Nick merangkul pinggang Valerie, membawanya menuju kasir. Melihat itu, membuat api amarah berkobar di hati Jonathan. Dia tidak terima melihat Valerie dipeluk seperti itu oleh seorang laki-laki. Jonathan menghampiri mereka. Rasa cemburu memenuhi dada. Siapa sebenarnya laki-laki itu?“Lepaskan tanganmu darinya!” Jonathan menarik bahu Nick, menyentaknya dengan kuat hingga pelukan Nick terlepas.Mereka berdua terkejut. Jonathan tidak tinggal diam, tangan Valerie ditarik lalu Jonathan berdiri di hadapannya.“Wah.. wah, ada apa ini?” Nick bersedekap dada. Dia tidak menyangka pria itu akan melakukan hal itu.“Jangan pernah menyentuhnya!” Ucap Jonathan dengan penuh emosi.“Lepaskan tanganku!” Valerie menepis tangannya hingga terlepas.“Siapa dia, Valerie?” Tanya Jonathan. Sepertinya dia lupa jika mereka hanyalah mantan.“Bukan urusanmu!” Valerie menghampiri Nick. Pria itu kembali memeluk pinggangnya.“Siapa dia, Sayang?” Nick pura-pura tidak tahu. Tatapan tajamnya tertuju pada Jonathan. Aka
Setelah pertemuan itu, Valerie lebih banyak diam. Dia tidak banyak bicara meski Nick mencoba membahas sesuatu dengannya. Melihat keadaannya itu tentu saja membuat Nick gusar. Jangan katakan Valerie sedih karena pertemuan itu dan jangan katakan pula kesedihan yang dirasakan oleh Valerie karena keberadaan wanita yang bersama dengan mantan suaminya. Selama ini Valerie memang tidak pernah membahas perceraiannya secara rinci. Mungkin perasaannya memang masih ada tapi selalu disangkal oleh Valerie. Jika memang begitu, apakah kebersamaan mereka tidak ada artinya sama sekali? “Aku laki-laki dan aku harap kau tidak membuat aku kesal!” “Apa?” Valerie berpaling, memandangi Nick. Mereka berada di mobil karena mereka sudah akan pulang. “Apa sebenarnya yang kau pikirkan, Valerie?” tangannya sudah berada di wajah Valerie, “Apa kau sedih karena pertemuanmu dengannya ataukah kau sedih karena ada wanita lain berada di sisinya?” Dia harap Valerie tak mengecewakan dirinya. “Apa yang kau kataka
Musik merdu melantun dari mobil. Valerie dan Nick sudah terbawa arus yang memabukkan. Valerie berada di atas pangkuan Nick, ciuman yang mereka lakukan semakin panas.Api gairah membara di antara mereka. Ciuman mereka pun semakin panas membara begitu juga sentuhan Nick di tubuh Valerie. Tidak akan ada yang bisa menahan dirinya, dia tidak akan berhenti karena dia sudah menginginkan Valerie sejak lama.Kedua mata Valerie tertutup dengan rapat. Kepalanya kosong dan dia tidak mau memikirkan apa pun lagi. Dia seperti berada di dunia lain. Dia merasa terbang karena ciuman dan sentuhan yang Nick berikan.Setengah tahun, setelah dia bercerai dengan Jonathan. Tidak ada lagi yang menyentuh tubuhnya. Dia sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta jadi dia juga merindukan sentuhan dari laki-laki.Ahhhh! Valerie mendesah panjang, ketika Nick meremas dadanya sambil mencium lehernya. Desahannya itu, membuat Nick semakin menggila. Gigitan kecil yang dia berikan di bahu Valerie, kembali membuat Valerie
Jonathan dan Adelia sudah kembali ke rumah. Sikap Jonathan begitu mencurigakan setelah dia berbicara dengan kenalan yang dia maksudkan. Jonatan lebih banyak diam, dia menjawab seadanya ketika Adelia bertanya. Dia seperti memikirkan sesuatu dan sikapnya itu membuat Adelia curiga.Selain mantan istrinya, tidak ada yang bisa membuat Jonatan jadi seperti itu. Dia jadi curiga dengan wanita yang berbicara dengan Jonatan tadi. Tapi pria yang bersama dengannya, dia tahu pria itu adalah Nick Russel, konglomerat yang hampir memiliki segalanya.Dia sempat tak mengenali tapi setelah kepergian mereka, dia jadi mengingatnya karena ayahnya menjalin kerjasama dengan pria itu. Seharusnya dia menyapa tapi dia justru menyia-nyiakan kesempatan.Sesungguhnya jika bisa memilih, dia lebih memilih Nick Russel. Namun, pria seperti itu sulit diraih apalagi dia lebih suka pria yang patuh yang dapat dia dikendalikan seperti Jonathan.Jonathan melangkah menuju kamarnya tanpa mengatakan apa pun. Dia tidak berse
Suara lantunan Piano membangunkan Nick dari tidurnya. Tangannya meraba ranjang, mencari keberadaan Valerie yang sudah tidak ada bersama dengannya. Dia tahu Valerie di mana. Lantunan piano yang kembali terdengar menjawab semuanya. Semenjak Valerie tinggal bersama dengannya. Dia membelikan sebuah piano besar untuk Valerie. Suasana rumah yang biasanya sepi jadi berbeda setelah kedatangan Valerie. Nick keluar dari kamar. Dia tidak langsung menghampiri Valerie. Pria itu bersandar di tembok sambil bersedekap dada. Tatapannya tertuju pada Valerie. Itu bukan pemandangan yang pertama kali dia lihat tapi melihat Valerie sedang memainkan piano dengan gaun tidurnya, membuatnya merasa berbeda. Dia jadi membayangkan sedikit masa depan mereka. Valerie memainkan musik yang merdu dan dia bermain dengan anak-anak mereka sambil menikmati lantunan musik. Bukankah itu indah? Nick melangkah menghampiri, Valerie berpaling ketika pria itu duduk di sisinya dan memeluk pinggangnya. Senyum manis menghias
Jonathan sadar, Nick Russel sedang mencemooh dirinya meski hanya dari tatapan matanya saja. Mungkin Valerie telah memberitahu pria itu jika dia hanyalah seorang pecundang saja Memang tidak heran jika dia dipandang seperti itu oleh Nick. Dia pun sadar jika dia memang seorang pecundang yang bersembunyi di bawah ketiak ibunya dan sampai sekarang, dia pun masih melakukannya. “Tuan Russel, aku datang untuk menanyakan keberadaan mantan istriku. Bisakah kau memberitahu aku di mana dia berada?” Jonathan berusaha bersikap sopan dan dia tahu dia tidak boleh membuat pria itu marah.“Aku tidak pernah mencampur masalah pribadi di jam kerjaku. Jangan membuang waktuku, Tuan Hart.”“Tolong katakan saja di mana aku bisa mencarinya dan setelah itu aku akan pergi!” Jonathan masih bersikeras. Kesempatannya mungkin hanya hari ini saja dan lihatlah, dia terlalu pecundang karena dia takut niatnya itu diketahui oleh ibunya“Perusahaan ini bukanlah tempat jasa untuk mencari orang yang hilang, dan kami tida
Jonathan telah kembali ke kantor. Beruntungnya kakaknya tidak ada. Jika kakaknya ada, dia pasti akan mendapatkan banyak pertanyaan. Ibunya pun pasti akan melempar banyak pertanyaan karena kedatangannya yang terlambat.Sebagai seorang laki-laki dia memang memalukan tapi dia sudah terbiasa dimanja oleh ibunya. Oleh karena itu dia tidak memiliki mental seperti kakaknya yang berani bertindak.Sebelum bertemu dengan Valerie. Dia mencoba keberuntungan dengan pergi ke Amerika. Namun, semua itu tak berjalan sesuai dengan rencana. Dia mengalami banyak masalah dan dia banyak meminta bantuan ibunya.Saat dia mengenal Valerie, dia berpura-pura menjadi pria yang sedang berusaha melawan kerasnya hidup. Dia menunjukkan kepada Valerie kegigihannya padahal dia hanyalah seorang laki-laki cengeng yang tak dapat bertahan tanpa ibunya.Dia mengajak Valerie kembali ke rumah keluarganya setelah mereka menikah karena dia takut Valerie tahu jika dia telah menikahi seorang pecundang. Jika bukan gara-gara ibuny
Gaun telah dikenakan, sebentar lagi Valerie akan pergi ke pesta dansa untuk bermain piano di sana. Dia tidak melewatkan setiap kesempatan. Setiap kali dia mendapatkan tawaran untuk bermain piano, Valeri tidak pernah menolak meskipun terkadang dia lelah dengan pekerjaannya.Dia tahu untuk mencapai sebuah kesuksesan dia harus berusaha dengan keras. Semakin sering dia bermain piano, semakin banyak orang tahu akan kemampuannya. Tidak saja di bidang bisnis, dia pun sedang melebarkan sayapnya di bidang musik. Dukungan dari Nick, tentu saja sangat membantu dirinya.Nick masuk ke dalam kamar. Dia ingin melihat apakah Valerie sudah selesai atau belum. Valerie tampak kesulitan menarik resleting gaunnya yang ada di bagian belakang.Senyum tipis menghiasi wajah pria itu. Dia menghampiri Valerie untuk membantu. Usapan jarinya di punggung, membuat Valeri sedikit terkejut karena geli. “Nick!” Pria itu suka mengejutkan dan menyentuhnya secara tiba-tiba.“Hm,” kecupannya mendarat di bahu Valerie yan