Jonathan terbangun ketika dia merasakan seseorang memeluknya. Tangannya meraba, dia merasakan seorang wanita sedang berbaring di sisinya. Pria itu berbalik, memeluk wanita itu sambil menyebut sebuah nama.“Valerie,” begitu nama itu diucapkan oleh Jonathan, kedua mata Adelia terbuka.“Valerie, Honey,” Jonathan kembali memanggilnya. Kekesalan Adelia memuncak, ini bukan kali pertama Jonathan memanggilnya seperti itu.“Aku bukan mantan istrimu!” Adelia mendorong Jonathan yang membuat pria itu terkejut. Dia belum mengerti situasi. Akan tetapi, sebuah tamparan dia dapatkan dari Adelia.“Kenapa kau menamparku?” Jonathan memegangi pipinya dan menatap Adelia dengan tajam.“Sudah berapa kali kau memanggil aku seperti itu, Jonathan?” teriaknya marah, “Aku bukan mantan istrimu tapi kenapa kau selalu memanggil aku dengan namanya?!” Jika hanya satu kali mungkin dia akan sabar tapi dia sudah mendengarnya beberapa kali.Dia juga sudah membicarakan hal itu dengan Jonathan dan hanya ada kata maaf saj
Jonathan pergi bersama dengan Adelia ke sebuah butik baru yang direkomendasikan oleh ibunya untuk mencari gaun pengantin di sana. Pernikahan itu, tidak dia inginkan sama sekali tapi dia tidak bisa menolak ucapan ibunya.Setelah kepergian Valerie dari hidupnya. Dia semakin terlihat seperti boneka yang dikendalikan oleh ibunya. Sekarang terjawab sudah, kenapa Valerie begitu kecewa pada dirinya bahkan dia sendiri kecewa pada dirinya sendiri.Seandainya waktu itu dia mengambil pilihan dengan mengikuti Valerie untuk memulai berdua dari bawah, apakah kehidupannya akan seperti itu? Dia yakin kehidupannya pasti akan berbeda dan yang pasti dia tidak kehilangan Valerie.Sekarang yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan. Dia sangat berharap sebelum pernikahannya dengan Adelia terjadi, dia dapat bertemu dengan Valerie karena dia sangat ingin memperbaiki hubungan mereka sebelum semuanya terlambat .“Jonathan, setelah kita menikah. Ke mana kita akan pergi berbulan madu?” Adeline memeluk lengannya.
Nick merangkul pinggang Valerie, membawanya menuju kasir. Melihat itu, membuat api amarah berkobar di hati Jonathan. Dia tidak terima melihat Valerie dipeluk seperti itu oleh seorang laki-laki. Jonathan menghampiri mereka. Rasa cemburu memenuhi dada. Siapa sebenarnya laki-laki itu?“Lepaskan tanganmu darinya!” Jonathan menarik bahu Nick, menyentaknya dengan kuat hingga pelukan Nick terlepas.Mereka berdua terkejut. Jonathan tidak tinggal diam, tangan Valerie ditarik lalu Jonathan berdiri di hadapannya.“Wah.. wah, ada apa ini?” Nick bersedekap dada. Dia tidak menyangka pria itu akan melakukan hal itu.“Jangan pernah menyentuhnya!” Ucap Jonathan dengan penuh emosi.“Lepaskan tanganku!” Valerie menepis tangannya hingga terlepas.“Siapa dia, Valerie?” Tanya Jonathan. Sepertinya dia lupa jika mereka hanyalah mantan.“Bukan urusanmu!” Valerie menghampiri Nick. Pria itu kembali memeluk pinggangnya.“Siapa dia, Sayang?” Nick pura-pura tidak tahu. Tatapan tajamnya tertuju pada Jonathan. Aka
Setelah pertemuan itu, Valerie lebih banyak diam. Dia tidak banyak bicara meski Nick mencoba membahas sesuatu dengannya. Melihat keadaannya itu tentu saja membuat Nick gusar. Jangan katakan Valerie sedih karena pertemuan itu dan jangan katakan pula kesedihan yang dirasakan oleh Valerie karena keberadaan wanita yang bersama dengan mantan suaminya. Selama ini Valerie memang tidak pernah membahas perceraiannya secara rinci. Mungkin perasaannya memang masih ada tapi selalu disangkal oleh Valerie. Jika memang begitu, apakah kebersamaan mereka tidak ada artinya sama sekali? “Aku laki-laki dan aku harap kau tidak membuat aku kesal!” “Apa?” Valerie berpaling, memandangi Nick. Mereka berada di mobil karena mereka sudah akan pulang. “Apa sebenarnya yang kau pikirkan, Valerie?” tangannya sudah berada di wajah Valerie, “Apa kau sedih karena pertemuanmu dengannya ataukah kau sedih karena ada wanita lain berada di sisinya?” Dia harap Valerie tak mengecewakan dirinya. “Apa yang kau kataka
