Mo Feng membelalak. “Panglima Jiang!!!”
Namun, Panglima Jiang tidak lagi mendengarkannya.“HYAAAA!”Dia tetap mengayunkan pedangnya sekuat tenaga ke arahnya. Dan mau tak mau, Mo Feng harus melawannya atau menghindar dari serangannya.Akan tetapi, berdasarkan kondisi Panglima Jiang sekarang, menghindari serangannya tidak akan berefek apa-apa. Yang ada malah dia akan semakin gila menyerangnya!Di sisi lain, Mo Feng sendiri juga sudah menahan emosi dan amarah yang menyeruak di dadanya selama berhari-hari.Kesedihan dan kemarahan yang sama atas kematian Paman Mo menumpuk dan perlu dilampiaskan. Dengan begitu, bukankah kesempatan ini bisa membuatnya merasa lebih baik?“Maafkan aku, Panglima Jiang!” batin Mo Feng sungguh-sungguh, sebelum akhirnya melakukan salto untuk menghindari serangan Panglima Jiang.‘TANGG!’Ujung pedang Panglima Jiang membentur lantai dengan sangat keras. Bunyi nyaring logam yang bertemu keramik, menggema ke seluruh koridor dan lorong terdekat.Di sisi lain, Mo Feng kini sudah bisa berdiri stabil sambil memegang sebuah pedang di tangan kanannya.Pedang tersebut dia ambil dari dinding samping yang memang dihiasi dengan dua pedang yang saling bersilangan.“Huh!”Meskipun dia belum mahir benar dalam menggunakan senjata pedang, tapi paling tidak dia sudah merasa cukup untuk melawan Panglima Jiang.Toh, dia tidak benar-benar ingin melawan dan melukai Panglima Jiang!“Panglima Jiang, karena kau begitu berniat untuk bertarung denganku, aku akan meladenimu kali ini!”Panglima Jiang yang sudah terbakar amarah, menatap Mo Feng dengan tatapan nyalang. Pedangnya kembali terangkat tinggi, siap digunakan untuk menyerang Mo Feng lagi.“Hmph! Kau akan benar-benar mati di tanganku, Mo Feng! Dengan begitu, aku akan mengakhiri semua kesengsaraan yang Kerajaan Mo alami selama ini dan membalaskan seluruh dendam mereka yang mati karenamu!!!”Mo Feng diam. Tapi tangannya yang memegang gagang pedang, mengepal semakin erat. Rahangnya pun semakin mengeras hingga giginya turut bergemeletak.“Mereka tidak mati karena aku, tapi karena monster iblis dan entah apa yang lainnya! Aku tidak ada hubungannya dengan semua itu!” geram Mo Feng, mencoba menyanggah pernyataan Panglima Jiang.Sebab, meskipun dia sudah mendengar sendiri dari mendiang Paman Mo mengenai fakta sebenarnya atas warna mata dan segala macam julukan yang dia terima, tapi dia tetap saja merasa takut.Takut kalau-kalau sebenarnya yang terjadi malah sebaliknya. Dugaan dan perkiraan mendiang ayahnya juga Paman Mo itu salah. Dia benar-benar titisan iblis yang menjadi sumber petaka semua orang.Termasuk menjadi penyebab kenapa kedua orang tuanya meninggal, Kerajaan Mo-nya terjadi bencana, pembantaian besar-besaran, sampai membuat Paman Mo juga meninggal.Semuanya menjadi tidak pasti sekarang!Dan ketakutannya itu perlahan membuat keyakinan dan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri memudar secara perlahan.“Omong kosong! Kaulah pembawa bencana dan pembawa sial!” sembur Panglima Jiang sambil berlari dengan mengangkat pedangnya dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang.“HYAAA!!!”Mo Feng pun sudah tidak ingin mendengarnya lagi. Dia juga mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga ke arah Panglima Jiang, melakukan serangan balik kepadanya.Tidak ada lagi rasa tidak enak hati sekarang. Semua kata yang diucapkan oleh Panglima Jiang benar-benar membuatnya sakit hati dan sulit berpikir jernih.Ketakutan dan emosi yang menderanya tak bisa lagi dikendalikan dengan mudah. Hingga pada akhirnya, Mo Feng mengesampingkan akal sehatnya sejenak dan mulai melampiaskan emosinya begitu saja.Pertarungan antara Mo Feng dengan Panglima Jiang akhirnya pecah dan berlangsung sangat sengit.Mereka terus bertukar serangan satu sama lain dengan sama intensnya.Mulai dari bertukar pukulan, tendangan, sampai ayunan pedang seluruhnya telah dikerahkan. Tidak satu pun dari mereka yang tampak mengalah. Dan secara mengejutkan, kekuatan dan kemampuan Mo Feng bisa mengimbangi Panglima Jiang.‘SHRINK!!!’Kedua bilah pedang saling bertabrakan dengan sangat keras, hingga pada akhirnya, Mo Feng berhasil memukul mundur Panglima Jiang dengan serangannya kali ini.“Huh!”Panglima Jiang menekan pedangnya ke lantai hingga derit nyaring antara ujung pedang dengan lantai terdengar sangat menyakitkan di telinga. Dengan begitu, dia sudah mundur beberapa meter agak jauh ke belakang.Nafas Panglima Jiang sendiri sudah tidak beraturan. Dia tampak sangat kelelahan, mungkin ditambah faktor dia baru saja tiba setelah menempuh perjalanan panjang dengan tekanan batin dan mental.Meski demikian, kedua matanya masih memancarkan niat membunuh yang sangat kuat pada Mo Feng. Bahkan, lebih dari itu, pegangannya pada gagang pedang telah kembali menguat.“Hmph! Bahkan jika aku harus mati hari ini, aku juga akan menyeretmu mati bersamaku, Mo Feng! Kau, titisan iblis yang masih muda, masih sanggup untuk aku kalahkan!”Mo Feng membelalak. Dia yang sudah mulai tenang karena kelelahan setelah bertukar banyak serangan dengan Panglima Jiang, kini menyadari bahwa dirinya dalam bahaya.“Tidak! Aku tidak bisa mati di tanganmu sekarang, Panglima Jiang!” seru Mo Feng keras-keras.“Aku tidak bersalah dan aku masih harus membalaskan dendam atas meninggalnya kedua orang tuaku dan Paman Mo!” lanjutnya sambil bersikap waspada.Namun, lagi-lagi Panglima Jiang mengabaikannya. Dia berlari ke depan dengan kecepatan cukup tinggi dan kembali mengayunkan pedangnya dengan kuat.Bahkan kali ini Panglima Jiang mulai mengeluarkan kekuatan spiritual yang dimilikinya untuk dipadukan pada serangan pedang yang dia layangkan.Agaknya, niat Panglima Jiang untuk membunuh Mo Feng sudah benar-benar bulat, tidak bisa lagi diganggu gugat.Melihat ini, Mo Feng yang sudah sadar sepenuhnya atas situasi yang ada, menjadi agak gentar.“Aku tidak bisa meneruskan pertarungan ini. Kalau tidak, aku pasti akan mati di tangan Panglima Jiang! Bagaimanapun juga, kekuatanku dan kemampuan yang aku miliki sangat jauh dibanding dirinya!”Sayangnya, Mo Feng tidak sempat mencari cara ketika sosok Panglima Jiang sudah lebih dulu datang dengan serangan pedangnya yang berturut-turut.‘SLASH! SLASH! SLASH!’“HYAP!”Mo Feng mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghindar dari setiap tebasan pedang yang terarah kepadanya secara bertubi-tubi, hingga kondisinya mulai berbalik dengan dirinya yang didorong dan dipukul mundur oleh Panglima Jiang secara paksa sampai tak bisa berkutik sama sekali.“Ha-ha-ha! Aku ingin melihat sampai kapan kau akan terus menghindari seranganku, Mo Feng!” seru Panglima Jiang dengan terus mengayunkan satu per satu serangan berupa tebasan pedang berkekuatan penuh.‘HAP! HAP! HAP!’‘SLASH!’“Huh! Huh! Sial!”Mo Feng benar-benar kewalahan dengan serangan balik yang dilakukan oleh Panglima Jiang ini. Dia tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk menyerang balik.Belum lagi, kondisinya sekarang yang sudah mulai melemah karena kehilangan banyak tenaga. Tanpa kekuatan spiritual, kondisi Mo Feng benar-benar mengkhawatirkan.Sayangnya, hal itu tak lantas menghentikan Panglima Jiang untuk menyerangnya. Alih-alih berhenti, Panglima Jiang justru semakin gencar menyerang Mo Feng dari segala sisi!“HYA! RASAKAN INI!”“Hah?!”Sampai pada akhirnya, serangan ganda tebasan pedang milik Panglima Jiang berhasil mengenai Mo Feng dan menghantamnya sampai dia terbang beberapa meter ke belakang!‘SLASH!’‘BUGH!!!’“ARGHHHH!”Punggung Mo Feng menabrak dinding lorong yang paling jauh dengan sangat keras hingga sebuah retakan pun terbentuk karenanya.Setelahnya, Mo Feng terjatuh ke lantai dengan sangat keras.Ditambah posisinya yang tengkurap, Mo Feng akhirnya memuntahkan seteguk darah sebagai akibat dari tekanan bertubi-tubi yang menghantam organ tubuhnya baik depan maupun belakang!Organ dalamnya benar-benar ikut terpengaruh karena hal ini!“Uhuk!”Panglima Jiang yang menyaksikan semua itu tentu saja tertawa terbahak-bahak. Dia menggerak-gerakkan pedangnya dan maju menghampiri Mo Feng dengan ekspresi sombong penuh kepuasan.“Ha-ha-ha! Mo Feng, kini kau tidak bisa lagi menghindar atau melawanku! Yang bisa kau lakukan sekarang hanyalah pasrah akan kematian yang datang menjemputmu!”“Bersiaplah untuk menemui Raja Yama di Neraka, Mo Feng!!!”Panglima Jiang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dengan kedua tangan. Kedua matanya dipenuhi niat membunuh yang tak tergoyahkan. Dia benar-benar ingin membunuh Mo Feng di tempat!“HYA!!!”Mo Feng yang merasakan tubuhnya remuk luar dalam, kini hanya bisa menarik napas dingin sambil mendelik ke atas, di mana sosok Panglima Jiang berdiri.Dalam hatinya, Mo Feng benar-benar menyesal untuk semua orang, terutama kematian Paman Mo-nya. Jika benar dia harus mati di sini, di tangan Panglima Jiang tanpa benar-benar mengetahui penyebab pasti dari terbunuhnya Paman Mo, dia akan mati dengan penuh penyesalan.Belum lagi rasa bersalah yang dia bawa karena telah mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah meninggal demi menyelamatkan hidupnya dulu.Hanya saja, andai semua perkataan Panglima Jiang benar, kalau dialah yang menjadi penyebab kesengsaraan dan kematian orang-orang, maka dia akan dengan sangat rela mati di sini.Pada akhirnya, Mo F
“Apa? Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?!” seru Mo Feng tidak percaya.Sembari duduk, kedua matanya membulat penuh dan fokusnya hanya tertuju pada Pak Tua Ao Yu yang baru saja selesai menjelaskan situasi setelah dia pingsan 3 hari yang lalu.Pak Tua Ao Yu menghela napas pendek, lalu meletakkan mangkuk obat yang dia pegang ke meja samping dipan tempat tidur Mo Feng. “Anggap saja aku terpaksa melakukan itu karena dia tidak bisa melepaskanmu dan tetap berusaha membunuhmu bahkan setelah aku membawamu pergi dari sana.”Mo Feng terdiam sejenak. Pandangannya kini teralihkan ke gelas bambu berisi air minum yang ada di tangannya. Di situ, riak yang timbul di permukaan air minum tampak rumit. Persis seperti isi kepalanya setelah mendengar pernyataan Pak Tua Ao Yu.“Rupanya, niat membunuh Panglima Jiang untukku sangatlah nyata. Dia tidak segan mengejar Guru, hanya untuk membunuhku.”Dengan demikian, muncul sebuah pertanyaan di kepala Mo Feng. Yaitu, akankah dia benar-benar mati kalau b
