Share

Bab 11

“Tentu saja ....”

Tidak ada emosi yang terkandung dalam pertanyaan Harrison. Namun, Felix bisa merasakan dengan jelas bahwa suhu udara di sekitar sudah menurun secara drastis. Dia pun menghentikan ucapannya dan mengubah topik pembicaraan dengan berkata, “Nggak disangka Bu Natalie itu kakaknya Bu Yanisa.”

Setelah kejadian di restoran waktu itu, Harrison memberi perintah pada bawahannya untuk menyelidiki informasi mengenai Natalie lagi. Dari hasil penyelidikan yang baru, mereka baru tahu bahwa Natalie ternyata adalah putri Keluarga Kurniawan. Hanya saja, Natalie tidak pernah muncul lagi setelah meninggalkan Keluarga Kurniawan 6 tahun yang lalu.

Selain itu, mereka juga menemukan skandal mengenai kehidupan pribadi Natalie yang kacau. Hal itu membuat Chandra marah dan Chandra langsung mengusir Natalie dari Keluarga Kurniawan.

Di sisi lain, semua orang tahu bahwa Yanisa adalah putri Keluarga Kurniawan dan Chandra sangat menyayanginya. Berhubung hubungan di antara Yanisa dan Harrison agak istimewa, Keluarga Cendana sering bekerja sama dengan Keluarga Kurniawan. Namun, Harrison tidak pernah mendengar informasi apa pun mengenai Natalie.

Setelah menyaksikan kejadian di toko tadi, Felix pun menghela napas. Sepertinya, hubungan di antara Natalie dan Yanisa kurang baik. Tadi, Harrison menghentikan langkahnya pasti karena insiden ini melibatkan kedua putri Keluarga Kurniawan. Hanya saja, Felix tidak tahu siapa tepatnya yang menarik perhatian Harrison.

Felix tidak berani berbicara terlalu banyak. Setelah melirik ekspresi Harrison yang muram, dia pun memilih untuk diam.

Hari ini, Harrison datang untuk memilih hadiah ulang tahun Vivian. Tak disangka, baru saja masuk ke mal, dia langsung menemukan sosok Natalie. Setelah melihat Natalie masuk ke toko tadi, dia pun menghentikan langkahnya. Alhasil, dia juga menyaksikan semua kejadian tadi.

Yanisa memang sangat keras kepala dan manja. Jika bukan karena ayahnya bersikeras memaksanya untuk menjalin hubungan dengan Yanisa setelah insiden 6 tahun yang lalu, Harrison tidak mungkin membiarkan Yanisa berada di sisinya.

Namun, Harrison setuju untuk membiarkan Yanisa tinggal di sisinya juga dengan syarat. Syarat itu adalah, Yanisa tidak boleh melakukan hal-hal yang melewati batas toleransinya. Dalam 6 tahun ini, Yanisa sangat patuh. Oleh karena itu, Harrison menutup sebelah mata.

Tak disangka, Natalie adalah kakaknya Yanisa dan juga putri Keluarga Kurniawan. Sayangnya, dia sudah diusir dari Keluarga Kurniawan. Selama 6 tahun ini, dia mungkin kesulitan menghasilkan uang.

Felix juga mengatakan bahwa saat Grup Thea menawarkan harga tinggi untuk merekrut Natalie, Natalie langsung menyetujuinya. Demi menghasilkan uang, sikapnya juga sangat baik.

Harrison mengepalkan tangannya untuk sesaat. Saat Natalie dipersulit, dia sebenarnya hampir menyuruh Felix untuk menanganinya. Tak disangka, William malah tiba-tiba muncul. Saat kedua orang itu mengobrol, Natalie sempat tersenyum manis pada William. Dalam seketika, bahkan Harrison juga terpesona.

Setelah melihat senyum cerah Natalie terhadap William, Harrison mau tak mau membandingkan sikap Natalie terhadapnya selama ini. Saat menghadapinya, Natalie hanya selalu bersikap acuh tak acuh dan berlidah tajam.

Menurut Harrison, Natalie memiliki sedikit sifat liar. Wajahnya yang cantik itu sangat mudah membangkitkan keinginan pria untuk menaklukkannya, terutama sepasang matanya yang sangat indah dan memikat.

Namun, Harrison tiba-tiba teringat berita mengenai kehidupan pribadi Natalie yang kacau. Skandal ini bahkan membuat Chandra marah hingga Chandra jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit lumayan lama. Chandra bahkan mengusir Natalie dari Keluarga Kurniawan saking marahnya.

Hanya saja, Natalie memang sangat cantik dan mampu membuat pria mana pun mengorbankan segalanya deminya. Begitu memikirkan hal ini, entah kenapa Harrison merasa kurang nyaman.

