“Jangan dekat-dekat dengan Pangeran Mo Feng! dia ini Pembawa Sial! Manusia Titisan Iblis!”“Benar! Dia juga tak lebih dari seorang pembunuh! Dasar Pangeran Mata Iblis!”“Huh! Pangeran Sial! Pembawa Petaka Kerajaan!”Dan sebagainya!Satu per satu, hujatan mengerikan lewat julukan ataupun sebutan panggilan itu masuk ke telinga Mo Feng dengan sangat jelas dan menusuk. Jantung dan hatinya bagai tersayat pisau tiap kali dia mendengar sebutan seperti itu. Dadanya pun ikut sesak. Bahkan, keputusasaan seringkali menghampiri Mo Feng. Ingin rasanya dia menangis! Tapi sebagai seorang laki-laki, dia tidak diperbolehkan menangis atau semua orang akan mengatakan bahwa dia lemah!Jadilah dia memilih mengepalkan kedua tangannya dan mendongak untuk menatap tiga pangeran putra selir berusia sepantaran dengannya itu lurus-lurus.“Aku bukan titisan iblis! Aku bukan seorang pembunuh!” sanggah Mo Feng sambil menahan getaran di hatinya.Tapi suaranya itu sangat lemah dan terdengar mudah goyah. Alhasil mer
“APA?! BAGAIMANA MUNGKIN?!!”Mo Feng berseru tak percaya. Pernyataan yang diberikan oleh Pak Tua berambut panjang dan berjenggot putih itu membuatnya sangat terkejut.Bagaimana tidak?Pak Tua asing yang tidak Mo Feng kenal asal-usul dan identitasnya itu tiba-tiba mengatakan padanya kalau dia sebenarnya adalah seorang yang ditakdirkan sebagai pembunuh iblis yang sebenarnya!Pak Tua tersebut lantas mengelus jenggotnya dan tertawa rendah. “Kau boleh tidak mempercayaiku, Nak.”“Tapi apakah yang aku katakan itu bukan sesuatu yang sebenarnya sangat kau harapkan? Bukankah, kau tadi berteriak pada semua orang, kalau kau akan membuktikan bahwa dugaan mereka salah?”Tangan Mo Feng terkepal. Dia tidak bisa menyanggah sama sekali perkataan Pak Tua ini, karena faktanya memang demikian. Kalau benar dia adalah orang yang ditakdirkan untuk menjadi pembunuh iblis bahkan menjadi satu-satunya orang yang bisa memusnahkannya, maka
“Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?”Pertanyaan itu terus terulang di kepala Mo Feng. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa ada hal sebesar itu yang disembunyikan pamannya.Sambil melangkahkan kakinya dengan gontai di sepanjang jalan setapak menuju Istana Kerajaan Mo, Mo Feng mengingat kembali seluruh penjelasan pamannya.Yang mana Paman Mo Chen tadi bilang kalau mata kanan Mo Feng yang berwarna merah sebenarnya adalah salah satu ciri seorang yang ditakdirkan untuk menjadi pembunuh iblis sejati.Hidup orang ini terkait takdir dan tanggung jawab besar sebagai harapan semua makhluk. Beban yang dipikul sangatlah berat. Tapi semua itu memang sudah digariskan.Dan faktanya, tak banyak orang mengetahui hal ini. Di samping itu, sudah hampir 100 tahun alias 1 abad lamanya sejak pemilik mata kanan berwarna merah lahir di dunia manusia. Uniknya, orang ini nyatanya adalah moyang Keluarga Mo.“Lalu, kenapa semua orang di istan
“HYAA!”Melihat 3 orang pembunuh itu maju serempak sekali lagi, Mo Feng tidak ragu sama sekali untuk mengeluarkan belati dari dalam saku jubahnya.“Huh! Kalaupun aku tidak mampu melawan kalian, tapi aku tidak menyerah!” ujarnya, mengambil ancang-ancang untuk melawan serangan.Meskipun hanya belati, tapi ini adalah senjata yang dibolehkan Paman Mo untuk Mo Feng bawa ke mana pun. Hal ini dikarenakan ilmu olah pedang Mo Feng belum sempurna. Dan dia belum fasih menggunakannya.Di sisi lain, Mo Feng sebenarnya jauh lebih fasih bertarung dengan serangan jarak pendek ataupun bertarung fisik. Senjata yang paling cocok dengannya untuk sementara adalah belati. Selain bisa diandalkan untuk serangan jarak dekat, belati juga mudah dibawa, disembunyikan, dan menjadi senjata rahasia multifungsi ketika di hutan.Sejujurnya, Mo Feng bisa melawan mereka yang merundungnya dengan beberapa pukulan. Tapi Mo Feng khawatir itu malah
“Karena kau sudah menjadi muridku, maka kau harus siap mematuhi segala peraturan dan perkataan dariku. Termasuk ikut denganku pergi ke luar untuk berlatih.”Ucapan Pak Tua yang rupanya bernama Ao Yu itu membuat Mo Feng kepikiran sepanjang jalan. Dia sudah terlanjur mengakui dan diakui oleh Ao Yu, tidak ada pilihan lain selain menurutinya. Terlebih, dia juga punya tujuan yang harus dicapai. Dan Ao Yu itu bisa membantunya mencapai tujuan tersebut. Demi membuktikan pada semua orang dan membalaskan dendam kedua orang tuanya, Mo Feng tahu dia tidak bisa mundur!“Sepertinya memang ini waktu yang tepat bagiku belajar di luar dengan orang lain. Tapi, aku tidak tahu apakah Paman Mo mengizinkannya atau tidak.”Mo Feng menggeleng pelan, tidak ingin berprasangka sembarangan pada Paman Mo Chen.“Lebih baik segera pulang dan bicarakan ini pada Paman.”Dengan demikian, Mo Feng akhirnya memecut kudanya supaya berlari lebih cepat ke ar
‘SREK! SREK! SREK!’Mo Feng berjalan dengan kaki yang terseret-seret. Kedua bahunya terkulai lemas. Sepasang matanya menatap lantai koridor istana yang sangat dingin ini dengan kosong. Pikirannya berkecamuk dan dia tidak tampak baik sama sekali.Namun, tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang berlari ke arahnya dari arah berlawanan. “Pangeran Mo Feng!” seru seorang laki-laki dengan baju zirah penuh noda darah kepadanya.Kepala Mo Feng terangkat perlahan, sementara kakinya berhenti melangkah. Dengan memicingkan kedua matanya yang sembap, merah, dan memiliki kantong mata hitam yang begitu kentara, Mo Feng akhirnya bisa melihat dengan jelas wajah siapa yang kini datang menghadapnya.“Panglima Jiang?”Sosok yang disebut Panglima Jiang itu mengangguk dan melangkah maju selangkah lebih dekat pada Mo Feng dengan tangan gemetar.“Pangeran Mo, katakan padaku apakah Jenderal Mo Chen benar-benar sudah meninggal?”Mo Feng terdiam sejenak, sebelum menarik napas panjang da
Mo Feng membelalak. “Panglima Jiang!!!”Namun, Panglima Jiang tidak lagi mendengarkannya. “HYAAAA!”Dia tetap mengayunkan pedangnya sekuat tenaga ke arahnya. Dan mau tak mau, Mo Feng harus melawannya atau menghindar dari serangannya. Akan tetapi, berdasarkan kondisi Panglima Jiang sekarang, menghindari serangannya tidak akan berefek apa-apa. Yang ada malah dia akan semakin gila menyerangnya!Di sisi lain, Mo Feng sendiri juga sudah menahan emosi dan amarah yang menyeruak di dadanya selama berhari-hari. Kesedihan dan kemarahan yang sama atas kematian Paman Mo menumpuk dan perlu dilampiaskan. Dengan begitu, bukankah kesempatan ini bisa membuatnya merasa lebih baik?“Maafkan aku, Panglima Jiang!” batin Mo Feng sungguh-sungguh, sebelum akhirnya melakukan salto untuk menghindari serangan Panglima Jiang.‘TANGG!’Ujung pedang Panglima Jiang membentur lantai dengan sangat keras. Bunyi nyaring logam yang bertemu keramik, menggema ke seluruh koridor dan lorong terdekat.Di sisi lain, Mo Fen
“Bersiaplah untuk menemui Raja Yama di Neraka, Mo Feng!!!”Panglima Jiang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dengan kedua tangan. Kedua matanya dipenuhi niat membunuh yang tak tergoyahkan. Dia benar-benar ingin membunuh Mo Feng di tempat!“HYA!!!”Mo Feng yang merasakan tubuhnya remuk luar dalam, kini hanya bisa menarik napas dingin sambil mendelik ke atas, di mana sosok Panglima Jiang berdiri.Dalam hatinya, Mo Feng benar-benar menyesal untuk semua orang, terutama kematian Paman Mo-nya. Jika benar dia harus mati di sini, di tangan Panglima Jiang tanpa benar-benar mengetahui penyebab pasti dari terbunuhnya Paman Mo, dia akan mati dengan penuh penyesalan.Belum lagi rasa bersalah yang dia bawa karena telah mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah meninggal demi menyelamatkan hidupnya dulu.Hanya saja, andai semua perkataan Panglima Jiang benar, kalau dialah yang menjadi penyebab kesengsaraan dan kematian orang-orang, maka dia akan dengan sangat rela mati di sini.Pada akhirnya, Mo F