Musik merdu melantun dari mobil. Valerie dan Nick sudah terbawa arus yang memabukkan. Valerie berada di atas pangkuan Nick, ciuman yang mereka lakukan semakin panas.Api gairah membara di antara mereka. Ciuman mereka pun semakin panas membara begitu juga sentuhan Nick di tubuh Valerie. Tidak akan ada yang bisa menahan dirinya, dia tidak akan berhenti karena dia sudah menginginkan Valerie sejak lama.Kedua mata Valerie tertutup dengan rapat. Kepalanya kosong dan dia tidak mau memikirkan apa pun lagi. Dia seperti berada di dunia lain. Dia merasa terbang karena ciuman dan sentuhan yang Nick berikan.Setengah tahun, setelah dia bercerai dengan Jonathan. Tidak ada lagi yang menyentuh tubuhnya. Dia sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta jadi dia juga merindukan sentuhan dari laki-laki.Ahhhh! Valerie mendesah panjang, ketika Nick meremas dadanya sambil mencium lehernya. Desahannya itu, membuat Nick semakin menggila. Gigitan kecil yang dia berikan di bahu Valerie, kembali membuat Valerie
Jonathan dan Adelia sudah kembali ke rumah. Sikap Jonathan begitu mencurigakan setelah dia berbicara dengan kenalan yang dia maksudkan. Jonatan lebih banyak diam, dia menjawab seadanya ketika Adelia bertanya. Dia seperti memikirkan sesuatu dan sikapnya itu membuat Adelia curiga.Selain mantan istrinya, tidak ada yang bisa membuat Jonatan jadi seperti itu. Dia jadi curiga dengan wanita yang berbicara dengan Jonatan tadi. Tapi pria yang bersama dengannya, dia tahu pria itu adalah Nick Russel, konglomerat yang hampir memiliki segalanya.Dia sempat tak mengenali tapi setelah kepergian mereka, dia jadi mengingatnya karena ayahnya menjalin kerjasama dengan pria itu. Seharusnya dia menyapa tapi dia justru menyia-nyiakan kesempatan.Sesungguhnya jika bisa memilih, dia lebih memilih Nick Russel. Namun, pria seperti itu sulit diraih apalagi dia lebih suka pria yang patuh yang dapat dia dikendalikan seperti Jonathan.Jonathan melangkah menuju kamarnya tanpa mengatakan apa pun. Dia tidak berse
Suara lantunan Piano membangunkan Nick dari tidurnya. Tangannya meraba ranjang, mencari keberadaan Valerie yang sudah tidak ada bersama dengannya. Dia tahu Valerie di mana. Lantunan piano yang kembali terdengar menjawab semuanya. Semenjak Valerie tinggal bersama dengannya. Dia membelikan sebuah piano besar untuk Valerie. Suasana rumah yang biasanya sepi jadi berbeda setelah kedatangan Valerie. Nick keluar dari kamar. Dia tidak langsung menghampiri Valerie. Pria itu bersandar di tembok sambil bersedekap dada. Tatapannya tertuju pada Valerie. Itu bukan pemandangan yang pertama kali dia lihat tapi melihat Valerie sedang memainkan piano dengan gaun tidurnya, membuatnya merasa berbeda. Dia jadi membayangkan sedikit masa depan mereka. Valerie memainkan musik yang merdu dan dia bermain dengan anak-anak mereka sambil menikmati lantunan musik. Bukankah itu indah? Nick melangkah menghampiri, Valerie berpaling ketika pria itu duduk di sisinya dan memeluk pinggangnya. Senyum manis menghias
Jonathan sadar, Nick Russel sedang mencemooh dirinya meski hanya dari tatapan matanya saja. Mungkin Valerie telah memberitahu pria itu jika dia hanyalah seorang pecundang saja Memang tidak heran jika dia dipandang seperti itu oleh Nick. Dia pun sadar jika dia memang seorang pecundang yang bersembunyi di bawah ketiak ibunya dan sampai sekarang, dia pun masih melakukannya. “Tuan Russel, aku datang untuk menanyakan keberadaan mantan istriku. Bisakah kau memberitahu aku di mana dia berada?” Jonathan berusaha bersikap sopan dan dia tahu dia tidak boleh membuat pria itu marah.“Aku tidak pernah mencampur masalah pribadi di jam kerjaku. Jangan membuang waktuku, Tuan Hart.”“Tolong katakan saja di mana aku bisa mencarinya dan setelah itu aku akan pergi!” Jonathan masih bersikeras. Kesempatannya mungkin hanya hari ini saja dan lihatlah, dia terlalu pecundang karena dia takut niatnya itu diketahui oleh ibunya“Perusahaan ini bukanlah tempat jasa untuk mencari orang yang hilang, dan kami tida