Share

Bab 771

Penulis: Vodka
"Sisanya, bunuh! Hancurkan semua serangga ini," perintah Dewa Digdaya.

Ahli bela diri kuno adalah senjata pemungkasnya. Dia tidak berharap mereka dibunuh serangga-serangga ini sebelum mengerahkan kekuatan yang sesungguhnya. Mendengar perintah Dewa Digdaya, semua orang langsung mengerti betapa seriusnya situasi saat ini.

Para ahli bela diri kuno yang berhasil dimodifikasi pun langsung mencari tempat persembunyian. Sementara itu, yang lainnya berusaha menyerang Serangga Perenggut Nyawa .... Meski mereka enggan melakukan perlawanan karena menyadari betapa berbahayanya ini, tetap saja mereka tidak bisa membantah perintah Dewa Digdaya.

Namun, mereka langsung menyadari bahwa target musuh mereka ini terlalu kecil. Serangan mereka sama sekali tidak berguna. Sebaliknya, para serangga itu semakin ganas dan menjatuhkan semakin banyak korban.

Banyak juga orang yang mengabaikan perintah Dewa Digdaya dan berusaha melarikan diri. Aula Digdaya ini adalah milik Dewa Digdaya, tetapi nyawa mereka adalah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 772

    "Rugi besar! Sialan!" Dewa Digdaya mengepalkan tangannya dengan erat. "Yoga, berani-beraninya kamu mempermainkanku. Akan kukuliti kamu hidup-hidup!""Hehe ...." Terdengar suara Yoga dari ujung telepon, "Perang nggak mengenal tipu muslihat. Lagi pula, kalian yang mulai duluan, aku hanya balas dengan setimpal. Kenapa? Memangnya cuma kalian yang boleh menyerang, aku nggak boleh membalas?"Panggilan itu masih belum terputus, Dewa Digdaya memakinya lewat ponsel, "Yoga, aku mau lihat kamu bisa sombong sampai kapan! Jangan lupa ibumu masih ada di tanganku. Kamu nggak takut aku melukainya?""Hehe!" Yoga membalas, "Kalau kamu bisa menyakiti ibuku, bukannya sedari awal kamu sudah pasti akan menggunakan hal itu untuk mengancamku? Ingatlah, saat aku menolongnya, itulah hari kematianmu!"Tut! Telepon itu langsung dimatikan. Dewa Digdaya melempar ponselnya dengan marah hingga hancur. Memang benar kata Yoga, karena dibatasi oleh aturan, Dewa Digdaya hanya bisa mengambil darah ibunya sesekali. Selainn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 773

    Raja Naga berkata, "Master, dugaanmu benar. Bocah ini diam-diam ingin kabur tadi."Yoga melirik si Botak dengan tatapan dingin dan bertanya, "Katakan, kenapa kamu ingin kabur?"Si Botak langsung berlutut dan menjawab, "Pak, ibuku sakit. Aku ingin pulang menjenguknya. Sekte Hagisana sedang membutuhkan banyak orang, jadi aku nggak berani minta izin. Aku takut ditolak. Kumohon ampuni aku, aku nggak akan mengulanginya lagi."Plak! Raja Naga sontak menamparnya dan menegur, "Bicara yang jujur!"Si Botak segera bersujud dan berkata, "Pak, aku sudah jujur. Aku nggak berani menipu kalian.""Kamu yakin kamu dan Raja Pencuri Hantu nggak punya hubungan apa pun? Bukan kamu yang membantunya mencuri sumber daya?" tanya Yoga."Pak, aku selalu setia pada Sekte Hagisana. Mana mungkin aku bersekongkol dengan penjahat untuk melawanmu?" sahut si Botak segera."Kamu yakin nggak pernah pergi ke gudang, 'kan?" tanya Yoga lagi.Si Botak mengangguk berulang kali dan menimpali, "Nggak pernah."Yoga mengeluarkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 774

    Yoga menelepon dan memerintahkan, "Langsung jatuhkan mereka. Ingat, jangan sampai mereka berkesempatan menghubungi orang lain. Aku nggak mau musuh tahu tentang ini.""Baik." Hanya dalam 1 menit, Raja Kegelapan melapor lagi, "Pak, kami sudah menjatuhkan mereka semua. Tapi, mereka memakan racun misterius sebelum aku sempat melakukan apa pun. Aku gagal mempertahankan nyawa mereka."Dewa Digdaya memang sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena orang-orang itu telah mati, Yoga hanya bisa mencari petunjuk dari si Botak.Yoga berkata, "Ibumu sudah aman sekarang. Aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahan. Kuharap kamu bisa memanfaatkannya dengan baik.""Terima kasih." Si Botak segera bersujud. "Aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku akan menuruti semua instruksimu.""Beri tahu aku, gimana caramu menghubungi Dewa Digdaya," perintah Yoga.Si Botak segera mengeluarkan sebuah alat komunikasi dari sakunya. Alat itu cuma sebesar sebatang rokok. Dia ber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 775

    Di situasi kritis ini, Yoga dan Raja Naga yang bersembunyi di kegelapan tiba-tiba muncul. Bisa dibayangkan sekuat apa aura yang dipancarkan oleh kedua kultivator kuno tingkat tinggi itu.Semua orang yang ada di dalam ruangan pun panik. Mereka berlutut, merasa sulit untuk bernapas, bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun.Beberapa yang tubuhnya agak lemah bahkan langsung mati di tempat karena organ dalam mereka meledak.Sementara itu, pria berkacamata emas itu cukup kuat karena Aula Digdaya telah mengubah fisiknya menjadi fisik kultivator kuno. Dia menahan aura Yoga dan Raja Naga, lalu melompat dan hendak melarikan diri dari jendela.Jalal tidak akan membiarkannya begitu saja. Dia pun maju dan bertarung dengan pria berkacamata emas itu.Meskipun Jalal baru mencapai tingkat agung master, dia sering mengonsumsi pil tingkat tinggi sehingga fisiknya sangat kuat. Ditambah lagi ada aura Yoga dan Raja Naga yang menekannya, pria berkacamata emas itu pun kalah dengan mudah.Setelah mengatasi semu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 776

    Peramal Jitu! Ternyata pengemis itu adalah Peramal Jitu! Saat ini, wajahnya tampak babak belur, rambutnya acak-acakan, bahkan ada bagian yang botak dan berdarah. Pakaiannya juga compang-camping. Penampilannya jauh lebih buruk dan menyedihkan daripada pengemis.Peramal Jitu bisa merasakan tatapan seseorang. Tanpa mendongak, dia membentak, "Apa yang kamu lihat? Kamu nggak pernah melihat dewa berkultivasi ya?"Yoga terkekeh-kekeh. Penipu ini jelas-jelas dihajar hingga babak belur, tetapi masih berani berbohong. Yoga pun bertanya, "Peramal Jitu, kenapa kamu jadi begini?"Begitu mendengar suara Yoga, Peramal Jitu pun mendongak. Setelah memastikan orang yang datang adalah Yoga, dia langsung menjadi emosional. Dia bangkit dan memaki, "Dasar bajingan! Beraninya kamu datang kemari! Aku jadi begini gara-gara kamu!""Jangan sembarangan bicara. Aku nggak pernah mencelakaimu," bantah Yoga."Masih nggak mau ngaku!" Peramal Jitu menghardik, "Kalau kamu nggak bicara buruk tentangku di depan Agnes, man

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 777

    "Aku ingin Senior membongkar informasi dari mulutnya," jelas Yoga.Agnes mengamati pria berkacamata itu sekilas. Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Buset! Fisik kultivator kunonya benar-benar sempurna. Kalau nggak diperiksa dengan teliti, aku nggak akan tahu kalau itu hasil modifikasi. Informasi apa yang kamu mau?""Aku ingin tahu dia mengatur berapa mata-mata di Sekte Hagisana. Selain itu, berapa pusat intelijen yang dia punya dan lokasinya di mana saja," sahut Yoga.Yoga ingin melenyapkan semua jaringan intelijen Aula Digdaya. Dengan demikian, Aula Digdaya akan kehilangan matanya dan kekuatannya akan memerosot."Mudah saja. Tapi, aku nggak ingin membantumu secara cuma-cuma. Gimana kamu akan membalas kebaikanku?" tanya Agnes.Yoga berpikir sesaat sebelum menimpali, "Aku akan memberimu 100 butir pil tingkat tujuh. Gimana?""Jangan membual. Mana mungkin kamu punya pil tingkat tujuh sebanyak itu?" Agnes melirik Yoga dengan kesal.Yoga pun terkekeh-kekeh. Jangankan 100 butir, dia bahka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 778

    Begitu mendengarnya, Hilda pun merasa panik. Dia sudah tidak sabar untuk tiba di Jepana. Wenny tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, di mana Kak Nadine? Kenapa dia nggak ikut?""Kak Nadine sudah berangkat lebih awal. Dia harus membuat janji dengan Pak Dion supaya kita nggak terkesan lancang," timpal Tama."Kita harus berterima kasih kepada Kak Nadine nanti," ujar Hilda.Sejam kemudian, kapal pesiar akhirnya tiba di pesisir pantai Jepana. Sudah ada mobil yang menunggu mereka di sana.Mereka naik ke mobil, lalu menuju ke Perusahaan Farmasi Otsuka. Hilda bertanya, "Tama, bukannya kita mau menemui Pak Dion? Kenapa malah kemari?""Pak Dion adalah kepala di Perusahaan Farmasi Otsuka. Kalau ingin menemuinya, kita tentu harus melewati perusahaan ini," jawab Tama dengan tidak sabar.Wenny berujar dengan heran, "Setahuku, Pak Dion nggak terikat dengan perusahan mana pun, juga nggak bersedia bekerja untuk siapa pun. Kenapa dia tiba-tiba bergabung dengan perusahaan ini?""Mana aku tahu. Kalian tanyaka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 779

    Hilda dan Wenny seketika merasa kecewa. Mereka tidak menyangka Akira mengincar Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala. Kedua ini adalah rahasia negara. Orang Daruna sekalipun belum tentu berkesempatan untuk mempelajarinya.Hilda berujar, "Pak, maaf sekali. Kamu seharusnya tahu Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala adalah rahasia Daruna. Teknik dan formula ini hanya untuk orang dalam. Kami nggak bisa memenuhi keinginanmu."Ekspresi Akira menjadi masam. Dia membalas, "Kalian merasa kalian punya hak untuk menolakku sekarang?"Hilda dan Wenny merasa makin kecewa. Mereka tahu Akira mengancam mereka. Sialan, mereka terjebak. Seketika, mereka teringat pada peringatan Yoga.Kedua wanita itu bertatapan, lalu mengangguk. Kini, mereka hanya bisa mengulur waktu sebisa mungkin.Wenny berkata, "Baiklah. Karena Pak Akira begitu tertarik dengan Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala, kami akan memberikannya kepadamu. Anggap saja ini hadiah pertemuan.""Tapi, Arahat Delapan Jarum butuh Jarum Arahat supay

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status