Share

Bab 428

Penulis: Vodka
Ulwan mengeluarkan ponsel Vania dan menelepon Yoga, "Yoga, kalau kamu nggak mau Vania mati, segera hentikan pengejarannya!"

Di sisi lain telepon itu, jantung Yoga berdegup kencang hingga sontak menghentikan langkahnya.

"Ulwan, ternyata kamu memang bermasalah! Sebaiknya kamu jangan sentuh Vania. Kalau nggak, aku akan membasmi semua keluargamu!"

Ulwan tersenyum sinis, "Perlakuanku terhadap Vania semuanya tergantung padamu. Datanglah ke pemakaman umum nomor 9 untuk menolongnya."

Tut! Ulwan langsung mematikan teleponnya.

Yoga menghela napas berat. Seperti dugaannya, wanita memang hanya akan menghambatnya. Yoga tidak lagi meneruskan pengejarannya, melainkan langsung bergegas ke tempat yang disebutkan Ulwan.

Setelah "Alvin" melepaskan diri dari Yoga, dia langsung menghela napas lega. "Sialan, cepat sekali orang itu. Hampir saja aku ketangkap." Setelah itu, dia menelepon Ulwan, "Jalankan sesuai rencana."

Ulwan menjawab, "Siap! Yoga sudah menuju ke pemakaman umum nomor 9."

Ulwan yang menyander
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 429

    "Kamu berengsek!" maki Vania, "Aku hanya salah satu karyawan Yoga. Dia nggak mungkin akan mengambil risiko untuk menolongku."Ulwan menimpali, "Belum tentu. Sejak dahulu kala, pahlawan selalu sulit melewati ujian cinta. Aku nggak percaya Yoga akan meninggalkan wanita cantik sepertimu."Begitu ucapan itu dilontarkan, tiba-tiba terlihat sebuah bayangan yang memelesat. Tentu saja, orang yang datang itu adalah Yoga! Saat melihat Yoga, Vania merasa kaget dan sekaligus cemas.Yang membuatnya kaget adalah Yoga rela menerobos bahaya untuk menolongnya. Hal ini menunjukkan bahwa Vania memiliki posisi yang cukup penting dalam hatinya. Yang membuatnya cemas adalah, Ulwan terlihat jelas telah melakukan persiapan sebelumnya dan Yoga telah jatuh dalam perangkap mereka.Vania buru-buru berkata, "Bos, cepat pergi. Di sini sangat bahaya, ini adalah perangkap Ulwan."Yoga bertanya dengan perhatian, "Vania, kamu baik-baik saja, 'kan?"Perhatian ini membuat Vania sangat terharu. "Bos, terima kasih atas per

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 430

    Ingatan yang tiba-tiba membanjiri pikirannya ini membuat Yoga merasa aneh. Dalam sekejap, semakin banyak ingatan yang meluap dalam pikirannya. Pada akhirnya, Yoga baru sadar bahwa semua ini ternyata hanya sebuah mimpi.Begitu menyadari hal ini, kesadaran Yoga langsung pulih dan dia pun membuka matanya. Semua emosi negatif yang menyelimutinya langsung sirna. Menerima serangan balik yang kuat ini, semua serangga itu langsung terkapar tak berdaya.Untuk waktu yang cukup lama, Yoga masih merasakan ketakutan dalam hatinya. Sesuai reputasinya, formasi ini memang sangat hebat hingga bisa menyerang kesadaran manusia. Jika bukan karena pedang peninggalan ibunya, khawatirnya Yoga tidak akan bisa lolos dari bahaya kali ini.Yoga pura-pura bersikap tenang dan mencibir, "Ternyata formasinya hanya begini ya?"Nando membelalakkan matanya dengan takjub melihat semua ini. "Nggak mungkin! Kenapa tekadmu bisa sekuat itu? Sialan!"Yoga tertawa sinis dan menimpali, "Kalau jurus pemungkasmu hanya seperti in

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 431

    Nando melompat saking kagetnya. Dia memandang Yoga dengan tidak percaya, lalu berucap, "Dengan adanya Formasi Penghilang Jiwa yang diperkuat oleh Raja Serangga Giok Putih, ahli bela diri kuno sejati pun nggak mampu menahannya. Kenapa kamu bisa? Kamu ... sebenarnya sehebat apa!"Yoga membalas, "Penasaran? Aku bakal kasih tahu saat berziarah ke makammu."Nando berujar, "Ka ... kamu ...."Situasi sekarang sudah tidak menguntungkan bagi Nando. Dia berbalik dan hendak melarikan diri. Akan tetapi, Yoga tidak akan memberinya kesempatan. Pria itu berkelebat ke depan Nando dan menendang lututnya. Pada saat yang sama, dia merebut Raja Serangga Giok Putih dan menghancurkannya dalam satu tepukan.Nando segera menjerit, "Jangan!"Bagi Nando, Raja Serangga Giok Putih bahkan lebih penting daripada nyawanya. Sayangnya, serangga itu sudah dibunuh oleh Yoga dengan satu tepukan. Hal ini membuatnya lebih menderita daripada dibunuh.Yoga mengoleskan tubuh serangga itu ke wajah Nando, lalu berucap, "Nando,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 432

    Ulwan bertanya dengan suara gemetar, "Ka ... kamu mau apa?"Yoga menjawab, "Bosmu sudah mati. Kamu begitu setia, pasti mau nyusul juga, 'kan?"Ulwan membalas, "Ka ... kamu berani?"Yoga menghina, "Aku bahkan berani bunuh Nando dan Raja Serangga Giok Putih. Menurutmu, aku berani nggak?"Ulwan langsung takluk. Dia segera bersujud seraya berucap, "Yoga, aku bersalah. Aku sudah tahu salahku. Tolong ampuni aku. Aku bersedia kasih semua hartaku ...."Yoga menyela, "Aku nggak mau uang kotormu itu." Dia mengeluarkan sebutir pil dan memaksa Ulwan menelannya. Kemudian, Yoga melanjutkan, "Aku kasih kamu makan Pil Maut Tujuh Hari. Sebaiknya kamu nurut dengan perintahku. Dengan begitu, tujuh hari lagi kamu bisa mati tanpa rasa sakit. Kalau nggak, aku jamin kamu bakal mati dengan sengsara."Ulwan tahu dia tidak punya pilihan. Dia hanya bisa membalas, "Oke, aku akan lakukan apa yang kamu suruh."Yoga memerintahkan, "Kembalikan saham Perusahaan Farmasi Avanti dan sumbangkan semua hartamu ke panti asuh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 433

    Yoga mengangguk sebelum bertanya, "Apa kalian tahu di mana Penjara Jahanam berada?"Begitu mengetahui lokasi ibunya, segalanya akan menjadi lebih mudah. Orang itu menjawab, "Penjara Jahanam diawasi langsung sama Dewa Digdaya. Hanya dia yang tahu lokasi pastinya. Tapi, Raja Naga dari Aula Naga juga pernah menjaga penjara itu. Dia harusnya juga tahu lokasinya."Yoga merespons, "Raja Naga? Kebetulan aku bakal menantangnya beberapa hari lagi. Nantinya, aku akan sekalian tanya lokasi penjara itu."Sembilan tetua itu tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Mereka hanya menganggap Yoga sedang berbual. Raja Naga adalah petarung terkuat pada zaman kuno. Sekalipun pada puncak kekuatannya, Ayu tidak akan bisa menandinginya. Yoga yang masih muda ini bisa-bisanya ingin menantang Raja Naga? Mungkin saja Raja Naga bahkan enggan meliriknya.Berhubung sudah pulih, Yoga hendak membawa mereka ke Sekte Hagisana. Dia ingin menempatkan mereka sementara di sekte tersebut.Momo juga sudah sadar sekarang. Vania

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 434

    Hagi melanjutkan, "Lebih baik sebut mereka Pasukan Tingkat Agung Master. Soalnya masing-masing dari mereka punya kekuatan seperti petarung tingkat agung master!"Lelucon apa ini? Tentunya kesembilan tetua itu tidak percaya. Mereka mengira bahwa Hagi sedang bercanda. Sekelompok ternak ini memiliki kekuatan tingkat agung master? Bahkan acara televisi pun tidak akan menyajikan cerita seperti ini.Saat ini, seorang tetua tertarik pada "pakan" dari ternak. Dia segera merampas setengah pil dari mulut sapi, lalu bertanya, "Pakan apa ini? Kenapa baunya seperti pil?" Setelah memeriksa dengan cermat, dia berucap dengan kaget, "Ini pil tingkat enam! Kak Hagi, jangan bilang ini adalah pil tingkat enam."Hagi membalas sambil tersenyum, "Benar. Ini memang pil tingkat enam.""Apa?"Tetua lainnya juga segera merebut pil untuk memeriksanya. Usai memastikan bahwa itu memang pil tingkat enam, mereka sulit untuk menerima kenyataan ini."Pil tingkat enam, benaran pil tingkat enam.""Kalian jadikan pil ting

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 435

    Vania berucap, "Kamu bilang dulu."Momo menjelaskan dengan genit, "Pak Yoga adalah tipeku. Malam ini, aku mau tidur dengannya. Orang bilang, wanita nggak akan punya kesempatan kalau pria nggak mabuk. Nanti, tolong bantu bikin dia mabuk ya."Vania terkejut mendengarnya. Momo pun bertanya, "Kenapa? Ada masalah?"Vania menelan air liur, lalu menjawab dengan wajah memerah, "Aku baru mau bilang ini."Momo tertawa terbahak-bahak sebelum berucap, "Kita memang sehati, pantas saja menjadi teman baik. Nggak apa-apa, aku nggak keberatan berbagi Pak Yoga denganmu. Pria sehebat itu nggak boleh kurampas."Vania mengerucutkan bibirnya, lalu berujar, "Apa-apaan? Aku nggak mau berbagi Pak Yoga denganmu. Kita bersaing secara adil saja."Momo membalas, "Nggak masalah. Pak Yoga bakal jadi punya orang yang bikin dia mabuk malam ini."Vania menjawab, " Oke sepakat."Percakapan mereka kebetulan didengar oleh Yoga yang baru saja memasuki hotel. Dia telah mengonsumsi Pil Tujuh Indra yang mampu memperkuat pende

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 436

    Wenny menimpali, "Hmph! Kamu nggak perlu menjelaskannya. Semua orang sudah tahu niat burukmu!"Lantaran merasa tertekan, Vania meminta Wenny untuk pergi. Dia berkata, "Wenny, kamu pergi saja. Aku benaran nggak apa-apa. Jangan khawatir, ini Perusahaan Farmasi Hansa. Nggak akan ada yang bisa menyentuhku."Tidak disangka, Wenny malah makin bersikeras. Dia membalas, "Nggak bisa. Aku nggak akan pergi. Kak Vania, kamu sama sekali nggak mengenal Yoga. Dia bisa melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya."Vania seketika tidak bisa berkata-kata. Dia membatin, 'Kalau aku bersalah, lebih baik aku dihukum di pengadilan daripada diusik oleh orang bodoh ini.' Lantaran sudah tidak berdaya, dia langsung membahas inti permasalahannya dan bertanya, "Wenny, kamu mencariku selarut ini. Apa ada masalah?"Wenny tiba-tiba menyahut sambil menitikkan air mata, "Kak Vania, terjadi sesuatu pada kakekku.""Hah?" Vania seketika sedikit tersadar dari mabuknya dan bertanya lagi, "Terjadi sesuatu pada Kakek Dirga? Se

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1252

    Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1251

    Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1250

    Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1249

    Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1248

    Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1247

    Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1246

    "Ini ... Pil Pelindung Hati? Ini Pil Penyatu Jiwa Pikiran?""Astaga! Bukannya ini Pil Kekuatan Emas? Ini Pil Pengumpul Jiwa!""Yang ini Pil Pemecah Halangan dan ini Salep Emas Ungu! Kenapa ada begitu banyak barang bagus di sini?"Dalam sekejap, semua manusia hantu membelalakkan mata dengan penuh keterkejutan, seolah-olah ada seseorang yang memukul mereka dengan keras.Bagi mereka, pil-pil ini adalah barang yang sangat berharga. Bukan hanya bisa meningkatkan kemampuan kultivasi, tetapi beberapa di antaranya juga bisa menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Siapa pun yang bisa mendapatkan pil-pil ini akan memiliki masa depan yang cerah.Semua manusia hantu menatap Yoga dengan mata berbinar serta penuh rasa syukur. Tatapan mereka seperti sedang melihat seorang penyelamat. Setiap orang dari mereka berlinang air mata dan merasa luar biasa bahagia."Bos, ini benar-benar untuk kami?" tanya Prajna dengan gugup."Ya. Kalian sudah bekerja untukku, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kalian r

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1245

    Yoga memaksakan senyuman canggungnya dan terlihat sangat putus asa."Mengikuti saja? Maksudmu, aku yang memaksamu?" tanya Winola yang napasnya menjadi terengah-engah dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara itu, tangannya yang satunya lagi diam-diam menggenggam pedang panjang di pinggangnya.Melihat gerak-gerik itu, Yoga langsung merasakan aura membunuh. Dia segera menggelengkan kepala dan hanya bisa menyetujuinya. "Nggak, aku akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta untuk membahas tentang pertunangan. Tenang saja.""Baiklah," jawab Winola sambil menganggukkan kepala, lalu berbalik dan pergi.Setelah itu, Yoga baru menghela napas lega dan ekspresinya terlihat tidak berdaya. Sekarang, masalahnya bertambah satu lagi.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo."Huh. Utang asmaramu ini benar-benar banyak," sindir Bimo.Yoga berkata dengan marah, "Nggak ada hubungannya denganmu. Kamu ini bujangan tua, mana mungkin mengerti perasaanku."Bimo berkata dengan kesal, "Omong kosong. Saat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status