“Beri tahu departemen operasional untuk mengganti semua karyawan toko di area B. Mereka semua kurang profesional,” ujar Harrison dengan dingin. Nadanya juga menunjukkan amarah yang jelas.

Begitu mendengar ucapan Harrison, Felix pun tercengang. Dia buru-buru menjelaskan, “Pak Harrison, toko-toko di area B berada di bawah kelola Grup Henley. Biarpun mal ini memang milik Keluarga Cendana, kita juga nggak bisa asal mengganti karyawan toko orang lain.”

“Apa ucapanku masih kurang jelas?”

Setelah mendengar nada dingin Harrison, Felix tidak berani membantah lagi dan menjawab, “Baik, Pak Harrison.”

...

Di sebuah kafe.

Natalie menatap pria sopan yang duduk di hadapannya. Selain sepasang mata biru itu, Liam sepertinya tidak mewarisi hal lain dari Daniel lagi. Ketampanan Liam didapatkannya dari Vivian. Seluruh auranya juga sangat mirip dengan Vivian. Selain baik dan bersahabat, suaranya terdengar sangat merdu.

Setelah berbincang sesaat dengan Liam, Natalie merasa Liam adalah orang yang lumayan baik. Setidaknya, dia merasa nyaman saat berinteraksi dengan Liam. Perasaan ini sangat berbeda dengan saat dia berinteraksi dengan Harrison yang selalu membuatnya merasa dirinya berada dalam bahaya.

Natalie tiba-tiba memanyunkan bibirnya. Apa ada yang salah dengannya? Kenapa dia bisa tiba-tiba teringat pria berengsek itu? Dia pasti sudah terpengaruh oleh pembawa sial itu. Saat bertemu dengannya lagi lain kali .... Tidak, tidak akan ada lain kali lagi.

“Nattie, ada apa?”

Natalie menatap pria yang duduk di hadapannya dan tertegun sejenak. Kemudian, dia baru bertanya, “Kamu panggil aku apa?”

“Maaf, aku kasih kamu nama panggilan dengan seenaknya. Aku merasa panggilan ini terdengar lebih akrab. Apa aku boleh memanggilmu begitu?” tanya Liam sambil tersenyum malu. Kemudian, dia menyodorkan sepotong kue untuk Natalie.

Nattie. Natalie sebenarnya lumayan suka orang memanggilnya dengan nama panggilan itu. Dulu, ibunya juga selalu memanggilnya Nattie. Setelah mengalami insiden 6 tahun yang lalu, dia berusaha keras untuk menguatkan dirinya sehingga dia hampir melupakan nama panggilan ini.

Natalie tidak membenci Liam. Jadi, dia pun menjawab sambil tersenyum, “Boleh.”

Liam berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu, mulai sekarang, aku panggil kamu Nattie ya. Ibuku bilang, kamu sudah setuju untuk hadir ke pesta ulang tahunnya. Aku akan suruh sopir untuk pergi menjemputmu pada hari itu.”

“Oke!”

Setelah meninggalkan kafe, Liam pun menawarkan diri untuk mengantar Natalie pulang. Liam mengendarai mobil Porsche Cayenne.

Saat tiba di samping mobil, Liam membukakan pintu untuk Natalie, juga mengulurkan tangan untuk melindungi kepala Natalie saat Natalie masuk ke mobil. Kemudian, Liam baru masuk ke mobil dan menyalakan mesinnya.

Baru saja mobil mereka keluar ke jalan raya, sebuah mobil Rolls-Royce melaju melewati mobil mereka dengan kecepatan tinggi. Untungnya, keterampilan mengemudi Liam sangat baik. Dia mengendalikan mobilnya dengan stabil dan membiarkan mobil Rolls-Royce itu melewati mereka.

Natalie menatap mobil Rolls-Royce itu dengan kening berkerut. Apa-apaan mobil itu? Apa dia begitu terburu-buru untuk mati?

“Nattie, di mana rumahmu?” tanya Liam.

Natalie pun memberikan alamat apartemennya pada Liam.

...

Di kediaman Keluarga Kurniawan.

Merry sedang duduk berdandan di depan cermin. Baru saja dia mengoleskan lipstik, tiba-tiba terdengar suara barang dibanting dari lantai bawah. Suara itu pun mengejutkannya dan membuat lipstiknya keluar garis.

“Ini ....” Merry menatap tampang menyedihkan dirinya dari cermin dengan tidak senang. Sebelum sempat bersuara, terdengar lagi suara benda dibanting dari lantai bawah.

“Ada apa dengan si anak busuk itu ...,” omel Merry. Kemudian, dia mengambil tisu untuk menghapus lipstiknya dan buru-buru turun ke lantai bawah.

“Yanisa, ada apa?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status