekarang.""Bawa aku ke gudang untuk lihat-lihat," pinta Yoga akhirnya."Baiklah!" Raja Naga membawa Yoga masuk ke gudang material. Gudang yang awalnya ditimbun dengan berbagai sumber daya yang menumpuk, kini terlihat kosong melompong. Semua material untuk kultivasi telah dipindahkan hingga habis.Yoga memeriksa dengan teliti, tetapi tetap tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia mengerutkan alis sambil berkata, "Mau memindahkan sumber daya sebanyak ini dalam waktu semalaman, pasti akan menimbulkan kegaduhan yang besar. Apa kalian nggak merasa ada yang aneh sama sekali?"Raja Naga membalas dengan perasaan bersalah, "Pak Yoga, kami curiga ini adalah perbuatan Raja Pencuri Hantu yang terkenal di dunia persilatan.""Orang itu adalah warga Negara Thailey dan mahir menggunakan 10 sihir hitam. Kami curiga dia menggunakan ilmu sihi
Dewa Digdaya berkata, "Kalau kugunakan semua material ini untuk ahli bela diri kuno yang telah kumodifikasi, kualitas fisik mereka pasti akan meningkat pesat dan bisa mengerahkan semua potensi dengan sepenuhnya! Tiba saatnya nanti, peluang kemenangan kita mungkin akan meningkat jadi 80%!"Berita ini membuat semua orang menjadi bersemangat. Keempat kepala keluarga itu tampak sangat senang.Apri bertanya, "Dewa Digdaya, dari mana kamu bisa dapat harta sebanyak ini? Bahkan di dunia bela diri kuno sekalipun, semua harta ini pasti sangat berharga.""Pertanyaan bagus!" Dewa Digdaya bertepuk tangan, "Mari kita sambut orang yang berjasa untuk semua ini!"Petugas mendorong seorang pria bertubuh kurus dan berkulit gelap dengan kursi roda. Pria itu adalah Raja Pencuri Hantu. Saat ini, dia terkulai lemas di kursi roda itu.Apri langsung mengenalinya, "Dia Pencuri Raja Hantu! Dewa Digdaya, jangan-jangan semua harta ini hasil curiannya?""Benar sekali!" balas Dewa Digdaya.Apri bertanya lagi, "Bukan
Dewa Digdaya langsung mencegahnya, "Jangan tutup dulu! Lihat apa ini!" Dia kemudian mengarahkan kamera ke material yang dicuri.Melihat semua benda itu, Yoga langsung tersadar. "Kukira entah tikus dari mana yang mencuri sampah-sampah di gudang materialku. Nggak kusangka ternyata kalian yang mencurinya. Aku justru penasaran, apa yang mau kalian lakukan dengan sampah-sampah itu?""Hehe! Jangan mengeyel lagi! Aku tahu pasti nggak mudah bagimu untuk mengumpulkan semua material ini. Gimana rasanya memberikan jerih payahmu untuk orang lain?" tanya Dewa Digdaya."Memang benar, aku bersusah payah demi mendapatkan semua benda itu. Tapi, barang-barang itu nggak bisa memberi manfaat bagi kalian, melainkan mengantarkan kematian kalian.""Apa maksudmu?" tanya Dewa Digdaya."Kalian akan tahu sebentar lagi," jawab Yoga. Setelah itu, dia mengeluarkan Raja Serangga Giok Putih dan menyentilnya dengan perlahan. "Nak, mulai kerja."Tubuh Raja Serangga Giok Putih menggeliat dengan kuat. Pada saat bersamaan
"Sisanya, bunuh! Hancurkan semua serangga ini," perintah Dewa Digdaya.Ahli bela diri kuno adalah senjata pemungkasnya. Dia tidak berharap mereka dibunuh serangga-serangga ini sebelum mengerahkan kekuatan yang sesungguhnya. Mendengar perintah Dewa Digdaya, semua orang langsung mengerti betapa seriusnya situasi saat ini.Para ahli bela diri kuno yang berhasil dimodifikasi pun langsung mencari tempat persembunyian. Sementara itu, yang lainnya berusaha menyerang Serangga Perenggut Nyawa .... Meski mereka enggan melakukan perlawanan karena menyadari betapa berbahayanya ini, tetap saja mereka tidak bisa membantah perintah Dewa Digdaya.Namun, mereka langsung menyadari bahwa target musuh mereka ini terlalu kecil. Serangan mereka sama sekali tidak berguna. Sebaliknya, para serangga itu semakin ganas dan menjatuhkan semakin banyak korban.Banyak juga orang yang mengabaikan perintah Dewa Digdaya dan berusaha melarikan diri. Aula Digdaya ini adalah milik Dewa Digdaya, tetapi nyawa mereka adalah
