Beranda / Pernikahan / Pembalasan Putri Mafia / Bab 8. Ingin Belajar Bisnis

Share

Bab 8. Ingin Belajar Bisnis

Valerie terlihat gelisah. Antara mau pergi atau tidak, dia sedang mempertimbangkannya. Dia ingin pergi mencari Nick, untuk melakukan negosiasi lagi dengannya.

Hanya pria itulah yang dapat membawanya kembali ke Inggris. Akan tetapi, permintaan yang diinginkan oleh Nick, harus membuatnya berpikir seribu kali lagi untuk menyetujuinya.

Dia rasa Nick hanya bercanda saja. Dia yakin pria itu sedang menggodanya. Sejak dulu Nick selalu seperti itu. Sikap menyebalkannya tak berubah sama sekali.

Valerie mondar-mandir di dalam kamar. Dia seperti itu dari setengah jam yang lalu. Antara pergi dan tidak, masih saja belum dapat diputuskan. Nick mungkin bersama dengan kakaknya saat ini. Jika begitu, dia akan berpura-pura mencari kakaknya.

Tidak mau lagi membuang waktu begitu lama, Valerie mengambil tasnya. Lebih baik dia pergi, daripada menghabiskan waktu di kamar. Dia tidak boleh mundur dan gentar, menghadapi pria menyebalkan itu.

“Mom, aku mau pergi!” Valerie berteriak pada ibunya, setelah keluar dari kamar.

“Kau mau pergi ke mana, Valerie?” Ibunya keluar dari dapur dan menghampiri putrinya yang sedang mengenakan sepatu.

“Aku ingin mencari Kakak dan berbicara sebentar dengannya.”

“Baiklah. Jangan pulang terlalu malam, Mommy sudah menyiapkan makan malam.”

“Baik, Mom,” Valerie menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, “Aku pergi dulu!”

“Hati-hati, Sayang.”

“Tentu saja,” Valerie sudah melangkah menuju pintu. Namun, ucapan ibunya menghentikan langkahnya sejenak.

“Nikmatilah waktumu, jangan pernah memikirkan pernikahanmu yang kandas,” dia tak ingin putrinya bersedih hanya karena satu kegagalan yang dia dapatkan.

“Terima kasih, Mom. Aku tidak akan menangisinya, jadi tidak perlu khawatir.”

“Putriku memang harus seperti itu, pergilah sekarang,” Alice tersenyum, dia akan mendukung putrinya asalkan Valerie tidak menipu mereka lagi apalagi bertindak bodoh untuk seorang laki-laki.

“Terima kasih,” Valerie pun tersenyum, dia merasa mendapatkan dukungan dari ibunya.

Seandainya dia tidak berbohong, mungkin tidak akan berakhir seperti itu. Akan tetapi, dia tidak akan tenggelam dalam penyesalan dan kegagalan.

Valerie pergi ke kantor, untuk mencari kakaknya. Kedatangannya tentu saja disambut oleh kakaknya. Tapi tindakannya membuat heran karena dia sedang mencari sesuatu di dalam ruangan itu.

Dia kira Nick bersama dengan kakaknya. Tapi ternyata, pria itu tidak ada. Dia memang tidak bertanya waktu itu, berapa lama Nick berada di Amerika.

“Apa yang kau cari?” Albert pun melihat sekitar, seolah-olah membantu adiknya mencari sesuatu.

“Ti-tidak. Aku datang untuk berbincang dengan kakak saja,” dustanya.

“Anak-anak mencarimu, apa kau tidak mau mengunjungi mereka?” Dia memiliki dua anak laki-laki kembar yang begitu menyayangi Valerie.

“Aku juga merindukan Michael dan Matthew, aku akan ke rumah Kakak besok.”

“Kenapa tidak sekarang saja? Pulang denganku. Kau tidak sibuk, bukan?”

“Tidak, tapi ada yang ingin aku tanyakan pada Kakak,” Valerie menghampiri, dan berdiri di sisi kakaknya.

“Kakak, ke mana pria menyebalkan itu?”

“Yang mana?” Albert pura-pura tidak tahu. Dia pun sibuk dengan pekerjaannya.

“Ck. Siapa lagi jika bukan Nick Russel, sahabat baikmu itu. Mana dia. Kenapa dia tidak bersama denganmu. Apa dia sudah kembali ke Inggris?”

“Kenapa tiba-tiba mencarinya. Bukankah kau tidak menyukai dirinya?” Kini dia memandangi adiknya, dengan tatapan curiga.

“A-aku hanya ingin tahu saja!” Valerie berpaling, jangan sampai kakaknya curiga.

