Share

Bab 225

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-21 18:00:01
Kini, Rian telah mencapai tingkat agung master. Jika dia mengancam Yoga dengan menyandera ibunya, Yoga belum tentu bisa menyelamatkan ibunya hidup-hidup. Penjagaan Sekte Sembilan Aliran sangat ketat. Ada begitu banyak pos dan penjaga di sana. Dengan kekuatan Yoga, sebenarnya tidak sulit untuk menembus pertahanan ini.

Yoga sudah menelusuri Sekte Sembilan Aliran, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun tentang ibunya. Hal ini membuatnya frustrasi. Ketika hendak pergi, dia tiba-tiba mencium sebuah aroma obat yang aneh.

"Aroma ini seperti ... janggut naga dewa? Ini obat tingkat tinggi," gumam Yoga sambil mengikuti aroma ini. Tidak lama kemudian, dia tiba di Puncak Draguna. Lantaran jaraknya makin dekat, aroma janggut naga dewa makin menyengat. Yoga bisa langsung mengetahui tingkatan janggut naga dewa ini. Ini adalah bahan obat tingkat lima yang hampir mencapai tingkat enam.

Ketika melihat bahan obat tingkat enam, Yoga tampak bersemangat karena Hagi bisa diselamatkan. Kala ini, terdengar pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 226

    Yoga berkata dengan serius, "Lili, dengarkan Kakak. Jangan bekerja sama dengan mereka.""Kenapa?" tanya Lili dengan bingung."Jangan banyak tanya. Kamu turuti saja. Kakak nggak mungkin menjerumuskanmu," timpal Yoga.Lili segera menyahut, "Baik. Aku akan turuti perkataan Kakak."Kala ini, Lucy menghubungi Yoga. Dia berbicara dengan suara manja, "Yoga, apa belakangan ini kamu sibuk? Kamu punya waktu nggak?""Ada apa?" tanya Yoga."Perusahaan Farmasi Cemerlang milik Malik akan segera dilelang. Bukannya kamu tertarik dengan waralaba Apotek Wellnes? Biar aku bantu perhatikan. Kalau kamu punya waktu, kita bisa ke acara pelelangannya bersama," tutur Lucy.Apotek Wellnes berada di bawah naungan Perusahaan Farmasi Cemerlang. Mereka mempunyai lebih dari 300 toko waralaba di seluruh negeri ini. Ini adalah aset yang diberikan ayahnya Yoga kepada Malik.Yoga mengangguk seraya membalas, "Baik. Aku akan segera menemuimu." Setelah mengakhiri panggilan, Yoga menyadari bahwa Lili sedang menatapnya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 227

    "Lucy, ya? Kebetulan sekali. Ayahku memintaku untuk mengumpulkan pengalaman. Sebentar lagi, aku akan kembali bekerja di ibu kota. Oh ya, Lucy. Kenapa kamu ada di sini?" tanya Tahir."Oh. Aku menemani temanku menghadiri pelelangan. Temanku berhasil menawar Apotek Wellnes," jawab Lucy."Temanmu?" Tahir memperhatikan Yoga dari atas sampai bawah. Ada sedikit kebencian yang tebersit di matanya. Dia bertanya, "Teman apa?" Dia sudah lama mengejar cintanya Lucy, tetapi Lucy selalu menjauhinya. Kini, Lucy datang bersama seorang pria. Tahir tentu saja cemburu."Cuma teman biasa," jawab Lucy.Tahir yang tidak percaya pun bertanya lagi, "Kalian datang kemari berdua saja?"Lucy mengangguk seraya membalas, "Ya, kami berdua saja."Saat ini, Tahir makin yakin bahwa hubungan antara Lucy dan Yoga tidak biasa. Pria ini menganggap Yoga sebagai musuhnya. Dia berbicara kepada Yoga dengan dingin, "Berikan kartu identitasmu."Yoga mengeluarkan kartu identitasnya.Tahir mencatat informasi yang diperlukan sambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 228

    "Yoga, kami sudah tiba di Kompleks Hagisana. Sekarang kamu ada di mana? Kami sudah membawa bahan obat tingkat enam dan beberapa bahan obat tingkat lima. Cepat ambil," tutur Dirga.Mendengar ini, Yoga justru bertanya, "Pak Dirga, aku mau tanya. Aku sudah berhasil menawar barang lelang secara resmi. Ada yang bilang bahwa dia bisa membuat barang itu batal dilelang hanya dengan satu ucapannya. Ini melanggar hukum atau nggak?"Dirga merasa heran karena tiba-tiba ditanyakan hal ini. Dia menjawab, "Tentu saja melanggar. Ada apa?""Gimana kalau hal ini dilakukan oleh putra seorang elite di provinsi ini?" tanya Yoga lagi."Sekalipun kedudukannya lebih tinggi, itu tetap melanggar hukum. Yoga, sebenarnya ada apa? Gimana kalau kita serah terima data mesin litografi dulu? Aku akan membantumu menangani masalah lain ...," timpal Dirga."Oh, aku ada sedikit masalah di rumah lelang yudisial. Setelah masalah ini selesai, kita baru bahas urusan itu," pungkas Yoga. Dia langsung mengakhiri panggilan.Dirga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 229

