Bagas menyeringai sinis saat melihat Yoga mempermalukan dirinya sendiri. Dia berujar, "Sebenarnya aku sempat bertemu Master Kanton di Rumah Lelang Jasmine. Master Kanton memang seorang pria tua, rambut dan janggutnya sudah beruban semua, lalu auranya juga sangat luar biasa. Dia jelas bukan orang berpakaian kumal yang berusaha pamer demi ketenaran."Linda menimpali, "Yoga, alasan apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang?"Yoga menyahut, "Aku belum pernah pergi ke Rumah Lelang Jasmine. Yang kamu temui mungkin cuma orang yang berpura-pura menjadi aku.""Cukup! Yoga, Master Kanton itu idolaku. Aku nggak akan membiarkanmu menghinanya lebih jauh," ujar Karina yang sudah mulai muak.Yoga berkata padanya, "Karina, aku serius. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa buktikan di sini sekarang."Karina membalas dengan tidak sabar, "Yoga, kamu masih belum mau menyerah?"Bagas terbahak dan menimpali, "Baiklah, karena Yoga bersikeras untuk membuktikan ucapannya, kita kasih dia kesempatan. Aku mau lihat l
Yoga mengangguk sambil membalas, "Benar."Bagas menceletuk, "Nggak mungkin! Seratus lima puluh lebih toko ritel Apotek Wellnes harganya ratusan miliar. Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?"Linda langsung merebut dokumen pengalihan kepemilikan, lalu membacanya dengan cermat. Tidak lama kemudian, dia terkejut dan berseru, "Ternyata benar!"Mendengar ini, orang-orang seketika menjadi gempar. Hadiah senilai 20 miliar yang diberikan oleh Bagas sudah cukup mengejutkan. Sekarang, Yoga memberikan aset senilai ratusan miliar kepada Karina. Ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan sebuah lukisan. Jika dibandingkan, hadiah yang diberikan Bagas termasuk tidak berharga.Tidak disangka, pria yang orang-orang kira selalu bergantung kepada wanita ternyata bisa begitu royal. Kini, semua orang tidak lagi menatap Yoga dengan hina. Mereka berpikir bahwa Yoga benar-benar rendah hati.Yoga merebut kembali dokumen itu dan menyerahkannya kepada Karina. Dia berkata, "Karina, terimalah."Hati Karina sek
Abbas awalnya memuji para mahasiswanya. Begitu giliran Yoga, Abbas malah menyemangatinya. Melihat ini, Karina merasa canggung. Sementara itu, ada beberapa orang yang tidak bisa menahan tawa mereka. Yoga malas meladeni Abbas. Pria tua ini sama seperti Linda yang terkenal angkuh.Saat ini, Abbas tiba-tiba melihat lukisan "Nyanyian Jangkrik" tergeletak di lantai. Dia sontak terkejut dan segera mengambil lukisan itu, lalu berseru, "Astaga! Bukankah ini karya kebanggaan Master Kanton? Kenapa lukisan ini ada di lantai? Sayang sekali."Abbas adalah penggemar berat Kanton. Dia bahkan mendirikan sebuah perhimpunan periset lukisan Master Kanton dan menjabat sebagai ketua. Kala melihat lukisan Kanton tergeletak di lantai, Abbas merasa sangat sakit hati. Dia hendak mengelap debu yang menempel di lukisan itu dengan hati-hati.Bagas buru-buru menjelaskan, "Pak Abbas, sebenarnya itu lukisan palsu. Nggak usah dipedulikan."Abbas menimpali dengan heran, "Palsu? Bagaimana mungkin? Kenapa konsep artistik
Abbas berucap, "Seharusnya aku yang nggak layak menjadi murid Master Kanton."Semua orang di tempat merasa malu. Sekarang, mereka yakin bahwa Yoga adalah Master Kanton yang terkenal. Tadi, mereka malah menganggap Yoga sebagai pria pecundang. Ternyata, mereka sendiri yang bodoh.Harga lukisan Yoga setara dengan gaji mereka selama beberapa tahun atau keuntungan perusahaan mereka. Pantas saja, tadi Yoga begitu royal saat memberikan hadiah. Dia memang mampu mengeluarkan uang sebanyak ratusan miliar. Yoga hanya perlu menjual beberapa lukisan untuk menghasilkan banyak uang.Apalagi Linda, dia memandang Yoga dengan mata yang berbinar-binar. Jika dia bisa menikah dengan Yoga, bukannya dia bisa meminta Yoga melukis untuknya setiap hari? Dengan begitu, Linda bisa mewujudkan mimpinya menjadi wanita kaya raya. Lagi pula, Yoga hanya memerlukan belasan menit untuk menyelesaikan sebuah lukisan.Semua orang mulai mengerumuni Yoga dan mengabaikan Bagas. Kali ini, Bagas kalah telak. Dia ingin membunuh Y