‘SYUT! SYUT! SYUT!’Setiap helai daun bambu yang melesat dengan kecepatan sangat tinggi, datang menghampiri Mo Feng secara berturut-turut.Melihat ini, Mo Feng langsung bergerak untuk menebas setiap daun menggunakan belati yang dia pegang.“HYA!”Dengan melentingkan tubuhnya, Mo Feng mengelak dari semua serangan tersebut sekaligus melemparkan belati di tangannya secara terarah untuk menghancurkan daun bambu yang masih tersisa.‘SLASH! SLASH! SLASH!’Begitu seluruh daun bambu yang datang menyerangnya berhasil dia tebas habis tak bersisa, Mo Feng langsung mendaratkan dirinya, berdiri di tanah dengan kaki kanan sebagai tumpuan.‘HAP!’“Huh!”Tak berselang lama, suara tepuk tangan turut datang seolah menyambut keberhasilan Mo Feng dalam mengatasi serangan puluhan daun bambu barusan.‘Prok! Prok! Prok!’Mendengar itu, Mo Feng spontan menolehkan kepalanya. Dari sanalah dia melihat sosok Pak Tua Ao Yu datang dengan senyuman hangat.“Tidak buruk, Mo Feng!” komentarnya santai.Mo Feng langsung
‘HAP! HAP! HAP!’Mo Feng terus berlari dengan kecepatan penuh. Derap langkahnya memecah keheningan hutan yang sangat sunyi hari ini. Untuk beberapa alasan, Mo Feng merasakan ada yang aneh dari suasananya.“Tidak biasanya hutan ini begitu sepi dan senyap tanpa sedikit pun suara kicauan burung-burung kecil dan serangga siang.”Ditambah dengan tidak adanya angin yang menggerakkan dedaunan ataupun pohon bambu di sepanjang jalan yang dia lewati dari awal sampai sekarang, Mo Feng semakin merasa ada yang tidak beres.“Aku harus lebih hati-hati dan waspada. Sepertinya, pelatihan pertama yang diberikan oleh Guru juga tidak semudah kelihatannya. Bahkan jika dia sudah mengatakan semua hal yang berat itu, aku masih merasa ada sesuatu yang mungkin disiapkan untukku di depan.”Batin Mo Feng berbicara dengan sangat serius. Indera penglihatan dan pendengarannya pun langsung dia pasang baik-baik, agar supaya dia tidak ketinggalan sedikit pun hal yang menurutnya aneh di sini.Tangan kanannya yang meme
“AAAAKKKHHHHH!!!”Tepat ketika beberapa binatang buas itu benar-benar hanya butuh selangkah lagi untuk menerkam dirinya, Mo Feng tiba-tiba berteriak dengan sangat keras!Bersama teriakannya itu, mata kanannya yang terasa sangat sakit mendadak mengeluarkan cahaya merah menyala yang sangat menyilaukan. Di mana hal ini entah kenapa membuat binatang-binatang buas yang hendak menerkamnya mendadak mandek dan membeku di udara dalam sekejap mata!Mereka semua mematung dengan posisi terakhir yang bisa mereka buat. Yaitu, posisi siap menerkam dan mencabik-cabik tubuh Mo Feng!“ARGH! Ini benar-benar menyakitkan!!!” seru Mo Feng lagi tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sekitarnya.Namun, selang beberapa detik setelahnya Mo Feng justru merasakan sebuah keanehan. Yaitu keinginan untuk membuka kelopak matanya dan melihat sekeliling dengan segera.Meski batinnya bertanya-tanya dan menjadi ragu karena masih merasakan sakit yang teramat sangat seperti ditusuk-tusuk, Mo Feng tetap mencoba u