"Rugi besar! Sialan!" Dewa Digdaya mengepalkan tangannya dengan erat. "Yoga, berani-beraninya kamu mempermainkanku. Akan kukuliti kamu hidup-hidup!""Hehe ...." Terdengar suara Yoga dari ujung telepon, "Perang nggak mengenal tipu muslihat. Lagi pula, kalian yang mulai duluan, aku hanya balas dengan setimpal. Kenapa? Memangnya cuma kalian yang boleh menyerang, aku nggak boleh membalas?"Panggilan itu masih belum terputus, Dewa Digdaya memakinya lewat ponsel, "Yoga, aku mau lihat kamu bisa sombong sampai kapan! Jangan lupa ibumu masih ada di tanganku. Kamu nggak takut aku melukainya?""Hehe!" Yoga membalas, "Kalau kamu bisa menyakiti ibuku, bukannya sedari awal kamu sudah pasti akan menggunakan hal itu untuk mengancamku? Ingatlah, saat aku menolongnya, itulah hari kematianmu!"Tut! Telepon itu langsung dimatikan. Dewa Digdaya melempar ponselnya dengan marah hingga hancur. Memang benar kata Yoga, karena dibatasi oleh aturan, Dewa Digdaya hanya bisa mengambil darah ibunya sesekali. Selainn
Raja Naga berkata, "Master, dugaanmu benar. Bocah ini diam-diam ingin kabur tadi."Yoga melirik si Botak dengan tatapan dingin dan bertanya, "Katakan, kenapa kamu ingin kabur?"Si Botak langsung berlutut dan menjawab, "Pak, ibuku sakit. Aku ingin pulang menjenguknya. Sekte Hagisana sedang membutuhkan banyak orang, jadi aku nggak berani minta izin. Aku takut ditolak. Kumohon ampuni aku, aku nggak akan mengulanginya lagi."Plak! Raja Naga sontak menamparnya dan menegur, "Bicara yang jujur!"Si Botak segera bersujud dan berkata, "Pak, aku sudah jujur. Aku nggak berani menipu kalian.""Kamu yakin kamu dan Raja Pencuri Hantu nggak punya hubungan apa pun? Bukan kamu yang membantunya mencuri sumber daya?" tanya Yoga."Pak, aku selalu setia pada Sekte Hagisana. Mana mungkin aku bersekongkol dengan penjahat untuk melawanmu?" sahut si Botak segera."Kamu yakin nggak pernah pergi ke gudang, 'kan?" tanya Yoga lagi.Si Botak mengangguk berulang kali dan menimpali, "Nggak pernah."Yoga mengeluarkan
Yoga menelepon dan memerintahkan, "Langsung jatuhkan mereka. Ingat, jangan sampai mereka berkesempatan menghubungi orang lain. Aku nggak mau musuh tahu tentang ini.""Baik." Hanya dalam 1 menit, Raja Kegelapan melapor lagi, "Pak, kami sudah menjatuhkan mereka semua. Tapi, mereka memakan racun misterius sebelum aku sempat melakukan apa pun. Aku gagal mempertahankan nyawa mereka."Dewa Digdaya memang sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena orang-orang itu telah mati, Yoga hanya bisa mencari petunjuk dari si Botak.Yoga berkata, "Ibumu sudah aman sekarang. Aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahan. Kuharap kamu bisa memanfaatkannya dengan baik.""Terima kasih." Si Botak segera bersujud. "Aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku akan menuruti semua instruksimu.""Beri tahu aku, gimana caramu menghubungi Dewa Digdaya," perintah Yoga.Si Botak segera mengeluarkan sebuah alat komunikasi dari sakunya. Alat itu cuma sebesar sebatang rokok. Dia ber
Di situasi kritis ini, Yoga dan Raja Naga yang bersembunyi di kegelapan tiba-tiba muncul. Bisa dibayangkan sekuat apa aura yang dipancarkan oleh kedua kultivator kuno tingkat tinggi itu.Semua orang yang ada di dalam ruangan pun panik. Mereka berlutut, merasa sulit untuk bernapas, bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun.Beberapa yang tubuhnya agak lemah bahkan langsung mati di tempat karena organ dalam mereka meledak.Sementara itu, pria berkacamata emas itu cukup kuat karena Aula Digdaya telah mengubah fisiknya menjadi fisik kultivator kuno. Dia menahan aura Yoga dan Raja Naga, lalu melompat dan hendak melarikan diri dari jendela.Jalal tidak akan membiarkannya begitu saja. Dia pun maju dan bertarung dengan pria berkacamata emas itu.Meskipun Jalal baru mencapai tingkat agung master, dia sering mengonsumsi pil tingkat tinggi sehingga fisiknya sangat kuat. Ditambah lagi ada aura Yoga dan Raja Naga yang menekannya, pria berkacamata emas itu pun kalah dengan mudah.Setelah mengatasi semu
Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh
"Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi
Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon
Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m
"Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai
"Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah
Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t
Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn
"Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan