Hilda dan Wenny seketika merasa kecewa. Mereka tidak menyangka Akira mengincar Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala. Kedua ini adalah rahasia negara. Orang Daruna sekalipun belum tentu berkesempatan untuk mempelajarinya.Hilda berujar, "Pak, maaf sekali. Kamu seharusnya tahu Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala adalah rahasia Daruna. Teknik dan formula ini hanya untuk orang dalam. Kami nggak bisa memenuhi keinginanmu."Ekspresi Akira menjadi masam. Dia membalas, "Kalian merasa kalian punya hak untuk menolakku sekarang?"Hilda dan Wenny merasa makin kecewa. Mereka tahu Akira mengancam mereka. Sialan, mereka terjebak. Seketika, mereka teringat pada peringatan Yoga.Kedua wanita itu bertatapan, lalu mengangguk. Kini, mereka hanya bisa mengulur waktu sebisa mungkin.Wenny berkata, "Baiklah. Karena Pak Akira begitu tertarik dengan Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala, kami akan memberikannya kepadamu. Anggap saja ini hadiah pertemuan.""Tapi, Arahat Delapan Jarum butuh Jarum Arahat supay
Begitu melihatnya, Akira pun murka. Dia merobek formula itu, lalu menampar kedua wanita itu. "Berengsek! Berani sekali kalian mempermainkan orang Jepana! Kamu kira kami nggak tahu formula itu palsu?"Kedua wanita itu terjatuh. Pipi mereka membengkak dan sudut bibir mereka berdarah. Tetsu juga murka. Dia berkata, "Pak, serahkan saja mereka kepadaku. Aku jamin dalam 4 jam, mereka akan menyerahkan formula itu dengan patuh."Tetsu menatap kedua wanita itu dengan ekspresi suram. Dia sudah tidak sabar untuk meniduri Hilda dan Wenny secara bersamaan!Akira berujar dengan ekspresi dingin, "Aku nggak bisa menunggu selama itu."Kemudian, Akira menepuk tangan dan seseorang masuk ke ruangan. Orang itu memakai jubah dan memegang jam saku. Aura yang dipancarkannya terlihat sangat suram.Akira berkata, "Aku serahkan semuanya padamu. Buat mereka bicara jujur."Pria itu bertutur, "Pak, kamu cukup memberiku 10 menit.""Oke." Akira mengangguk."Ikat mereka di kursi," instruksi pria itu. Hilda dan Wenny p
"Ya sudah, bawa saja." Akira menyetujui."Terima kasih, Pak," ucap Tetsu.Dengan demikian, Tetsu membawa Hilda pergi. Hatinya dipenuhi penantian. Begitu pengajuan itu berhasil, dia akan menjadi satu-satunya pewaris ilmu pengobatan tradisional Daruna di Jepana.Masa depannya tak terbatas! Ketika saat itu tiba, Tetsu mungkin bisa menginjak-injak Akira! Dia bisa merasakan keberuntungan tengah berpihak padanya!Di sisi lain, Yoga akhirnya tiba di Jepana. Dia langsung menuju ke Perusahaan Farmasi Otsuka. Yoga tidak menyelinap, melainkan masuk secara terang-terangan.Sepanjang perjalanan, Yoga pun menjatuhkan siapa saja yang berani menghalanginya. Ini adalah perusahaan farmasi, jadi tidak mungkin ada ahli bela diri yang berjaga. Itu sebabnya, Yoga sampai di ruang tamu dengan cepat.Di dalam sana, Akira sedang menunggu kabar baik dari Tetsu. Begitu pengajuan berhasil, dia akan mempromosikan ilmu pengobatan tradisional Daruna secara global.Ketika saat itu tiba, Akira bukan hanya akan menjadi
"Berhenti berbasa-basi. Suruh saja semua bawahanmu maju. Aku nggak ingin membuang-buang waktuku," ucap Yoga.Ucapan Yoga tentu menggusarkan Empat Pendekar Pedang. Salah satunya berkata, "Kekuatan kami sudah lebih dari cukup untuk membunuhmu.""Serang!" Empat Pendekar Pedang menyerbu ke arah Yoga dan mengayunkan pedang. Sementara itu, Yoga melawan dengan tangan kosong.Keempat orang ini sangat hebat. Mereka termasuk dalam 10 besar petarung terkuat di Jepana. Akira menghabiskan banyak uang untuk mempekerjakan mereka.Saat ini, keempat pendekar itu menyerang dari arah berbeda dan mengincar titik vital Yoga. Yoga pun hanya menatap mereka dan bergeming.Melihat ini, Akira dan lainnya pun mengira kecepatan Empat Pendekar Pedang terlalu tinggi sehingga Yoga tidak sempat bereaksi. Mereka menantikan Yoga ditikam mati.Namun, saat berikutnya, terdengar dentingan logam yang nyaring. Pedang keempat pendekar itu seketika patah saat bersentuhan dengan Yoga. Sementara itu, Yoga tidak terluka sedikit
Sinar matahari menyinari masuk. Terlihat darah berceceran di mana-mana dan jasad yang berserakan.Akira ketakutan hingga pipis di celana. Dia benar-benar menyesal sekarang. Kalau tahu Yoga sehebat ini, dia tidak mungkin berani mengusiknya!'Sialan! Leluhur Jahanam Langit sialan! Kamu sudah mencelakaiku!' maki Akira dalam hati. Dia pun teringat pada janji leluhur Jahanam Langit.Pria tua ini berjanji akan membunuh Yoga jika Yoga menginjakkan kaki di Jepana. Akira buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk menelepon leluhur Jahanam Langit."Tolong aku, cepat kemari! Yoga sudah menerobos masuk ke Perusahaan Farmasi Otsuka! Dia ingin membunuhku!" pekik Akira."Apa? Kenapa dia tiba secepat itu?" Leluhur Jahanam Langit cukup terkejut mendengarnya.Ketika melihat Yoga makin mendekat, Akira sungguh ketakutan. Dia membentak di telepon, "Jangan berbasa-basi lagi! Cepat kemari dan tolong aku!"Leluhur Jahanam Langit berkata, "Aku sedang dalam perjalanan ke sana. Kamu ulur waktu 30 menit. Aku akan seg
Ucapan Dion tidak terdengar terlalu jelas. Setelah mengamati dengan saksama, Yoga baru sadar bahwa lidah Dion dipotong setengah dan giginya ompong!Yoga segera berkata, "Pak, kamu tenang saja. Aku pasti akan menyelamatkanmu dari tempat ini.""Serius? Akhirnya ada yang bisa menolongku! Aku akhirnya bisa mewariskan pengetahuanku kepada orang Daruna!" seru Dion.Meskipun situasinya sudah separah ini, Dion masih ingin mewariskan ilmu medisnya kepada Daruna dan bukan mengkhawatirkan keselamatannya.Yoga melepaskan borgol di tangan Dion, lalu berkata, "Pak, ikut aku. Aku akan membawamu keluar.""Sebentar, apa kamu bisa membawa orang lainnya keluar juga?" tanya Dion tiba-tiba."Pak, siapa yang kamu maksud?" tanya Yoga balik.Dion melirik tahanan lainnya dan berucap, "Mereka semua adalah dokter hebat di Daruna. Mereka dikurung bersamaku di sini. Orang Jepana memaksa kami mewarisi ilmu medis Daruna, tapi kamu bersikeras menolak.""Itu sebabnya, kami disiksa mati-matian seperti ini. Orang Jepana
Begitu berbalik, Yoga melihat sebuah jam saku yang bergoyang. Di mata Yoga, jam itu membesar. Makin dilihat, otak Yoga seperti akan meledak.Dalam sekejap, Yoga merasa linglung. Dia merasa pusing hingga akhirnya kehilangan kesadaran. Pemilik jam itu tidak lain adalah dukun Jepana yang sebelumnya.Ketika melihat Yoga terhipnosis, Akira menghela napas lega. Dia bertanya, "Gimana kondisinya sekarang?"Dukun itu menjawab, "Tenang saja, Pak. Dia sudah terhipnosis. Aku akan menjadikannya bonekaku."Akira merasa girang. Dia berseru, "Teknik hipnosis Jepana memang luar biasa! Nggak peduli sehebat apa pun orang Daruna, mereka nggak akan bisa melawan!""Pak, apa yang harus kita lakukan pada orang Daruna ini?" tanya dukun itu.Akira membalas, "Biarkan saja dulu, nyawanya masih berguna.""Eh? Sebentar, kenapa dia tiba-tiba tertawa? Bukannya dia sudah terhipnosis?" gumam dukun itu sambil menatap Yoga dengan heran.Yang dikatakannya tidak salah, Yoga memang tersenyum. Senyuman dingin itu sampai memb
Begitu mendengarnya, Wenny merasa sangat tidak nyaman. Kalau bukan karena kakeknya, Yoga tidak akan datang untuk menolongnya? Apakah statusnya begitu tidak penting di hati Yoga? Namun, mereka jelas-jelas terikat perjanjian pernikahan.Yoga mendapati ada yang aneh dengan tatapan Wenny. Dia segera mengalihkan topik. "Mana Hilda? Bukannya dia bersamamu? Kenapa dia nggak ada di sini?"Wenny memandang ke sekeliling dan tidak menemukan Hilda. Dia menyahut dengan panik, "Aku dan Hilda sama-sama dihipnosis. Kami nggak tahu apa yang terjadi."Berengsek, di mana kamu sembunyikan Hilda?" bentak Yoga kepada Akira."Tetsu membawa Hilda ke pertemuan Persatuan Negara-Negara untuk mengajukan warisan budaya," jawab Akira dengan jujur.Warisan budaya? Ekspresi Wenny berubah drastis. Dia menghardik, "Kamu memaksa kami memberi tahu informasi pengobatan tradisional Daruna supaya bisa menjadikannya warisan budaya Jepana?"Akira mengangguk. Saking emosinya, Wenny pun meninju dan menendang Akira. Dia berteria