Natalie masih memiliki sedikit kesan terhadap Harrison Cendana.Keluarga Cendana merupakan pemimpin empat keluarga besar di Kota Burka, ibu kota negara ini. Menurut rumor, Harrison adalah kepala Keluarga Cendana saat ini. Selain kaya, dia juga sangat berkuasa. Namun, tidak ada lagi informasi lain yang diketahuinya mengenai orang ini. Bahkan penampilan dan usianya juga adalah misteri.Sebenarnya, orang itu sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Natalie. Hanya saja, Harrison adalah pacarnya Yanisa. Saat mengalami kecelakaan di depan kediaman Keluarga Kurniawan 6 tahun yang lalu, Natalie berhasil diselamatkan juga karena kemunculan pria ini.Saat mengenang masalah 6 tahun lalu, ada kilatan dingin yang melintasi mata Natalie. Gara-gara dijebak oleh Yanisa, dia pun terjerumus dalam penderitaan yang tak berujung.Enam tahun yang lalu, Natalie hampir tewas dalam kecelakaan itu. Untungnya, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup dan melahirkan sepasang anak kembar. Putranya yang
Sebelum si pria selesai melontarkan pertanyaannya, Natalie menyodorkan sebutir pil berwarna merah ke hadapannya. Warna pil itu bahkan lebih merah dan mencolok dari darahnya.“Kenapa? Takut pil ini beracun, makanya nggak berani minum?”Si pria menatap Natalie dan langsung terpesona oleh sepasang mata indah itu. Natalie sangat cantik, tetapi ucapannya malah begitu kejam.Melihat ekspresi ragu si pria, Natalie pun memanyunkan bibirnya dan menunjukkan ekspresi merendahkan. Si pria tentu saja tidak melewatkan perubahan ekspresinya itu. Pada saat Natalie hendak menyimpan kembali pil itu, dia segera mengambil dan menelannya. Begitu meminum pil itu, dia dapat merasa merasakan dengan jelas bahwa tenaganya mulai pulih. Sebelum pria itu sempat bergembira, Natalie berkata, “Pelurunya sudah masuk ke area perutmu. Aku hanya menghentikan pendarahanmu untuk sementara dan menstabilkan pernapasanmu supaya kamu bisa bertahan beberapa saat lagi. Masih ada beberapa jam sebelum kapal ini berlabuh. Sebelum
Sepuluh menit kemudian, Natalie meninggalkan toko perhiasan. Baru saja dia melangkah sampai jalanan yang ramai, tiba-tiba terdengar seruan seseorang, “Ada yang pingsan! Cepat panggilkan ambulans!”Berhubung tiba-tiba terjadi keadaan darurat, semua orang yang ada di jalanan pun terkejut dan buru-buru melangkah mundur. Sudut mata Natalie menangkap sosok dalam kerumunan itu. Dinilai dari penampilannya, itu seharusnya adalah orang yang menabraknya tadi.Berhubung wanita itu tiba-tiba tidak sadarkan diri di jalanan, tidak ada yang berani mendekatinya. Tepat pada saat ini, Natalie pun mendorong kerumunan dan berjongkok di sisi wanita itu.Kemudian, Natalie segera memeriksa keadaan wanita itu. Dia sudah tidak lagi bernapas dan denyut nadinya juga sangat lemah. Dengan keadaannya ini, dia tidak mungkin bisa menunggu sampai ambulans tiba.Natalie melirik wanita yang tidak sadarkan diri itu dengan kening berkerut. Kemudian, dia segera mengeluarkan tas kain kecil berisi jarum akupunkturnya. Dia me
Setelah meninggalkan rumah sakit, Natalie kembali ke Apartemen Goodview. Baru saja masuk ke rumah, dia menerima sebuah e-mail dari Zayden. Dia membuka email itu dan membaca beberapa koordinat yang tertera di dalam. Setelah itu, dia pun mengirim pesan pada Zayden.[ Nat: Aku sudah pergi ke 2 koordinat teratas secara pribadi. Tapi, aku nggak temukan informasi apa pun. Kalau sudah senggang, aku akan pergi ke 2 koordinat terakhir. ][ Si Besar Tak Terkalahkan: Kita pasti akan menemukan Nenek. ]Saat membaca kata “kita”, Natalie pun tersenyum. Sekarang, dia tidak sendirian lagi, melainkan memiliki kedua anaknya. Natalie melirik 2 koordinat yang tertera di ponselnya lagi. Itu adalah hasil penyelidikannya. Jadi, dia harus pergi memeriksanya secara langsung. Dia tidak akan melewatkan satu pun petunjuk yang berharga.Namun, sebelum lanjut melakukan penyelidikan, Natalie harus terlebih dahulu pergi ke Grup Thea. Setelah menangani prosedur masuk kerja, desainer yang diundang secara khusus ini ju
