“Tidak, tidak, tidak!!!”Tepat ketika Xue Lingzhi berpikir bahwa Mo Feng telah jatuh, dia justru dikejutkan dengan sosok Mo Feng yang naik ke atas menggunakan kekuatan spiritualnya sendiri.Dengan cahaya spiritual berwarna merah agak gelap, Mo Feng memijak udara kosong tanpa sedikit pun kesulitan.Sosoknya berdiri tegak memegang pedang yang masih diselimuti sambaran kilat berwarna merah dengan sangat gagah. Tatapan tajamnya tertuju penuh pada puluhan monster iblis di hadapannya tanpa rasa gentar.“Lingzhi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Tapi jika aku sudah tidak sanggup menahan mereka, pikirkan cara untuk menolongku dan kabur,” tutur Mo Feng sungguh-sungguh.Xue Lingzhi mengangguk tanpa ragu. “Ya!”Setelah itu, Mo Feng langsung mengangkat pedangnya ke depan.“Hmph!”Dia mengamati bilah pedangnya yang tampak mengkilap, sebelum akhirnya menyentuhnya menggunakan kekuatan spiritual tambahan, mulai dari pangkal sampai ke ujung.“Baiklah! Sekarang adalah saatnya!” seru Mo Feng tiba-ti
“Nghhh!”Mo Feng merintih pelan saat dia akhirnya membuka matanya secara perlahan setelah pingsan selama 3 hari 3 malam penuh!Dengan sedikit rasa sakit yang kembali mendera kepalanya, dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Kedua matanya menyapu bersih area yang menjadi tempat di mana dia berbaring sekarang.Diamatinya baik-baik sebuah tempat yang jelas bukan sebuah rumah, pondok kayu, ataupun tempat tinggal manusia pada umumnya itu tanpa bicara. Sampai pada akhirnya, dia menghela nafas pendek.“Di gua mana aku berada sekarang? Apakah ini adalah tempat 'aman' yang dituju Xue Lingzhi?” gumamnya pelan.Mo Feng ingat betul bahwa ketika dia masih sadarkan diri hari itu, dia baru saja selesai mengayunkan pedangnya secara bertubi-tubi untuk memberikan serangan pamungkas pada para monster iblis.Namun sepertinya, dia sudah mencapai batas kekuatan dan kemampuannya tatkala kegelapan menyergap kesadarannya tepat setelah tebasan pedangnya selesai dia lemparkan.Setelahnya, Mo Feng ha
‘BUGH! BUGH! BUGH!’Mo Feng terus meninju batang pohon besar yang ada di samping gua itu kuat-kuat menggunakan kedua tangannya secara bergantian.Saking kuatnya, kulit batang kayu yang begitu tebal dan keras itu bahkan sekarang sudah mulai hancur hingga menunjukkan daging batang pohon yang berwarna putih pucat dengan rona hijau samar.Mo Feng bahkan tidak peduli dengan kondisi punggung tangannya yang mulai dipenuhi dengan darah akibat luka yang ditimbulkan saat dia terus meninju batang pohon tersebut.Baru setelah darah dari tangannya mulai mengenai kulit dan daging batang pohon yang dia pukul, dia akhirnya berhenti.“ARGHHHHH!!!”Mo Feng berteriak keras. Kekesalan dan kemarahan tampak menumpuk di ubun-ubun. Bahkan, nafasnya sekarang menjadi tak beraturan. Tatapannya juga tidak sedikit pun melunak. Warna merah pada mata kanannya menjadi semakin terang. Baik kepala maupun benak Mo Feng sekarang sangat penuh. Dan hal yang membuat keduanya penuh adalah permasalahan Raja dari Kerajaan M
“Kau!”Xue Lingzhi menyunggingkan sudut bibirnya ke atas. Tanpa menjawab, dia lantas duduk di samping Mo Feng dan mengalihkan pandangannya lurus ke depan sana.“Tidak perlu terkejut ataupun merasa terancam.”Mo Feng tidak menanggapinya, tapi juga tidak mengabaikannya. Dia hanya menatap Xue Lingzhi secara lekat, memilih menyimak apa yang hendak dikatakannya secara lengkap.“Aku sudah menebak identitasmu sejak aku pertama kali melihat iris mata kananmu yang berwarna merah itu beberapa hari lalu,” ujarnya perlahan.“Ditambah dengan marga namamu yang berawalan Mo, aku bisa yakin kalau kau memang Pangeran Putra Mahkota Kerajaan Mo yang hilang 5 tahun lalu.”Tangan Mo Feng mengepal. Berbagai macam dugaan muncul di kepalanya. Terutama mengenai niat Xue Lingzhi terhadapnya.“Tidak perlu menatap dan memiliki prasangka buruk padaku,” celetuk Xue Lingzhi tiba-tiba.Mo Feng menyipit. “Kenapa tidak?”“Karena tidak ada alasan bagimu untuk melakukan itu padaku.”Pernyataannya membuat alis Mo Feng be
