Share

Bab 6. Memerlukan Bantuan

Tatapan matanya, Valerie tidak menyukainya. Nick memperhatikannya sedari tadi, Valerie jadi serba salah. Seharusnya kakaknya tidak membawa pria itu pulang.

Nick Russel, hanya dia satu-satunya pria yang dapat membuatnya seperti itu. Pria itu sudah pergi lama, tapi kenapa dia kembali lagi?

Selama ini dia tidak pernah mendengar kabar Nick dari kakaknya setelah pria itu pergi. Dia juga tidak pernah tahu di mana Nickn tinggal. Baginya, itu tidak penting. Dia tidak menyukai pria itu oleh karena itulah, dia tidak pernah bertanya.

“Valerie,” ibunya memanggil. Namun, Valeri tidak mendengarnya.

“Valerie,” untuk kedua kalinya, barulah dia menyadari panggilan dari ibunya.

“Ya, ada apa Mom?”

“Apa yang kau pikirkan? Jika kau tidak sehat, pergilah beristirahat,” mungkin saja Putrinya seperti itu karena memikirkan pernikahannya yang akan segera berakhir.

“Tidak, aku baik-baik saja,” dia tidak boleh menunjukkan jika dia sedang sedih meskipun, memang ada rasa sedih di dalam hatinya.

“Di mana kau tinggal saat ini, Nick?” Ayahnya bertanya pada pria itu, kedatangannya yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan mereka bahkan Albert sendiri tak menyangka sahabat baiknya yang telah lama pergi tiba-tiba mencari dirinya.

“Kedua orang tuaku pindah ke Inggris karena waktu itu ada masalah keluarga. Aku menetap di sana sekarang.”

“Inggris?” Valerie memandanginya. Jadi Nick juga tinggal di Inggris? Tapi kenapa dia tidak pernah bertemu dengan Nick selama ini?

“Kenapa?” Nick kembali memandanginya. Tatapan pria itu, membuat Valerie sedikit gelisah.

“Tidak!” Valerie membuang wajahnya ke samping, “Aku mau beristirahat saja!” Dia beranjak, lebih baik tidur.

Valerie pergi meninggalkan mereka. Namun, ibunya tampak khawatir. Dia tahu putrinya memerlukan sebuah dukungan di tengah proses perceraiannya.

Valerie menjatuhkan diri ke atas ranjang. Dia tampak termenung. Kenangan akan kebersamaannya dengan Jonathan mulai menghantui dirinya. Dia tahu dia tidak boleh menangis untuk pria itu. Akan tetapi, masih ada cinta untuk dirinya.

“Valerie,” ibunya masuk ke dalam dan menghampiri dirinya.

“Ada apa, Mom?” Dia tidak bersemangat sama sekali.

“Bagaimana dengan proses perceraianmu? Jika belum ada kemajuan, Daddy berkata dia akan mengutus orang untuk mengurusnya.”

“Tidak, jangan lakukan!” dia tidak mau Jonathan dan keluarganya tahu akan identitas asli keluarganya sebelum dia membalas rasa sakit hatinya.

Biarkan mereka beranggapan dia dari keluarga miskin tapi nanti, ketika saatnya sudah tiba. Dia akan menunjukkan pada mereka, siapa Valerie Smith.

“Kenapa? Jangan katakan kau masih ingin mempertahankan pria seperti Jonathan hanya karena masih ada rasa cinta yang kau miliki pada dirinya. Terus terang, kali ini kami benar-benar tidak akan setuju dan kami tak akan membiarkan kau kembali padanya!”

“Tidak, Mom. Aku memang masih mencintainya dan aku tidak akan menutupi itu tapi untuk kembali padanya, tentu saja aku tidak sudi. Dia telah begitu mengecewakan aku bahkan dia ingin menduakan aku. Apa yang bisa aku harapkan dari laki-laki seperti dirinya?”

“Bukankah sejak awal, Daddy sudah mengatakan hal itu padamu?” Alice mengusap kepala putrinya dengan perlahan. Mereka memang kecewa pada Valerie tapi melihat keadaan putrinya, dia tahu yang paling dibutuhkan oleh Valerie adalah mereka.

“Yah, dan bodohnya aku tidak percaya.”

