Share

Bab 234

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-24 18:00:01
Ketika Karina sedang kelimpungan, Yoga menghampirinya seraya bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa?"

Begitu melihat Yoga, entah mengapa Karina merasa lebih tenang. Dia ingin sekali menghambur ke pelukan Yoga, berkeluh kesah dan mencari perlindungan darinya. Namun, pada akhirnya Karina menahan diri.

Yoga telah memilih Nadya, jadi Karina tidak bisa terus mendekati pria itu. Lagi pula, dia mengidap kanker dan hidupnya tidak akan lama lagi. Ada baiknya dia menjaga jarak dari Yoga supaya pria itu tidak bersedih ketika dirinya meninggal nanti.

Karina menyahut dengan nada yang sengaja dibuat dingin, "Aku nggak apa-apa, kamu nggak perlu ikut campur. Pergilah, aku bisa tangani masalah ini sendiri."

Yoga mengernyit heran. Apa yang terjadi dengan Karina belakangan ini? Mengapa sikapnya mendadak berubah begitu dingin?

"Karina, aku nggak tahu kenapa kamu tiba-tiba dingin padaku. Tapi, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan masalah ini dulu," ujar Yoga.

Karina bersikeras untuk menolak dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 235

    "Huhuhu .... Aku nggak bisa sekolah di sini lagi. Mulai sekarang aku nggak mau sekolah lagi!" isak cucu wanita tua itu.Tak lama, menantu si wanita tua juga menelepon."Tua bangka, apa uang yang kukirim tiap tahun masih belum cukup? Kenapa kamu masih harus pergi menipu orang? Masalah ini sudah tersebar ke seluruh kompleks tempat tinggal kami. Aku sampai malu untuk keluar rumah. Aku akan menceraikan putrimu! Karena ulahmu, semua partnerku memblokir aku. Aku sudah rugi puluhan miliar!" geram si menantu.Setelah itu, masih ada banyak orang yang menelepon wanita tua itu. Tidak hanya putra dan cucunya, kerabat jauh dan teman-temannya juga menelepon. Singkat cerita, semua orang yang memiliki hubungan dengannya menelepon untuk mencercanya. Orang-orang yang panggilannya tidak tersambung juga beralih mengirim pesan berisi kata-kata makian di WhatsApp.Cucu perempuan si wanita tua yang bekerja di area sekitar langsung datang. Dia berkata dengan marah, "Nenek, aku sudah peringatkan sejak awal unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 236

    Saat Karina baru turun dari mobil, Linda buru-buru menghampirinya seraya berkata, "Karina, akhirnya kamu datang juga. Kami sudah lama menunggumu."Karina membalas dengan raut sesal, "Maaf, ada sedikit masalah tadi. Ayo masuk.""Tunggu sebentar. Yoga, kenapa kamu juga di sini?" tanya Linda yang baru menyadari kehadiran Yoga.Yoga membalas, "Aku juga teman sekolah kalian. Kenapa aku nggak boleh datang?"Linda berkata dengan sinis, "Ini bukan acara reuni biasa, tapi reuni khusus buat teman-teman yang sukses. Setelah bercerai dengan Karina, kamu pasti sudah melarat sekarang. Kamu nggak memenuhi syarat buat ikut reuni."Yoga terdiam. Linda masih saja arogan seperti sebelumnya.Karina membujuknya, "Linda, kami datang sama-sama. Kalau dia nggak boleh masuk, aku juga nggak akan masuk."Linda memutar bola matanya, lalu berujar, "Ya sudah, dia boleh masuk. Biar dia bisa menilai dirinya sendiri dengan jelas.""Yoga, di antara 50-an teman sekelas, hidupmu yang paling menyedihkan. Setelah menggantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 237

    Suasana romantis di sana seketika buyar begitu Yoga mengucapkan kata-kata itu. Semua orang sontak memandang Yoga dengan garang.Karina buru-buru menyahut, "Oke, aku tiup lilin dulu."Bagas menurunkan lengannya dan memutar bola matanya pada Yoga. Dia kesal sekali karena Yoga telah berulang kali merusak agendanya. Lihat saja, dia akan memberikan pelajaran padanya nanti!Karina meniup lilin dan memotong kuenya, tetapi suasananya sudah tidak semeriah tadi.Setelah kuenya habis, Bagas mengeluarkan sebuah gulungan sambil berujar, "Karina, ini hadiah ulang tahun yang kusiapkan khusus untukmu. Semoga kamu suka.""Apa ini?" tanya Karina dengan bingung.Bagas menjawabnya, "Kudengar kamu penggemar Master Kanton, pelukis tradisional itu. Aku sengaja membeli karyanya, 'Nyanyian Jangkrik' dari Rumah Lelang Jasmine dengan harga mahal."Orang-orang di sana tampak terkejut. Suasana seketika gempar."Master Kanton adalah pelukis tradisional nomor satu di era ini. Semua karyanya sangat mahal!""Master Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 238

    Bagas menyeringai sinis saat melihat Yoga mempermalukan dirinya sendiri. Dia berujar, "Sebenarnya aku sempat bertemu Master Kanton di Rumah Lelang Jasmine. Master Kanton memang seorang pria tua, rambut dan janggutnya sudah beruban semua, lalu auranya juga sangat luar biasa. Dia jelas bukan orang berpakaian kumal yang berusaha pamer demi ketenaran."Linda menimpali, "Yoga, alasan apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang?"Yoga menyahut, "Aku belum pernah pergi ke Rumah Lelang Jasmine. Yang kamu temui mungkin cuma orang yang berpura-pura menjadi aku.""Cukup! Yoga, Master Kanton itu idolaku. Aku nggak akan membiarkanmu menghinanya lebih jauh," ujar Karina yang sudah mulai muak.Yoga berkata padanya, "Karina, aku serius. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa buktikan di sini sekarang."Karina membalas dengan tidak sabar, "Yoga, kamu masih belum mau menyerah?"Bagas terbahak dan menimpali, "Baiklah, karena Yoga bersikeras untuk membuktikan ucapannya, kita kasih dia kesempatan. Aku mau lihat l