‘PRANGGGG!!!’Pedang Xue Lingzhi jatuh dari genggamannya dengan bunyi yang cukup memekakkan telinga. Sedang tangan kanannya sekarang naik untuk membungkam mulutnya sendiri. Demi menahan teriakannya yang bisa lolos kapan saja.“B-Bagaimana hal ini bisa terjadi?!” ucapnya sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali, tidak percaya.Mo Feng yang berdiri selangkah di belakang Xue Lingzhi pun tak kalah kaget. Kedua matanya memindai tempat yang dikatakan sebagai perguruan Xue Lingzhi, yakni Sekte Gunung Langit itu, dengan hati-hati.Namun semakin dia mengamati, semakin dia merasa hal ini terlalu menyesakkan. Pemandangan yang mirip dengan pemandangan berdarah di istana Kerajaan Mo 5 tahun lalu, benar-benar tersaji lagi di hadapannya.Bangunan rusak parah, bercak cipratan darah yang memenuhi hampir seluruh bagian tempat, mayat berserakan dengan luka tusuk dan sabetan, menjadi hal yang bisa dia lihat di sini saat ini.Suasana dan hawa yang ada di sekeliling tempat ini pun menjadi lebih mencek
“Apa?!! Bagaimana bisa? Ini benar-benar sulit dipercaya, kau tahu?!” Senior Xu syok setelah Mo Feng mengatakan siapa namanya dan apa identitasnya.Sedangkan di sampingnya, Senior Yuan yang memiliki ekspresi lebih santai akhirnya menganggukkan kepala beberapa kali, seolah mengerti sesuatu.“Tidak mengherankan, tapi bagus kalau kau adalah orang yang sejak dulu dicari dan ditunggu oleh para tetua sekte. Kuharap kau benar seperti yang dikatakan para tetua, Mo Feng. Jangan membuatku kecewa.”Mo Feng yang paham sedikit banyak dengan maksud mereka, enggan menanggapinya lebih jauh.Dia memilih menolehkan kepalanya ke belakang, di mana bangunan Sekte Gunung Langit 50 persen telah hancur menjadi berkeping-keping.“Aku rasa, kalian seharusnya mencari tahu apa yang tersisa di antara reruntuhan bangunan perguruan kalian.”Xue Lingzhi yang semula masih cukup syok, kini sudah lebih tenang. Dia pun mengangguk, setuju dengan usulan Mo Feng barusan.“Iya. Apalagi sekarang Senior Xu dan Senior Yuan ada
“Kau? Dengan kekuatanmu yang tak seberapa itu, kau ingin membantu kami menyadarkan Tetua Xia? Apa kau bercanda?” ejek Senior Yuan dengan tatapan merendahkan.Perbedaan sikap yang begitu mendadak ini mengejutkan Mo Feng dan Xue Lingzhi sekaligus.Sementara Mo Feng memiliki sikap yang lebih tenang, Xue Lingzhi di sisi lain langsung bangkit dan menatap tajam kedua seniornya.“Senior! Apa yang kau bicarakan?! Tidak ada salahnya untuk membiarkan Mo Feng mencoba membangunkan Tetua Xia!” ujar Xue Lingzhi sangat serius.Namun, Senior Yuan dan Senior Xu mendengus dingin hampir bersamaan. “Huh!”“Tidak boleh,” tandas Senior Yuan cukup keras.“Hmph! Aku juga tidak mengizinkannya!” timpal Senior Xu serius.Xue Lingzhi menggertakkan giginya, tidak habis pikir dengan sikap keduanya pada Mo Feng yang mendadak berubah 180 derajat hanya dalam hitungan menit.Dengan perasaan masih campur aduk, Xue Lingzhi lalu menolehkan kepalanya ke arah Mo Feng untuk melihat apakah Mo Feng baik-baik saja atau tidak a