Selain itu, sepertinya Wenny terluka parah. Yoga segera memeriksa kondisi Wenny. Tiba-tiba, ada dua sosok masuk ke halaman rumah Yoga lagi dengan memanjat tembok. Kedua orang itu terkejut saat melihat Yoga. Mereka saling bertatapan, lalu mengangguk.Kemudian, kedua orang tersebut menyerang Yoga. Sudah jelas mereka berniat membunuh Wenny. Yoga langsung mengerahkan tenaganya dan meninju kedua orang itu. Mereka sama sekali tidak mampu melawan Yoga dan tubuh mereka terpental. Setelah mendarat di tanah, mereka berdua memuntahkan darah.Yoga berkata dengan dingin, "Beri tahu aku identitas kalian. Aku nggak akan menyiksa kalian lagi."Kedua orang itu saling berpandangan. Mereka yang kaget berkomentar."Sepertinya orang ini sangat hebat. Setidaknya, kekuatannya sudah mencapai tingkat elite master.""Kita nggak mungkin bisa menyelamatkan diri lagi.""Tugas kita gagal. Kita bunuh diri saja!"Selesai bicara, kedua orang itu langsung mengeluarkan pisau dan membelah perut mereka. Tubuh mereka berlu
Keesokan harinya, Yoga melihat Wenny menodong pisau ke lehernya begitu dia membuka mata. Yoga tersenyum getir dan berkomentar, "Ini namanya air susu dibalas dengan air tuba."Wenny yang geram bertanya, "Nggak usah bercanda. Aku mau kamu bicara jujur, apa semalam kamu berbuat macam-macam kepadaku?"Yoga menjawab, "Aku nggak tertarik denganmu."Wenny merasa sangat kesal. Dia mengancam, "Aku peringatkan kamu, kalau orang lain tahu masalah ini, aku pasti akan menghabisimu!"Yoga menimpali, "Tenang saja, aku juga nggak ingin dipermalukan."Wenny yang berang berujar, "Huh, kamu nggak usah sok suci! Aku sarankan kamu untuk segera membatalkan perjanjian pernikahan. Kamu itu seperti pungguk yang merindukan bulan!"Yoga menanggapi, "Seharusnya kamu yang seperti pungguk."Wenny tidak bisa berkata-kata. Dia tidak pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti Yoga!Yoga mengalihkan pembicaraan, "Siapa 2 ahli bela diri Negara Jepana yang mengejarmu semalam? Kenapa mereka mau membunuhmu?"
Wenny menjawab, "Nggak tahu, tapi menurut dugaanku mereka mungkin ingin mengekstrak zat langka dari darah mereka. Sebelum aku sempat menyelidikinya, foto yang kuambil ini sudah ditemukan oleh ahli bela diri dari Negara Jepana.""Nggak berguna!" cibir Yoga.Wenny terdiam. Dalam hati, dia balik memaki Yoga dan seluruh keluarganya.Yoga berkata lagi, "Aku akan mengusut masalah ini.""Oke, senang bekerja sama denganmu," sahut Wenny.Yoga membalas dengan sinis, "Kerja sama? Kamu belum pantas.""Pergi kamu!" seru Wenny.....Bagas telah mengutus seseorang untuk mengawasi Karina secara diam-diam. Jadi, saat Karina dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di lift, Bagas langsung menerima informasi dan bergegas ke rumah sakit. Namun, dia tidak langsung mengunjungi bangsal Karina. Sebaliknya, dia pergi ke pusat perawat di instalasi rawat inap untuk mencuri sampel darah Karina.Bagas masuk ke toilet, lalu mencampurkan reagen ke sampel darah Karina. Tidak butuh waktu lama bagi darah Karina untuk b
"Terima kasih, terima kasih!" ujar Widya penuh haru. Sambil berlinang air mata, Widya dan putranya pun meminta Karina menandatangani surat donasi organ.Bagas berujar sambil menghela napas, "Karina, biarpun aku nggak menyarankan kamu melakukan ini, aku tetap menghargai niat baikmu. Tenang saja, aku akan mengusahakan yang terbaik untuk menyembuhkanmu. Kalau gagal, aku berjanji akan menjaga keluargamu seumur hidupku.""Terima kasih," balas Karina yang tersentuh.Karina beristirahat sejenak di rumah sakit. Setelah merasa kondisinya sudah lebih stabil, dia pun keluar. Masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya di perusahaan.Saat Karina sedang menunggu di lampu merah, sebuah truk besar mendadak menabraknya dari belakang. Bruak! Terdengar bunyi keras, lalu Karina kehilangan kesadarannya.Ketika tersadar, Karina mendapati dirinya terjebak di dalam mobil. Sekujur tubuhnya diserang rasa sakit dan dia tidak kuasa bergerak. Karina ingin mengatakan sesuatu, tetapi bibirnya tidak mampu