“Pangeran, apa yang harus kita lakukan sekarang? Mo Feng ternyata selamat dari serangan Panglima Jiang! Dan keberadaannya sekarang tidak diketahui,” ucap seorang pria dengan penampilan sederhana pada Pangeran Mo Rui.Mendengar ini, Pangeran Mo Rui mendengus dingin. Dia mendelik tajam ke arah bawahannya barusan dan mendesis sinis.“Tsk! Lalu apa yang kau lakukan selama di ibukota setengah bulan ini?! Bukankah aku menyuruhmu pergi mencari tahu bagaimana kabar bocah itu sampai benar-benar dapat informasinya secara detail, hah?!”“Kenapa kau bahkan juga melaporkan hal semacam itu? Apa gunanya bagiku mendengarkan informasi ini? Yang aku mau adalah kabar tentang di mana tempat tinggal Mo Feng sialan itu saat ini!Pria dengan penampilan sederhana itu lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam. “M-Maafkan saya, Pangeran! Saya yang tidak becus dalam menjalankan tugas dan perintah Anda!”Dia tidak berani mendebat Pangeran Mo Rui yang merupakan satu-satunya Pangeran yang selamat dari pembantaian
“Sial! Ini sama saja dengan pelatihan neraka!”Mo Feng tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat setelah seminggu penuh menjalani berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh Pak Tua Ao Yu.Bahkan menurut Mo Feng, Pak Tua Ao Yu benar-benar kelewat kejam sebagai seorang Guru untuk pemuda 18 tahun seperti dirinya!Dengan segala macam metode pelatihan super ganas, kejam, dan membahayakan, Pak Tua Ao Yu menuntut Mo Feng untuk bisa berhasil menaklukkan semua pelatihan tersebut tanpa cela!Dia bahkan tidak peduli kalau Mo Feng harus melewati banyak rasa sakit. Entah itu tubuhnya yang seperti akan hancur kapan saja, tulangnya yang bisa remuk setiap kali dia gagal atau jatuh saat berlatih, belum lagi luka gores dan lebam yang mulai menghiasi bagian wajah dan tangan kakinya.Seperti hari ini, tepat di mana hari pengujian itu tiba, Mo Feng masih diharuskan berjibaku menyelesaikan tugas untuk mengisi tampungan air di belakang, memotong kayu-kayu gelondongan yang didapatkan oleh Pak Tua Ao Y
“Jadi, bagaimana? Kau akan tetap lanjut atau memilih kalah di tanganku?” tanya Pak Tua Ao Yu sekali lagi.Mo Feng menggertakkan giginya. Mata kanannya yang berwarna merah, kini tampak lebih terang seolah sedang menyala. Sedangkan kepalan tangannya tampak mengendur perlahan.Pada akhirnya, Mo Feng menarik napas panjang sebagai jawaban.“Baiklah, Guru. Aku lebih baik kalah di tanganmu dan tidak lolos dalam pengujian kali ini dibanding harus menang sampai mati demi mengalahkanmu,” ucap Mo Feng cukup tenang sembari menarik kembali tangannya.Mendengar ini, Pak Tua Ao Yu tidak segan lagi untuk menapakkan tangannya dengan kekuatan sedang pada dada Mo Feng hingga memaksa Mo Feng mundur beberapa meter jauhnya.‘SREK!’Mo Feng berhenti dengan bertumpu pada kaki kirinya. Sementara itu, tangan kanannya memegang dadanya yang terasa agak sesak setelah mendapat serangan telapak tangan Pak Tua Ao Yu barusan. “Aku tidak mengira serangan Guru tidak main-main! Huh! Huh!”Napas Mo Feng menjadi tidak be