Jonathan terlihat tak bersemangat sama sekali. Semenjak kepergian Valerie, dia mulai banyak termenung. Adelia sering datang untuk menemui dirinya. Akan tetapi, dia tidak menyukai wanita itu.
Lidya berusaha keras mendekatkan mereka berdua. Dia membicarakan Valerie sebagai wanita tidak berguna yang tak bisa memberikan keturunan bagi mereka. Mendengar apa yang ibunya ucapkan, membuat Jonathan merasa bersalah pada Valerie tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Hari itu akhir pekan. Biasanya dia akan menghabiskan waktu dengan Valerie tapi kini dia kesepian. Ibunya sama sekali tak mengerti akan perasaannya. Padahal dia sudah sering mengatakan jika dia begitu mencintai Valerie. “Surat perceraian itu sudah kau kirimkan atau belum?” Ibunya sedang berbicara dengan pengacara keluarga mereka. Jonathan tak berminat sama sekali mendengarnya. Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya dia bisa memperjuangkan pernikahan mereka. Namun, dia terlalu bodoh dan takut. “Jonathan,” ibunya menghampiri. “Ada apa lagi? Jangan katakan aku harus pergi berkencan dengan Adelia. Terus terang, Mom. Aku tidak menyukai dirinya!” “Tutup mulutmu. Kau mau suka atau tidak, kau tidak berhak menolak!” “Kenapa Mommy begitu jahat padaku? Aku ini putramu, Mom. Seharusnya Mommy mendukung hubunganku dengan Valerie seperti Mommy mendukung hubungan Kakak dengan istrinya.” “Kakak iparmu berasal dari keluarga bangsawan. Dia pantas menjadi menantu keluarga kita. Harus berapa kali Mommy katakan padamu. Jika Valerie wanita miskin yang tidak pantas masuk ke dalam keluarga kita.” “Tapi aku mencintai dirinya. Aku tidak bisa hidup tanpa dirinya.” “Jangan mengucapkan sesuatu yang bisa membuat aku mual, Jonathan. Aku telah memberikan dirimu kesempatan hari itu. Kau boleh mempertahankan Valerie asalkan kau menikahi Adelia tapi kau lihat, dia tidak sudi kau menikah lagi. Jika dia memang mencintai dirimu, seharusnya dia rela berkorban untuk masa depanmu!” “Bisakah aku pergi ke Amerika dan membawanya kembali?” “Tidak!” Lidya berteriak lantang, “Jangan coba-coba kau pergi untuk membawanya kembali. Jika kau melakukannya, maka kau bukan bagian dari keluarga Hart lagi. Sebaiknya kau patuh, lagipula surat perceraian sudah sampai pada dirinya dan sebentar lagi kalian akan bercerai!” Dia telah mendapat kabar jika surat percerain itu sudah tiba. “Apa?” harapan Jonathan hancur seketika. “Lupakan Valerie. Dia hanya wanita tak berguna yang tidak akan memberikan kebahagiaan padamu. Lebih baik kau dekati Adelia, kedua orang tuanya adalah pengusaha besar. Dia yang akan mengantar kau ke tangga kesuksesan!” Jonathan menunduk, tak bisa membantah. Seandainya Valerie tidak berasal dari keluarga miskin, maka ibunya tidak akan memisahkan mereka dan seandainya Valerie tidak mandul, mereka pasti bahagia bersama anak mereka saat ini. Haruskan dia menikahi Adelia? Rasanya tidak rela karena cintanya masih untuk Valerie tapi apa yang bisa dia lakukan? Surat perceraian itu, sudah dikirimkan. *** Valerie pun sudah mendapat kabar dari pengacara pribadi keluarganya Jika dia mendapat sebuah surat dari Inggris. Dia telah meminta sang pengacara untuk membawakan surat tersebut karena akan dia tanda tangani sesegera mungkin. Memang rasanya menyakitkan, tapi dia telah mengambil keputusan. Sikap Jonathan yang begitu pengecut, tak akan pernah memberikan kebahagiaan pada dirinya. Kebencian Ibu Jonathan pun, tidak akan berakhir. “Valerie, ada yang datang mencarimu,” ibunya memanggil, sambil mengetuk pintu dengan perlahan. “Siapa, Mom?” “Pengacara kita. Kenapa kau memanggilnya?” “Aku akan keluar sekarang!” pengacaranya datang begitu cepat tapi memang sebaiknya tidak menunda. Valerie memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan. Sekarang