Saat Karina baru turun dari mobil, Linda buru-buru menghampirinya seraya berkata, "Karina, akhirnya kamu datang juga. Kami sudah lama menunggumu."Karina membalas dengan raut sesal, "Maaf, ada sedikit masalah tadi. Ayo masuk.""Tunggu sebentar. Yoga, kenapa kamu juga di sini?" tanya Linda yang baru menyadari kehadiran Yoga.Yoga membalas, "Aku juga teman sekolah kalian. Kenapa aku nggak boleh datang?"Linda berkata dengan sinis, "Ini bukan acara reuni biasa, tapi reuni khusus buat teman-teman yang sukses. Setelah bercerai dengan Karina, kamu pasti sudah melarat sekarang. Kamu nggak memenuhi syarat buat ikut reuni."Yoga terdiam. Linda masih saja arogan seperti sebelumnya.Karina membujuknya, "Linda, kami datang sama-sama. Kalau dia nggak boleh masuk, aku juga nggak akan masuk."Linda memutar bola matanya, lalu berujar, "Ya sudah, dia boleh masuk. Biar dia bisa menilai dirinya sendiri dengan jelas.""Yoga, di antara 50-an teman sekelas, hidupmu yang paling menyedihkan. Setelah menggantu
Suasana romantis di sana seketika buyar begitu Yoga mengucapkan kata-kata itu. Semua orang sontak memandang Yoga dengan garang.Karina buru-buru menyahut, "Oke, aku tiup lilin dulu."Bagas menurunkan lengannya dan memutar bola matanya pada Yoga. Dia kesal sekali karena Yoga telah berulang kali merusak agendanya. Lihat saja, dia akan memberikan pelajaran padanya nanti!Karina meniup lilin dan memotong kuenya, tetapi suasananya sudah tidak semeriah tadi.Setelah kuenya habis, Bagas mengeluarkan sebuah gulungan sambil berujar, "Karina, ini hadiah ulang tahun yang kusiapkan khusus untukmu. Semoga kamu suka.""Apa ini?" tanya Karina dengan bingung.Bagas menjawabnya, "Kudengar kamu penggemar Master Kanton, pelukis tradisional itu. Aku sengaja membeli karyanya, 'Nyanyian Jangkrik' dari Rumah Lelang Jasmine dengan harga mahal."Orang-orang di sana tampak terkejut. Suasana seketika gempar."Master Kanton adalah pelukis tradisional nomor satu di era ini. Semua karyanya sangat mahal!""Master Ka
Bagas menyeringai sinis saat melihat Yoga mempermalukan dirinya sendiri. Dia berujar, "Sebenarnya aku sempat bertemu Master Kanton di Rumah Lelang Jasmine. Master Kanton memang seorang pria tua, rambut dan janggutnya sudah beruban semua, lalu auranya juga sangat luar biasa. Dia jelas bukan orang berpakaian kumal yang berusaha pamer demi ketenaran."Linda menimpali, "Yoga, alasan apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang?"Yoga menyahut, "Aku belum pernah pergi ke Rumah Lelang Jasmine. Yang kamu temui mungkin cuma orang yang berpura-pura menjadi aku.""Cukup! Yoga, Master Kanton itu idolaku. Aku nggak akan membiarkanmu menghinanya lebih jauh," ujar Karina yang sudah mulai muak.Yoga berkata padanya, "Karina, aku serius. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa buktikan di sini sekarang."Karina membalas dengan tidak sabar, "Yoga, kamu masih belum mau menyerah?"Bagas terbahak dan menimpali, "Baiklah, karena Yoga bersikeras untuk membuktikan ucapannya, kita kasih dia kesempatan. Aku mau lihat l
Yoga mengangguk sambil membalas, "Benar."Bagas menceletuk, "Nggak mungkin! Seratus lima puluh lebih toko ritel Apotek Wellnes harganya ratusan miliar. Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?"Linda langsung merebut dokumen pengalihan kepemilikan, lalu membacanya dengan cermat. Tidak lama kemudian, dia terkejut dan berseru, "Ternyata benar!"Mendengar ini, orang-orang seketika menjadi gempar. Hadiah senilai 20 miliar yang diberikan oleh Bagas sudah cukup mengejutkan. Sekarang, Yoga memberikan aset senilai ratusan miliar kepada Karina. Ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan sebuah lukisan. Jika dibandingkan, hadiah yang diberikan Bagas termasuk tidak berharga.Tidak disangka, pria yang orang-orang kira selalu bergantung kepada wanita ternyata bisa begitu royal. Kini, semua orang tidak lagi menatap Yoga dengan hina. Mereka berpikir bahwa Yoga benar-benar rendah hati.Yoga merebut kembali dokumen itu dan menyerahkannya kepada Karina. Dia berkata, "Karina, terimalah."Hati Karina sek
Abbas awalnya memuji para mahasiswanya. Begitu giliran Yoga, Abbas malah menyemangatinya. Melihat ini, Karina merasa canggung. Sementara itu, ada beberapa orang yang tidak bisa menahan tawa mereka. Yoga malas meladeni Abbas. Pria tua ini sama seperti Linda yang terkenal angkuh.Saat ini, Abbas tiba-tiba melihat lukisan "Nyanyian Jangkrik" tergeletak di lantai. Dia sontak terkejut dan segera mengambil lukisan itu, lalu berseru, "Astaga! Bukankah ini karya kebanggaan Master Kanton? Kenapa lukisan ini ada di lantai? Sayang sekali."Abbas adalah penggemar berat Kanton. Dia bahkan mendirikan sebuah perhimpunan periset lukisan Master Kanton dan menjabat sebagai ketua. Kala melihat lukisan Kanton tergeletak di lantai, Abbas merasa sangat sakit hati. Dia hendak mengelap debu yang menempel di lukisan itu dengan hati-hati.Bagas buru-buru menjelaskan, "Pak Abbas, sebenarnya itu lukisan palsu. Nggak usah dipedulikan."Abbas menimpali dengan heran, "Palsu? Bagaimana mungkin? Kenapa konsep artistik
Abbas berucap, "Seharusnya aku yang nggak layak menjadi murid Master Kanton."Semua orang di tempat merasa malu. Sekarang, mereka yakin bahwa Yoga adalah Master Kanton yang terkenal. Tadi, mereka malah menganggap Yoga sebagai pria pecundang. Ternyata, mereka sendiri yang bodoh.Harga lukisan Yoga setara dengan gaji mereka selama beberapa tahun atau keuntungan perusahaan mereka. Pantas saja, tadi Yoga begitu royal saat memberikan hadiah. Dia memang mampu mengeluarkan uang sebanyak ratusan miliar. Yoga hanya perlu menjual beberapa lukisan untuk menghasilkan banyak uang.Apalagi Linda, dia memandang Yoga dengan mata yang berbinar-binar. Jika dia bisa menikah dengan Yoga, bukannya dia bisa meminta Yoga melukis untuknya setiap hari? Dengan begitu, Linda bisa mewujudkan mimpinya menjadi wanita kaya raya. Lagi pula, Yoga hanya memerlukan belasan menit untuk menyelesaikan sebuah lukisan.Semua orang mulai mengerumuni Yoga dan mengabaikan Bagas. Kali ini, Bagas kalah telak. Dia ingin membunuh Y
Selain itu, sepertinya Wenny terluka parah. Yoga segera memeriksa kondisi Wenny. Tiba-tiba, ada dua sosok masuk ke halaman rumah Yoga lagi dengan memanjat tembok. Kedua orang itu terkejut saat melihat Yoga. Mereka saling bertatapan, lalu mengangguk.Kemudian, kedua orang tersebut menyerang Yoga. Sudah jelas mereka berniat membunuh Wenny. Yoga langsung mengerahkan tenaganya dan meninju kedua orang itu. Mereka sama sekali tidak mampu melawan Yoga dan tubuh mereka terpental. Setelah mendarat di tanah, mereka berdua memuntahkan darah.Yoga berkata dengan dingin, "Beri tahu aku identitas kalian. Aku nggak akan menyiksa kalian lagi."Kedua orang itu saling berpandangan. Mereka yang kaget berkomentar."Sepertinya orang ini sangat hebat. Setidaknya, kekuatannya sudah mencapai tingkat elite master.""Kita nggak mungkin bisa menyelamatkan diri lagi.""Tugas kita gagal. Kita bunuh diri saja!"Selesai bicara, kedua orang itu langsung mengeluarkan pisau dan membelah perut mereka. Tubuh mereka berlu
Keesokan harinya, Yoga melihat Wenny menodong pisau ke lehernya begitu dia membuka mata. Yoga tersenyum getir dan berkomentar, "Ini namanya air susu dibalas dengan air tuba."Wenny yang geram bertanya, "Nggak usah bercanda. Aku mau kamu bicara jujur, apa semalam kamu berbuat macam-macam kepadaku?"Yoga menjawab, "Aku nggak tertarik denganmu."Wenny merasa sangat kesal. Dia mengancam, "Aku peringatkan kamu, kalau orang lain tahu masalah ini, aku pasti akan menghabisimu!"Yoga menimpali, "Tenang saja, aku juga nggak ingin dipermalukan."Wenny yang berang berujar, "Huh, kamu nggak usah sok suci! Aku sarankan kamu untuk segera membatalkan perjanjian pernikahan. Kamu itu seperti pungguk yang merindukan bulan!"Yoga menanggapi, "Seharusnya kamu yang seperti pungguk."Wenny tidak bisa berkata-kata. Dia tidak pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti Yoga!Yoga mengalihkan pembicaraan, "Siapa 2 ahli bela diri Negara Jepana yang mengejarmu semalam? Kenapa mereka mau membunuhmu?"
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D