Semua orang kaget melihat Yoga memukul Tahir. Yoga pasti akan mendapatkan masalah besar setelah memukul sekelompok satpam itu, apalagi sekarang dia juga memukul Tahir. Tentu saja, Tahir tidak akan membiarkan Yoga hidup. Orang-orang mulai mengkhawatirkan nasib Yoga.Lucy merasa gugup. Masalah ini pasti sulit diselesaikan. Bukan hanya Yoga yang akan celaka setelah dia memukul Tahir, tetapi Lucy dan ayahnya juga akan terseret dalam permasalahan ini. Yoga terlalu gegabah, bahkan Lucy merasa Yoga itu bodoh. Kesan Lucy terhadap Yoga menjadi buruk. Lucy benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Sementara itu, Tahir yang murka memegang wajahnya. Sejak kecil, Tahir dimanja. Bahkan, orang tuanya tidak tega memukulnya. Namun, sekarang dia malah dipukul oleh Yoga. Tahir tentu harus membunuh Yoga. Jika tidak, kelak orang-orang pasti akan mentertawakannya. Tahir berkata dengan geram, "Aku pasti akan menghabisimu!"Beberapa orang di samping Tahir langsung mengepung Yoga agar dia tidak bisa kabur. Mer
Semua orang memandang Yoga. Mereka menganggap Yoga pasti mati. Tahir mengatakan bahwa Yoga adalah anggota teroris. Dengan demikian, Yoga sudah pasti bersalah dan masa depannya akan hancur. Inilah akibatnya jika bertindak gegabah. Ada orang yang menyarankan Yoga untuk segera kabur, tetapi Yoga tetap bergeming.Tak lama kemudian, beberapa mobil berhenti di depan pintu rumah lelang. Beberapa pria berperut buncit yang memakai setelan jas berjalan masuk ke rumah lelang. Mereka tampak sangat berwibawa. Begitu masuk, suasana di aula utama yang awalnya sangat ramai menjadi hening. Semua orang langsung mundur.Para pria yang datang adalah ayah dari semua anak orang kaya itu. Pemimpin mereka adalah ayah Tahir, Danesh. Semua pria ini merupakan petinggi di provinsi. Bahkan, orang yang mempunyai jabatan paling rendah juga memiliki kekuasaan lebih besar daripada gubernur.Tahir segera menghampiri ayahnya dan berkata, "Ayah, akhirnya kamu datang. Orang itu punya senjata, cepat tangkap dia. Kalau ngga
Sampai saat ini, Danesh dan lainnya tidak tahu bahwa kedatangan beberapa tokoh hebat ini berhubungan dengan Yoga. Begitu masuk, Dirga dan rombongannya langsung menghampiri Yoga. Mereka berbicara secara bergantian."Yoga, untung saja kamu nggak kenapa-kenapa.""Kalau terjadi sesuatu kepadamu, kami harus menebusnya dengan nyawa kami.""Kami langsung datang begitu mendapatkan kabar. Seharusnya kami belum terlambat, 'kan?""Ini bahan obat tingkat enam. Apa ini sudah cukup?"Semua orang kaget melihat situasi ini. Para tokoh hebat di Daruna mengkhawatirkan keselamatan Yoga dan memberikan bahan obat tingkat enam yang berharga kepada Yoga. Bahkan, mereka sangat menyanjung Yoga. Apa latar belakang Yoga? Jangan-jangan, Yoga merupakan penerus Presiden?Hanya saja, Presiden bahkan tidak mendapatkan perlakuan seperti ini. Semua orang sering mendengar bahwa beberapa tokoh hebat ini pernah menentang Presiden saat kongres. Orang-orang yang berada di rumah lelang sangat bingung.Yoga mengambil bahan ob
Yanto marah-marah, "Kenapa Yoga berbuat seperti itu? Dia bisa mencelakai kita! Apa dia pikir dia bisa bertindak semena-mena karena mengenalku? Aku bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan Danesh dan lainnya!"Lucy yang tidak berdaya bertanya, "Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yanto mendesah dan menyahut, "Apa lagi yang bisa kita lakukan? Kita hanya bisa menunggu mati. Penyokongku itu musuh bebuyutan Danesh. Jadi, Danesh pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi kita. Sepertinya aku terlalu percaya dengan kemampuan Yoga."Tiba-tiba, ponsel Yanto berdering. Danesh yang meneleponnya. Yanto berujar, "Sebentar lagi kita akan celaka."Yanto menjawab panggilan telepon dengan tangan gemetaran, "Pak Danesh, aku sudah mendengar masalah tadi. Maaf ...."Siapa sangka, Danesh malah meminta maaf kepada Yanto, "Yanto, seharusnya aku yang minta maaf kepadamu. Ini salahku karena nggak mendidik Tahir dengan baik sehingga membuat kamu dan Lucy kesal. Kamu tenang saja, aku sudah m