waktunya mengakhiri semua itu dan mengucapkan selamat tinggal pada si pecundang yang terlalu dia cintai. Cukup satu kali, dia tak akan pernah lagi mencintai seseorang sampai seperti itu. Apalagi sampai mengorbankan banyak hal dan menipu keluarganya, dia tidak akan bertindak bodoh untuk yang kedua kali. Ayahnya sedang berbincang dengan pengacara mereka. Ayah dan ibunya pun memandangi ketika dia menghampiri. Ssurat perceraian sudah berada di atas meja, sepertinya mereka sudah mengetahuinya. “Kenapa memandangi aku seperti itu?” “Daddy tidak akan ikut campur karena kau telah mengambil keputusan yang tepat,” ucap ayahnya. Jika tidak ada tindakan sama sekali, maka dia yang akan bertindak untuk mengakhiri hubungan putrinya dengan pecundang itu. “Selama 2 tahun, aku hidup dalam kebodohan dan semua ini sudah cukup,” Valerie duduk di samping ibunya, surat perceraian yang ada di atas meja pun diambil. “Saatnya menendang pecundang itu dalam hidupku dan aku akan membuktikan, jika wanita yang dia hina sebagai pianis jalanan ini, dapat menghancurkan mereka!” tatapan matanya penuh dendam. Pengorbanannya yang sia-sia pasti akan dia perhitungkan dan penghinaan yang diberikan oleh Lidya Hart, juga akan dia perhitungkan. Kesombongan mereka akan derajat yang mereka miliki, akan dia injak nanti di bawah kakinya nanti. Tanpa ragu sama sekali, Valerie menandatangani surat perceraian itu. Sudah berakhir, hubungannya dengan Jonathan sudah berakhir. Untuk sementara waktu, dia akan fokus belajar berbisnis sampai dia siap kembali ke Inggris. Dia sedang bernegosiasi dengan Nick Russel, si menyebalkan itu. Dia harap Nick mau membantu tapi harga yang harus dia bayar, sepertinya Nick hanya bercanda ketika mengucapkannya. “Tolong segera kirimkan surat perceraian ini secepatnya,” Valerie memberikan surat perceraian itu pada pengacaranya. “Apa kau tidak mau menuntut apa pun, Nona?” “Tidak. Aku tidak menginginkan uang mereka satu peser pun. Jangan sampai aku yang mereka hina sebagai si miskin, semakin terhina!” “Mereka menghinamu seperti itu?” Jacob terlihat marah. Tak ada yang boleh menghina putrinya. “Jangan marah, Dad. Memang sejak awal aku menyembunyikan identitas keluarga kita. Jadi wajar mereka menganggap aku wanita miskin yang tidak berguna,” perkataan itu mungkin tidak begitu menyakiti hati namun hinaan yang Ibu Jonathan lontarkan, di mana dia dicap sebagai wanita mandul, begitu menyakiti hatinya. “Beruntung kau menyembunyikan identitas keluarga kita karena aku tidak sudi berbesan dengan seorang penjilat!” Ayahnya benar-benar menunjukkan ketidaksukaannya pada Jonathan dan keluarganya sebab sejak awal semua sudah dapat dia lihat. Valerie tersenyum tipis. Yang ayahnya katakan sangat benar. Jika Keluarga Jonathan tahu status keluarga mereka, bukankah dia hanya akan mendapat sanjungan palsu karena uang yang dimiliki oleh keluarganya? Lebih baik seperti ini. Setidaknya dia tahu, yang terpenting bagi mereka adalah uang dan dia pun jadi tahu, Jonathan hanyalah boneka keluarga. Tunggu saja. Waktu itu akan tiba, dia akan kembali sebagai Valerie yang baru. Dia akan berusaha keras, bernegosiasi dengan Nick sampai pria itu bersedia membantunya.Valerie terlihat gelisah. Antara mau pergi atau tidak, dia sedang mempertimbangkannya. Dia ingin pergi mencari Nick, untuk melakukan negosiasi lagi dengannya.Hanya pria itulah yang dapat membawanya kembali ke Inggris. Akan tetapi, permintaan yang diinginkan oleh Nick, harus membuatnya berpikir seribu kali lagi untuk menyetujuinya.Dia rasa Nick hanya bercanda saja. Dia yakin pria itu sedang menggodanya. Sejak dulu Nick selalu seperti itu. Sikap menyebalkannya tak berubah sama sekali.Valerie mondar-mandir di dalam kamar. Dia seperti itu dari setengah jam yang lalu. Antara pergi dan tidak, masih saja belum dapat diputuskan. Nick mungkin bersama dengan kakaknya saat ini. Jika begitu, dia akan berpura-pura mencari kakaknya.Tidak mau lagi membuang waktu begitu lama, Valerie mengambil tasnya. Lebih baik dia pergi, daripada menghabiskan waktu di kamar. Dia tidak boleh mundur dan gentar, menghadapi pria menyebalkan itu.“Mom, aku mau pergi!” Valerie berteriak pada ibunya, setelah keluar da