    Semua orang kaget melihat Yoga memukul Tahir. Yoga pasti akan mendapatkan masalah besar setelah memukul sekelompok satpam itu, apalagi sekarang dia juga memukul Tahir. Tentu saja, Tahir tidak akan membiarkan Yoga hidup. Orang-orang mulai mengkhawatirkan nasib Yoga.Lucy merasa gugup. Masalah ini pasti sulit diselesaikan. Bukan hanya Yoga yang akan celaka setelah dia memukul Tahir, tetapi Lucy dan ayahnya juga akan terseret dalam permasalahan ini. Yoga terlalu gegabah, bahkan Lucy merasa Yoga itu bodoh. Kesan Lucy terhadap Yoga menjadi buruk. Lucy benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Sementara itu, Tahir yang murka memegang wajahnya. Sejak kecil, Tahir dimanja. Bahkan, orang tuanya tidak tega memukulnya. Namun, sekarang dia malah dipukul oleh Yoga. Tahir tentu harus membunuh Yoga. Jika tidak, kelak orang-orang pasti akan mentertawakannya. Tahir berkata dengan geram, "Aku pasti akan menghabisimu!"Beberapa orang di samping Tahir langsung mengepung Yoga agar dia tidak bisa kabur. Mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 230

    Semua orang memandang Yoga. Mereka menganggap Yoga pasti mati. Tahir mengatakan bahwa Yoga adalah anggota teroris. Dengan demikian, Yoga sudah pasti bersalah dan masa depannya akan hancur. Inilah akibatnya jika bertindak gegabah. Ada orang yang menyarankan Yoga untuk segera kabur, tetapi Yoga tetap bergeming.Tak lama kemudian, beberapa mobil berhenti di depan pintu rumah lelang. Beberapa pria berperut buncit yang memakai setelan jas berjalan masuk ke rumah lelang. Mereka tampak sangat berwibawa. Begitu masuk, suasana di aula utama yang awalnya sangat ramai menjadi hening. Semua orang langsung mundur.Para pria yang datang adalah ayah dari semua anak orang kaya itu. Pemimpin mereka adalah ayah Tahir, Danesh. Semua pria ini merupakan petinggi di provinsi. Bahkan, orang yang mempunyai jabatan paling rendah juga memiliki kekuasaan lebih besar daripada gubernur.Tahir segera menghampiri ayahnya dan berkata, "Ayah, akhirnya kamu datang. Orang itu punya senjata, cepat tangkap dia. Kalau ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 231

    Sampai saat ini, Danesh dan lainnya tidak tahu bahwa kedatangan beberapa tokoh hebat ini berhubungan dengan Yoga. Begitu masuk, Dirga dan rombongannya langsung menghampiri Yoga. Mereka berbicara secara bergantian."Yoga, untung saja kamu nggak kenapa-kenapa.""Kalau terjadi sesuatu kepadamu, kami harus menebusnya dengan nyawa kami.""Kami langsung datang begitu mendapatkan kabar. Seharusnya kami belum terlambat, 'kan?""Ini bahan obat tingkat enam. Apa ini sudah cukup?"Semua orang kaget melihat situasi ini. Para tokoh hebat di Daruna mengkhawatirkan keselamatan Yoga dan memberikan bahan obat tingkat enam yang berharga kepada Yoga. Bahkan, mereka sangat menyanjung Yoga. Apa latar belakang Yoga? Jangan-jangan, Yoga merupakan penerus Presiden?Hanya saja, Presiden bahkan tidak mendapatkan perlakuan seperti ini. Semua orang sering mendengar bahwa beberapa tokoh hebat ini pernah menentang Presiden saat kongres. Orang-orang yang berada di rumah lelang sangat bingung.Yoga mengambil bahan ob

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 232

    Yanto marah-marah, "Kenapa Yoga berbuat seperti itu? Dia bisa mencelakai kita! Apa dia pikir dia bisa bertindak semena-mena karena mengenalku? Aku bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan Danesh dan lainnya!"Lucy yang tidak berdaya bertanya, "Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yanto mendesah dan menyahut, "Apa lagi yang bisa kita lakukan? Kita hanya bisa menunggu mati. Penyokongku itu musuh bebuyutan Danesh. Jadi, Danesh pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi kita. Sepertinya aku terlalu percaya dengan kemampuan Yoga."Tiba-tiba, ponsel Yanto berdering. Danesh yang meneleponnya. Yanto berujar, "Sebentar lagi kita akan celaka."Yanto menjawab panggilan telepon dengan tangan gemetaran, "Pak Danesh, aku sudah mendengar masalah tadi. Maaf ...."Siapa sangka, Danesh malah meminta maaf kepada Yanto, "Yanto, seharusnya aku yang minta maaf kepadamu. Ini salahku karena nggak mendidik Tahir dengan baik sehingga membuat kamu dan Lucy kesal. Kamu tenang saja, aku sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 233

    Hagi terus memarahi Yoga, "Kenapa kamu menyia-nyiakan barang berharga seperti ini? Aku ingin menghajarmu! Dasar berengsek!"Hagi merasa tidak rela. Dia lebih memilih untuk mengubur bahan obat tingkat enam ini bersamanya daripada meminumnya. Sayang sekali jika bahan obat tingkat enam ini dihabiskan.Yoga mengancam, "Kalau kamu nggak mau minum, aku akan memberikannya kepada anjing di luar.""Oke, aku akan minum obat ini," ucap Hagi. Dia sudah telanjur meminum obat ini, jadi tidak ada gunanya lagi dia menyesal. Hagi menghabiskan obat itu sambil berlinang air mata.Yoga berujar, "Pak Hagi, aku menemukan bahan obat tingkat enam yang lain. Mungkin bahan obat itu bisa matang sekitar 7 hari lagi. Nanti aku akan mengambilnya untuk memperbaiki fondasimu."Kalau dulu, Hagi pasti tidak memercayai ucapan Yoga. Namun, sekarang dia percaya karena Yoga memang seorang genius. Kemungkinan besar, Yoga memang bisa mendapatkan bahan obat tingkat enam untuk kedua kalinya.Hagi memohon, "Tolong, jangan beri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

DMCA.com Protection Status