Hagi terus memarahi Yoga, "Kenapa kamu menyia-nyiakan barang berharga seperti ini? Aku ingin menghajarmu! Dasar berengsek!"Hagi merasa tidak rela. Dia lebih memilih untuk mengubur bahan obat tingkat enam ini bersamanya daripada meminumnya. Sayang sekali jika bahan obat tingkat enam ini dihabiskan.Yoga mengancam, "Kalau kamu nggak mau minum, aku akan memberikannya kepada anjing di luar.""Oke, aku akan minum obat ini," ucap Hagi. Dia sudah telanjur meminum obat ini, jadi tidak ada gunanya lagi dia menyesal. Hagi menghabiskan obat itu sambil berlinang air mata.Yoga berujar, "Pak Hagi, aku menemukan bahan obat tingkat enam yang lain. Mungkin bahan obat itu bisa matang sekitar 7 hari lagi. Nanti aku akan mengambilnya untuk memperbaiki fondasimu."Kalau dulu, Hagi pasti tidak memercayai ucapan Yoga. Namun, sekarang dia percaya karena Yoga memang seorang genius. Kemungkinan besar, Yoga memang bisa mendapatkan bahan obat tingkat enam untuk kedua kalinya.Hagi memohon, "Tolong, jangan beri
Ketika Karina sedang kelimpungan, Yoga menghampirinya seraya bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa?"Begitu melihat Yoga, entah mengapa Karina merasa lebih tenang. Dia ingin sekali menghambur ke pelukan Yoga, berkeluh kesah dan mencari perlindungan darinya. Namun, pada akhirnya Karina menahan diri.Yoga telah memilih Nadya, jadi Karina tidak bisa terus mendekati pria itu. Lagi pula, dia mengidap kanker dan hidupnya tidak akan lama lagi. Ada baiknya dia menjaga jarak dari Yoga supaya pria itu tidak bersedih ketika dirinya meninggal nanti.Karina menyahut dengan nada yang sengaja dibuat dingin, "Aku nggak apa-apa, kamu nggak perlu ikut campur. Pergilah, aku bisa tangani masalah ini sendiri."Yoga mengernyit heran. Apa yang terjadi dengan Karina belakangan ini? Mengapa sikapnya mendadak berubah begitu dingin?"Karina, aku nggak tahu kenapa kamu tiba-tiba dingin padaku. Tapi, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan masalah ini dulu," ujar Yoga.Karina bersikeras untuk menolak dengan
"Huhuhu .... Aku nggak bisa sekolah di sini lagi. Mulai sekarang aku nggak mau sekolah lagi!" isak cucu wanita tua itu.Tak lama, menantu si wanita tua juga menelepon."Tua bangka, apa uang yang kukirim tiap tahun masih belum cukup? Kenapa kamu masih harus pergi menipu orang? Masalah ini sudah tersebar ke seluruh kompleks tempat tinggal kami. Aku sampai malu untuk keluar rumah. Aku akan menceraikan putrimu! Karena ulahmu, semua partnerku memblokir aku. Aku sudah rugi puluhan miliar!" geram si menantu.Setelah itu, masih ada banyak orang yang menelepon wanita tua itu. Tidak hanya putra dan cucunya, kerabat jauh dan teman-temannya juga menelepon. Singkat cerita, semua orang yang memiliki hubungan dengannya menelepon untuk mencercanya. Orang-orang yang panggilannya tidak tersambung juga beralih mengirim pesan berisi kata-kata makian di WhatsApp.Cucu perempuan si wanita tua yang bekerja di area sekitar langsung datang. Dia berkata dengan marah, "Nenek, aku sudah peringatkan sejak awal unt
Saat Karina baru turun dari mobil, Linda buru-buru menghampirinya seraya berkata, "Karina, akhirnya kamu datang juga. Kami sudah lama menunggumu."Karina membalas dengan raut sesal, "Maaf, ada sedikit masalah tadi. Ayo masuk.""Tunggu sebentar. Yoga, kenapa kamu juga di sini?" tanya Linda yang baru menyadari kehadiran Yoga.Yoga membalas, "Aku juga teman sekolah kalian. Kenapa aku nggak boleh datang?"Linda berkata dengan sinis, "Ini bukan acara reuni biasa, tapi reuni khusus buat teman-teman yang sukses. Setelah bercerai dengan Karina, kamu pasti sudah melarat sekarang. Kamu nggak memenuhi syarat buat ikut reuni."Yoga terdiam. Linda masih saja arogan seperti sebelumnya.Karina membujuknya, "Linda, kami datang sama-sama. Kalau dia nggak boleh masuk, aku juga nggak akan masuk."Linda memutar bola matanya, lalu berujar, "Ya sudah, dia boleh masuk. Biar dia bisa menilai dirinya sendiri dengan jelas.""Yoga, di antara 50-an teman sekelas, hidupmu yang paling menyedihkan. Setelah menggantu
