‘GRRRRR!’Geraman satu monster iblis itu berhasil menggetarkan seluruh area pasar di mana Mo Feng dan Xue Lingzhi berada sekarang.Sementara mereka berdua bersembunyi di balik kios yang sudah hancur setengahnya, monster iblis itu justru sibuk menggeledah seluruh bagian pasar dengan sesekali mengendus keras menggunakan moncongnya yang aneh.Dari tempatnya berdiri sekarang, Mo Feng berusaha keras untuk mengintip guna mencari tahu apa yang sebenarnya monster iblis itu lakukan. Namun, tiba-tiba saja dia merasa ingin bersin. Kios yang berdebu benar-benar membuat hidungnya gatal!“H-Ha—”Mo Feng benar-benar hampir bersin ketika sebuah tangan datang menutup mulutnya dengan erat!“Shhh! Jangan membuat suara apa pun! Monster iblis itu sedang mencari manusia yang masih hidup di sini! Hati-hati, ingat?!” tegur Xue Lingzhi serius.Mo Feng yang sudah benar-benar tidak tahan untuk bersin, terpaksa membatalkan niatnya dan menahan diri sekuat tenaga supaya tidak membuat suara sedikit pun, apalagi sam
“Awas! Minggir!”Mo Feng berseru lantang ketika dua monster iblis bersayap dengan wajah menakutkan datang menyerbu ke arahnya dan juga Xue Lingzhi secara tiba-tiba.Dalam waktu yang bersamaan, Mo Feng juga mendorong tubuh Xue Lingzhi supaya menjauh darinya. Sedangkan dirinya sendiri juga bergegas mundur ke arah berlawanan untuk mengindari serangan mendadak dari dua monster iblis tersebut.‘GRRRRRRR!!!’“ARGH!”Xue Lingzhi berteriak. Dia kaget sekaligus bingung dengan datangnya serangan mendadak dari dua monster iblis itu. Belum lagi tubuhnya yang tidak siap tiba-tiba turut mendapat dorongan keras dari Mo Feng.Kini dia benar-benar sulit untuk berdiri dengan stabil. Meski demikian, dia tetap berusaha keras untuk berdiri kokoh sambil bersiap melakukan serangan balik jika sewaktu-waktu monster datang menyerang ke arahnya lagi.Sementara itu, Mo Feng yang sudah berdiri tegak dengan sikap kuda-kuda sempurna, kini berhadapan langsung dengan dua monster iblis itu tanpa sedikit pun ketakuta
“ARGHHHHHH!”Mo Feng berteriak semakin keras. Rasa panas yang menyengat pada mata kanannya menjadi semakin kuat hingga membuatnya sangat kesakitan. Bahkan, Xue Lingzhi yang ada di dekatnya menjadi panik dan bingung sekaligus.“Mo Feng! Apa yang terjadi padamu! Apa yang harus aku lakukan?” tanya Xue Lingzhi mencoba mencari solusi.Namun, Mo Feng tidak menjawabnya. Dia masih berkutat dengan rasa sakit dan panas yang terus menjalar di mata kanannya. Sampai pada akhirnya, Mo Feng tiba-tiba berteriak dengan kedua mata melotot dan kedua tangannya yang menghempas ke samping.“HYAAAAAAAA!!!”Setelahnya, mendadak muncul sinar berwarna merah menyala dari mata kanannya. Terlebih sinar merah itu mengeluarkan kekuatan yang sangat besar. Dari detik ke detik, kekuatannya terus bertambah dan semakin bertambah terus menerus.Pada akhirnya, Mo Feng sendiri tidak sanggup menahannya sendirian. Tekanan yang dia terima terlalu besar. Kedua lutut berikut kakinya tak sanggup untuk berdiri dengan tegak dan b
‘HAP!’Xue Lingzhi berhasil mendarat di tanah dengan mantap.Pegangannya pada tubuh Mo Feng tidak sekali pun mengendur. Dengan sigap, dia membawa Mo Feng ke salah satu rumah kosong yang ada di desa tujuannya itu untuk diberi perawatan lebih lanjut.“Aku benar-benar berharap monster iblis jelek itu tidak ada yang mengejar kita, Mo Feng! Jangan sampai mereka datang dan membuat nyawa kita berada dalam bahaya!”Xue Lingzhi tidak bisa tidak meracau.Dia sendiri cukup ketar-ketir karena ucapan Mo Feng sebelumnya, yang kemudian disusul dengan fakta yang dia dapat secara langsung.“Monster iblis di sana benar-benar banyak. Geraman mereka menunjukkan bahwa entitas mereka tidaklah sedikit. Ucapan Mo Feng sebelumnya mungkin memang benar adanya.”Sembari terus bergelut dengan pikirannya sendiri, Xue Lingzhi akhirnya berbalik untuk pergi ke dapur guna menyiapkan rebusan air sekaligus beberapa obat dan makanan.Sementara itu, tak berselang lama setelah Xue Lingzhi pergi, Mo Feng akhirnya siuman. De
“Mo Feng! Mo Feng! Bangunlah! Ini gawat! Monster iblis itu sepertinya mengejar kita!” seru Xue Lingzhi panik sambil berlari menuju ruang kamar Mo Feng.Namun, alangkah terkejutnya dia saat mendapati sosok Mo Feng sudah berdiri menunggunya datang!Spontan, dia menghentikan langkahnya secara mendadak dan menatap Mo Feng cukup tajam dengan penuh tanda tanya di kepalanya.“Kau?”Seolah mengerti apa maksud Xue Lingzhi, Mo Feng mengangguk. “Aku juga mendengarnya.”“Geraman itu tidak mungkin berasal dari satu atau dua monster iblis saja. Kekuatannya begitu besar dan jangkauannya sangat luas. Harusnya, ada lebih dari 50 monster iblis yang datang.”Rahang Xue Lingzhi hampir jatuh setelah mendengar jumlahnya! “Apa?! 50 monster iblis?! Apa kau serius? Sebagai pemburu monster iblis, aku belum pernah mendapati jumlah monster iblis sebanyak itu!”Mo Feng menghela nafas pendek dan meraih pergelangan tangan Xue Lingzhi dengan sigap.“Sudahlah! Ayo pergi sekarang! Jangan sampai mereka berhasil menemu
“Tidak, tidak, tidak!!!”Tepat ketika Xue Lingzhi berpikir bahwa Mo Feng telah jatuh, dia justru dikejutkan dengan sosok Mo Feng yang naik ke atas menggunakan kekuatan spiritualnya sendiri.Dengan cahaya spiritual berwarna merah agak gelap, Mo Feng memijak udara kosong tanpa sedikit pun kesulitan.Sosoknya berdiri tegak memegang pedang yang masih diselimuti sambaran kilat berwarna merah dengan sangat gagah. Tatapan tajamnya tertuju penuh pada puluhan monster iblis di hadapannya tanpa rasa gentar.“Lingzhi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Tapi jika aku sudah tidak sanggup menahan mereka, pikirkan cara untuk menolongku dan kabur,” tutur Mo Feng sungguh-sungguh.Xue Lingzhi mengangguk tanpa ragu. “Ya!”Setelah itu, Mo Feng langsung mengangkat pedangnya ke depan.“Hmph!”Dia mengamati bilah pedangnya yang tampak mengkilap, sebelum akhirnya menyentuhnya menggunakan kekuatan spiritual tambahan, mulai dari pangkal sampai ke ujung.“Baiklah! Sekarang adalah saatnya!” seru Mo Feng tiba-ti
“Nghhh!”Mo Feng merintih pelan saat dia akhirnya membuka matanya secara perlahan setelah pingsan selama 3 hari 3 malam penuh!Dengan sedikit rasa sakit yang kembali mendera kepalanya, dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Kedua matanya menyapu bersih area yang menjadi tempat di mana dia berbaring sekarang.Diamatinya baik-baik sebuah tempat yang jelas bukan sebuah rumah, pondok kayu, ataupun tempat tinggal manusia pada umumnya itu tanpa bicara. Sampai pada akhirnya, dia menghela nafas pendek.“Di gua mana aku berada sekarang? Apakah ini adalah tempat 'aman' yang dituju Xue Lingzhi?” gumamnya pelan.Mo Feng ingat betul bahwa ketika dia masih sadarkan diri hari itu, dia baru saja selesai mengayunkan pedangnya secara bertubi-tubi untuk memberikan serangan pamungkas pada para monster iblis.Namun sepertinya, dia sudah mencapai batas kekuatan dan kemampuannya tatkala kegelapan menyergap kesadarannya tepat setelah tebasan pedangnya selesai dia lemparkan.Setelahnya, Mo Feng ha
