Tatapan matanya, Valerie tidak menyukainya. Nick memperhatikannya sedari tadi, Valerie jadi serba salah. Seharusnya kakaknya tidak membawa pria itu pulang.
Nick Russel, hanya dia satu-satunya pria yang dapat membuatnya seperti itu. Pria itu sudah pergi lama, tapi kenapa dia kembali lagi? Selama ini dia tidak pernah mendengar kabar Nick dari kakaknya setelah pria itu pergi. Dia juga tidak pernah tahu di mana Nickn tinggal. Baginya, itu tidak penting. Dia tidak menyukai pria itu oleh karena itulah, dia tidak pernah bertanya. “Valerie,” ibunya memanggil. Namun, Valeri tidak mendengarnya. “Valerie,” untuk kedua kalinya, barulah dia menyadari panggilan dari ibunya. “Ya, ada apa Mom?” “Apa yang kau pikirkan? Jika kau tidak sehat, pergilah beristirahat,” mungkin saja Putrinya seperti itu karena memikirkan pernikahannya yang akan segera berakhir. “Tidak, aku baik-baik saja,” dia tidak boleh menunjukkan jika dia sedang sedih meskipun, memang ada rasa sedih di dalam hatinya. “Di mana kau tinggal saat ini, Nick?” Ayahnya bertanya pada pria itu, kedatangannya yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan mereka bahkan Albert sendiri tak menyangka sahabat baiknya yang telah lama pergi tiba-tiba mencari dirinya. “Kedua orang tuaku pindah ke Inggris karena waktu itu ada masalah keluarga. Aku menetap di sana sekarang.” “Inggris?” Valerie memandanginya. Jadi Nick juga tinggal di Inggris? Tapi kenapa dia tidak pernah bertemu dengan Nick selama ini? “Kenapa?” Nick kembali memandanginya. Tatapan pria itu, membuat Valerie sedikit gelisah. “Tidak!” Valerie membuang wajahnya ke samping, “Aku mau beristirahat saja!” Dia beranjak, lebih baik tidur. Valerie pergi meninggalkan mereka. Namun, ibunya tampak khawatir. Dia tahu putrinya memerlukan sebuah dukungan di tengah proses perceraiannya. Valerie menjatuhkan diri ke atas ranjang. Dia tampak termenung. Kenangan akan kebersamaannya dengan Jonathan mulai menghantui dirinya. Dia tahu dia tidak boleh menangis untuk pria itu. Akan tetapi, masih ada cinta untuk dirinya. “Valerie,” ibunya masuk ke dalam dan menghampiri dirinya. “Ada apa, Mom?” Dia tidak bersemangat sama sekali. “Bagaimana dengan proses perceraianmu? Jika belum ada kemajuan, Daddy berkata dia akan mengutus orang untuk mengurusnya.” “Tidak, jangan lakukan!” dia tidak mau Jonathan dan keluarganya tahu akan identitas asli keluarganya sebelum dia membalas rasa sakit hatinya. Biarkan mereka beranggapan dia dari keluarga miskin tapi nanti, ketika saatnya sudah tiba. Dia akan menunjukkan pada mereka, siapa Valerie Smith. “Kenapa? Jangan katakan kau masih ingin mempertahankan pria seperti Jonathan hanya karena masih ada rasa cinta yang kau miliki pada dirinya. Terus terang, kali ini kami benar-benar tidak akan setuju dan kami tak akan membiarkan kau kembali padanya!” “Tidak, Mom. Aku memang masih mencintainya dan aku tidak akan menutupi itu tapi untuk kembali padanya, tentu saja aku tidak sudi. Dia telah begitu mengecewakan aku bahkan dia ingin menduakan aku. Apa yang bisa aku harapkan dari laki-laki seperti dirinya?” “Bukankah sejak awal, Daddy sudah mengatakan hal itu padamu?” Alice mengusap kepala putrinya dengan perlahan. Mereka memang kecewa pada Valerie tapi melihat keadaan putrinya, dia tahu yang paling dibutuhkan oleh Valerie adalah mereka. “Yah, dan bodohnya aku tidak percaya.” “Jangan disesali, anggap itu sebagai sebuah pelajaran. Beritahu Mommy, sudah sejauh mana proses perceraian kalian berdua. “Aku sudah memintanya untuk mengirimkan surat perceraian itu pada pengacara kita. Aku rasa sebentar lagi akan aku dapatkan,” tangannya mengepal di atas ranjang. Dia belum memikirkan langkah untuk membalas dendam. Dia tahu jika dia ingin menghancurkan keluarga Hart, dia harus kembali ke Inggris. Tapi untuk kembali ke negara itu lagi, keluarganya pasti tak akan mengizinkan lalu bagaimana dia bisa kembali? Valerie bangun secara tiba-tiba. Hal itu membuat ibunya terkejut. Dia bahkan beranjak dari atas ranjang dan melangkah menuju pintu tanpa mengatakan apa pun. “Hei, apa yang terjadi?” Ibunya mengikuti, putrinya keluar dari kamar. “Nick Russel!” Valerie memanggil pria itu. Namun, tidak ada jawaban. Pria itu hanya menatapnya, dengan ekspresinya yang