Share

Bab 2 Pengkhianatan Yang Menyakitkan

Membuatkan begitu banyak makanan untuk seluruh keluarga, rasanya begitu lelah. Dia tidak akan bergabung bersama dengan mereka karena dia tahu dia pasti akan kembali dipandang rendah.

Daripada mendapatkan hinaan lagi, Valerie memilih kembali ke dalam kamar. Jonathan tak mendapati istrinya di dapur. Dia sangat ingin memanggil agar istrinya bergabung tapi dia tidak mau mendengar amarah ibunya.

Valerie tengah berbaring di kursi malas yang ada di balkon. Dia sedang memikirkan banyak hal namun perhatiannya teralihkan ketika Jonathan datang.

“Apa yang kau lakukan disini, Sayang? Kenapa kau tidak makan bersama dengan kami?” Jonathan menghampiri, sup yang dia bawa diletakkan ke atas meja sebelum dia duduk bersama orang istrinya.

“Jangan bercanda, Jonathan. Apa kau pikir keluargamu akan senang aku makan bersama dengan mereka?”

“Maaf, sayang. Tolong maafkan perkataan mereka.”

“Aku mendengarnya, Jonathan,” Valeri berpaling, memandangi suaminya, “Sebelum aku mendapatkan hinaan dari saudaramu, aku sudah mendengar percakapanmu dengan ibumu,” perkataannya tentu saja membuat Jonathan terkejut.

“Ibumu memintamu untuk menceraikan aku, bukan?”

“Tidak!” Jonathan menggenggam tangan Valerie, dia tidak akan melakukan hal itu, “Percayalah padaku, aku tidak akan menceraikan dirimu meskipun Ibuku memaksa. Yang aku cintai adalah dirimu, tidak akan ada satu wanita pun yang dapat menggantikan dirimu, percayalah padaku!”

“Apa ucapanmu bisa dipercaya, Jonathan?” melihat sikap Jonathan barusan, rasanya dia tidak bisa mempercayai perkataan Jonathan.

“Percayalah padaku, Sayang. Aku tidak akan mengkhianati cintamu. Aku akan tetap memilih dirimu jadi percayalah padaku!”

“Baiklah. Aku akan mempercayai dirimu tapi aku ingin kita keluar dari rumah keluargamu. Kita bisa memulai semuanya dari awal dan aku akan membantumu untuk mendapatkan kesuksesan,” mendengar perkataan yang diucapkan oleh Valerie, membuat air muka Jonathan berubah.

“Apa kau tidak mau melakukannya, Jonathan? Apa kau tidak mau membawa aku keluar dari rumah keluargamu ini?” Valerie memandanginya dengan tatapan curiga, dia punya firasat Jonathan tidak mau melakukannya.

“Tentu saja aku mau,” Jonathan memeluk istrinya, “Aku akan membawamu keluar dari rumah keluargaku. kita akan memulai semuanya dari awal dan aku akan membahagiakan dirimu. Percayalah padaku. Kita juga akan berusaha untuk mendapatkan anak agar ibuku menghentikan keinginannya. Jika kau hamil, dia tidak akan meminta aku menceraikan dirimu lagi,” benar, mereka harus segera memiliki anak supaya ibunya bisa menerima Valerie.

“Terima kasih, Jonathan,” perkataan Jonathan membuat perasaan kecewanya sirna.

“Makanlah sup ini,” mangkuk sup diberikan namun Valerie menolaknya.

“Aku tidak lapar, simpan saja.”

“Tapi kau belum makan, Sayang. Aku akan menyuapimu,” sup yang panas ditiupkan, Jonathan menyuapi istrinya dan menunjukkan cintanya yang begitu besar pada Valerie.

Valerie pun dapat melihatnya. Dia merasa mereka memang harus memperjuangkan rumah tangga mereka asalkan Jonathan berani mengambil tindakan.

“Aku mencintaimu, Valerie. Tidak akan ada satu wanita pun yang bisa menggantikan dirimu di hatiku,” Jonathan kembali mengulangi ucapannya sebelum mencium bibir istrinya.

Valerie merasa bahagia. Dia harap hubungan mereka tetap seperti itu meskipun banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Dalam sekejap mata saja, Valerie sudah berada di dalam gendongan suaminya.

Malam ini mereka akan berusaha untuk mendapatkan anak yang mereka inginkan. Mereka berdua berharap, kali ini mereka berhasil agar ibu Jonathan menghentikan niatnya.

*****

Ponsel yang berbunyi, membangunkan Valerie dari tidurnya. Tak terasa sudah pagi, dia harus kembali melakukan tugasnya membuat sarapan untuk seluruh keluarga.

Valeri mengambil ponselnya terlebih dahulu, sebuah pesan dikirimkan oleh sahabatnya.

“Valerie, tolong gantikan aku bermain piano malam ini di sebuah pesta anggur. Aku sedang sakit. Kau bisa menggantikan aku, bukan?” mendapatkan pesan itu tentu saja membuat Valerie senang. Dia segera mengirim pesan balasan dan meminta alamatnya pada sahabatnya.

Valerie tidak membangunkan Jonathan yang masih tidur. Dia keluar dari kamar, membuat sarapan dan melakukan pekerjaan yang biasa dia lakukan. Dia juga membangunkan suaminya dan membantunya bersiap pergi ke kantor tapi karena dia terlalu sibuk, dia lupa untuk memberi kabar jika hari ini dia ada pekerjaan.

Dia tidak tahu jika sebuah rencana telah dipersiapkan oleh keluarga suaminya. Jonathan bahkan ditarik oleh kakaknya dan berbicara dengannya secara diam-diam supaya Valerie tak mendengar akan apa yang telah mereka rencanakan untuk Jonatan.

Dia pun tidak memberitahu kepada Valeri jika dia akan pulang terlambat hari ini. Dia tidak bisa menolak karena desakan dari kakak serta ibunya.

Waktu berlalu dengan cepatnya, Valerie bersiap-siap untuk pergi bermain piano. Dia berada di sebuah hotel mewah, di mana pesta anggur akan diadakan. Para tamu undangan yang datang adalah orang-orang terpandang dan terhormat. Pesta itu tentu saja untuk menunjukkan derajat yang mereka miliki.

Valerie tidak curiga sama sekali. Dia melakukan pekerjaan, bermain piano untuk menghibur para tamu namun perhatiannya teralihkan dengan pertemuan dua keluarga yang terjadi di pesta itu.

“Jonathan?” dia sungguh terkejut melihat keberadaan suami dan keluarganya dan dia tampak curiga melihat gadis cantik yang sedang diperkenalkan oleh Lidya pada Jonathan.

Rupanya mereka bertemu untuk membahas pernikahan Jonathan dengan gadis cantik itu yang bernama Adelia. Valerie masih memantau, meski konsentrasinya sedikit terganggu. Dia mencoba bertahan. Namun, Adelia terus menggoda Jonathan.

Tak tahan melihat semua itu, Valerie segera menghampiri mereka dengan amarah tertahan. Dia tidak lagi peduli dengan pekerjaan yang dia lakukan.

“Apa-apaan ini, Jonathan?” Valerie menghampiri, keberadaannya tentu saja mengejutkan Jonathan.

“Sayang?” Jonathan berdiri dari tempat duduk. Akan tetapi, Adelia mengikuti dan masih menempel padanya. Meski Jonathan berusaha menyingkirkan Adelia tapi Valerie sudah melihat semuanya.

“Wah, kebetulan pecundang ini ada di sini,” kedatangannya tak diharapkan tapi akan dimanfaatkan oleh Lidya Hart.

“Apa maksudnya ini, Mom?”

“Kau bisa melihatnya. Adelia adalah calon istri Jonathan.”

“Apa?”

“Jangan terkejut seperti itu. Kami memang sudah merencanakan hal ini. Adelia jauh lebih pantas dari dirimu, dia berasal dari keluarga terhormat seperti kami sedangkan kau? Lihat dirimu, kau hanyalah pianis jalanan yang tak berguna dan apa kau tahu, Jonathan sudah bersedia menceraikan dirimu!” perkataan Ibu mertuanya bagaikan petir menyambar kepalanya.

“Apa itu benar, Jonathan?” kedua mata sudah berkaca-kaca. Padahal mereka baru saja membuat komitmen, tapi kenapa Jonathan mengkhianati dirinya begitu mudah?

“Sayang, aku akan menjelaskan!”

“Tidak ada yang perlu kau jelaskan!” teriak Valerie dengan lantang. Hatinya hancur berkeping-keping. Inikah jawabannya?

“Tolong dengarkan aku,” Jonatan melangkah menghampiri. Seharusnya Valerie tidak berada di sana.

“Kau benar-benar mengecewakan aku, Jonathan. Rupanya kau hanyalah seorang pecundang!” air matanya jatuh, dia merasa sudah tak ada yang bisa dia pertahankan lagi.

“Dengarkan penjelasanku, Valerie!” pinta Jonathan memohon.

“Tidak ada yang perlu kau jelaskan!” sebuah tamparan Jonathan dapatkan, Valerie pun berlari pergi, meninggalkan pria yang mengkhianati cintanya dengan begitu mudah. Hatinya sakit, inikah cinta yang selalu dia pertahankan?

Keributan itu tentu saja menarik perhatian orang-orang juga menarik perhatian seorang pemuda yang berada tidak jauh dari mereka. Tatapannya tertuju pada Valerie yang berlari pergi, senyuman kecil menghiasi wajahnya.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Jess'icha Vernesialing
pria yg menunggu jandanya si valeria
goodnovel comment avatar
Ahim Rahim Puetra'x Citutty
jeng,,,jeng,,,jeng,,siapa kh itu,ap penggemar rahasia valeri...
goodnovel comment avatar
siti yulianti
hohoho siapakah itu diam² pasti menunggu jandamu Valerie .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status