Merry juga buru-buru menghampiri Vivian dan berkata, “Bu Vivian, ini adalah ginseng berkualitas tinggi. Orang biasa nggak mungkin bisa mendapatkannya. Demi menemukan ginseng ini, kami benar-benar sudah berupaya keras.”Vivian melirik kotak hadiah yang dipegang Yanisa, lalu tersenyum sopan dan berkata, “Terima kasih, Bu Merry, Bu Yanisa.”Vivian mengisyaratkan bawahannya untuk menerima hadiah itu, lalu melirik gaun tanpa tali berwarna biru safir yang dikenakan Yanisa. Dia terlihat ragu sejenak, lalu langsung mengalihkan perhatiannya.Seorang karyawan yang berdiri di samping pun menerima hadiah dari Yanisa dengan sopan. Melihat situasi ini, Merry hanya tersenyum canggung. Dia awalnya berharap Vivian membuka kotak hadiah itu di hadapan para tamu. Dengan begitu, dia bisa memamerkan ginseng berusia 1.000 tahun yang didapatkannya dengan susah payah. Namun, Vivian malah sama sekali tidak melirik isinya. Meskipun merasa tidak senang, Merry tetap harus bersikap sopan di hadapan Vivian dan Dan
Melihat Harrison sudah tiba, Merry segera memberi isyarat pada Yanisa.Selama ini, Harrison sangat jarang muncul di depan umum. Oleh karena itu, Yanisa tidak pernah terlihat bersama Harrison di hadapan orang-orang. Hari ini adalah kesempatan bagus bagi Yanisa untuk mengumumkan hubungannya dengan Harrison kepada semua orang.Meskipun ada rumor bahwa Yanisa memiliki hubungan yang dekat dengan Harrison, semua itu hanyalah spekulasi belaka. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat mereka bersama. Oleh karena itu, Merry dan Yanisa tidak ingin melewatkan kesempatan malam ini. Selama bisa membuat orang-orang menyaksikan bahwa Yanisa dan Harrison memang memiliki hubungan yang istimewa, kelak mereka benar-benar bisa hidup enak.Yanisa segera memahami maksud Merry. Dia pun merapikan rambutnya yang panjang, lalu membenarkan gaunnya agar bisa memamerkan “asetnya”. Begitu melirik belahan dadanya, Harrison pasti akan langsung terpesona. Dia tidak percaya ada pria yang kebal pada keseksiannya. Kemu
Vivian juga menyadari bahwa perhatian Harrison sedang tertuju pada Natalie. Dia segera menggandeng tangan Natalie dan berkata, “Son, dia Nattie, orang yang menolongku waktu itu. Malam ini, dia adalah tamu terhormatku. Aku senang banget kalian berdua hadir di pesta ulang tahunku.”Begitu mendengar ucapan Vivian, Harrison melirik Natalie lagi dan langsung mengamatinya secara terang-terangan. Di sisi lain, Natalie yang ditatap seperti itu merasa sangat tidak nyaman dan mengumpat dalam hati, ‘Dasar pria bajingan! Buat apa kamu menatapku seperti mau menerkamku? Apa ada yang salah dengan otakmu?’Natalie merasa bahwa Harrison yang mengamatinya secara terang-terangan di hadapan Vivian sudah cukup keterlaluan. Tak disangka, Harrison malah mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, namaku Harrison Cendana.”Natalie menatap tangan Harrison yang terulur itu sambil menggigit bibirnya. Pria ini benar-benar jago berakting! Ini bukanlah pertama kalinya mereka bertemu. Untuk apa dia bersandiwara? Cih!
