“Pangeran, apa yang harus kita lakukan sekarang? Mo Feng ternyata selamat dari serangan Panglima Jiang! Dan keberadaannya sekarang tidak diketahui,” ucap seorang pria dengan penampilan sederhana pada Pangeran Mo Rui.Mendengar ini, Pangeran Mo Rui mendengus dingin. Dia mendelik tajam ke arah bawahannya barusan dan mendesis sinis.“Tsk! Lalu apa yang kau lakukan selama di ibukota setengah bulan ini?! Bukankah aku menyuruhmu pergi mencari tahu bagaimana kabar bocah itu sampai benar-benar dapat informasinya secara detail, hah?!”“Kenapa kau bahkan juga melaporkan hal semacam itu? Apa gunanya bagiku mendengarkan informasi ini? Yang aku mau adalah kabar tentang di mana tempat tinggal Mo Feng sialan itu saat ini!Pria dengan penampilan sederhana itu lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam. “M-Maafkan saya, Pangeran! Saya yang tidak becus dalam menjalankan tugas dan perintah Anda!”Dia tidak berani mendebat Pangeran Mo Rui yang merupakan satu-satunya Pangeran yang selamat dari pembantaian
“Sial! Ini sama saja dengan pelatihan neraka!”Mo Feng tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat setelah seminggu penuh menjalani berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh Pak Tua Ao Yu.Bahkan menurut Mo Feng, Pak Tua Ao Yu benar-benar kelewat kejam sebagai seorang Guru untuk pemuda 18 tahun seperti dirinya!Dengan segala macam metode pelatihan super ganas, kejam, dan membahayakan, Pak Tua Ao Yu menuntut Mo Feng untuk bisa berhasil menaklukkan semua pelatihan tersebut tanpa cela!Dia bahkan tidak peduli kalau Mo Feng harus melewati banyak rasa sakit. Entah itu tubuhnya yang seperti akan hancur kapan saja, tulangnya yang bisa remuk setiap kali dia gagal atau jatuh saat berlatih, belum lagi luka gores dan lebam yang mulai menghiasi bagian wajah dan tangan kakinya.Seperti hari ini, tepat di mana hari pengujian itu tiba, Mo Feng masih diharuskan berjibaku menyelesaikan tugas untuk mengisi tampungan air di belakang, memotong kayu-kayu gelondongan yang didapatkan oleh Pak Tua Ao Y
“Jadi, bagaimana? Kau akan tetap lanjut atau memilih kalah di tanganku?” tanya Pak Tua Ao Yu sekali lagi.Mo Feng menggertakkan giginya. Mata kanannya yang berwarna merah, kini tampak lebih terang seolah sedang menyala. Sedangkan kepalan tangannya tampak mengendur perlahan.Pada akhirnya, Mo Feng menarik napas panjang sebagai jawaban.“Baiklah, Guru. Aku lebih baik kalah di tanganmu dan tidak lolos dalam pengujian kali ini dibanding harus menang sampai mati demi mengalahkanmu,” ucap Mo Feng cukup tenang sembari menarik kembali tangannya.Mendengar ini, Pak Tua Ao Yu tidak segan lagi untuk menapakkan tangannya dengan kekuatan sedang pada dada Mo Feng hingga memaksa Mo Feng mundur beberapa meter jauhnya.‘SREK!’Mo Feng berhenti dengan bertumpu pada kaki kirinya. Sementara itu, tangan kanannya memegang dadanya yang terasa agak sesak setelah mendapat serangan telapak tangan Pak Tua Ao Yu barusan. “Aku tidak mengira serangan Guru tidak main-main! Huh! Huh!”Napas Mo Feng menjadi tidak be
“Huh!”Mo Feng mendengus pelan. Dengan tatapan mata tajam dan posisi kuda-kuda yang mantap, dia tampak sedang dalam mode siap menyerang. “Hari ini, aku harus mendapatkan peningkatan yang layak! HYA!”Tangan kanan Mo Feng yang sudah mengepal dengan kuat sedari sebelumnya, kini mengayun ke depan tanpa sedikit pun keraguan!‘BUGH!’Pukulan keras pun dilayangkan. Pelatihan Mo Feng yang kesekian kalinya untuk pagi sampai siang ini kembali dimulai.Setelah kepergian Pak Tua Ao Yu, hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Minggu ke minggu bergulir begitu saja tanpa disadari. Mo Feng pun menghabiskan waktunya dari pagi ke pagi dengan berlatih. Mulai dari berlatih mandiri, berlatih dengan metode pelatihan yang disiapkan oleh Pak Tua Ao Yu sebelumnya, sampai dengan mempelajari bagaimana alam bekerja saat membantunya berlatih.Hampir tidak ada waktu bagi Mo Feng untuk bersantai. Bahkan jika pelatihan bela diri, pelatihan ilmu pedang, dan pelatihan kekuatan spiritual di dalam tubuhnya itu membua
