“Sudah aku katakan padamu, Jonathan. Jangan menikahi wanita itu tapi kau tetap saja menikahi dirinya!”
Valerie cukup terkejut mendengar ucapan ibu mertuanya, Lidya Hart. Dirinya tanpa sengaja mendengar percakapan itu dan memutuskan bersembunyi tidak jauh dari mereka. Selama ini Valerie tahu, bahwa keluarga suaminya tak pernah menyukainya, karena asal usulnya dianggap tidak jelas, sedangkan Jonathan suaminya, adalah putra kedua dari keluarga Hart, yang termasuk keluarga terpandang di Inggris. “Kami berdua saling mencintai. Dia juga istri yang baik bagiku. Kenapa Mommy berbicara seperti itu tentang dirinya?” Mendengar perkataan Jonathan, Lydia semakin bersikap sinis, “Tutup mulutmu dan berhenti berbicara tentang cinta!" Kebenciannya pada Valerie, sungguh sudah tidak bisa dia tahan. "Sejak dulu aku menentang karena dia tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Hart. Kita adalah keluarga terhormat, Jonathan. Aku memperingati dirimu berkali-kali dan kau tidak mau mendengarkan. Sekarang terbukti bahwa dia hanyalah benalu, bahkan untuk memberikan keturunan saja dia tidak mampu karena dia mandul!" Ucapan itu sangat mengejutkan. Valerie meremas bajunya, mencoba menahan emosinya. Mandul? Perkataan itu seperti sebuah pisau yang menusuk jantungnya. “Cukup, Mom! Kami masih bisa berusaha untuk mendapatkan anak,” Jonathan mulai emosi mendengar ucapan pedas ibunya untuk Valerie. Lydia berdecak kesal, “Berusaha, kau bilang? Sudah 2 tahun tapi mana? Jika dia tidak mandul, lalu apa namanya?” Hal itu membuat Jonathan tak mampu membantah lagi. Memang sudah dua tahun, dia dan Valerie pun sudah berusaha, tapi masih tak menunjukan hasil. Belum merasa puas, Lydia akhirnya kembali menyatakan keinginannya pada Jonathan, "Ceraikan Valerie. Aku akan menjodohkanmu dengan seorang putri bangsawan." APA?! Tanpa bisa ditahan lagi, kini air mata Valerie sudah jatuh membasahi pipinya. Bagaimana bisa mertuanya menyuruh suaminya untuk bercerai dengannya? “Ak-Aku tidak bisa melakukan hal itu!” Jonathan berusaha menolak. Ia mengacak rambutnya merasa frustasi dengan keadaan yang menjadi seperti ini. “Aku tidak meminta persetujuanmu. Lakukan saja perintahku, jika kau tidak mau diusir dari keluarga Hart." Ucapan penuh ancaman dari ibunya, membuat Jonathan terdesak. Dia mencintai Valerie, sebab itu dirinya melawan restu orangtuanya dan tetap menikahi Valerie. Namun, kini karena mereka belum juga dikaruniai seorang anak, ibunya kembali mendesaknya lagi. Hanya saja Jonathan tak sanggup membayangkan dirinya diusir dari keluarga Hart. Karena selama ini dirinya juga sudah bergantung penuh pada kekayaan keluarganya. Melihat Jonathan yang masih diam saja, Lydia kembali menambahkan, “Putuskanlah dengan baik. Apa kau yakin mau berkorban demi wanita biasa itu dan tidak akan menyesalinya?" Valerie merasa dirinya tak sanggup lagi untuk mendengar percakapan itu, sehingga dia memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali ke kamarnya. Dalam hatinya, Valerie bertanya-tanya, apakah suaminya bersedia pergi, hidup bersama dengannya tanpa mengandalkan keluarganya ataukah Jonathan akan mendengarkan perkataan ibunya karena tidak sanggup untuk hidup miskin? Valerie berharap Jonathan tidak mengecewakan dirinya dan menghancurkan hatinya. *** Valerie menunggu Jonathan di dalam kamar. Dia ingin segera membahas masalah yang sedang terjadi namun dia telah menunggu begitu lama, Jonathan tidak juga kunjung mencari dirinya. Tidak mungkin suaminya masih berbicara dengan ibunya tapi sudah hampir 1 jam dia menunggu, Valerie mulai gelisah. Memang seharusnya mereka tinggal di luar, dan tidak tinggal bersama dengan keluarga Jonathan tapi karena Jonathan adalah putra bungsu, dia begitu disayang oleh ibunya dan dia tidak diperbolehkan untuk tinggal di luar. Dia tidak keberatan hidup susah asalkan Jonathan bersedia. Mungkin setelah mereka tidak satu atap lagi dengan keluarga Jonathan, mereka dapat menemukan kebahagiaan mereka. “Valerie!” teriakan Ibu mertuanya terdengar “Valerie, apa kau tuli?” ibu mertua yang tidak sabar kembali berteriak memanggil dirinya. Valerie kemudian segera keluar dari kamar, berusaha bersikap seakan dirinya tidak mendengar percakapan itu dan menyembunyikan kesedihannya. Valerie menghampiri Lidya di ruang makan, rupanya seluruh keluarga besar sudah berada di sana. Valerie lupa bahwa hari ini ada pertemuan keluarga. "Pergi siapkan makan malam!" titah Lidya sambil mengibaskan tangannya. "Kau lihat dirinya, kau bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dari pada dirinya!" cibiran itu dia dapatkan dari kakak iparnya. "Benar yang Mommy katakan tentang dirinya, Jonathan. Kau putra keluarga Hart, tidak sulit mendapatkan putri bangsawan dan kau lihat dirinya?" semua mata menatapnya dengan tatapan mencemooh, "Dia hanyalah pianis jalanan yang bisa kau temukan dengan mudah bahkan seorang pelacur jauh lebih baik dari pada dirinya!" Jonathan memandangi Valerie namun dia tidak bisa membela istrinya. Valerie menahan diri, dia menunduk dalam dan menggigit bibir untuk menahan air matanya agar tidak tumpah juga menahan amarah yang meluap di hati. Dia adalah Valerie Smith, dia tidak pernah dihina seperti itu di sepanjang hidupnya tapi kini, penghinaan itu justru harus dia dapatkan dari keluarga suaminya. "Percayalah dengan Mommy, wanita yang kami pilih sudah pasti yang terbaik. Jangan buta karena cinta, itu tidak menjamin kau akan bahagia!" ucap kakak laki-laki Jonathan. "Kau dengar itu, Jonathan. Kami semua ingin yang terbaik bagi dirimu. Dengarkan perkataan Mommy, kau akan mendapatkan yang jauh lebih baik darinya." Lagi-lagi Jonathan hanya memandangi Valerie. Sikap diamnya membuat Valerie kecewa. Itukah pria yang dia cintai selama ini?Membuatkan begitu banyak makanan untuk seluruh keluarga, rasanya begitu lelah. Dia tidak akan bergabung bersama dengan mereka karena dia tahu dia pasti akan kembali dipandang rendah. Daripada mendapatkan hinaan lagi, Valerie memilih kembali ke dalam kamar. Jonathan tak mendapati istrinya di dapur. Dia sangat ingin memanggil agar istrinya bergabung tapi dia tidak mau mendengar amarah ibunya. Valerie tengah berbaring di kursi malas yang ada di balkon. Dia sedang memikirkan banyak hal namun perhatiannya teralihkan ketika Jonathan datang. “Apa yang kau lakukan disini, Sayang? Kenapa kau tidak makan bersama dengan kami?” Jonathan menghampiri, sup yang dia bawa diletakkan ke atas meja sebelum dia duduk bersama orang istrinya. “Jangan bercanda, Jonathan. Apa kau pikir keluargamu akan senang aku makan bersama dengan mereka?” “Maaf, sayang. Tolong maafkan perkataan mereka.” “Aku mendengarnya, Jonathan,” Valeri berpaling, memandangi suaminya, “Sebelum aku mendapatkan hinaan dari
Valerie memutuskan pulang. Dengan hati yang hancur, dia mulai membereskan barang-barangnya. Pengkhianatan yang Jonatan lakukan tak dapat dia maafkan. Padahal dia berpikir Jonathan akan menolak niat ibunya tapi rupanya, Jonathan justru menuruti bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama, pria itu langsung menunjukkan ketidak setiaannya. Jonatan rupanya menyusul, dia harus berbicara dengan Valerie. Kedatangannya tidak membuat Valerie berhenti membereskan barang-barangnya. “Kau mau pergi ke mana, Valerie?” “Pergi. Untuk apa lagi aku bertahan dengan pria seperti dirimu?” “Tidak, aku tidak akan membiarkan kau pergi!” Jonathan menarik tangan Valerie, lalu memeluknya. “Lepaskan aku, Jonathan!” “Tidak. Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu!” Jonathan semakin mendekapnya erat supaya Valerie tidak pergi. “Aku sudah melihatnya, apalagi yang hendak kau jelaskan?” air mata mengalir, pengkhianatan Jonatan menghancurkan hatinya. “Aku tidak menginginkan ini, percayalah. Ibu dan kak
Valerie duduk diam di taman, dia pergi begitu saja tanpa memikirkan kemana dia harus pergi. Bukannya dia tidak memiliki uang untuk kembali ke rumah orang tuanya, dia bisa kembali tapi dia malu untuk melakukannya. Selama ini dia telah menipu mereka. Dia berkata kepada ibunya jika dia bahagia dengan rumah tangganya. Jonathan adalah pria yang dia pilih sendiri oleh karena itu dia menutupi segala perlakuan buruk keluarga Jonathan agar keluarganya tidak kecewa. Sesungguhnya pernikahannya tidak direstui oleh ayahnya tapi dia mengambil jalan nekad dengan memilih pergi. Dia yakin dia akan bahagia tapi sekarang, bukankah semua ucapan ayahnya tentang Jonathan telah terbukti? Sesungguhnya, dia adalah Putri seorang mafia yang berkuasa di Amerika. Mereka adalah keluarga konglomerat nomor satu di sana dan mereka disegani karena kedudukan yang mereka miliki. Tidak ada yang berani dengan mereka, karena mereka dikenal sebagai mafia kejam yang tak kenapa ampun. Ketika dia mengenal Jonathan, P
Tidak ada waktu untuk bersedih. Valerie telah bertekad untuk membalas dendam. Setelah kembali, dia mulai membantu mengelola perusahaan keluarganya. Valerie memiliki seorang kakak laki-laki, dialah yang mengelola perusahaan keluarga selama ini. Valerie keluar dari mobil mewahnya, sebuah gedung pencakar langit berada di depan mata. Smith Corporation, Itu adalah perusahaan milik keluarganya dan perusahaan mereka telah tersebar di banyak tempat. Mereka juga memiliki banyak bisnis juga beberapa rumah sakit. Dulu dia tidak terlalu serius belajar bisnis karena dia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pianis terkenal namun impian itu justru terkubur setelah dia menikah dengan Jonathan. Setelah dipikir ternyata begitu banyak yang telah dia korbankan hanya untuk seorang pria seperti Jonathan. Kedatangannya menarik perhatian. Para karyawan yang sudah lama tidak melihat dirinya terkejut dengan kedatangannya. Valerie belum memberitahu sang kakak jika dia akan datang ke perusahaan ha
Tatapan matanya, Valerie tidak menyukainya. Nick memperhatikannya sedari tadi, Valerie jadi serba salah. Seharusnya kakaknya tidak membawa pria itu pulang. Nick Russel, hanya dia satu-satunya pria yang dapat membuatnya seperti itu. Pria itu sudah pergi lama, tapi kenapa dia kembali lagi?Selama ini dia tidak pernah mendengar kabar Nick dari kakaknya setelah pria itu pergi. Dia juga tidak pernah tahu di mana Nickn tinggal. Baginya, itu tidak penting. Dia tidak menyukai pria itu oleh karena itulah, dia tidak pernah bertanya.“Valerie,” ibunya memanggil. Namun, Valeri tidak mendengarnya.“Valerie,” untuk kedua kalinya, barulah dia menyadari panggilan dari ibunya.“Ya, ada apa Mom?”“Apa yang kau pikirkan? Jika kau tidak sehat, pergilah beristirahat,” mungkin saja Putrinya seperti itu karena memikirkan pernikahannya yang akan segera berakhir.“Tidak, aku baik-baik saja,” dia tidak boleh menunjukkan jika dia sedang sedih meskipun, memang ada rasa sedih di dalam hatinya.“Di mana kau tingg
Jonathan terlihat tak bersemangat sama sekali. Semenjak kepergian Valerie, dia mulai banyak termenung. Adelia sering datang untuk menemui dirinya. Akan tetapi, dia tidak menyukai wanita itu.Lidya berusaha keras mendekatkan mereka berdua. Dia membicarakan Valerie sebagai wanita tidak berguna yang tak bisa memberikan keturunan bagi mereka. Mendengar apa yang ibunya ucapkan, membuat Jonathan merasa bersalah pada Valerie tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.Hari itu akhir pekan. Biasanya dia akan menghabiskan waktu dengan Valerie tapi kini dia kesepian. Ibunya sama sekali tak mengerti akan perasaannya. Padahal dia sudah sering mengatakan jika dia begitu mencintai Valerie.“Surat perceraian itu sudah kau kirimkan atau belum?” Ibunya sedang berbicara dengan pengacara keluarga mereka.Jonathan tak berminat sama sekali mendengarnya. Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya dia bisa memperjuangkan pernikahan mereka. Namun, dia terlalu bodoh dan takut.“Jonathan,” ibunya menghampiri.“Ada apa
Valerie terlihat gelisah. Antara mau pergi atau tidak, dia sedang mempertimbangkannya. Dia ingin pergi mencari Nick, untuk melakukan negosiasi lagi dengannya.Hanya pria itulah yang dapat membawanya kembali ke Inggris. Akan tetapi, permintaan yang diinginkan oleh Nick, harus membuatnya berpikir seribu kali lagi untuk menyetujuinya.Dia rasa Nick hanya bercanda saja. Dia yakin pria itu sedang menggodanya. Sejak dulu Nick selalu seperti itu. Sikap menyebalkannya tak berubah sama sekali.Valerie mondar-mandir di dalam kamar. Dia seperti itu dari setengah jam yang lalu. Antara pergi dan tidak, masih saja belum dapat diputuskan. Nick mungkin bersama dengan kakaknya saat ini. Jika begitu, dia akan berpura-pura mencari kakaknya.Tidak mau lagi membuang waktu begitu lama, Valerie mengambil tasnya. Lebih baik dia pergi, daripada menghabiskan waktu di kamar. Dia tidak boleh mundur dan gentar, menghadapi pria menyebalkan itu.“Mom, aku mau pergi!” Valerie berteriak pada ibunya, setelah keluar da
Mau tidak mau, dia harus pergi menemui Nick. Valerie baru kembali dari rumah kakaknya. Dia menghabiskan waktu cukup lama dengan si kembar yang sangat menggemaskan. Tidak ada yang tahu jika dia akan pergi menemui Nick Russel. Dia tidak memberitahu kakaknya akan hal itu. Begitu kembali, Valerie segera bersiap-siap. Nick menunggunya pukul 07.00 malam. Dia tidak boleh terlambat karena jika sampai dia terlambat, maka pria itu tidak akan mau menemuinya. Menyebalkan. Entah kenapa pria itu benar-benar menyebalkan. Jika bukan karena dia memiliki kepentingan, maka dia tidak sudi pergi menemui Nick. Tidak salah jika dia tidak menyukai Nick. Sikap menyebalkannya tidak pernah berubah bahkan sikap menyebalkannya itu, semakin menjadi dibandingkan dulu. “Kau mau pergi ke mana, Valerie?” Ibunya bertanya ketika melihat putrinya sedang bersiap-siap. “Sepertinya aku tidak bisa makan malam dengan kalian, Mom.” “Kenapa? Mommy sudah menyiapkan makanan kesukaanmu tapi kenapa kau tidak bisa makan b