Share

Bab 4

Sepuluh menit kemudian, Natalie meninggalkan toko perhiasan. Baru saja dia melangkah sampai jalanan yang ramai, tiba-tiba terdengar seruan seseorang, “Ada yang pingsan! Cepat panggilkan ambulans!”

Berhubung tiba-tiba terjadi keadaan darurat, semua orang yang ada di jalanan pun terkejut dan buru-buru melangkah mundur. Sudut mata Natalie menangkap sosok dalam kerumunan itu. Dinilai dari penampilannya, itu seharusnya adalah orang yang menabraknya tadi.

Berhubung wanita itu tiba-tiba tidak sadarkan diri di jalanan, tidak ada yang berani mendekatinya. Tepat pada saat ini, Natalie pun mendorong kerumunan dan berjongkok di sisi wanita itu.

Kemudian, Natalie segera memeriksa keadaan wanita itu. Dia sudah tidak lagi bernapas dan denyut nadinya juga sangat lemah. Dengan keadaannya ini, dia tidak mungkin bisa menunggu sampai ambulans tiba.

Natalie melirik wanita yang tidak sadarkan diri itu dengan kening berkerut. Kemudian, dia segera mengeluarkan tas kain kecil berisi jarum akupunkturnya. Dia menancapkan jarum di pergelangan tangan wanita itu dan beberapa titik akupunktur lain.

Setelah Natalie selesai memberikan pengobatan akupunktur, wanita yang awalnya sudah berhenti bernapas itu baru mulai bernapas lagi. Kemudian, kesadarannya berangsur-angsur kembali dan matanya juga perlahan-lahan terbuka.

Semua orang yang menyaksikan situasi ini pun tercengang.

Berhubung wanita itu sudah berangsur-angsur sadar, Natalie mulai mencabut jarum akupunktur dari tubuhnya. Baru saja Natalie menyimpan jarum akupunkturnya, ambulans juga sudah tiba. Para dokter dan perawat buru-buru mengangkat wanita itu ke tandu.

Natalie berencana untuk langsung pergi, tetapi wanita yang berbaring lemah di tandu tiba-tiba menarik tangannya. Setelah menatap Natalie sesaat, dia pun berkata dengan susah payah, “Kamu ....”

Namun, sebelum sempat berkata lebih lanjut, wanita itu kehilangan kesadaran lagi.

“Pasien ini sudah kehilangan kesadaran. Segera hubungi rumah sakit untuk persiapkan pertolongan gawat darurat ....”

Saat hendak mendorong wanita itu masuk ke ambulans, wanita itu masih mencengkeram tangan Natalie. Perawat dan dokter mengira Natalie adalah keluarganya pasien. Jadi, mereka pun menyuruh Natalie untuk ikut bersama mereka.

Setelah tiba di rumah sakit, dokter segera memberikan pertolongan gawat darurat kepada wanita itu. Melihat wanita itu sudah dibawa ke ruang gawat darurat, Natalie pun hendak pergi.

Namun, tiba-tiba muncul sekelompok pengawal berpakaian hitam di koridor rumah sakit yang menyegel seluruh lantai ini. Kemudian, seorang pria berambut pirang yang tinggi dan kekar berjalan ke depan ruang gawat darurat dengan dikawal oleh 2 pengawal.

“Istriku!” seru pria berambut pirang itu dengan ekspresi khawatir.

“Pak Daniel, kami sudah berikan pengobatan terbaik untuk istrimu. Jangan khawatir, istrimu nggak akan kenapa-napa,” ujar seorang dokter pada pria berambut pirang itu dengan penuh hormat.

Natalie melirik plat nama yang tergantung di jas putihnya. Ternyata dokter itu adalah direktur rumah sakit ini.

Saat menyadari keberadaan Natalie, pria berambut pirang yang bernama Daniel itu bertanya dengan ekspresi tidak senang, “Siapa kamu?”

Setelah itu, beberapa pengawal yang ada di samping Daniel langsung melangkah maju dan mengadang di hadapan Natalie.

Natalie melirik pengawal bertampang garang itu dan berdecak. Jadi orang baik itu ternyata sulit juga. Bagaimana dia harus menjelaskan semua ini?

Tepat pada saat ini, pintu ruang gawat darurat tiba-tiba dibuka dan perhatian semua orang tertuju pada dokter yang berjalan keluar.

Begitu melihat Daniel, dokter itu segera melepas maskernya dan berkata, “Pak Daniel, istrimu mengalami serangan jantung. Untungnya, Nona ini menolongnya tepat waktu. Kalau nggak, istrimu mungkin nggak bisa bertahan sampai sekarang.”

Setelah mendengar ucapan dokter itu, Daniel pun menoleh ke arah Natalie dengan terkejut. Dia jelas tidak menyangka bahwa Natalie telah menyelamatkan istrinya.

“Kamu yang menolong istrinya Pak Daniel?”

Tiba-tiba, suara rendah seorang pria memecahkan keheningan di luar ruang gawat darurat. Suara ini ....

Natalie menoleh ke arah datangnya suara dan melihat sebuah sosok tinggi nan tegap berjalan mendekat dengan dikawal beberapa pengawal. Koridor di depan ruang gawat darurat yang pada dasarnya sudah ramai pun bertambah sesak.

Begitu melihat orang yang datang, para pengawal Daniel langsung menyapanya dengan hormat, “Pak Harrison.”

Pria itu hanya melambaikan tangannya. Kemudian, para pengawal itu pun bergeser ke samping sehingga ruang di sekitar seketika menjadi luas. Oleh karena itu juga, Natalie baru dapat melihat jelas tampang pria yang baru muncul itu.

Pria yang mengenakan jas itu memiliki wajah yang sangat tampan, juga memancarkan aura yang mengintimidasi. Selain memiliki wajah yang luar biasa tampan, dia juga terlihat sangat berkelas. Pria semacam ini memang terlahir dengan penampilan dingin dan angkuh. Begitu meliriknya, tidak ada orang yang bisa mengalihkan pandangannya.

Setelah melihat jelas tampang pria itu, Natalie pun mengerutkan keningnya. Dunia ini begitu luas, kenapa mereka malah bertemu lagi secepat ini? Apa luka di perut Harrison sudah sembuh sehingga dia bisa berdiri di sini dengan penuh vitalitas?

Kemudian, Natalie melirik bagian perut Harrison. Tubuh Harrison juga sangat bagus. Jasnya yang pas badan menampilkan otot-ototnya dengan jelas. Kakinya yang jenjang juga membuat orang sangat iri.

‘Ck! Sayang banget wajah dan tubuh sebagus ini milik Harrison!’ gumam Natalie dalam hati.

“Ternyata kamu ....” Begitu melihat Natalie, Harrison terlihat sangat terkejut. Namun, dia segera menenangkan diri.

Natalie menatap Harrison dan menjawab sambil tersenyum, “Aku cuma kebetulan lewat dan menolongnya. Nggak usah banyak omong kosong.”

Ucapan itu langsung membuat Daniel dan orang lainnya tercengang. Hanya Harrison seorang yang mengerti arti di balik ucapan Natalie yang acuh tak acuh itu.

Setelah mengetahui identitas Harrison, Natalie juga tidak berniat untuk menghabiskan waktunya lagi. Dia memandang Harrison, lalu berkata dengan dingin, “Tolong minggir dulu. Aku masih ada urusan lain.”

Sebelum Harrison sempat bereaksi, tiba-tiba terdengar seruan terkejut seorang wanita, “Bu Vivian ....”

Selanjutnya, sebuah sosok ramping yang mengenakan sepatu hak tinggi berlari ke hadapan Harrison dan bertanya, “Kak Son, bagaimana keadaan Bu Vivian? Waktu dapat kabarnya, aku langsung datang kemari.”

Harrison hanya melirik wanita itu dengan dingin, lalu mengalihkan kembali perhatiannya pada Natalie. Baru saja dia hendak berbicara, pintu ruang gawat darurat terbuka lagi. Seorang dokter berjalan keluar dengan tergesa-gesa sambil berseru, “Bu Vivian sudah sadar!”

Setelah itu, semua orang buru-buru berjalan masuk ke ruang gawat darurat. Mesin yang berbunyi dengan stabil itu menunjukkan bahwa Vivian telah melewati masa kritis.

“Istriku, bagaimana perasaanmu? Apa masih ada yang terasa nggak nyaman?” tanya Daniel. Setelah melihat rona wajah istrinya yang perlahan-lahan kembali, dia akhirnya merasa lega.

Vivian melirik ke sekeliling, lalu bertanya, “Di mana gadis yang menolongku itu?”

Setelah mendengar pertanyaan istrinya, Daniel baru teringat tentang Natalie dan buru-buru keluar untuk mencarinya. Sayangnya, yang tersisa di luar hanya para pengawal.

Setelah mengetahui Natalie telah pergi, ekspresi Harrison tetap terlihat datar. Namun, dia tidak menyangka wanita itu malah menyelinap pergi.

...

Suasana di ruang gawat darurat sangat hening.

Saat ini, Yanisa masih berdiri di sisi Harrison dengan kedua tangan terkepal erat. Dia tidak menyangka Natalie masih hidup. Kenapa dia masih hidup? Bukannya dia seharusnya sudah mati?

Yanisa merasa sangat kesal, tetapi tidak menunjukkannya. Dia melirik Vivian yang berbaring di ranjang pasien. Tak disangka, Vivian meminta Daniel untuk menemukan wanita jalang itu dan bersikeras mau berterima kasih padanya secara langsung.

‘Sial!’ umpat Yanisa dalam hati. Kenapa Natalie begitu beruntung dan bisa menyelamatkan Vivian? Vivian adalah istri pemimpin Grup Henley. Grup Henley adalah perusahaan terbesar di Yuropa dan juga mitra bisnis terbesar Grup Cendana.

‘Natalie, kamu nggak seharusnya kembali!’ umpat Yanisa dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status