Mo Feng bergeming.Dia tetap melanjutkan tindakannya untuk menyalurkan kekuatan spiritualnya ke dalam jantung serta pembuluh darah Tetua Xia tanpa mempedulikan dua senior itu di belakang sana.Hal ini membuat Senior Xu dan Senior Yuan semakin berang dan marah besar. Wajah keduanya merah padam. Tatapannya pun berubah tajam nyalang.Tak hanya itu, kekuatan mereka berdua mulai meledak secara konstan karena terdorong amarah.“MO FENG!!!”“MENYINGKIR KAU DARI SANA ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU!”Senior Xu yang sejak awal sudah tersulut amarah dan emosinya sampai puncak karena tidak terima Sekte Gunung Langit dibantai oleh monster iblis, kini benar-benar mengamuk pada Mo Feng.Dia mengangkat tangan kanannya dan menghunuskan pedang dari sabuk pinggangnya dengan tegas.‘SHRINK!’“MO FENG! AKU TIDAK MAIN-MAIN KALI INI!”“KALAU SAMPAI TETUA XIA MEREGANG NYAWA DI TANGANMU, MAKA NYAWAMULAH YANG AKAN MEREGANG DI TANGANKU!”Xue Lingzhi syok.Dia tidak mengira Senior Xu yang selalu berkepribadian baik da
Senior Yuan melotot tajam. “A-Apa? Lengan kiriku? Apa yang kau bicarakan?! Siapa yang lengan kirinya terluka? Lengan kiriku tidak terluka sama sekali!”Mo Feng maju selangkah. Dan ini membuat Senior Yuan entah kenapa juga ikut mundur selangkah. Ekspresinya tidak terlalu bagus. Ada sorot takut dan gentar yang samar di kedua matanya.Senior Xu yang berada di samping agak belakang dari Senior Yuan pun turut gelagapan. Dia bertanya-tanya kenapa Mo Feng bisa menebak bahwa Senior Yuan terluka di lengan kirinya.“Mungkinkah?”Senior Xu takut dengan dugaannya sendiri. Kalau benar Mo Feng sudah menebak siapa pemanah yang hendak membunuhnya semalam, maka di sini Tetua Agung pastilah sudah tahu semua kebenarannya!Ekspresi Senior Xu terus menyusut semakin cepat. Mo Feng juga sempat melihat melalui ekor matanya. Dalam hati, dia mendengus dingin.“Hmph.”Seraya memfokuskan kembali kedua matanya pada Senior Yuan yang ada di hadapannya, Mo Feng akhirnya berbicara.“Kalau kau tidak terluka, kau bisa
Perkataan Mo Feng membuat Senior Yuan agak panik hingga buru-buru angkat bicara. “Ya! Kita bertemu lagi setelah terakhir kali aku bertemu denganmu kemarin," ujarnya tergesa, tidak terdengar stabil.Mo Feng menaikkan sebelah alisnya. “Kemarin, ya?”Kali ini, Xue Lingzhi mengambil alih. “Kalian datang lebih awal dari yang aku pikirkan, Senior. Kupikir kalian masih akan datang 1 jam lagi. Mengingat ucapan kalian tadi yang katanya begitu kelelahan setelah menjaga Tetua Xia sepanjang malam.”Warna wajah Senior Xu dan Senior Yuan berubah pucat. Mereka saling bertukar pandangan sebelum akhirnya tertawa dengan agak terpaksa.“Ha-ha! Tidak, tidak. Kami hanya bercanda denganmu.” Senior Xu mengelak dengan sedikit menyenggol lengan kanan Senior Yuan.“Ya. Mana mungkin kami berani mengabaikan panggilan Tetua Agung?” timpal Senior Yuan lagi sambil memalingkan wajahnya ke arah Tetua Agung.“Tetua Agung, ada apa memanggil kami?” alihnya cepat, enggan terlalu banyak basa-basi dengan Mo Feng ataupun
“Apa? Tetua Agung memanggil kami berdua? Kenapa? Ada apa?” Xue Lingzhi menggelengkan kepalanya. Dia menatap Senior Xu dan Senior Yuan secara bergantian. “Aku tidak tahu, Senior. Tapi lebih baik kalian berdua segera ke sana. Jangan membuat Tetua Agung menunggu lebih lama.”Senior Yuan yang semula masih duduk tenang di kursi bawah jendela, akhirnya bangkit dan tersenyum pada Xue Lingzhi. “Lingzhi, bisakah kau katakan pada Tetua Agung kalau kami akan datang beberapa saat lagi? Kami baru saja kembali setelah menjaga Tetua Xia di ruang pengobatan sepanjang malam.”Ekspresi Xue Lingzhi agak berubah. Dia jelas-jelas mendengar keluhan Tetua Xia karena tidak ada orang yang menjenguk dan menjaganya semalam. Lalu di sini, kenapa pernyataan Senior Yuan seperti itu? Apakah dia berbohong? Tapi kenapa dia berbohong padanya?“Benarkah?” tanyanya kemudian.Senior Yuan tersenyum lebih lebar dengan tatapan yang meyakinkan. “Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang menjaga Tetua Xia selain kami? Bukank
“Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y
Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin
Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p
“HYA!”“HYA!”“HYA!”Di halaman utama Sekte Gunung Langit, suara Mo Feng yang tengah melatih ilmu bela dirinya dengan melakukan gerakan berupa pukulan mantap ke udara kosong itu memecah suasana hening dini hari yang panjang ini.Akan tetapi, di balik keheningan dan betapa seriusnya Mo Feng berlatih saat ini, kepalanya benar-benar berisik dengan segala macam ucapan yang sebelumnya diucapkan oleh Tetua Agung.Yang mana 90 persen dari perkataan Tetua Agung tersebut berisi petuah supaya dia berlatih lebih banyak, lebih sering, lebih berat, dan lebih konsisten lagi demi mendapatkan kekuatan yang Mo Feng inginkan.Termasuk kekuatan yang cukup untuk digunakan menemukan Pak Tua Ao Yu, antisipasi melawan monster iblis dan binatang monster di wilayah daerah terlarang dekat Laut Perbatasan.“HUH!”‘BOOMMM!!!’Sebuah pukulan dahsyat akhirnya berhasil Mo Feng layangkan. Pukulan ini mengenai sebuah batu besar yang ada 20 meter di seberangnya. Batu itu pun pecah dan hancur berkeping-keping. Kepulan
“Ao Yu?” ulang Tetua Agung dengan dahi berkerut. “Sepertinya aku pernah mendengar nama ini di suatu tempat.”Ekspresi Mo Feng berubah. Kedua matanya bersinar dengan cahaya samar yang rumit. Tapi di sana, jelas ada secercah kilas kebahagiaan dan harapan. Dia benar-benar menantikan jawaban ini!“Benarkah, Tetua?! Di mana Anda pernah mendengarnya?” tanya Mo Feng agak tidak sabaran.Tetua Agung berbalik untuk menghadap jendela Ruang Perpustakaan Sekte. Dengan menggenggam kedua tangannya yang terkepal itu di belakang punggungnya, dia kemudian menatap pemandangan luar jendela sambil menghela nafas panjang.“Hmm!”Mo Feng masih tetap diam membisu. Dia menunggu apa pun yang hendak dikatakan oleh Tetua Agung dengan jantung berdegup agak kencang.“Aku sepertinya mendengar nama itu setengah tahun yang lalu saat aku mengunjungi salah satu kerabat seperguruanku dulu di tepi Laut Perbatasan.”Kening Mo Feng berkerut samar. “Tepi Laut Perbatasan? Di mana itu, Tetua Agung?”Walaupun Mo Feng sudah men
“Sial! Tetua Agung terlalu memihak Mo Feng! Mulai sekarang, kehadiran Si Pembawa Bencana itu akan benar-benar membuat kita sengsara!” celetuk Senior Xu dengan geram.Senior Yuan menyunggingkan senyuman dingin.“Ya. Dan ini membuat kita semakin perlu dan harus menyingkirkan dia untuk selamanya. Kita tidak boleh membiarkan dia membawa bencana lagi bagi Sekte Gunung Langit ke depannya.”Senior Xu mengangguk. “Benar, itu benar! Bahkan jika dia sempat membantu menyadarkan Tetua Xia, itu tidak sepadan dengan bencana yang dia sebabkan!”Dengan dengkusan ringan, Senior Yuan mengibaskan jubahnya. Dia kemudian duduk dengan ekspresi sedikit angkuh dan jauh.“Lebih dari itu, Tetua Agung bahkan tidak mempermasalahkan kematian semua rekan seperguruan kita. Dia tetap membela Mo Feng tidak peduli apa pun yang terjadi. Bukankah ini terlalu berlebihan dan bias?”Keheningan jatuh setelahnya. Baik Senior Xu ataupun Senior Yuan mulai memikirkan ulang kata-kata mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka be