Share

Bab 223

Yoga berkata, "Suasana hatimu sepertinya lagi buruk, ya."

"Omong kosong. Tiap kali kamu meneleponku, selalu ada masalah. Mana mungkin aku bisa senang?" balas Dirga.

Yoga langsung berkata, "Kalau gitu, aku bakal terus terang saja. Aku mau minta bahan obat tingkat enam dari perbendaharaan."

"Tadi, apa kalimat pertamamu?" tanya Dirga.

Yoga menjawab dengan heran, "Sudah lama nggak ketemu. Kamu lagi sibuk nggak sekarang?"

Dirga segera berkata, "Aku sangat sibuk. Sampai jumpa!" Dia langsung mematikan telepon.

Hagi sontak terkekeh-kekeh.

Yoga menghubungi Dirga lagi, lalu berucap, "Pak Dirga, kita bisa bicarakan baik-baik. Jangan buru-buru menutup telepon."

Namun, Dirga malah berbicara dengan kesal, "Otakmu nggak beres, ya? Mana mungkin aku akan kasih bahan obat tingkat enam padamu? Jangan sia-siakan waktu lagi. Kalaupun harus menyerahkan nyawaku, aku nggak akan pernah kasih bahan obat itu."

Dirga menjelaskan, "Kamu harus tahu, dulu saat Pak Karno sakit parah, dia bahkan nggak rela pakai bahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hazli Jeneri
banyakan lagi bab baccan nya per hari...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status