Pria itu mendongak, lalu menatap Natalie. Setelah itu, dia berkata dengan dingin, “Tinggalkan kami.”Beberapa pria berpakaian hitam itu segera pergi. Dalam seketika, di restoran yang mewah ini hanya tersisa 2 orang. Orang yang satu sedang berdiri, sedangkan yang satunya lagi sedang duduk.Setelah melihat jelas tampang pria di hadapannya, Natalie pun mengerutkan keningnya dan bergumam dalam hati, ‘Bukannya ini si pria bodoh itu? Oh bukan, dia itu seharusnya kepala Keluarga Cendana yang misterius itu!’Hari ini, Harrison juga mengenakan jas dan menunjukkan tampang dingin yang memikat. Sayangnya, aura bahaya yang dipancarkannya sangat menakutkan sehingga tidak ada orang yang berani mendekatinya.‘Vivian mencariku untuk berterima kasih. Tapi, apa alasan pria bodoh ... ups, maksudku Harrison. Apa alasannya mencariku?’ gumam Natalie dalam hati.Setelah menatap Harrison dan berpikir sejenak, Natalie masih merasa bingung. Apa Harrison mau berterima kasih padanya? Jika dinilai dari ekspresi Har
Tubuh Harrison memancarkan aroma tembakau yang samar. Aroma ini bagaikan racun yang perlahan-lahan meresap ke tubuh Natalie. Dia tidak suka perasaan dikendalikan seperti ini. Jadi, dia pun mengerutkan keningnya dan tiba-tiba mendorong Harrison.“Pak Harrison, orangnya sudah pergi. Sudah waktunya kamu bangkit!”Natalie ingin mengingatkan Harrison bahwa yang tersisa di restoran hanyalah mereka berdua. Terlebih lagi, postur mereka saat ini juga membuatnya merasa canggung.Harrison menatap lekat-lekat wanita yang ditindihnya. Meskipun sudah terjadi hal seperti itu, sepasang mata yang indah itu tetap tidak menunjukkan kepanikan atau ketakutan. Siapa sebenarnya wanita ini?Harrison mengerutkan keningnya, lalu mengeratkan genggamannya pada pinggang Natalie. Saat berdiri, dia juga sekalian menarik Natalie untuk berdiri. Begitu berdiri, Natalie langsung menarik kembali tangannya, juga buru-buru melangkah mundur dan menjauhkan diri dari Harrison, seolah-olah takut tertular penyakit.Harrison ya
Natalie pun terdiam.Setelah mendengar pertanyaan Zayden, ekspresi Zoey juga menjadi serius. Dia bertanya, “Mama, apa kamu pernah menyelidiki informasi tentang Papa?”Saat mengingat malam dari 6 tahun yang lalu, ekspresi Natalie pun menjadi dingin. Kejadian itu memang sangat absurd. Selain kehilangan kesuciannya, dia juga tidak tahu siapa pria yang merenggut kesuciannya. Natalie pernah menyelidiki informasi mengenai pria itu. Bahkan Zayden juga pernah menggunakan kemampuan meretasnya untuk mencari tahu informasinya. Namun, mereka tidak menemukan informasi apa pun.Zayden juga pernah meretas pangkalan data internasional, lalu mencoba untuk mencocokkan informasi DNA-nya dan adiknya. Namun, usahanya itu tetap tidak membuahkan hasil. Kemungkinannya hanya satu, yaitu pelaku malam itu sudah tewas. Oleh karena itu, tidak ada informasi berguna mengenainya di pangkalan data. ‘Dia sudah mati? Sial! Enak banget dia!’ umpat Natalie dalam hati.“Kalau memang nggak ada informasi mengenainya, seha
Tidak pulang lagi? Setelah mendengar ucapan Yanisa, Natalie bertanya, “Tempat ini sangat menarik, mana mungkin aku nggak pulang? Apa ... kamu merasa kecewa atas kepulanganku?”Ucapan yang sangat terus terang itu langsung membuat Yasmine tertegun. Kemudian, dia menatap Natalie dan menyadari rasa tidak senang Natalie. Namun, dia tetap berkata dengan sok polos, “Natalie, kok gitu sih ngomongnya? Waktu kamu tertimpa masalah, lalu pergi ke luar negeri tanpa berhubungan dengan kami lagi selama ini, aku selalu mengkhawatirkanmu.”Berhubung Natalie masih tidak berbicara, Yanisa lanjut berkata dengan lebih santai, “Bagaimanapun juga, kita ini sahabat terbaik.”Setelah mendengar ucapan Yanisa, Tiffany pun berbisik, “Yanisa, dia itu wanita nggak tahu malu yang diusir dari Keluarga Kurniawan?”Meskipun suara Tiffany sangat kecil, Natalie tetap dapat mendengar ucapannya dengan jelas. Di sisi lain, karyawan toko yang mendengar percakapan ini dapat menilai bahwa Yanisa tidak menyukai Natalie. Dia pu