menyebalkan. “Ada apa, Valerie?” tanya kakaknya. “Aku ingin meminjamnya sebentar!” Valerie menarik tangan Nick, dan membawanya ke dalam kamarnya. Dia ingin berbicara secara pribadi dengan pria itu agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka. Nick sedikit membungkuk, lalu berbisik di telinga Valerie, “Kau sungguh berani membawa aku ke dalam kamarmu?” Nafas Nick membelai wajahnya, hal itu membuat Valerie buru-buru menjauh. “A-ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” dia berusaha melangkah mundur. Namun, Nick justru melangkah maju. “Apa yang ingin kau bicarakan?” “Hm, bisakah kau membantu aku?” Sial. Bisakah pria itu berhenti dan tidak mengintimidasinya seperti itu? “Membantu apa?” Nick tidak menghentikan langkahnya. Valerie terkejut, karena dia kehabisan ruang gerak. Dia sudah menempel di tembok. Valerie hendak bergeser. Akan tetapi, Nick bergerak cepat dan menghimpit tubuhnya sampai membuat Valerie tidak bisa lari. “Katakan, bantuan apa yang kau inginkan?” Nick meraih helaian rambut Valerie, menciumnya lalu menatapnya tajam. Valerie menelan ludah, jantungnya jadi berdegup. Bisakah tidak sedekat itu? Aroma tubuh pria itu, mulai membuat kepalanya pusing. “Ja-jangan terlalu dekat!” Valerie mendorongnya, dia menjauh dengan begitu cepatnya. Seringai tipis pun, menghiasi wajah Nick Russel. “Bukankah tadi kau berkata jika kau tinggal di Inggris?” dia sudah cukup jauh, jadi dia berani memandangi pria itu. “Aku memang tinggal di Inggris. Apa kau tidak tahu?” “Bagus. Aku ingin kembali ke sana jadi aku memerlukan bantuanmu. Kau bisa membantu, ‘kan?” “Untuk apa kau kembali? Apa kau ingin kembali pada suamimu?” Nick kembali mendekati Valerie, dia ingin tahu untuk apa Valerie meminta bantuannya. “Tidak, aku tidak sudi kembali dengannya. Aku ingin membalas perbuatan mereka yang telah meremehkan aku!” tatapan Valerie tertuju pada jendela, kedua tangannya pun mengepal ke samping. Lagi-lagi seringai tipis menghiasi wajah Nick. Dia kembali menghampiri Valerie lalu memeluk pinggangnya. Dagu Valerie diangkat, Valerie Smith yang dia kenal memang harus seperti itu. “Aku akan membantumu tapi kau harus tahu,” Nick mendekatkan wajah mereka lalu berbisik di telinga Valerie, “Ada harga yang harus kau bayar, Nona,” ucapannya membuat Valerie harus menelan salivanya dengan susah payah. Sungguh, dia memiliki firasat buruk mengenai bayaran yang dimaksudkan oleh Nick.Jonathan terlihat tak bersemangat sama sekali. Semenjak kepergian Valerie, dia mulai banyak termenung. Adelia sering datang untuk menemui dirinya. Akan tetapi, dia tidak menyukai wanita itu.Lidya berusaha keras mendekatkan mereka berdua. Dia membicarakan Valerie sebagai wanita tidak berguna yang tak bisa memberikan keturunan bagi mereka. Mendengar apa yang ibunya ucapkan, membuat Jonathan merasa bersalah pada Valerie tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.Hari itu akhir pekan. Biasanya dia akan menghabiskan waktu dengan Valerie tapi kini dia kesepian. Ibunya sama sekali tak mengerti akan perasaannya. Padahal dia sudah sering mengatakan jika dia begitu mencintai Valerie.“Surat perceraian itu sudah kau kirimkan atau belum?” Ibunya sedang berbicara dengan pengacara keluarga mereka.Jonathan tak berminat sama sekali mendengarnya. Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya dia bisa memperjuangkan pernikahan mereka. Namun, dia terlalu bodoh dan takut.“Jonathan,” ibunya menghampiri.“Ada apa
“Sudah aku katakan padamu, Jonathan. Jangan menikahi wanita itu tapi kau tetap saja menikahi dirinya!” Valerie cukup terkejut mendengar ucapan ibu mertuanya, Lidya Hart. Dirinya tanpa sengaja mendengar percakapan itu dan memutuskan bersembunyi tidak jauh dari mereka. Selama ini Valerie tahu, bahwa keluarga suaminya tak pernah menyukainya, karena asal usulnya dianggap tidak jelas, sedangkan Jonathan suaminya, adalah putra kedua dari keluarga Hart, yang termasuk keluarga terpandang di Inggris. “Kami berdua saling mencintai. Dia juga istri yang baik bagiku. Kenapa Mommy berbicara seperti itu tentang dirinya?” Mendengar perkataan Jonathan, Lydia semakin bersikap sinis, “Tutup mulutmu dan berhenti berbicara tentang cinta!" Kebenciannya pada Valerie, sungguh sudah tidak bisa dia tahan. "Sejak dulu aku menentang karena dia tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Hart. Kita adalah keluarga terhormat, Jonathan. Aku memperingati dirimu berkali-kali dan kau tidak mau mendengarkan. S
Membuatkan begitu banyak makanan untuk seluruh keluarga, rasanya begitu lelah. Dia tidak akan bergabung bersama dengan mereka karena dia tahu dia pasti akan kembali dipandang rendah. Daripada mendapatkan hinaan lagi, Valerie memilih kembali ke dalam kamar. Jonathan tak mendapati istrinya di dapur. Dia sangat ingin memanggil agar istrinya bergabung tapi dia tidak mau mendengar amarah ibunya. Valerie tengah berbaring di kursi malas yang ada di balkon. Dia sedang memikirkan banyak hal namun perhatiannya teralihkan ketika Jonathan datang. “Apa yang kau lakukan disini, Sayang? Kenapa kau tidak makan bersama dengan kami?” Jonathan menghampiri, sup yang dia bawa diletakkan ke atas meja sebelum dia duduk bersama orang istrinya. “Jangan bercanda, Jonathan. Apa kau pikir keluargamu akan senang aku makan bersama dengan mereka?” “Maaf, sayang. Tolong maafkan perkataan mereka.” “Aku mendengarnya, Jonathan,” Valeri berpaling, memandangi suaminya, “Sebelum aku mendapatkan hinaan dari
Valerie memutuskan pulang. Dengan hati yang hancur, dia mulai membereskan barang-barangnya. Pengkhianatan yang Jonatan lakukan tak dapat dia maafkan. Padahal dia berpikir Jonathan akan menolak niat ibunya tapi rupanya, Jonathan justru menuruti bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama, pria itu langsung menunjukkan ketidak setiaannya. Jonatan rupanya menyusul, dia harus berbicara dengan Valerie. Kedatangannya tidak membuat Valerie berhenti membereskan barang-barangnya. “Kau mau pergi ke mana, Valerie?” “Pergi. Untuk apa lagi aku bertahan dengan pria seperti dirimu?” “Tidak, aku tidak akan membiarkan kau pergi!” Jonathan menarik tangan Valerie, lalu memeluknya. “Lepaskan aku, Jonathan!” “Tidak. Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu!” Jonathan semakin mendekapnya erat supaya Valerie tidak pergi. “Aku sudah melihatnya, apalagi yang hendak kau jelaskan?” air mata mengalir, pengkhianatan Jonatan menghancurkan hatinya. “Aku tidak menginginkan ini, percayalah. Ibu dan kak
Valerie duduk diam di taman, dia pergi begitu saja tanpa memikirkan kemana dia harus pergi. Bukannya dia tidak memiliki uang untuk kembali ke rumah orang tuanya, dia bisa kembali tapi dia malu untuk melakukannya. Selama ini dia telah menipu mereka. Dia berkata kepada ibunya jika dia bahagia dengan rumah tangganya. Jonathan adalah pria yang dia pilih sendiri oleh karena itu dia menutupi segala perlakuan buruk keluarga Jonathan agar keluarganya tidak kecewa. Sesungguhnya pernikahannya tidak direstui oleh ayahnya tapi dia mengambil jalan nekad dengan memilih pergi. Dia yakin dia akan bahagia tapi sekarang, bukankah semua ucapan ayahnya tentang Jonathan telah terbukti? Sesungguhnya, dia adalah Putri seorang mafia yang berkuasa di Amerika. Mereka adalah keluarga konglomerat nomor satu di sana dan mereka disegani karena kedudukan yang mereka miliki. Tidak ada yang berani dengan mereka, karena mereka dikenal sebagai mafia kejam yang tak kenapa ampun. Ketika dia mengenal Jonathan, P
Tidak ada waktu untuk bersedih. Valerie telah bertekad untuk membalas dendam. Setelah kembali, dia mulai membantu mengelola perusahaan keluarganya. Valerie memiliki seorang kakak laki-laki, dialah yang mengelola perusahaan keluarga selama ini. Valerie keluar dari mobil mewahnya, sebuah gedung pencakar langit berada di depan mata. Smith Corporation, Itu adalah perusahaan milik keluarganya dan perusahaan mereka telah tersebar di banyak tempat. Mereka juga memiliki banyak bisnis juga beberapa rumah sakit. Dulu dia tidak terlalu serius belajar bisnis karena dia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pianis terkenal namun impian itu justru terkubur setelah dia menikah dengan Jonathan. Setelah dipikir ternyata begitu banyak yang telah dia korbankan hanya untuk seorang pria seperti Jonathan. Kedatangannya menarik perhatian. Para karyawan yang sudah lama tidak melihat dirinya terkejut dengan kedatangannya. Valerie belum memberitahu sang kakak jika dia akan datang ke perusahaan ha