‘BUGH! BUGH! BUGH!’Mo Feng terus meninju batang pohon besar yang ada di samping gua itu kuat-kuat menggunakan kedua tangannya secara bergantian.Saking kuatnya, kulit batang kayu yang begitu tebal dan keras itu bahkan sekarang sudah mulai hancur hingga menunjukkan daging batang pohon yang berwarna putih pucat dengan rona hijau samar.Mo Feng bahkan tidak peduli dengan kondisi punggung tangannya yang mulai dipenuhi dengan darah akibat luka yang ditimbulkan saat dia terus meninju batang pohon tersebut.Baru setelah darah dari tangannya mulai mengenai kulit dan daging batang pohon yang dia pukul, dia akhirnya berhenti.“ARGHHHHH!!!”Mo Feng berteriak keras. Kekesalan dan kemarahan tampak menumpuk di ubun-ubun. Bahkan, nafasnya sekarang menjadi tak beraturan. Tatapannya juga tidak sedikit pun melunak. Warna merah pada mata kanannya menjadi semakin terang. Baik kepala maupun benak Mo Feng sekarang sangat penuh. Dan hal yang membuat keduanya penuh adalah permasalahan Raja dari Kerajaan M
Senior Yuan melotot tajam. “A-Apa? Lengan kiriku? Apa yang kau bicarakan?! Siapa yang lengan kirinya terluka? Lengan kiriku tidak terluka sama sekali!”Mo Feng maju selangkah. Dan ini membuat Senior Yuan entah kenapa juga ikut mundur selangkah. Ekspresinya tidak terlalu bagus. Ada sorot takut dan gentar yang samar di kedua matanya.Senior Xu yang berada di samping agak belakang dari Senior Yuan pun turut gelagapan. Dia bertanya-tanya kenapa Mo Feng bisa menebak bahwa Senior Yuan terluka di lengan kirinya.“Mungkinkah?”Senior Xu takut dengan dugaannya sendiri. Kalau benar Mo Feng sudah menebak siapa pemanah yang hendak membunuhnya semalam, maka di sini Tetua Agung pastilah sudah tahu semua kebenarannya!Ekspresi Senior Xu terus menyusut semakin cepat. Mo Feng juga sempat melihat melalui ekor matanya. Dalam hati, dia mendengus dingin.“Hmph.”Seraya memfokuskan kembali kedua matanya pada Senior Yuan yang ada di hadapannya, Mo Feng akhirnya berbicara.“Kalau kau tidak terluka, kau bisa
Perkataan Mo Feng membuat Senior Yuan agak panik hingga buru-buru angkat bicara. “Ya! Kita bertemu lagi setelah terakhir kali aku bertemu denganmu kemarin," ujarnya tergesa, tidak terdengar stabil.Mo Feng menaikkan sebelah alisnya. “Kemarin, ya?”Kali ini, Xue Lingzhi mengambil alih. “Kalian datang lebih awal dari yang aku pikirkan, Senior. Kupikir kalian masih akan datang 1 jam lagi. Mengingat ucapan kalian tadi yang katanya begitu kelelahan setelah menjaga Tetua Xia sepanjang malam.”Warna wajah Senior Xu dan Senior Yuan berubah pucat. Mereka saling bertukar pandangan sebelum akhirnya tertawa dengan agak terpaksa.“Ha-ha! Tidak, tidak. Kami hanya bercanda denganmu.” Senior Xu mengelak dengan sedikit menyenggol lengan kanan Senior Yuan.“Ya. Mana mungkin kami berani mengabaikan panggilan Tetua Agung?” timpal Senior Yuan lagi sambil memalingkan wajahnya ke arah Tetua Agung.“Tetua Agung, ada apa memanggil kami?” alihnya cepat, enggan terlalu banyak basa-basi dengan Mo Feng ataupun
“Apa? Tetua Agung memanggil kami berdua? Kenapa? Ada apa?” Xue Lingzhi menggelengkan kepalanya. Dia menatap Senior Xu dan Senior Yuan secara bergantian. “Aku tidak tahu, Senior. Tapi lebih baik kalian berdua segera ke sana. Jangan membuat Tetua Agung menunggu lebih lama.”Senior Yuan yang semula masih duduk tenang di kursi bawah jendela, akhirnya bangkit dan tersenyum pada Xue Lingzhi. “Lingzhi, bisakah kau katakan pada Tetua Agung kalau kami akan datang beberapa saat lagi? Kami baru saja kembali setelah menjaga Tetua Xia di ruang pengobatan sepanjang malam.”Ekspresi Xue Lingzhi agak berubah. Dia jelas-jelas mendengar keluhan Tetua Xia karena tidak ada orang yang menjenguk dan menjaganya semalam. Lalu di sini, kenapa pernyataan Senior Yuan seperti itu? Apakah dia berbohong? Tapi kenapa dia berbohong padanya?“Benarkah?” tanyanya kemudian.Senior Yuan tersenyum lebih lebar dengan tatapan yang meyakinkan. “Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang menjaga Tetua Xia selain kami? Bukank
“Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y
Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin
Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p
“HYA!”“HYA!”“HYA!”Di halaman utama Sekte Gunung Langit, suara Mo Feng yang tengah melatih ilmu bela dirinya dengan melakukan gerakan berupa pukulan mantap ke udara kosong itu memecah suasana hening dini hari yang panjang ini.Akan tetapi, di balik keheningan dan betapa seriusnya Mo Feng berlatih saat ini, kepalanya benar-benar berisik dengan segala macam ucapan yang sebelumnya diucapkan oleh Tetua Agung.Yang mana 90 persen dari perkataan Tetua Agung tersebut berisi petuah supaya dia berlatih lebih banyak, lebih sering, lebih berat, dan lebih konsisten lagi demi mendapatkan kekuatan yang Mo Feng inginkan.Termasuk kekuatan yang cukup untuk digunakan menemukan Pak Tua Ao Yu, antisipasi melawan monster iblis dan binatang monster di wilayah daerah terlarang dekat Laut Perbatasan.“HUH!”‘BOOMMM!!!’Sebuah pukulan dahsyat akhirnya berhasil Mo Feng layangkan. Pukulan ini mengenai sebuah batu besar yang ada 20 meter di seberangnya. Batu itu pun pecah dan hancur berkeping-keping. Kepulan
“Ao Yu?” ulang Tetua Agung dengan dahi berkerut. “Sepertinya aku pernah mendengar nama ini di suatu tempat.”Ekspresi Mo Feng berubah. Kedua matanya bersinar dengan cahaya samar yang rumit. Tapi di sana, jelas ada secercah kilas kebahagiaan dan harapan. Dia benar-benar menantikan jawaban ini!“Benarkah, Tetua?! Di mana Anda pernah mendengarnya?” tanya Mo Feng agak tidak sabaran.Tetua Agung berbalik untuk menghadap jendela Ruang Perpustakaan Sekte. Dengan menggenggam kedua tangannya yang terkepal itu di belakang punggungnya, dia kemudian menatap pemandangan luar jendela sambil menghela nafas panjang.“Hmm!”Mo Feng masih tetap diam membisu. Dia menunggu apa pun yang hendak dikatakan oleh Tetua Agung dengan jantung berdegup agak kencang.“Aku sepertinya mendengar nama itu setengah tahun yang lalu saat aku mengunjungi salah satu kerabat seperguruanku dulu di tepi Laut Perbatasan.”Kening Mo Feng berkerut samar. “Tepi Laut Perbatasan? Di mana itu, Tetua Agung?”Walaupun Mo Feng sudah men
“Sial! Tetua Agung terlalu memihak Mo Feng! Mulai sekarang, kehadiran Si Pembawa Bencana itu akan benar-benar membuat kita sengsara!” celetuk Senior Xu dengan geram.Senior Yuan menyunggingkan senyuman dingin.“Ya. Dan ini membuat kita semakin perlu dan harus menyingkirkan dia untuk selamanya. Kita tidak boleh membiarkan dia membawa bencana lagi bagi Sekte Gunung Langit ke depannya.”Senior Xu mengangguk. “Benar, itu benar! Bahkan jika dia sempat membantu menyadarkan Tetua Xia, itu tidak sepadan dengan bencana yang dia sebabkan!”Dengan dengkusan ringan, Senior Yuan mengibaskan jubahnya. Dia kemudian duduk dengan ekspresi sedikit angkuh dan jauh.“Lebih dari itu, Tetua Agung bahkan tidak mempermasalahkan kematian semua rekan seperguruan kita. Dia tetap membela Mo Feng tidak peduli apa pun yang terjadi. Bukankah ini terlalu berlebihan dan bias?”Keheningan jatuh setelahnya. Baik Senior Xu ataupun Senior Yuan mulai memikirkan ulang kata-kata mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka be