"Aku benar-benar nggak tahu dia siapa," jelas Andy.Yoga curiga bahwa orang yang disebut oleh Andy adalah Alvin. Dia bertanya, "Apa kamu punya bukti kalau dia yang menginstruksimu?""Tentu saja ada. Aku khawatir Ulwan mengingkari janjinya, jadi aku selalu merekam percakapan kita setiap kali bertelepon dengannya. Aku bisa memberimu rekamannya," sahut Andy."Bagus, aku akan membawamu untuk mengklarifikasi semuanya besok. Jangan coba-coba menipu kami," ujar Yoga untuk memperingatkan."Ya, ya, aku akan menuruti kalian. Tolong jangan menyiksaku lagi ...," pinta Andy. Yoga menatap Raja Kegelapan dan merasa semua ini sangat lucu. Pemimpin web gelap yang bermartabat ternyata masih harus menggunakan metode seperti ini, sungguh kontras dengan statusnya.Yoga bertanya, "Apa kamu sudah menemukan lokasi Alvin?""Belum ada lokasi spesifiknya. Tapi, dia 100% berada di Provinsi Sadali," sahut Raja Kegelapan."Oke, aku ingin informasi tentangnya secepat mungkin." Yoga mengangguk.Meskipun telah meningg
Ambar memelototi Yoga dengan tatapan menghina sambil bertanya, "Kamu? Memberi hadiah? Sudah syukur kalau kamu nggak membuat kekacauan!""Jujur saja, aku nggak bakal tertarik kalaupun kamu memberiku Perusahaan Farmasi Sehat Abadi. Formula yang diberikan Pak Ulwan ini bahkan bisa membeli 10 perusahaanmu!"Gatot memperingatkan dengan sungguh-sungguh, "Yoga, Pak Ulwan mengundang selebritas terkenal untuk mempromosikan masker ini. Kuharap kamu nggak sembarangan berbicara nanti. Kalau berani mengacaukan konferensi pers, aku nggak akan mengampunimu.""Oh ya?" Yoga terkekeh-kekeh sinis. Jelas-jelas Ulwan yang mencelakai Perusahaan Farmasi Avanti, mana mungkin dia berbaik hati membantu mereka melewati krisis ini? Takutnya, semua ini hanya jebakan Ulwan yang baru.Yoga memperingatkan, "Seperti sebelumnya, aku hanya bisa menyarankan kalian untuk membuka mata lebar-lebar. Jangan terlalu mudah percaya pada orang.""Diam!" Ambar sontak membentak, "Jangan menggunakan pemikiranmu yang picik itu untuk
Ambar segera bertanya, "Pak Ulwan, kamu jadi mengundang para selebritas? Cepat persilakan mereka masuk. Dengan kehadiran mereka, kita mungkin bisa mengatasi masalah ini dengan lebih mudah."Ulwan menyahut, "Kalian nggak mengerti. Kalau para selebritas itu datang, situasi hanya akan makin kacau. Kedatangan mereka akan membuat pengaruh konferensi pers ini makin besar. Kalau ceroboh sedikit saja, reputasi produk baru kita bisa menjadi buruk dan sulit untuk dipulihkan.""Eh? Jadi, gimana sekarang?" Wajah Karina tampak pucat. Jika produk baru ini hancur di tangannya, Karina akan merasa sangat bersalah untuk seumur hidup.Ulwan berucap, "Kita harus membatalkan konferensi pers dulu. Jangan sampai masalah ini menjadi makin buruk. Prioritas kita adalah mempertahankan reputasi produk baru. Setelah situasi lebih stabil, kita baru luncurkan produk baru.""Hais, gimana lagi." Karina menghela napas dengan tidak berdaya.Tiba-tiba, Yoga maju dan berkata, "Karina, nggak usah pedulikan mereka. Mereka s
Apa mungkin Ulwan menyiapkan produk baru itu terlebih dahulu, lalu memberikannya kepada mereka? Ya, pasti seperti itu. Setelah memikirkan ini, Karina menjadi makin berterima kasih kepada Ulwan.Selanjutnya, ada makin banyak selebritas yang datang. Mereka semua datang bukan hanya karena Vania, tetapi juga karena kualitas produk baru ini. Mereka ingin mendapatkan Sari Kristal secepat mungkin.Begitu tiba, semuanya sibuk memuji kualitas Sari Kristal. Masker mahal yang mereka beli selama ini bahkan kalah telak.Para selebritas ini memiliki pengaruh besar. Begitu dimulai, konferensi pers ini langsung menjadi trending topic.Setelah menjamu para selebritas, Karina melirik para pembuat onar itu dengan dingin dan berucap, "Kalian terus mengatakan produk baru kami bermasalah, tapi para selebritas ini sudah berbicara di atas podium. Apa mungkin mereka berbohong?"Orang-orang itu seketika panik. Seorang wanita paruh baya memberanikan diri untuk berkata, "Tapi, wajah kami menjadi seperti ini karen
Namun, Yoga langsung memahaminya dan menatap Ulwan. Ulwan tampak menyeringai menatap Yoga. Tanpa perlu diragukan lagi, semua ini sudah pasti rencana Ulwan.Yoga pun menanggapinya dengan senyuman dingin. Pria ini sudah mendekati kematian, tetapi tidak tahu apa-apa. Sungguh menyedihkan!Di sisi lain, Ambar yang memercayai para pembuat onar itu sontak naik pitam. Dia menunjuk Yoga sambil memaki, "Makanya aku heran kenapa orang-orang ini tiba-tiba datang, ternyata kamu yang menginstruksi mereka! Dasar bajingan! Kamu ingin melihat kami bangkrut, ya? Aku menyesal sudah menerimamu 5 tahun lalu!"Gatot mengepalkan tangannya sambil memekik, "Yoga, kalau aku masih melihatmu dalam 10 detik, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Yoga tidak terkejut dengan reaksi kedua orang ini. Dia menatap Karina, lalu bertanya, "Karina, kamu percaya padaku nggak?"Karina menyahut dengan lelah, "Aku percaya padamu. Tapi, apa kamu bisa membawa mereka pergi dulu? Konferensi pers ini sangat penting bagiku, aku nggak
Karina merasa bingung mendengarnya. Dia menyahut, "Biarkan saja dia pergi, apa hubungannya dengan kalian?"Vania menjelaskan, "Pertama, kami diundang oleh Pak Kusuma. Kedua, formula itu dari Pak Kusuma. Jadi, menurutmu apa ada hubungannya?""Apa?" Karina sontak membeku di tempat. Ternyata formula itu diberikan oleh Yoga. Bagaimana bisa dia punya kemampuan sehebat itu? Parahnya, Karina malah mengusir seseorang yang sudah tulus membantunya."Apa yang telah kita lakukan? Kita sudah kelewatan tadi." Ambar yang selalu berkonflik dengan Yoga bahkan merasa bersalah sekarang.Karina segera menelepon Yoga karena ingin meminta maaf, tetapi Yoga tidak menerima panggilan. Saking paniknya, Karina meneteskan air mata dan bergumam, "Yoga, maafkan aku ...."Di sisi lain, Ulwan menghajar Andy hingga setengah mati. Sesudah itu, dia menatap Karina dengan galak dan berkata, "Bu Karina, jangan lupa aku punya 30% saham Perusahaan Farmasi Avanti. Aku jamin, aku akan menguasai seluruh perusahaanmu dalam waktu
Gatot berkata dengan kesal, "Apa kubilang? Mana mungkin Yoga sehebat itu. Kalau dia memang hebat, dia nggak mungkin menumpang 5 tahun di rumah kita!""Menurutku, pemilik Perusahaan Farmasi Hansa pasti menyuruh Yoga menyerahkan formula itu kepada kita. Tapi, Yoga ingin mendapat pujian sehingga mengeklaim formula itu darinya," ujar Ambar.Gatot merasa heran. "Kenapa Pak Kusuma menyuruh Yoga menyerahkan formula itu kepada kita?""Sudah pasti Yoga mengaku sebagai mantan suami Karina .... Ini gawat! Karina, kalau Yoga memberi tahu Pak Kusuma kamu adalah mantan istrinya, apa hal ini akan memengaruhi citramu? Sebaiknya kamu jauhi Yoga, jangan sampai Pak Kusuma salah paham," ucap Ambar.Karina hanya diam seribu bahasa. Apa benar seperti itu? Apa mungkin Yoga adalah bos Perusahaan Farmasi Hansa?Meskipun demikian, konferensi pers ini termasuk sukses. Dengan dukungan Vania dan lainnya, Sari Kristal mulai menjadi terkenal. Selanjutnya, mereka harus fokus pada produksi masker.Adapun 30% saham itu
Ulwan mengeluarkan ponsel Vania dan menelepon Yoga, "Yoga, kalau kamu nggak mau Vania mati, segera hentikan pengejarannya!"Di sisi lain telepon itu, jantung Yoga berdegup kencang hingga sontak menghentikan langkahnya."Ulwan, ternyata kamu memang bermasalah! Sebaiknya kamu jangan sentuh Vania. Kalau nggak, aku akan membasmi semua keluargamu!"Ulwan tersenyum sinis, "Perlakuanku terhadap Vania semuanya tergantung padamu. Datanglah ke pemakaman umum nomor 9 untuk menolongnya."Tut! Ulwan langsung mematikan teleponnya.Yoga menghela napas berat. Seperti dugaannya, wanita memang hanya akan menghambatnya. Yoga tidak lagi meneruskan pengejarannya, melainkan langsung bergegas ke tempat yang disebutkan Ulwan.Setelah "Alvin" melepaskan diri dari Yoga, dia langsung menghela napas lega. "Sialan, cepat sekali orang itu. Hampir saja aku ketangkap." Setelah itu, dia menelepon Ulwan, "Jalankan sesuai rencana."Ulwan menjawab, "Siap! Yoga sudah menuju ke pemakaman umum nomor 9."Ulwan yang menyander
Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a
Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na
Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer
"Benda berharga yang bisa diambil? Maksudnya, kami disuruh merampok?" tanya Sutrisno dengan ekspresi yang berubah, tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Benar, mana mungkin kami bisa melakukan hal seperti ini. Bukankah seharusnya kita bertarung melawan musuh?" kata Winola yang terlihat bingung dan sangat penasaran.Keduanya menatap Yoga dengan tajam karena ingin tahu dengan jawabannya.Namun, Yoga sebenarnya mengatakan itu hanya demi menyingkirkan keduanya, mana mungkin ada jawaban untuk pertanyaan mereka. Pada akhirnya, dia mengernyitkan alis dan berkata setelah berpikir sejenak, "Mungkin saja dia memperhatikan kalian, jadi ingin memberi kalian kesempatan untuk berprestasi."Mendengar perkataan itu, ekspresi Sutrisno dan Winola terlihat sangat terkejut. Kemungkinan untuk berprestasi ini bukannya mustahil.Winola langsung berkata, "Benar. Tuan Bimo pasti melihat potensi kita, jadi ingin membimbing kita."Sutrisno menambahkan, "Memang ada kemungkinannya. Kalau begitu, kita harus b
"Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k
Yoga kembali menyerang. Dia langsung menghabisi dua jenderal yang tersisa. Tubuh mereka terjatuh ke tanah. Darah mengalir deras dan mewarnai tanah dengan warna merah pekat.Suasana di tempat itu berubah menjadi sangat sunyi hingga hanya keheningan yang tersisa. Semua orang menatap Yoga dengan kagum sekaligus gentar. Sorot mata mereka penuh semangat juang yang berkobar."Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!"Dalam sekejap, mereka dipenuhi semangat yang meluap-luap. Orang-orang itu berteriak dengan penuh kegembiraan. Semua Pelindung Kebenaran telah dihabisi tanpa tersisa.Menurut mereka, Bimo benar-benar mengubah situasi pertempuran dengan begitu mendominasi. Pada momen ini, semua orang merasakan tekanan yang sangat kuat darinya."Ayo, pergi ke Gunung Lorta! Hancurkan markas Pelindung Kebenaran!" Dengan hanya satu kalimat dari Yoga, semua orang di tempat itu menjadi sangat bersemangat. Mereka mengangguk penuh antusias dan percaya diri.Di mata mereka, Bimo begitu kuat h
Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere
Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.