Yoga berkata, "Suasana hatimu sepertinya lagi buruk, ya.""Omong kosong. Tiap kali kamu meneleponku, selalu ada masalah. Mana mungkin aku bisa senang?" balas Dirga.Yoga langsung berkata, "Kalau gitu, aku bakal terus terang saja. Aku mau minta bahan obat tingkat enam dari perbendaharaan.""Tadi, apa kalimat pertamamu?" tanya Dirga.Yoga menjawab dengan heran, "Sudah lama nggak ketemu. Kamu lagi sibuk nggak sekarang?"Dirga segera berkata, "Aku sangat sibuk. Sampai jumpa!" Dia langsung mematikan telepon.Hagi sontak terkekeh-kekeh.Yoga menghubungi Dirga lagi, lalu berucap, "Pak Dirga, kita bisa bicarakan baik-baik. Jangan buru-buru menutup telepon."Namun, Dirga malah berbicara dengan kesal, "Otakmu nggak beres, ya? Mana mungkin aku akan kasih bahan obat tingkat enam padamu? Jangan sia-siakan waktu lagi. Kalaupun harus menyerahkan nyawaku, aku nggak akan pernah kasih bahan obat itu."Dirga menjelaskan, "Kamu harus tahu, dulu saat Pak Karno sakit parah, dia bahkan nggak rela pakai bahan
Semua orang mengabaikan Yoga, bahkan malas untuk melihatnya lebih lama. Namun, Radit yang bertanggung jawab atas teknologi tiba-tiba berseru, "Tunggu, apa aku salah lihat?" Dia segera meraih ponsel Dirga dan memeriksanya dengan saksama. Wajahnya hampir menempel dengan layar.Semua orang kehabisan kata-kata. Mereka diam-diam mengejek Radit yang mudah ditipu.Beberapa saat kemudian, Radit tiba-tiba tertawa sambil berkata, "Hahahaha. Ada harapan bagi Daruna. Akhirnya Daruna punya harapan! Ayo tukaran, kami bakal tukar dokumen itu dengan bahan obat tingkat enam. Kami bakal mengantarkannya langsung padamu."Mendengar ini, orang-orang tampak khawatir."Radit, apa yang kamu lakukan?""Jangan setuju begitu saja. Ingatlah posisimu, jangan main-main."Radit malah memarahi, "Apa yang kalian tahu? Ini adalah data teknologi kunci dari mesin litografi 4 nanometer. Jangankan ditukar dengan satu bahan obat tingkat enam, kalaupun harus menukarkan nyawa kita sendiri, itu sepadan."Apa? Itu ternyata adal
Kini, Rian telah mencapai tingkat agung master. Jika dia mengancam Yoga dengan menyandera ibunya, Yoga belum tentu bisa menyelamatkan ibunya hidup-hidup. Penjagaan Sekte Sembilan Aliran sangat ketat. Ada begitu banyak pos dan penjaga di sana. Dengan kekuatan Yoga, sebenarnya tidak sulit untuk menembus pertahanan ini.Yoga sudah menelusuri Sekte Sembilan Aliran, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun tentang ibunya. Hal ini membuatnya frustrasi. Ketika hendak pergi, dia tiba-tiba mencium sebuah aroma obat yang aneh."Aroma ini seperti ... janggut naga dewa? Ini obat tingkat tinggi," gumam Yoga sambil mengikuti aroma ini. Tidak lama kemudian, dia tiba di Puncak Draguna. Lantaran jaraknya makin dekat, aroma janggut naga dewa makin menyengat. Yoga bisa langsung mengetahui tingkatan janggut naga dewa ini. Ini adalah bahan obat tingkat lima yang hampir mencapai tingkat enam.Ketika melihat bahan obat tingkat enam, Yoga tampak bersemangat karena Hagi bisa diselamatkan. Kala ini, terdengar pe
Yoga berkata dengan serius, "Lili, dengarkan Kakak. Jangan bekerja sama dengan mereka.""Kenapa?" tanya Lili dengan bingung."Jangan banyak tanya. Kamu turuti saja. Kakak nggak mungkin menjerumuskanmu," timpal Yoga.Lili segera menyahut, "Baik. Aku akan turuti perkataan Kakak."Kala ini, Lucy menghubungi Yoga. Dia berbicara dengan suara manja, "Yoga, apa belakangan ini kamu sibuk? Kamu punya waktu nggak?""Ada apa?" tanya Yoga."Perusahaan Farmasi Cemerlang milik Malik akan segera dilelang. Bukannya kamu tertarik dengan waralaba Apotek Wellnes? Biar aku bantu perhatikan. Kalau kamu punya waktu, kita bisa ke acara pelelangannya bersama," tutur Lucy.Apotek Wellnes berada di bawah naungan Perusahaan Farmasi Cemerlang. Mereka mempunyai lebih dari 300 toko waralaba di seluruh negeri ini. Ini adalah aset yang diberikan ayahnya Yoga kepada Malik.Yoga mengangguk seraya membalas, "Baik. Aku akan segera menemuimu." Setelah mengakhiri panggilan, Yoga menyadari bahwa Lili sedang menatapnya denga