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 239

    Yoga mengangguk sambil membalas, "Benar."Bagas menceletuk, "Nggak mungkin! Seratus lima puluh lebih toko ritel Apotek Wellnes harganya ratusan miliar. Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?"Linda langsung merebut dokumen pengalihan kepemilikan, lalu membacanya dengan cermat. Tidak lama kemudian, dia terkejut dan berseru, "Ternyata benar!"Mendengar ini, orang-orang seketika menjadi gempar. Hadiah senilai 20 miliar yang diberikan oleh Bagas sudah cukup mengejutkan. Sekarang, Yoga memberikan aset senilai ratusan miliar kepada Karina. Ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan sebuah lukisan. Jika dibandingkan, hadiah yang diberikan Bagas termasuk tidak berharga.Tidak disangka, pria yang orang-orang kira selalu bergantung kepada wanita ternyata bisa begitu royal. Kini, semua orang tidak lagi menatap Yoga dengan hina. Mereka berpikir bahwa Yoga benar-benar rendah hati.Yoga merebut kembali dokumen itu dan menyerahkannya kepada Karina. Dia berkata, "Karina, terimalah."Hati Karina sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 240

    Abbas awalnya memuji para mahasiswanya. Begitu giliran Yoga, Abbas malah menyemangatinya. Melihat ini, Karina merasa canggung. Sementara itu, ada beberapa orang yang tidak bisa menahan tawa mereka. Yoga malas meladeni Abbas. Pria tua ini sama seperti Linda yang terkenal angkuh.Saat ini, Abbas tiba-tiba melihat lukisan "Nyanyian Jangkrik" tergeletak di lantai. Dia sontak terkejut dan segera mengambil lukisan itu, lalu berseru, "Astaga! Bukankah ini karya kebanggaan Master Kanton? Kenapa lukisan ini ada di lantai? Sayang sekali."Abbas adalah penggemar berat Kanton. Dia bahkan mendirikan sebuah perhimpunan periset lukisan Master Kanton dan menjabat sebagai ketua. Kala melihat lukisan Kanton tergeletak di lantai, Abbas merasa sangat sakit hati. Dia hendak mengelap debu yang menempel di lukisan itu dengan hati-hati.Bagas buru-buru menjelaskan, "Pak Abbas, sebenarnya itu lukisan palsu. Nggak usah dipedulikan."Abbas menimpali dengan heran, "Palsu? Bagaimana mungkin? Kenapa konsep artistik

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 241

    Abbas berucap, "Seharusnya aku yang nggak layak menjadi murid Master Kanton."Semua orang di tempat merasa malu. Sekarang, mereka yakin bahwa Yoga adalah Master Kanton yang terkenal. Tadi, mereka malah menganggap Yoga sebagai pria pecundang. Ternyata, mereka sendiri yang bodoh.Harga lukisan Yoga setara dengan gaji mereka selama beberapa tahun atau keuntungan perusahaan mereka. Pantas saja, tadi Yoga begitu royal saat memberikan hadiah. Dia memang mampu mengeluarkan uang sebanyak ratusan miliar. Yoga hanya perlu menjual beberapa lukisan untuk menghasilkan banyak uang.Apalagi Linda, dia memandang Yoga dengan mata yang berbinar-binar. Jika dia bisa menikah dengan Yoga, bukannya dia bisa meminta Yoga melukis untuknya setiap hari? Dengan begitu, Linda bisa mewujudkan mimpinya menjadi wanita kaya raya. Lagi pula, Yoga hanya memerlukan belasan menit untuk menyelesaikan sebuah lukisan.Semua orang mulai mengerumuni Yoga dan mengabaikan Bagas. Kali ini, Bagas kalah telak. Dia ingin membunuh Y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 242

    Selain itu, sepertinya Wenny terluka parah. Yoga segera memeriksa kondisi Wenny. Tiba-tiba, ada dua sosok masuk ke halaman rumah Yoga lagi dengan memanjat tembok. Kedua orang itu terkejut saat melihat Yoga. Mereka saling bertatapan, lalu mengangguk.Kemudian, kedua orang tersebut menyerang Yoga. Sudah jelas mereka berniat membunuh Wenny. Yoga langsung mengerahkan tenaganya dan meninju kedua orang itu. Mereka sama sekali tidak mampu melawan Yoga dan tubuh mereka terpental. Setelah mendarat di tanah, mereka berdua memuntahkan darah.Yoga berkata dengan dingin, "Beri tahu aku identitas kalian. Aku nggak akan menyiksa kalian lagi."Kedua orang itu saling berpandangan. Mereka yang kaget berkomentar."Sepertinya orang ini sangat hebat. Setidaknya, kekuatannya sudah mencapai tingkat elite master.""Kita nggak mungkin bisa menyelamatkan diri lagi.""Tugas kita gagal. Kita bunuh diri saja!"Selesai bicara, kedua orang itu langsung mengeluarkan pisau dan membelah perut mereka. Tubuh mereka berlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

DMCA.com Protection Status