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m
"Ini ... Pil Pelindung Hati? Ini Pil Penyatu Jiwa Pikiran?""Astaga! Bukannya ini Pil Kekuatan Emas? Ini Pil Pengumpul Jiwa!""Yang ini Pil Pemecah Halangan dan ini Salep Emas Ungu! Kenapa ada begitu banyak barang bagus di sini?"Dalam sekejap, semua manusia hantu membelalakkan mata dengan penuh keterkejutan, seolah-olah ada seseorang yang memukul mereka dengan keras.Bagi mereka, pil-pil ini adalah barang yang sangat berharga. Bukan hanya bisa meningkatkan kemampuan kultivasi, tetapi beberapa di antaranya juga bisa menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Siapa pun yang bisa mendapatkan pil-pil ini akan memiliki masa depan yang cerah.Semua manusia hantu menatap Yoga dengan mata berbinar serta penuh rasa syukur. Tatapan mereka seperti sedang melihat seorang penyelamat. Setiap orang dari mereka berlinang air mata dan merasa luar biasa bahagia."Bos, ini benar-benar untuk kami?" tanya Prajna dengan gugup."Ya. Kalian sudah bekerja untukku, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kalian r
Yoga memaksakan senyuman canggungnya dan terlihat sangat putus asa."Mengikuti saja? Maksudmu, aku yang memaksamu?" tanya Winola yang napasnya menjadi terengah-engah dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara itu, tangannya yang satunya lagi diam-diam menggenggam pedang panjang di pinggangnya.Melihat gerak-gerik itu, Yoga langsung merasakan aura membunuh. Dia segera menggelengkan kepala dan hanya bisa menyetujuinya. "Nggak, aku akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta untuk membahas tentang pertunangan. Tenang saja.""Baiklah," jawab Winola sambil menganggukkan kepala, lalu berbalik dan pergi.Setelah itu, Yoga baru menghela napas lega dan ekspresinya terlihat tidak berdaya. Sekarang, masalahnya bertambah satu lagi.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo."Huh. Utang asmaramu ini benar-benar banyak," sindir Bimo.Yoga berkata dengan marah, "Nggak ada hubungannya denganmu. Kamu ini bujangan tua, mana mungkin mengerti perasaanku."Bimo berkata dengan kesal, "Omong kosong. Saat
"Apa yang terjadi?" tanya Yoga yang tertegun sejenak dan menatap keduanya dengan bingung.Namun, Sutrisno dan Winola hanya menatap Yoga dengan tatapan yang aneh."Kenapa melihatku seperti ini? Katakan saja," desak Yoga dengan ekspresi bingung. Setelah menerima telepon itu, keduanya menjadi seperti ini."Aku baru saja menerima kabarnya, kerusuhan di area terlarang sudah berhenti. Sekarang dunia kultivator kuno dan dunia bela diri kuno sudah saling terhubung.""Benar-benar aneh. Kerusuhan di area terlarang selesai begitu cepat, rasanya nggak masuk akal."Keduanya perlahan-lahan berbicara dengan ekspresi serius karena merasa berita ini memang agak mendadak.Namun, Yoga malah tersenyum dan berkata dengan puas, "Ini kabar baik.""Eh?"Winola dan Sutrisno menatap Yoga dengan ekspresi aneh.Yoga melanjutkan, "Karena sekarang kita bisa masuk ke dunia kultivator kuno. Ini kesempatan bagus untuk aku pergi ke sana."Winola bertanya. "Kamu mau pergi?"Sutrisno segera berkata, "Ini bukan hal kecil.
Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad
"Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng
Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh
"Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi
Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon