Home / Pendekar / Pembalasan Pangeran Mata Iblis / Pembantaian Kedua, Kematian Paman Mo

Share

Pembantaian Kedua, Kematian Paman Mo

Author: shennaartha
last update Last Updated: 2023-05-04 17:01:05

“Karena kau sudah menjadi muridku, maka kau harus siap mematuhi segala peraturan dan perkataan dariku. Termasuk ikut denganku pergi ke luar untuk berlatih.”

Ucapan Pak Tua yang rupanya bernama Ao Yu itu membuat Mo Feng kepikiran sepanjang jalan.

Dia sudah terlanjur mengakui dan diakui oleh Ao Yu, tidak ada pilihan lain selain menurutinya. Terlebih, dia juga punya tujuan yang harus dicapai. Dan Ao Yu itu bisa membantunya mencapai tujuan tersebut.

Demi membuktikan pada semua orang dan membalaskan dendam kedua orang tuanya, Mo Feng tahu dia tidak bisa mundur!

“Sepertinya memang ini waktu yang tepat bagiku belajar di luar dengan orang lain. Tapi, aku tidak tahu apakah Paman Mo mengizinkannya atau tidak.”

Mo Feng menggeleng pelan, tidak ingin berprasangka sembarangan pada Paman Mo Chen.

“Lebih baik segera pulang dan bicarakan ini pada Paman.”

Dengan demikian, Mo Feng akhirnya memecut kudanya supaya berlari lebih cepat ke arah tempat tinggal Paman Mo Chen alih-alih ke Istana Kerajaan Mo.

Malam yang gelap tanpa sinar bulan dengan awan pekat menggantung di langit itu menemani Mo Feng melewati beberapa hutan, sebelum akhirnya tiba di pemukiman penduduk pinggiran ibukota.

Dia pun tiba di tempat tinggal Paman Mo Chen setelah menempuh 3 jam perjalanan dengan kecepatan penuh tanpa istirahat, tanpa sempat berhenti sejenak.

“Paman Mo!”

Mo Feng langsung berteriak setelah dia turun dari kudanya. Tanpa basa-basi, dia kemudian mengikat tali kudanya ke pohon samping sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah Paman Mo dengan langkah lebar.

Sembari celingukan, Mo Feng terus memanggil Paman Mo-nya. Tapi tak peduli seberapa banyak atau seberapa keras dia mencoba memanggilnya, tak sekali pun dia mendapat balasan.

“Ke mana Paman Mo Chen? Apa dia tidak ada di rumah? Tapi ini tidak seperti biasanya?”

Mo Feng merasa ada yang aneh dan janggal. Belum lagi Kediaman Paman Mo yang terasa lebih sepi dan sunyi dibanding hari-hari sebelumnya. Prajurit penjaga di depan juga kosong.

“Aneh! Benar-benar aneh!”

Tanpa pikir panjang, Mo Feng pun berlari ke segala penjuru rumah untuk mencari keberadaan pamannya itu. Dan tetap saja hasilnya nihil.

Sepanjang dia mencari pun, tak ada banyak prajurit yang berjaga.

Mereka yang berjaga malam ini maksimal berjumlah satu sampai dua orang saja di masing-masing tempat. Tidak seperti biasa yang terdiri dari 5 sampai 10 orang!

“Apa yang terjadi sebenarnya?”

Mo Feng buru-buru menghampiri salah seorang penjaga dan bertanya di mana Paman Mo Chen-nya itu berada.

“Jenderal Mo sebelumnya keluar dari ruang belajarnya secara tergesa-gesa, Pangeran. Dia kemudian pergi membawa pasukannya ke istana.”

“ISTANA?”

Batin Mo Feng berkecamuk.

Pamannya tidak pernah menginjakkan kaki di istana kecuali dia benar-benar harus bertemu dengannya karena urusan mendesak atau ada hal gawat yang terjadi di Kerajaan Mo.

Kalau malam ini Pamannya tiba-tiba ke istana dengan tergesa-gesa sambil membawa pasukan, maka pasti ada sesuatu hal yang terjadi.

“Gawat! Aku harus segera ke istana!”

Mo Feng berlari lagi menuju kudanya. Dia lalu melepaskan ikatan tali kekang kuda tersebut dan naik ke punggungnya dengan sigap.

Tanpa menunda-nunda lagi, Mo Feng langsung memecut kudanya supaya berlari ke istana dengan kecepatan penuh!

“CHA!”

Meskipun Mo Feng hanya bisa mengandalkan mata kirinya sebagai penglihatan sehari-hari, tapi Mo Feng merasa kalau fokusnya tidak berbeda dengan saat dia membuka penutup mata kanannya.

Bahkan di kala malam gelap seperti ini pun dia tidak akan berada dalam kesulitan yang berarti.

Sesampainya Mo Feng di istana, dia benar-benar dikejutkan dengan kondisi istana yang benar-benar mencekam!

“Ap-apa yang terjadi di sini?!”

Mo Feng turun dengan tatapan mata nanar. Istana Kerajaan Mo kini dipenuhi mayat para prajurit yang tak diketahui bagaimana kematiannya.

Banyak bagian istana yang rusak parah hingga cenderung porak-poranda. Beberapa yang lain juga tampaknya hancur karena digunakan untuk bertarung hebat.

Lampu minyak dan lilin yang biasanya menerangi istana, kini benar-benar padam seluruhnya.

Dan Mo Feng akhirnya ingat kalau di sepanjang jalan, terutama pemukiman penduduk, obor dan lilin mereka juga padam!

“Tidak! Jangan sampai terjadi sesuatu!”

Mo Feng bergegas masuk ke dalam istana dengan berlari seperti kesetanan. Tak ada satu pun orang yang menghalanginya. Keheningan mematikan mengiringi bau darah yang menyengat dari segala arah.

Jantung Mo Feng berdetak semakin tak karuan. Bayangan buruk mulai berdatangan di kepalanya. Tapi dia berusaha keras menghalaunya.

Prioritas utamanya sekarang adalah menemukan di mana Paman Mo Chen-nya berada!

“Paman Mo!!!”

Mo Feng berteriak sekuat tenaga.

“Paman Mo! Di mana kau?!”

Tidak ada jawaban sama sekali. Yang Mo Feng temukan justru adalah mayat para prajurit dan juga pelayan yang semakin tak ada habisnya.

Kaki Mo Feng benar-benar lemas untuk digunakan berjalan. Rasanya seperti dia akan ambruk. Tapi nyatanya, dia tetap menguatkan tekadnya untuk mencari Paman Mo Chen.

“Aku harus menemukan Paman!”

Sampai pada akhirnya, Mo Feng tiba di aula utama Istana Kerajaan Mo. Di sana, mayat yang berserakan bukan lagi mayat para prajurit dan pelayan istana.

Melainkan prajurit dengan seragam khusus militer Kediaman Paman Mo Chen. Yang mana hal ini berarti bahwa mereka yang mati berserakan di sini adalah pasukan Paman Mo Chen!

“T-Tidak!”

Mo Feng menggeleng.

Dia buru-buru melangkah melewati puluhan mayat itu dan mencari di mana Pamannya berada. Tapi baru beberapa kali dia melangkah, dia justru dikejutkan dengan mayat 3 orang perempuan yang bersandingan dengan 2 orang remaja seperti dirinya.

Mereka semua memiliki luka yang sama. Terbunuh dalam sekali tebasan di leher!

“I-Ini?! T-tidak mungkin!”

Kedua mata Mo Feng membelalak!

Tiga orang perempuan itu adalah selir mendiang Ayahnya, alias ibu tirinya. Yang mana merupakan ibu kandung dari 3 pangeran yang biasanya merundung dirinya.

Di sisi mereka, ada pangeran kedua dan ketiga, tanpa adanya pangeran keempat!

“D-Di mana Pangeran Keempat?”

Mo Feng mengangkat pandangannya, sambil mencari-cari ke sekeliling. Siapa tahu dengan tidak adanya Pangeran Keempat di sini, itu berarti dia berhasil selamat dan masih hidup.

Namun, alih-alih menemukan di mana Pangeran Keempat, Mo Feng justru menangkap sosok laki-laki paruh baya dengan baju zirah tengah terbaring bersandar singgasana raja!

Seketika, nyawa Mo Feng bagai dicabut perlahan.

Sosok akrab dengan luka sayatan pedang dan darah yang mengalir di mana-mana itu adalah pamannya, Paman Mo Chen!

“PAMANN!!!”

Kepala Mo Feng kosong seketika, tatkala dia menghampiri tubuh Paman Mo Chen dan merengkuhnya ke dalam pangkuannya.

“Paman! Bangun! Bangun, Paman! Katakan sesuatu padaku! Jangan menakutiku! Kau tidak boleh pergi!”

Akan tetapi, Paman Mo Chen benar-benar terluka parah. Dia tidak bergerak, tidak juga menjawab, pun tidak membuka matanya barang sedikit saja untuk melihat Mo Feng.

Hal ini lantas membuat Mo Feng memeluknya erat-erat dan berteriak sekuat tenaga dengan air mata mengalir dari matanya.

“PAMANNNNN!!!!!”

Related chapters

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Matilah Hari Ini, Mo Feng!

    ‘SREK! SREK! SREK!’Mo Feng berjalan dengan kaki yang terseret-seret. Kedua bahunya terkulai lemas. Sepasang matanya menatap lantai koridor istana yang sangat dingin ini dengan kosong. Pikirannya berkecamuk dan dia tidak tampak baik sama sekali.Namun, tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang berlari ke arahnya dari arah berlawanan. “Pangeran Mo Feng!” seru seorang laki-laki dengan baju zirah penuh noda darah kepadanya.Kepala Mo Feng terangkat perlahan, sementara kakinya berhenti melangkah. Dengan memicingkan kedua matanya yang sembap, merah, dan memiliki kantong mata hitam yang begitu kentara, Mo Feng akhirnya bisa melihat dengan jelas wajah siapa yang kini datang menghadapnya.“Panglima Jiang?”Sosok yang disebut Panglima Jiang itu mengangguk dan melangkah maju selangkah lebih dekat pada Mo Feng dengan tangan gemetar.“Pangeran Mo, katakan padaku apakah Jenderal Mo Chen benar-benar sudah meninggal?”Mo Feng terdiam sejenak, sebelum menarik napas panjang da

    Last Updated : 2023-05-08
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Bertarung dan Menerima Kematian?

    Mo Feng membelalak. “Panglima Jiang!!!”Namun, Panglima Jiang tidak lagi mendengarkannya. “HYAAAA!”Dia tetap mengayunkan pedangnya sekuat tenaga ke arahnya. Dan mau tak mau, Mo Feng harus melawannya atau menghindar dari serangannya. Akan tetapi, berdasarkan kondisi Panglima Jiang sekarang, menghindari serangannya tidak akan berefek apa-apa. Yang ada malah dia akan semakin gila menyerangnya!Di sisi lain, Mo Feng sendiri juga sudah menahan emosi dan amarah yang menyeruak di dadanya selama berhari-hari. Kesedihan dan kemarahan yang sama atas kematian Paman Mo menumpuk dan perlu dilampiaskan. Dengan begitu, bukankah kesempatan ini bisa membuatnya merasa lebih baik?“Maafkan aku, Panglima Jiang!” batin Mo Feng sungguh-sungguh, sebelum akhirnya melakukan salto untuk menghindari serangan Panglima Jiang.‘TANGG!’Ujung pedang Panglima Jiang membentur lantai dengan sangat keras. Bunyi nyaring logam yang bertemu keramik, menggema ke seluruh koridor dan lorong terdekat.Di sisi lain, Mo Fen

    Last Updated : 2023-05-17
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pasrah, Nyawa Siap Melayang!

    “Bersiaplah untuk menemui Raja Yama di Neraka, Mo Feng!!!”Panglima Jiang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dengan kedua tangan. Kedua matanya dipenuhi niat membunuh yang tak tergoyahkan. Dia benar-benar ingin membunuh Mo Feng di tempat!“HYA!!!”Mo Feng yang merasakan tubuhnya remuk luar dalam, kini hanya bisa menarik napas dingin sambil mendelik ke atas, di mana sosok Panglima Jiang berdiri.Dalam hatinya, Mo Feng benar-benar menyesal untuk semua orang, terutama kematian Paman Mo-nya. Jika benar dia harus mati di sini, di tangan Panglima Jiang tanpa benar-benar mengetahui penyebab pasti dari terbunuhnya Paman Mo, dia akan mati dengan penuh penyesalan.Belum lagi rasa bersalah yang dia bawa karena telah mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah meninggal demi menyelamatkan hidupnya dulu.Hanya saja, andai semua perkataan Panglima Jiang benar, kalau dialah yang menjadi penyebab kesengsaraan dan kematian orang-orang, maka dia akan dengan sangat rela mati di sini.Pada akhirnya, Mo F

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Serangan Yang Tak Terduga!

    “Apa? Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?!” seru Mo Feng tidak percaya.Sembari duduk, kedua matanya membulat penuh dan fokusnya hanya tertuju pada Pak Tua Ao Yu yang baru saja selesai menjelaskan situasi setelah dia pingsan 3 hari yang lalu.Pak Tua Ao Yu menghela napas pendek, lalu meletakkan mangkuk obat yang dia pegang ke meja samping dipan tempat tidur Mo Feng. “Anggap saja aku terpaksa melakukan itu karena dia tidak bisa melepaskanmu dan tetap berusaha membunuhmu bahkan setelah aku membawamu pergi dari sana.”Mo Feng terdiam sejenak. Pandangannya kini teralihkan ke gelas bambu berisi air minum yang ada di tangannya. Di situ, riak yang timbul di permukaan air minum tampak rumit. Persis seperti isi kepalanya setelah mendengar pernyataan Pak Tua Ao Yu.“Rupanya, niat membunuh Panglima Jiang untukku sangatlah nyata. Dia tidak segan mengejar Guru, hanya untuk membunuhku.”Dengan demikian, muncul sebuah pertanyaan di kepala Mo Feng. Yaitu, akankah dia benar-benar mati kalau b

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Memulai Pelatihan Pertama!

    ‘SYUT! SYUT! SYUT!’Setiap helai daun bambu yang melesat dengan kecepatan sangat tinggi, datang menghampiri Mo Feng secara berturut-turut.Melihat ini, Mo Feng langsung bergerak untuk menebas setiap daun menggunakan belati yang dia pegang.“HYA!”Dengan melentingkan tubuhnya, Mo Feng mengelak dari semua serangan tersebut sekaligus melemparkan belati di tangannya secara terarah untuk menghancurkan daun bambu yang masih tersisa.‘SLASH! SLASH! SLASH!’Begitu seluruh daun bambu yang datang menyerangnya berhasil dia tebas habis tak bersisa, Mo Feng langsung mendaratkan dirinya, berdiri di tanah dengan kaki kanan sebagai tumpuan.‘HAP!’“Huh!”Tak berselang lama, suara tepuk tangan turut datang seolah menyambut keberhasilan Mo Feng dalam mengatasi serangan puluhan daun bambu barusan.‘Prok! Prok! Prok!’Mendengar itu, Mo Feng spontan menolehkan kepalanya. Dari sanalah dia melihat sosok Pak Tua Ao Yu datang dengan senyuman hangat.“Tidak buruk, Mo Feng!” komentarnya santai.Mo Feng langsung

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Hutan Dengan Jebakan Maut!

    ‘HAP! HAP! HAP!’Mo Feng terus berlari dengan kecepatan penuh. Derap langkahnya memecah keheningan hutan yang sangat sunyi hari ini. Untuk beberapa alasan, Mo Feng merasakan ada yang aneh dari suasananya.“Tidak biasanya hutan ini begitu sepi dan senyap tanpa sedikit pun suara kicauan burung-burung kecil dan serangga siang.”Ditambah dengan tidak adanya angin yang menggerakkan dedaunan ataupun pohon bambu di sepanjang jalan yang dia lewati dari awal sampai sekarang, Mo Feng semakin merasa ada yang tidak beres.“Aku harus lebih hati-hati dan waspada. Sepertinya, pelatihan pertama yang diberikan oleh Guru juga tidak semudah kelihatannya. Bahkan jika dia sudah mengatakan semua hal yang berat itu, aku masih merasa ada sesuatu yang mungkin disiapkan untukku di depan.”Batin Mo Feng berbicara dengan sangat serius. Indera penglihatan dan pendengarannya pun langsung dia pasang baik-baik, agar supaya dia tidak ketinggalan sedikit pun hal yang menurutnya aneh di sini.Tangan kanannya yang meme

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Kekuatan Tersembunyi Mata Kanan Mo Feng

    “AAAAKKKHHHHH!!!”Tepat ketika beberapa binatang buas itu benar-benar hanya butuh selangkah lagi untuk menerkam dirinya, Mo Feng tiba-tiba berteriak dengan sangat keras!Bersama teriakannya itu, mata kanannya yang terasa sangat sakit mendadak mengeluarkan cahaya merah menyala yang sangat menyilaukan. Di mana hal ini entah kenapa membuat binatang-binatang buas yang hendak menerkamnya mendadak mandek dan membeku di udara dalam sekejap mata!Mereka semua mematung dengan posisi terakhir yang bisa mereka buat. Yaitu, posisi siap menerkam dan mencabik-cabik tubuh Mo Feng!“ARGH! Ini benar-benar menyakitkan!!!” seru Mo Feng lagi tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sekitarnya.Namun, selang beberapa detik setelahnya Mo Feng justru merasakan sebuah keanehan. Yaitu keinginan untuk membuka kelopak matanya dan melihat sekeliling dengan segera.Meski batinnya bertanya-tanya dan menjadi ragu karena masih merasakan sakit yang teramat sangat seperti ditusuk-tusuk, Mo Feng tetap mencoba u

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Rencana Jahat Pangeran Mo Rui!

    “Pangeran, apa yang harus kita lakukan sekarang? Mo Feng ternyata selamat dari serangan Panglima Jiang! Dan keberadaannya sekarang tidak diketahui,” ucap seorang pria dengan penampilan sederhana pada Pangeran Mo Rui.Mendengar ini, Pangeran Mo Rui mendengus dingin. Dia mendelik tajam ke arah bawahannya barusan dan mendesis sinis.“Tsk! Lalu apa yang kau lakukan selama di ibukota setengah bulan ini?! Bukankah aku menyuruhmu pergi mencari tahu bagaimana kabar bocah itu sampai benar-benar dapat informasinya secara detail, hah?!”“Kenapa kau bahkan juga melaporkan hal semacam itu? Apa gunanya bagiku mendengarkan informasi ini? Yang aku mau adalah kabar tentang di mana tempat tinggal Mo Feng sialan itu saat ini!Pria dengan penampilan sederhana itu lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam. “M-Maafkan saya, Pangeran! Saya yang tidak becus dalam menjalankan tugas dan perintah Anda!”Dia tidak berani mendebat Pangeran Mo Rui yang merupakan satu-satunya Pangeran yang selamat dari pembantaian

    Last Updated : 2023-05-23

Latest chapter

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Trik Kotor Balasan Senior Yuan!

    Senior Yuan melotot tajam. “A-Apa? Lengan kiriku? Apa yang kau bicarakan?! Siapa yang lengan kirinya terluka? Lengan kiriku tidak terluka sama sekali!”Mo Feng maju selangkah. Dan ini membuat Senior Yuan entah kenapa juga ikut mundur selangkah. Ekspresinya tidak terlalu bagus. Ada sorot takut dan gentar yang samar di kedua matanya.Senior Xu yang berada di samping agak belakang dari Senior Yuan pun turut gelagapan. Dia bertanya-tanya kenapa Mo Feng bisa menebak bahwa Senior Yuan terluka di lengan kirinya.“Mungkinkah?”Senior Xu takut dengan dugaannya sendiri. Kalau benar Mo Feng sudah menebak siapa pemanah yang hendak membunuhnya semalam, maka di sini Tetua Agung pastilah sudah tahu semua kebenarannya!Ekspresi Senior Xu terus menyusut semakin cepat. Mo Feng juga sempat melihat melalui ekor matanya. Dalam hati, dia mendengus dingin.“Hmph.”Seraya memfokuskan kembali kedua matanya pada Senior Yuan yang ada di hadapannya, Mo Feng akhirnya berbicara.“Kalau kau tidak terluka, kau bisa

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Mo Feng Melawan Balik Dua Senior!

    Perkataan Mo Feng membuat Senior Yuan agak panik hingga buru-buru angkat bicara. “Ya! Kita bertemu lagi setelah terakhir kali aku bertemu denganmu kemarin," ujarnya tergesa, tidak terdengar stabil.Mo Feng menaikkan sebelah alisnya. “Kemarin, ya?”Kali ini, Xue Lingzhi mengambil alih. “Kalian datang lebih awal dari yang aku pikirkan, Senior. Kupikir kalian masih akan datang 1 jam lagi. Mengingat ucapan kalian tadi yang katanya begitu kelelahan setelah menjaga Tetua Xia sepanjang malam.”Warna wajah Senior Xu dan Senior Yuan berubah pucat. Mereka saling bertukar pandangan sebelum akhirnya tertawa dengan agak terpaksa.“Ha-ha! Tidak, tidak. Kami hanya bercanda denganmu.” Senior Xu mengelak dengan sedikit menyenggol lengan kanan Senior Yuan.“Ya. Mana mungkin kami berani mengabaikan panggilan Tetua Agung?” timpal Senior Yuan lagi sambil memalingkan wajahnya ke arah Tetua Agung.“Tetua Agung, ada apa memanggil kami?” alihnya cepat, enggan terlalu banyak basa-basi dengan Mo Feng ataupun

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Senior, Kita Bertemu Lagi!

    “Apa? Tetua Agung memanggil kami berdua? Kenapa? Ada apa?” Xue Lingzhi menggelengkan kepalanya. Dia menatap Senior Xu dan Senior Yuan secara bergantian. “Aku tidak tahu, Senior. Tapi lebih baik kalian berdua segera ke sana. Jangan membuat Tetua Agung menunggu lebih lama.”Senior Yuan yang semula masih duduk tenang di kursi bawah jendela, akhirnya bangkit dan tersenyum pada Xue Lingzhi. “Lingzhi, bisakah kau katakan pada Tetua Agung kalau kami akan datang beberapa saat lagi? Kami baru saja kembali setelah menjaga Tetua Xia di ruang pengobatan sepanjang malam.”Ekspresi Xue Lingzhi agak berubah. Dia jelas-jelas mendengar keluhan Tetua Xia karena tidak ada orang yang menjenguk dan menjaganya semalam. Lalu di sini, kenapa pernyataan Senior Yuan seperti itu? Apakah dia berbohong? Tapi kenapa dia berbohong padanya?“Benarkah?” tanyanya kemudian.Senior Yuan tersenyum lebih lebar dengan tatapan yang meyakinkan. “Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang menjaga Tetua Xia selain kami? Bukank

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Panggilan Dari Tetua Agung

    “Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Menyerang Balik, Berhasil Melukai!

    Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pengejaran, Detik-detik Kematian!

    Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Serangan Panah, Rencana Pembunuhan!

    “HYA!”“HYA!”“HYA!”Di halaman utama Sekte Gunung Langit, suara Mo Feng yang tengah melatih ilmu bela dirinya dengan melakukan gerakan berupa pukulan mantap ke udara kosong itu memecah suasana hening dini hari yang panjang ini.Akan tetapi, di balik keheningan dan betapa seriusnya Mo Feng berlatih saat ini, kepalanya benar-benar berisik dengan segala macam ucapan yang sebelumnya diucapkan oleh Tetua Agung.Yang mana 90 persen dari perkataan Tetua Agung tersebut berisi petuah supaya dia berlatih lebih banyak, lebih sering, lebih berat, dan lebih konsisten lagi demi mendapatkan kekuatan yang Mo Feng inginkan.Termasuk kekuatan yang cukup untuk digunakan menemukan Pak Tua Ao Yu, antisipasi melawan monster iblis dan binatang monster di wilayah daerah terlarang dekat Laut Perbatasan.“HUH!”‘BOOMMM!!!’Sebuah pukulan dahsyat akhirnya berhasil Mo Feng layangkan. Pukulan ini mengenai sebuah batu besar yang ada 20 meter di seberangnya. Batu itu pun pecah dan hancur berkeping-keping. Kepulan

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Wilayah Terlarang, Guru Dalam Bahaya?

    “Ao Yu?” ulang Tetua Agung dengan dahi berkerut. “Sepertinya aku pernah mendengar nama ini di suatu tempat.”Ekspresi Mo Feng berubah. Kedua matanya bersinar dengan cahaya samar yang rumit. Tapi di sana, jelas ada secercah kilas kebahagiaan dan harapan. Dia benar-benar menantikan jawaban ini!“Benarkah, Tetua?! Di mana Anda pernah mendengarnya?” tanya Mo Feng agak tidak sabaran.Tetua Agung berbalik untuk menghadap jendela Ruang Perpustakaan Sekte. Dengan menggenggam kedua tangannya yang terkepal itu di belakang punggungnya, dia kemudian menatap pemandangan luar jendela sambil menghela nafas panjang.“Hmm!”Mo Feng masih tetap diam membisu. Dia menunggu apa pun yang hendak dikatakan oleh Tetua Agung dengan jantung berdegup agak kencang.“Aku sepertinya mendengar nama itu setengah tahun yang lalu saat aku mengunjungi salah satu kerabat seperguruanku dulu di tepi Laut Perbatasan.”Kening Mo Feng berkerut samar. “Tepi Laut Perbatasan? Di mana itu, Tetua Agung?”Walaupun Mo Feng sudah men

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Niat Membunuh Mulai Mengintai

    “Sial! Tetua Agung terlalu memihak Mo Feng! Mulai sekarang, kehadiran Si Pembawa Bencana itu akan benar-benar membuat kita sengsara!” celetuk Senior Xu dengan geram.Senior Yuan menyunggingkan senyuman dingin.“Ya. Dan ini membuat kita semakin perlu dan harus menyingkirkan dia untuk selamanya. Kita tidak boleh membiarkan dia membawa bencana lagi bagi Sekte Gunung Langit ke depannya.”Senior Xu mengangguk. “Benar, itu benar! Bahkan jika dia sempat membantu menyadarkan Tetua Xia, itu tidak sepadan dengan bencana yang dia sebabkan!”Dengan dengkusan ringan, Senior Yuan mengibaskan jubahnya. Dia kemudian duduk dengan ekspresi sedikit angkuh dan jauh.“Lebih dari itu, Tetua Agung bahkan tidak mempermasalahkan kematian semua rekan seperguruan kita. Dia tetap membela Mo Feng tidak peduli apa pun yang terjadi. Bukankah ini terlalu berlebihan dan bias?”Keheningan jatuh setelahnya. Baik Senior Xu ataupun Senior Yuan mulai memikirkan ulang kata-kata mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka be

DMCA.com Protection Status