Mau tidak mau, dia harus pergi menemui Nick. Valerie baru kembali dari rumah kakaknya. Dia menghabiskan waktu cukup lama dengan si kembar yang sangat menggemaskan. Tidak ada yang tahu jika dia akan pergi menemui Nick Russel. Dia tidak memberitahu kakaknya akan hal itu. Begitu kembali, Valerie segera bersiap-siap. Nick menunggunya pukul 07.00 malam. Dia tidak boleh terlambat karena jika sampai dia terlambat, maka pria itu tidak akan mau menemuinya. Menyebalkan. Entah kenapa pria itu benar-benar menyebalkan. Jika bukan karena dia memiliki kepentingan, maka dia tidak sudi pergi menemui Nick. Tidak salah jika dia tidak menyukai Nick. Sikap menyebalkannya tidak pernah berubah bahkan sikap menyebalkannya itu, semakin menjadi dibandingkan dulu. “Kau mau pergi ke mana, Valerie?” Ibunya bertanya ketika melihat putrinya sedang bersiap-siap. “Sepertinya aku tidak bisa makan malam dengan kalian, Mom.” “Kenapa? Mommy sudah menyiapkan makanan kesukaanmu tapi kenapa kau tidak bisa makan b
Valerie belum bisa mengambil keputusan untuk menjadi kekasih Nick. Itu bukanlah hal mudah karena tidak ada perasaan sama sekali antara dirinya dengan Nick. Dia masih berdiri di tempat, tak dapat mengambil keputusan. Sudah lima menit berlalu, dia masih berada dalam kebimbangan. Antara menjadi kekasih Nick, atau melupakan dendamnya, dia harus memilih antara satu.Nick mulai gusar. Apakah sulit hanya mengambil keputusan untuk menjadi kekasihnya? Sudah lima menit berlalu, Valerie seperti penghias kamar saja.“Kenapa kau belum juga mengambil keputusan, Valerie? Apakah menjadi kekasihku adalah sesuatu yang hal yang sulit kau lakukan?” Entah kenapa, sejak dulu Valerie tak pernah menyukai dirinya.Dia sudah tahu siapa suami Valerie. Jonathan Hart bukanlah pria yang tepat untuk Valerie. Wanita seperti Valerie memerlukan pria yang bisa menjadi pemimpin, bukan pria lembek seperti Jonathan. Valerie menghela nafas. Minuman yang tak dia sentuh diletakkan ke atas meja. Dia bingung, keputusan apa y
Surat perceraian yang telah ditandatangani oleh Valerie telah terkirim dan diterima secara langsung oleh Jonathan pagi itu. Dia belum tahu itu surat apa. Jonatan justru memberikan surat itu kepada ibunya.Lidya sangat senang. Akhirnya yang dia tunggu datang. Dia kira Valerie akan mempersulit mereka tapi rupanya tidak. Setidaknya si miskin itu tahu diri dan tidak membuat masalah.Tidak ada tuntutan yang diberikan oleh Valerie. Padahal dia sudah curiga jika Valerie akan meminta uang untuk perceraian itu. Dia sudah menyiapkan beberapa ribu dolar yang akan dia berikan pada Valerie sebagai kompensasi. Tentunya dengan syarat dia tidak boleh mengganggu Jonathan lagi.Wanita miskin seperti dirinya, sudah pasti menginginkan uang. Itu yang dipikirkan oleh Lidya Hart. Akan tetapi, Valerie tidak meminta apa pun untuk perceraian itu meskipun dia memiliki hak. Sangat bagus, kali ini dia memuji si miskin tidak berguna itu.“Jonathan!” Dia memanggil putranya karena Jonathan harus menandatangani s
“Tidak. Kau tidak boleh kembali ke Inggris!” Jacob menolak ketika putrinya mengutarakan keinginannya untuk kembali ke Inggris. Dia sudah berbaik hati tidak menghancurkan keluarga Hart yang telah menghina putrinya jadi dia tidak akan mengizinkan Valerie kembali ke sana. “Aku harus kembali, Dad,” demi balas dendam, dia harus mendapatkan izin. “Untuk apa kau kembali ke sana, Valerie? Apa kau tidak bisa melupakan mantan suamimu itu sehingga kau ingin kembali untuk menemui dirinya?” tanya ibunya pula. Alice pun tidak akan mengijinkan putrinya kembali ke Inggris. “Bukan begitu, Mom. Aku ingin kembali bukan untuk memperbaiki hubunganku dengan Jonathan.” “Jika bukan lalu apa? Jangan membuat Daddy kecewa, Valerie. Cukup satu kesalahan yang kau lakukan, tidak ada lagi. Jangan jadi bodoh karena cinta. Apa tidak ada laki-laki lain sehingga kau masih saja mengejar pria tidak berguna itu?” “Ya ampun, Dad. Apakah aku sebodoh itu?” Dia tahu dia telah membuat kesalahan besar dengan menipu
Izin sudah didapatkan, sebentar lagi Valerie akan kembali ke Inggris. Valerie pun berpamitan pada keluarganya. Kali ini kakek dan neneknya datang. Semenjak Valerie kembali, mereka belum bertemu. John Smith dan Samantha Jackson, mereka adalah kakek dan nenek Valerie.Mereka sudah mendengar apa yang terjadi dengan pernikahan Valerie. Memang sangat disayangkan, akan tetapi semua juga salah Valerie yang menyembunyikan kebenarannya.“Kakek, Nenek,” Valerie menghampiri neneknya dan memeluknya.“Kau cucu yang nakal. Setelah menipu kami dengan pernikahanmu, kau tidak juga mencari kami setelah kau kembali dan sekarang, kau ingin pergi lagi. Jika bukan dari ayahmu maka kami tidak akan pernah tahu apa yang terjadi denganmu. Apa kau melupakan kakek dan nenekmu ini?”“Maaf, Nenek. Aku tidak bermaksud membuat kalian marah. Aku hanya sedikit sibuk dan tidak memiliki kesempatan untuk mengunjungi kalian.”“Jangan memberikan alasan yang tidak masuk akal. Sekarang katakan, kenapa kau mau kembali ke Ingg
Akhirnya dia kembali lagi ke Inggris padahal dia baru pergi seminggu yang lalu. Tidak pernah terpikir olehnya akan kembali dalam waktu secepat itu tapi untuk sementara waktu, dia tidak akan menunjukkan dirinya pada Jonathan dan keluarganya.Jangan sampai mereka menganggap dirinya sebagai wanita murahan yang bisa dekat dengan pria manapun setelah dicampakkan. Penghinaan yang mereka berikan padanya, sudah cukup baginya.Valerie sudah berada di rumah Nick. Sebuah mansion mewah yang berada di tengah kota, di sanalah dia berada saat ini. Dia tidak menyangka, Nick telah memiliki kesuksesan seperti itu. Memang tidak salah dia memutuskan belajar bisnis dengannya meski pria itu sangat menyebalkan. Valerie berdiri di depan jendela, memandangi taman yang diterangi dengan lampu yang temaram. Rasanya jadi aneh karena dia harus tinggal di rumah pria itu.Tangan yang melingkar di pinggangnya, sedikit mengejutkan. Valerie tidak berpaling, dia tahu siapa yang sedang memeluknya saat itu. Nick mengusa
Jonathan terbangun ketika dia merasakan seseorang memeluknya. Tangannya meraba, dia merasakan seorang wanita sedang berbaring di sisinya. Pria itu berbalik, memeluk wanita itu sambil menyebut sebuah nama.“Valerie,” begitu nama itu diucapkan oleh Jonathan, kedua mata Adelia terbuka.“Valerie, Honey,” Jonathan kembali memanggilnya. Kekesalan Adelia memuncak, ini bukan kali pertama Jonathan memanggilnya seperti itu.“Aku bukan mantan istrimu!” Adelia mendorong Jonathan yang membuat pria itu terkejut. Dia belum mengerti situasi. Akan tetapi, sebuah tamparan dia dapatkan dari Adelia.“Kenapa kau menamparku?” Jonathan memegangi pipinya dan menatap Adelia dengan tajam.“Sudah berapa kali kau memanggil aku seperti itu, Jonathan?” teriaknya marah, “Aku bukan mantan istrimu tapi kenapa kau selalu memanggil aku dengan namanya?!” Jika hanya satu kali mungkin dia akan sabar tapi dia sudah mendengarnya beberapa kali.Dia juga sudah membicarakan hal itu dengan Jonathan dan hanya ada kata maaf saj