Yoga menelepon dan memerintahkan, "Langsung jatuhkan mereka. Ingat, jangan sampai mereka berkesempatan menghubungi orang lain. Aku nggak mau musuh tahu tentang ini.""Baik." Hanya dalam 1 menit, Raja Kegelapan melapor lagi, "Pak, kami sudah menjatuhkan mereka semua. Tapi, mereka memakan racun misterius sebelum aku sempat melakukan apa pun. Aku gagal mempertahankan nyawa mereka."Dewa Digdaya memang sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena orang-orang itu telah mati, Yoga hanya bisa mencari petunjuk dari si Botak.Yoga berkata, "Ibumu sudah aman sekarang. Aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahan. Kuharap kamu bisa memanfaatkannya dengan baik.""Terima kasih." Si Botak segera bersujud. "Aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku akan menuruti semua instruksimu.""Beri tahu aku, gimana caramu menghubungi Dewa Digdaya," perintah Yoga.Si Botak segera mengeluarkan sebuah alat komunikasi dari sakunya. Alat itu cuma sebesar sebatang rokok. Dia ber
Di situasi kritis ini, Yoga dan Raja Naga yang bersembunyi di kegelapan tiba-tiba muncul. Bisa dibayangkan sekuat apa aura yang dipancarkan oleh kedua kultivator kuno tingkat tinggi itu.Semua orang yang ada di dalam ruangan pun panik. Mereka berlutut, merasa sulit untuk bernapas, bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun.Beberapa yang tubuhnya agak lemah bahkan langsung mati di tempat karena organ dalam mereka meledak.Sementara itu, pria berkacamata emas itu cukup kuat karena Aula Digdaya telah mengubah fisiknya menjadi fisik kultivator kuno. Dia menahan aura Yoga dan Raja Naga, lalu melompat dan hendak melarikan diri dari jendela.Jalal tidak akan membiarkannya begitu saja. Dia pun maju dan bertarung dengan pria berkacamata emas itu.Meskipun Jalal baru mencapai tingkat agung master, dia sering mengonsumsi pil tingkat tinggi sehingga fisiknya sangat kuat. Ditambah lagi ada aura Yoga dan Raja Naga yang menekannya, pria berkacamata emas itu pun kalah dengan mudah.Setelah mengatasi semu
Peramal Jitu! Ternyata pengemis itu adalah Peramal Jitu! Saat ini, wajahnya tampak babak belur, rambutnya acak-acakan, bahkan ada bagian yang botak dan berdarah. Pakaiannya juga compang-camping. Penampilannya jauh lebih buruk dan menyedihkan daripada pengemis.Peramal Jitu bisa merasakan tatapan seseorang. Tanpa mendongak, dia membentak, "Apa yang kamu lihat? Kamu nggak pernah melihat dewa berkultivasi ya?"Yoga terkekeh-kekeh. Penipu ini jelas-jelas dihajar hingga babak belur, tetapi masih berani berbohong. Yoga pun bertanya, "Peramal Jitu, kenapa kamu jadi begini?"Begitu mendengar suara Yoga, Peramal Jitu pun mendongak. Setelah memastikan orang yang datang adalah Yoga, dia langsung menjadi emosional. Dia bangkit dan memaki, "Dasar bajingan! Beraninya kamu datang kemari! Aku jadi begini gara-gara kamu!""Jangan sembarangan bicara. Aku nggak pernah mencelakaimu," bantah Yoga."Masih nggak mau ngaku!" Peramal Jitu menghardik, "Kalau kamu nggak bicara buruk tentangku di depan Agnes, man
"Aku ingin Senior membongkar informasi dari mulutnya," jelas Yoga.Agnes mengamati pria berkacamata itu sekilas. Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Buset! Fisik kultivator kunonya benar-benar sempurna. Kalau nggak diperiksa dengan teliti, aku nggak akan tahu kalau itu hasil modifikasi. Informasi apa yang kamu mau?""Aku ingin tahu dia mengatur berapa mata-mata di Sekte Hagisana. Selain itu, berapa pusat intelijen yang dia punya dan lokasinya di mana saja," sahut Yoga.Yoga ingin melenyapkan semua jaringan intelijen Aula Digdaya. Dengan demikian, Aula Digdaya akan kehilangan matanya dan kekuatannya akan memerosot."Mudah saja. Tapi, aku nggak ingin membantumu secara cuma-cuma. Gimana kamu akan membalas kebaikanku?" tanya Agnes.Yoga berpikir sesaat sebelum menimpali, "Aku akan memberimu 100 butir pil tingkat tujuh. Gimana?""Jangan membual. Mana mungkin kamu punya pil tingkat tujuh sebanyak itu?" Agnes melirik Yoga dengan kesal.Yoga pun terkekeh-kekeh. Jangankan 100 butir, dia bahka
Begitu mendengarnya, Hilda pun merasa panik. Dia sudah tidak sabar untuk tiba di Jepana. Wenny tiba-tiba bertanya, "Omong-omong, di mana Kak Nadine? Kenapa dia nggak ikut?""Kak Nadine sudah berangkat lebih awal. Dia harus membuat janji dengan Pak Dion supaya kita nggak terkesan lancang," timpal Tama."Kita harus berterima kasih kepada Kak Nadine nanti," ujar Hilda.Sejam kemudian, kapal pesiar akhirnya tiba di pesisir pantai Jepana. Sudah ada mobil yang menunggu mereka di sana.Mereka naik ke mobil, lalu menuju ke Perusahaan Farmasi Otsuka. Hilda bertanya, "Tama, bukannya kita mau menemui Pak Dion? Kenapa malah kemari?""Pak Dion adalah kepala di Perusahaan Farmasi Otsuka. Kalau ingin menemuinya, kita tentu harus melewati perusahaan ini," jawab Tama dengan tidak sabar.Wenny berujar dengan heran, "Setahuku, Pak Dion nggak terikat dengan perusahan mana pun, juga nggak bersedia bekerja untuk siapa pun. Kenapa dia tiba-tiba bergabung dengan perusahaan ini?""Mana aku tahu. Kalian tanyaka
Hilda dan Wenny seketika merasa kecewa. Mereka tidak menyangka Akira mengincar Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala. Kedua ini adalah rahasia negara. Orang Daruna sekalipun belum tentu berkesempatan untuk mempelajarinya.Hilda berujar, "Pak, maaf sekali. Kamu seharusnya tahu Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala adalah rahasia Daruna. Teknik dan formula ini hanya untuk orang dalam. Kami nggak bisa memenuhi keinginanmu."Ekspresi Akira menjadi masam. Dia membalas, "Kalian merasa kalian punya hak untuk menolakku sekarang?"Hilda dan Wenny merasa makin kecewa. Mereka tahu Akira mengancam mereka. Sialan, mereka terjebak. Seketika, mereka teringat pada peringatan Yoga.Kedua wanita itu bertatapan, lalu mengangguk. Kini, mereka hanya bisa mengulur waktu sebisa mungkin.Wenny berkata, "Baiklah. Karena Pak Akira begitu tertarik dengan Arahat Delapan Jarum dan Awan Nirmala, kami akan memberikannya kepadamu. Anggap saja ini hadiah pertemuan.""Tapi, Arahat Delapan Jarum butuh Jarum Arahat supay
Begitu melihatnya, Akira pun murka. Dia merobek formula itu, lalu menampar kedua wanita itu. "Berengsek! Berani sekali kalian mempermainkan orang Jepana! Kamu kira kami nggak tahu formula itu palsu?"Kedua wanita itu terjatuh. Pipi mereka membengkak dan sudut bibir mereka berdarah. Tetsu juga murka. Dia berkata, "Pak, serahkan saja mereka kepadaku. Aku jamin dalam 4 jam, mereka akan menyerahkan formula itu dengan patuh."Tetsu menatap kedua wanita itu dengan ekspresi suram. Dia sudah tidak sabar untuk meniduri Hilda dan Wenny secara bersamaan!Akira berujar dengan ekspresi dingin, "Aku nggak bisa menunggu selama itu."Kemudian, Akira menepuk tangan dan seseorang masuk ke ruangan. Orang itu memakai jubah dan memegang jam saku. Aura yang dipancarkannya terlihat sangat suram.Akira berkata, "Aku serahkan semuanya padamu. Buat mereka bicara jujur."Pria itu bertutur, "Pak, kamu cukup memberiku 10 menit.""Oke." Akira mengangguk."Ikat mereka di kursi," instruksi pria itu. Hilda dan Wenny p
"Ya sudah, bawa saja." Akira menyetujui."Terima kasih, Pak," ucap Tetsu.Dengan demikian, Tetsu membawa Hilda pergi. Hatinya dipenuhi penantian. Begitu pengajuan itu berhasil, dia akan menjadi satu-satunya pewaris ilmu pengobatan tradisional Daruna di Jepana.Masa depannya tak terbatas! Ketika saat itu tiba, Tetsu mungkin bisa menginjak-injak Akira! Dia bisa merasakan keberuntungan tengah berpihak padanya!Di sisi lain, Yoga akhirnya tiba di Jepana. Dia langsung menuju ke Perusahaan Farmasi Otsuka. Yoga tidak menyelinap, melainkan masuk secara terang-terangan.Sepanjang perjalanan, Yoga pun menjatuhkan siapa saja yang berani menghalanginya. Ini adalah perusahaan farmasi, jadi tidak mungkin ada ahli bela diri yang berjaga. Itu sebabnya, Yoga sampai di ruang tamu dengan cepat.Di dalam sana, Akira sedang menunggu kabar baik dari Tetsu. Begitu pengajuan berhasil, dia akan mempromosikan ilmu pengobatan tradisional Daruna secara global.Ketika saat itu tiba, Akira bukan hanya akan menjadi