Sebelumnya, seluruh perhatian Harrison tertuju pada Natalie. Kemunculan Yanisa pun membuat ekspresinya berubah menjadi dingin.Yanisa berjalan ke sisi Harrison dan menjaga sedikit jarak dengannya. Namun, dia sengaja memilih sudut yang bisa membuat orang luar melihat bahwa posisi mereka sangat dekat. Kemudian, dia melirik Natalie dan menyapa Natalie dengan lembut, “Kak.”Natalie mengamati gerak-gerik Yanisa dalam diam. Saat ini, Yanisa terlihat bagaikan orang lumpuh yang tidak dapat berdiri tegak tanpa bertumpu pada tongkat dan hampir jatuh ke pelukan Harrison. Sayangnya, Harrison sangat dingin dan sama sekali tidak peduli padanya. Meskipun Yanisa sudah bersandiwara begitu lama, Harrison tetap tidak memberikan respons apa pun.“Ckck, adikku sayang, jarang-jarang aku dengar kamu panggil aku kakak,” ujar Natalie sambil tersenyum tipis. Natalie sengaja menekankan kata adik dan melirik Harrison yang berdiri di samping. Kemampuan akting pria bajingan ini benar-benar luar biasa. Dia sama sek
Setelah mendengar ucapan Natalie, ekspresi Yanisa tiba-tiba membeku dan dia juga merasa sangat malu. Hubungannya dengan Harrison masih berada dalam keadaan yang sangat canggung. Dia selalu mencoba untuk mengembangkan hubungannya dengan Harrison, juga sangat berharap hubungan mereka diketahui orang-orang.Namun, Harrison tidak pernah menaruh sedikit pun perhatian pada Yanisa selama ini. Jika bukan karena Johan mendukungnya, dia merasa Harrison mungkin akan langsung melenyapkannya dari dunia ini.“Kak ... apaan sih! Kak Son sangat baik terhadapku. Dia bukan orang seperti itu,” ujar Yanisa dengan suara agak bergetar. Kemudian, dia diam-diam melirik Harrison. Berhubung Harrison tidak menunjukkan ekspresi apa pun, dia bisa menghadapi Natalie dengan lebih percaya diri.“Baguslah kalau begitu!” Natalie melirik Harrison, lalu berkata sambil tersenyum, “Pak Harrison, oh, salah. Aku seharusnya memanggilmu adik ipar. Adik ipar, kamu harus bersikap lebih baik terhadap ‘adikku’ ini, ya!”Harrison a
Melihat Natalie yang mengabaikan dirinya, Yanisa langsung berkata, “Tanpa perlu kuberi tahu, kamu seharusnya sudah tahu jelas seberapa tinggi status Harrison. Dia itu bukan pria yang bisa didekati wanita bereputasi buruk sepertimu. Jadi, sebaiknya kamu tahu diri!”Natalie mencuci tangannya dengan anggun, lalu mengambil selembar tisu untuk mengeringkan tangannya sebelum meremasnya menjadi bentuk bola.“Aku tahu diri kok!” Natalie memandang ke cermin dan melihat ekspresi Yanisa yang kesal. Kemudian, dia menatap lurus mata Yanisa melalui cermin dan berkata sambil tersenyum, “Tapi, kamu membuatku teringat sesuatu. Kamu sendiri tahu aku nggak menyukaimu. Kenapa kamu malah terus mendekatiku? Apa kamu memang sengaja mau menyiksa diri?”Tatapan Natalie membuat Yanisa merasa ketakutan. Namun, dia memaksakan diri untuk bersikap tenang dan lanjut berkata, “Kakakku sayang, aku melakukan semua ini demi kebaikanmu. Jangan kira karena punya dukungan Bu Vivian, kamu benar-benar bisa masuk ke komunitas
Bisa-bisanya Yanisa terpikirkan cara seburuk ini. Tadi, Natalie sudah memperingati Yanisa. Namun, Yanisa sendiri yang bersikeras mencari masalah dengannya....Setelah Natalie kembali ke aula, Vivian yang berdiri di tengah-tengah aula langsung melambaikan tangannya ke arah Natalie.“Nattie, ini sampanye yang dipersiapkan putraku. Coba kamu cicip dulu!” ujar Vivian sambil mengambilkan segelas sampanye untuk Naomi.Natalie menyesap sampanye itu, lalu menjawab, “Emm, rasanya lumayan enak. Ini barang bagus.”Begitu mendengar pujian Natalie, Vivian pun tersenyum. Pada saat ini, Daniel berjalan mendekat dan bertanya pada Vivian, “Kok Liam belum sampai? Acaranya sudah dimulai, tapi masih belum terlihat batang hidungnya.”Saat sedang menunggu Vivian menyelesaikan percakapannya, tiba-tiba terdengar orang yang memanggilnya, “Kak ....”Begitu mendengar suara itu, tatapan Natalie pun menjadi tajam. Kemudian, dia berbalik dan menatap orang itu. Pada saat yang sama, dia sudah menyimpan kembali semua
Semua kejadian ini terjadi dengan terlalu mendadak dan di luar dugaan.Saat jatuh, Natalie menabrak piramida sampanye sehingga gelas-gelas sampanye itu jatuh ke lantai dan membasahi lantai serta gaunnya.“Nattie, kamu nggak apa-apa, ‘kan?” Vivian menaruh gelas sampanye yang dipegangnya ke tangan Daniel, lalu buru-buru menghampiri Natalie dan memapahnya berdiri.“Nattie, kenapa kamu bisa-bisa jatuh?” tanya Vivian dengan cemas. Saat melihat ada bekas luka merah di wajah Natalie, dia langsung berseru marah, “Cepat panggilkan penanggung jawab hotel ini! Aku mau tanya kenapa piramida sampanye ini bisa tiba-tiba roboh ....”Baru saja Vivian mengangkat tangannya, Natalie langsung mengulurkan tangan untuk menariknya dan menjawab, “Aku baik-baik saja.”Melihat keadaan Natalie yang menyedihkan, Vivian pun berseru dengan ekspresi muram, “Apanya yang baik-baik saja! Lihat, kamu sudah terluka! Apa masih ada bagian lain yang terasa sakit?”Natalie menggeleng pelan, lalu menatap Yanisa yang masih ter