"Lucy, ya? Kebetulan sekali. Ayahku memintaku untuk mengumpulkan pengalaman. Sebentar lagi, aku akan kembali bekerja di ibu kota. Oh ya, Lucy. Kenapa kamu ada di sini?" tanya Tahir."Oh. Aku menemani temanku menghadiri pelelangan. Temanku berhasil menawar Apotek Wellnes," jawab Lucy."Temanmu?" Tahir memperhatikan Yoga dari atas sampai bawah. Ada sedikit kebencian yang tebersit di matanya. Dia bertanya, "Teman apa?" Dia sudah lama mengejar cintanya Lucy, tetapi Lucy selalu menjauhinya. Kini, Lucy datang bersama seorang pria. Tahir tentu saja cemburu."Cuma teman biasa," jawab Lucy.Tahir yang tidak percaya pun bertanya lagi, "Kalian datang kemari berdua saja?"Lucy mengangguk seraya membalas, "Ya, kami berdua saja."Saat ini, Tahir makin yakin bahwa hubungan antara Lucy dan Yoga tidak biasa. Pria ini menganggap Yoga sebagai musuhnya. Dia berbicara kepada Yoga dengan dingin, "Berikan kartu identitasmu."Yoga mengeluarkan kartu identitasnya.Tahir mencatat informasi yang diperlukan sambi
"Yoga, kami sudah tiba di Kompleks Hagisana. Sekarang kamu ada di mana? Kami sudah membawa bahan obat tingkat enam dan beberapa bahan obat tingkat lima. Cepat ambil," tutur Dirga.Mendengar ini, Yoga justru bertanya, "Pak Dirga, aku mau tanya. Aku sudah berhasil menawar barang lelang secara resmi. Ada yang bilang bahwa dia bisa membuat barang itu batal dilelang hanya dengan satu ucapannya. Ini melanggar hukum atau nggak?"Dirga merasa heran karena tiba-tiba ditanyakan hal ini. Dia menjawab, "Tentu saja melanggar. Ada apa?""Gimana kalau hal ini dilakukan oleh putra seorang elite di provinsi ini?" tanya Yoga lagi."Sekalipun kedudukannya lebih tinggi, itu tetap melanggar hukum. Yoga, sebenarnya ada apa? Gimana kalau kita serah terima data mesin litografi dulu? Aku akan membantumu menangani masalah lain ...," timpal Dirga."Oh, aku ada sedikit masalah di rumah lelang yudisial. Setelah masalah ini selesai, kita baru bahas urusan itu," pungkas Yoga. Dia langsung mengakhiri panggilan.Dirga
Semua orang kaget melihat Yoga memukul Tahir. Yoga pasti akan mendapatkan masalah besar setelah memukul sekelompok satpam itu, apalagi sekarang dia juga memukul Tahir. Tentu saja, Tahir tidak akan membiarkan Yoga hidup. Orang-orang mulai mengkhawatirkan nasib Yoga.Lucy merasa gugup. Masalah ini pasti sulit diselesaikan. Bukan hanya Yoga yang akan celaka setelah dia memukul Tahir, tetapi Lucy dan ayahnya juga akan terseret dalam permasalahan ini. Yoga terlalu gegabah, bahkan Lucy merasa Yoga itu bodoh. Kesan Lucy terhadap Yoga menjadi buruk. Lucy benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Sementara itu, Tahir yang murka memegang wajahnya. Sejak kecil, Tahir dimanja. Bahkan, orang tuanya tidak tega memukulnya. Namun, sekarang dia malah dipukul oleh Yoga. Tahir tentu harus membunuh Yoga. Jika tidak, kelak orang-orang pasti akan mentertawakannya. Tahir berkata dengan geram, "Aku pasti akan menghabisimu!"Beberapa orang di samping Tahir langsung mengepung Yoga agar dia tidak bisa kabur. Mer
Semua orang memandang Yoga. Mereka menganggap Yoga pasti mati. Tahir mengatakan bahwa Yoga adalah anggota teroris. Dengan demikian, Yoga sudah pasti bersalah dan masa depannya akan hancur. Inilah akibatnya jika bertindak gegabah. Ada orang yang menyarankan Yoga untuk segera kabur, tetapi Yoga tetap bergeming.Tak lama kemudian, beberapa mobil berhenti di depan pintu rumah lelang. Beberapa pria berperut buncit yang memakai setelan jas berjalan masuk ke rumah lelang. Mereka tampak sangat berwibawa. Begitu masuk, suasana di aula utama yang awalnya sangat ramai menjadi hening. Semua orang langsung mundur.Para pria yang datang adalah ayah dari semua anak orang kaya itu. Pemimpin mereka adalah ayah Tahir, Danesh. Semua pria ini merupakan petinggi di provinsi. Bahkan, orang yang mempunyai jabatan paling rendah juga memiliki kekuasaan lebih besar daripada gubernur.Tahir segera menghampiri ayahnya dan berkata, "Ayah, akhirnya kamu datang. Orang itu punya senjata, cepat tangkap dia. Kalau ngga
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D