“Aneh. Padahal selama ini kau tidak pernah menyukainya bahkan setelah sekian lama, kau masih saja tidak menyukai dirinya. Katakan padaku, ada urusan apa kau mencari Nick?” Kali ini, Valerie tak bisa menipu.

“Ayolah, aku hanya bertanya saja. Apakah salah?”|

“Jika kau tidak mau memberitahu aku alasannya, maka aku tidak akan memberitahu dirimu di mana dia berada!”

“Ya ampun, Kakak. Aku hanya ingin tahu saja, apakah dia sudah kembali ke Inggris atau belum? Kakak tinggal jawab, ya atau tidak!”

Albert menghela nafas, entah apa tujuan Valerie mencari keberadaan Nick. Tapi dia rasa tidak ada yang perlu dia khawatirkan karena dia telah mengenal Nick begitu lama.

“Dia sedang ada urusan dan tak bisa datang menemuiku selama beberapa hari kedepan. Mungkin setelah itu dia akan kembali ke Inggris.”

“Kenapa begitu cepat?” Valerie langsung bertanya begitu dia mendengar Nick akan segera kembali ke Inggris.

“Memangnya kenapa. Apa kau memiliki urusan dengannya?” Albert semakin curiga saja.

“Ya, sesungguhnya aku ingin belajar bisnis dengannya. Bolehkah aku meminta nomor ponselnya?” Benar. Dengan alasan ini, kakaknya tidak mungkin curiga.

“Belajar bisnis?”

“Benar, Kakak. Aku dengar dia sudah menjadi pengusaha sukses di Inggris. Dia pasti memiliki banyak ilmu yang bisa diajarkan padaku. Aku sudah memutuskan untuk belajar bisnis jadi aku pikir, ada baiknya aku belajar dengannya,” bagus. Ide itu tak terpikirkan sama sekali olehnya.

Dengan begini, keluarganya pasti tidak keberatan jika dia kembali ke Inggris bersama dengan Nick. Mereka mempercayai pria itu dan dia akan menggunakan Hal ini sebagai alasan tapi, semua itu tergantung pada Nick. Apakah dia mau membantunya dengan sukarela atau tidak.

“Bagaimana dengan cita-citamu yang ingin menjadi pianis terkenal? Apa kau sudah tidak menginginkannya lagi?”

“Tentu saja aku menginginkannya, Kakak. Aku tidak akan menyerah akan cita-citaku tapi hal itu bisa aku lakukan sembari aku belajar bisnis dengan Nick. Ini kesempatan untukku, jadi bantu aku. Kakak cukup berikan nomor ponselnya saja, aku yang akan berbicara dengannya.”

“Baiklah jika begitu,” Albert memberikan nomor ponsel Nick pada adiknya. Jika tujuan adiknya baik, maka akan dia dukung.

Valerie sangat senang, tidak sia-sia dia datang menemui kakaknya. Dengan begini, dia bisa mencari pria itu dengan mudah.

“Terima kasih, kakak,” dia akan menghubungi pria menyebalkan itu saat ini juga.

“Mau ke mana?” Tanya Albert karena adiknya hendak pergi.

“A-aku mau membeli sesuatu.”

“Jangan lama, setelah ini kita pulang bersama.”

“Oke!” Valerie keluar dari ruangan, dia mulai menghubungi Nick.

“Siapa?” Tidak perlu menunggu lama, pria itu telah menjawab.

“Ini aku,” mendengar suara Valerie, membuatnya tersenyum. Dia tahu, Valerie pasti akan mencarinya cepat atau lambat.

“Aku sungguh tidak menduga jika nona Smith akan mencariku.”

“Jangan berbasa-basi. Kau tahu apa tujuanku.”

“Hotel Hilton, aku tunggu malam ini!”

“Apa?” Valerie belum mengerti. Akan tetapi, Nick sudah mengakhiri percakapan mereka. Dia tidak akan membiarkan Valerie menolak.

“Hei, apa maksudmu?” Valerie berbicara sendiri dan memandangi ponselnya. Sebuah pesan dikirimkan oleh Nick, itu adalah nomor kamarnya. Dia yakin, Valerie pasti akan datang.

Valerie menghentakkan kedua kakinya, pria itu pasti sengaja ingin mengganggunya. Rasanya tak mau pergi tapi jika dia ingin kembali ke Inggris dan membuat perhitungan dengan keluarga Hart, maka dia tidak memiliki pilihan selain pergi menemui Nick Russel karena hanya dia satu-satunya harapan.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Jess'icha Vernesialing
senyam senyum sndri jdnya
goodnovel comment avatar
siti yulianti
udah baca kisah Matthew Michael versi dewasa dimasa kini kyk nya ketinggalan jaman nih kisah Valerie baru muncul .........
goodnovel comment avatar
siti yulianti
semoga berjodoh yah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status