“IBLIS?!”Mo Feng sangat terkejut setelah tahu bahwa yang barusan mengganggunya saat berlatih itu ternyata adalah sesosok monster iblis. Dengan bentuk menyeramkan, bermata nyalang tajam, dan tampak ganas, monster iblis itu kini berhadapan dengan Mo Feng tanpa sedikit pun rasa takut.Ditilik dari aura kekuatan spiritual yang menguar dari tubuhnya, Mo Feng memperkirakan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh monster iblis ini tidaklah rendah sama sekali.Dan jika monster iblis ini berjumlah lebih dari satu, sudah pasti Mo Feng memilih untuk berlari menyelamatkan diri atau meminta bala bantuan guna menghadapi mereka semua.Kekuatannya baru saja meningkat dan dia belum lihai mengendalikannya. Jelas kalau dia tidak berani mengambil risiko!Namun, karena kali ini monster iblis itu hanya satu, Mo Feng akan berusaha sekuat tenaga untuk membunuhnya! Dia, punya dendam mendalam pada monster iblis ini!“Huh! Guru bahkan belum lama pergi, tapi monster iblis sudah datang kemari untuk menyelinap?!”Tat
‘BOOMMM!!!’‘BOOMMM!!!’‘BOOMMM!!!’Suara ledakan beruntun yang begitu dahsyat berhasil memecah keheningan hutan bambu di siang hari ini. Bahkan, suara itu membuat banyak hewan penghuni hutan seperti burung-burung kecil beterbangan secara acak karena terkejut.Dari kejauhan, kepulan asap berwarna putih pekat yang bersumber pada ledakan beruntun tadi, tampak samar menutupi seorang laki-laki yang menjadi dalang dari ledakan barusan. Dengan paras rupawan dan aura tajam yang terus menguar dari tubuh atletis pria yang dibalut dengan pakaian fleksibel dengan tambahan jubah panjang senada berwarna hitam itu, sosoknya sudah tampak begitu menakjubkan dalam sekali pandang.Sembari berbalik, dia mengibaskan jubahnya sebentar sebelum menyentuh topeng perak yang menghiasi bagian kanan wajahnya, mulai dari dahi sampai ke rahang. “Hmph!”Dia pun mengangkat tangan kanannya secara perlahan dan mengepalkannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu, tatapan matanya menjadi semakin tajam dari detik ke detik b
“HA-HA-HA!”Bersamaan dengan itu, sebuah pusaran angin berkekuatan sedang dan berkecepatan lambat akhirnya datang dari puncak pohon-pohon bambu yang ada di sana.Mo Feng melihat itu dengan tatapan datar. Tidak ada ekspresi di wajahnya. Hanya saja, tangannya yang semula mengepal santai, kini tampak mengepal lebih erat dan kuat. Sampai pada akhirnya, dia melihat pusaran angin itu mendarat di tanah dengan kecepatan yang semakin berkurang dari waktu ke waktu, sebelum hilang sepenuhnya dan menyisakan seseorang dengan pakaian serba hitam di sana.“HA-HA-HA!”Lagi-lagi, tawa yang sama buruknya terdengar. Dan kali ini, Mo Feng bisa melihat langsung siapa orang yang mengeluarkan tawa mengusik telinga seperti itu.“Berhenti tertawa dan katakan siapa kau sebenarnya?” desis Mo Feng tanpa basa-basi.Dengan tangan menyilang di depan dada, Mo Feng kini tampak begitu acuh tak acuh dan dingin. Dari sikapnya ini, jelas terlihat kalau dia tidak begitu peduli dengan kehadiran sosok pria berpakaian serba
“Tidak! Ini tidak mungkin!”Mo Feng menggelengkan kepalanya tidak percaya.Dengan cemas, kedua matanya memindai sekilas pemandangan berdarah yang dia temukan setelah berjalan sejauh 100 meter dari gerbang masuk pasar ini.Puluhan hingga ratusan orang yang tampaknya adalah penjual dan pembeli yang tengah beraktivitas di pasar, terbaring tak bernyawa dengan luka gores, cakar, dan tusukan di mana-mana. Kondisi pasar juga sudah berantakan tidak karuan. Semua barang yang ada di sana telah berserakan tak jelas tempatnya.Tampaknya, belum lama ini telah terjadi serangan yang begitu mengerikan. Dan jika dilihat dari bekas luka mereka yang masih memiliki bercak darah berwarna merah segar, Mo Feng memperkirakan kalau penyerangan itu dilakukan dalam waktu relatif singkat, kurang dari satu jam yang lalu.Hal ini membuat tangan Mo Feng mengepal kuat. Dengan matanya yang mulai menajam, dia lantas menggertakkan giginya karena geram.“Siapa yang sebenarnya berani melakukan penyerangan seperti ini?!”