“Jangan disesali, anggap itu sebagai sebuah pelajaran. Beritahu Mommy, sudah sejauh mana proses perceraian kalian berdua.

“Aku sudah memintanya untuk mengirimkan surat perceraian itu pada pengacara kita. Aku rasa sebentar lagi akan aku dapatkan,” tangannya mengepal di atas ranjang. Dia belum memikirkan langkah untuk membalas dendam.

Dia tahu jika dia ingin menghancurkan keluarga Hart, dia harus kembali ke Inggris. Tapi untuk kembali ke negara itu lagi, keluarganya pasti tak akan mengizinkan lalu bagaimana dia bisa kembali?

Valerie bangun secara tiba-tiba. Hal itu membuat ibunya terkejut. Dia bahkan beranjak dari atas ranjang dan melangkah menuju pintu tanpa mengatakan apa pun.

“Hei, apa yang terjadi?” Ibunya mengikuti, putrinya keluar dari kamar.

“Nick Russel!” Valerie memanggil pria itu. Namun, tidak ada jawaban. Pria itu hanya menatapnya, dengan ekspresinya yang menyebalkan.

“Ada apa, Valerie?” tanya kakaknya.

“Aku ingin meminjamnya sebentar!” Valerie menarik tangan Nick, dan membawanya ke dalam kamarnya. Dia ingin berbicara secara pribadi dengan pria itu agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

Nick sedikit membungkuk, lalu berbisik di telinga Valerie, “Kau sungguh berani membawa aku ke dalam kamarmu?” Nafas Nick membelai wajahnya, hal itu membuat Valerie buru-buru menjauh.

“A-ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” dia berusaha melangkah mundur. Namun, Nick justru melangkah maju.

“Apa yang ingin kau bicarakan?”

“Hm, bisakah kau membantu aku?” Sial. Bisakah pria itu berhenti dan tidak mengintimidasinya seperti itu?

“Membantu apa?” Nick tidak menghentikan langkahnya. Valerie terkejut, karena dia kehabisan ruang gerak.

Dia sudah menempel di tembok. Valerie hendak bergeser. Akan tetapi, Nick bergerak cepat dan menghimpit tubuhnya sampai membuat Valerie tidak bisa lari.

“Katakan, bantuan apa yang kau inginkan?” Nick meraih helaian rambut Valerie, menciumnya lalu menatapnya tajam.

Valerie menelan ludah, jantungnya jadi berdegup. Bisakah tidak sedekat itu? Aroma tubuh pria itu, mulai membuat kepalanya pusing.

“Ja-jangan terlalu dekat!” Valerie mendorongnya, dia menjauh dengan begitu cepatnya. Seringai tipis pun, menghiasi wajah Nick Russel.

“Bukankah tadi kau berkata jika kau tinggal di Inggris?” dia sudah cukup jauh, jadi dia berani memandangi pria itu.

“Aku memang tinggal di Inggris. Apa kau tidak tahu?”

“Bagus. Aku ingin kembali ke sana jadi aku memerlukan bantuanmu. Kau bisa membantu, ‘kan?”

“Untuk apa kau kembali? Apa kau ingin kembali pada suamimu?” Nick kembali mendekati Valerie, dia ingin tahu untuk apa Valerie meminta bantuannya.

“Tidak, aku tidak sudi kembali dengannya. Aku ingin membalas perbuatan mereka yang telah meremehkan aku!” tatapan Valerie tertuju pada jendela, kedua tangannya pun mengepal ke samping.

Lagi-lagi seringai tipis menghiasi wajah Nick. Dia kembali menghampiri Valerie lalu memeluk pinggangnya. Dagu Valerie diangkat, Valerie Smith yang dia kenal memang harus seperti itu.

“Aku akan membantumu tapi kau harus tahu,” Nick mendekatkan wajah mereka lalu berbisik di telinga Valerie, “Ada harga yang harus kau bayar, Nona,” ucapannya membuat Valerie harus menelan salivanya dengan susah payah. Sungguh, dia memiliki firasat buruk mengenai bayaran yang dimaksudkan oleh Nick.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Jess'icha Vernesialing
lanjut thor,yg bnyk............
goodnovel comment avatar
Rahmi Zera
mantab..lanjut ka reni
goodnovel comment avatar
siti yulianti
lanjut KK reniii .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status