Home / Pendekar / Pembalasan Pangeran Mata Iblis / Bertarung dan Menerima Kematian?

Share

Bertarung dan Menerima Kematian?

Author: shennaartha
last update Last Updated: 2023-05-17 16:38:49

Mo Feng membelalak. “Panglima Jiang!!!”

Namun, Panglima Jiang tidak lagi mendengarkannya.

“HYAAAA!”

Dia tetap mengayunkan pedangnya sekuat tenaga ke arahnya. Dan mau tak mau, Mo Feng harus melawannya atau menghindar dari serangannya.

Akan tetapi, berdasarkan kondisi Panglima Jiang sekarang, menghindari serangannya tidak akan berefek apa-apa. Yang ada malah dia akan semakin gila menyerangnya!

Di sisi lain, Mo Feng sendiri juga sudah menahan emosi dan amarah yang menyeruak di dadanya selama berhari-hari.

Kesedihan dan kemarahan yang sama atas kematian Paman Mo menumpuk dan perlu dilampiaskan. Dengan begitu, bukankah kesempatan ini bisa membuatnya merasa lebih baik?

“Maafkan aku, Panglima Jiang!” batin Mo Feng sungguh-sungguh, sebelum akhirnya melakukan salto untuk menghindari serangan Panglima Jiang.

‘TANGG!’

Ujung pedang Panglima Jiang membentur lantai dengan sangat keras. Bunyi nyaring logam yang bertemu keramik, menggema ke seluruh koridor dan lorong terdekat.

Di sisi lain, Mo Feng kini sudah bisa berdiri stabil sambil memegang sebuah pedang di tangan kanannya.

Pedang tersebut dia ambil dari dinding samping yang memang dihiasi dengan dua pedang yang saling bersilangan.

“Huh!”

Meskipun dia belum mahir benar dalam menggunakan senjata pedang, tapi paling tidak dia sudah merasa cukup untuk melawan Panglima Jiang.

Toh, dia tidak benar-benar ingin melawan dan melukai Panglima Jiang!

“Panglima Jiang, karena kau begitu berniat untuk bertarung denganku, aku akan meladenimu kali ini!”

Panglima Jiang yang sudah terbakar amarah, menatap Mo Feng dengan tatapan nyalang. Pedangnya kembali terangkat tinggi, siap digunakan untuk menyerang Mo Feng lagi.

“Hmph! Kau akan benar-benar mati di tanganku, Mo Feng! Dengan begitu, aku akan mengakhiri semua kesengsaraan yang Kerajaan Mo alami selama ini dan membalaskan seluruh dendam mereka yang mati karenamu!!!”

Mo Feng diam. Tapi tangannya yang memegang gagang pedang, mengepal semakin erat. Rahangnya pun semakin mengeras hingga giginya turut bergemeletak.

“Mereka tidak mati karena aku, tapi karena monster iblis dan entah apa yang lainnya! Aku tidak ada hubungannya dengan semua itu!” geram Mo Feng, mencoba menyanggah pernyataan Panglima Jiang.

Sebab, meskipun dia sudah mendengar sendiri dari mendiang Paman Mo mengenai fakta sebenarnya atas warna mata dan segala macam julukan yang dia terima, tapi dia tetap saja merasa takut.

Takut kalau-kalau sebenarnya yang terjadi malah sebaliknya. Dugaan dan perkiraan mendiang ayahnya juga Paman Mo itu salah. Dia benar-benar titisan iblis yang menjadi sumber petaka semua orang.

Termasuk menjadi penyebab kenapa kedua orang tuanya meninggal, Kerajaan Mo-nya terjadi bencana, pembantaian besar-besaran, sampai membuat Paman Mo juga meninggal.

Semuanya menjadi tidak pasti sekarang!

Dan ketakutannya itu perlahan membuat keyakinan dan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri memudar secara perlahan.

“Omong kosong! Kaulah pembawa bencana dan pembawa sial!” sembur Panglima Jiang sambil berlari dengan mengangkat pedangnya dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

“HYAAA!!!”

Mo Feng pun sudah tidak ingin mendengarnya lagi. Dia juga mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga ke arah Panglima Jiang, melakukan serangan balik kepadanya.

Tidak ada lagi rasa tidak enak hati sekarang. Semua kata yang diucapkan oleh Panglima Jiang benar-benar membuatnya sakit hati dan sulit berpikir jernih.

Ketakutan dan emosi yang menderanya tak bisa lagi dikendalikan dengan mudah. Hingga pada akhirnya, Mo Feng mengesampingkan akal sehatnya sejenak dan mulai melampiaskan emosinya begitu saja.

Pertarungan antara Mo Feng dengan Panglima Jiang akhirnya pecah dan berlangsung sangat sengit.

Mereka terus bertukar serangan satu sama lain dengan sama intensnya.

Mulai dari bertukar pukulan, tendangan, sampai ayunan pedang seluruhnya telah dikerahkan. Tidak satu pun dari mereka yang tampak mengalah. Dan secara mengejutkan, kekuatan dan kemampuan Mo Feng bisa mengimbangi Panglima Jiang.

‘SHRINK!!!’

Kedua bilah pedang saling bertabrakan dengan sangat keras, hingga pada akhirnya, Mo Feng berhasil memukul mundur Panglima Jiang dengan serangannya kali ini.

“Huh!”

Panglima Jiang menekan pedangnya ke lantai hingga derit nyaring antara ujung pedang dengan lantai terdengar sangat menyakitkan di telinga. Dengan begitu, dia sudah mundur beberapa meter agak jauh ke belakang.

Nafas Panglima Jiang sendiri sudah tidak beraturan. Dia tampak sangat kelelahan, mungkin ditambah faktor dia baru saja tiba setelah menempuh perjalanan panjang dengan tekanan batin dan mental.

Meski demikian, kedua matanya masih memancarkan niat membunuh yang sangat kuat pada Mo Feng. Bahkan, lebih dari itu, pegangannya pada gagang pedang telah kembali menguat.

“Hmph! Bahkan jika aku harus mati hari ini, aku juga akan menyeretmu mati bersamaku, Mo Feng! Kau, titisan iblis yang masih muda, masih sanggup untuk aku kalahkan!”

Mo Feng membelalak. Dia yang sudah mulai tenang karena kelelahan setelah bertukar banyak serangan dengan Panglima Jiang, kini menyadari bahwa dirinya dalam bahaya.

“Tidak! Aku tidak bisa mati di tanganmu sekarang, Panglima Jiang!” seru Mo Feng keras-keras.

“Aku tidak bersalah dan aku masih harus membalaskan dendam atas meninggalnya kedua orang tuaku dan Paman Mo!” lanjutnya sambil bersikap waspada.

Namun, lagi-lagi Panglima Jiang mengabaikannya. Dia berlari ke depan dengan kecepatan cukup tinggi dan kembali mengayunkan pedangnya dengan kuat.

Bahkan kali ini Panglima Jiang mulai mengeluarkan kekuatan spiritual yang dimilikinya untuk dipadukan pada serangan pedang yang dia layangkan.

Agaknya, niat Panglima Jiang untuk membunuh Mo Feng sudah benar-benar bulat, tidak bisa lagi diganggu gugat.

Melihat ini, Mo Feng yang sudah sadar sepenuhnya atas situasi yang ada, menjadi agak gentar.

“Aku tidak bisa meneruskan pertarungan ini. Kalau tidak, aku pasti akan mati di tangan Panglima Jiang! Bagaimanapun juga, kekuatanku dan kemampuan yang aku miliki sangat jauh dibanding dirinya!”

Sayangnya, Mo Feng tidak sempat mencari cara ketika sosok Panglima Jiang sudah lebih dulu datang dengan serangan pedangnya yang berturut-turut.

‘SLASH! SLASH! SLASH!’

“HYAP!”

Mo Feng mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghindar dari setiap tebasan pedang yang terarah kepadanya secara bertubi-tubi, hingga kondisinya mulai berbalik dengan dirinya yang didorong dan dipukul mundur oleh Panglima Jiang secara paksa sampai tak bisa berkutik sama sekali.

“Ha-ha-ha! Aku ingin melihat sampai kapan kau akan terus menghindari seranganku, Mo Feng!” seru Panglima Jiang dengan terus mengayunkan satu per satu serangan berupa tebasan pedang berkekuatan penuh.

‘HAP! HAP! HAP!’

‘SLASH!’

“Huh! Huh! Sial!”

Mo Feng benar-benar kewalahan dengan serangan balik yang dilakukan oleh Panglima Jiang ini. Dia tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk menyerang balik.

Belum lagi, kondisinya sekarang yang sudah mulai melemah karena kehilangan banyak tenaga. Tanpa kekuatan spiritual, kondisi Mo Feng benar-benar mengkhawatirkan.

Sayangnya, hal itu tak lantas menghentikan Panglima Jiang untuk menyerangnya. Alih-alih berhenti, Panglima Jiang justru semakin gencar menyerang Mo Feng dari segala sisi!

“HYA! RASAKAN INI!”

“Hah?!”

Sampai pada akhirnya, serangan ganda tebasan pedang milik Panglima Jiang berhasil mengenai Mo Feng dan menghantamnya sampai dia terbang beberapa meter ke belakang!

‘SLASH!’

‘BUGH!!!’

“ARGHHHH!”

Punggung Mo Feng menabrak dinding lorong yang paling jauh dengan sangat keras hingga sebuah retakan pun terbentuk karenanya.

Setelahnya, Mo Feng terjatuh ke lantai dengan sangat keras.

Ditambah posisinya yang tengkurap, Mo Feng akhirnya memuntahkan seteguk darah sebagai akibat dari tekanan bertubi-tubi yang menghantam organ tubuhnya baik depan maupun belakang!

Organ dalamnya benar-benar ikut terpengaruh karena hal ini!

“Uhuk!”

Panglima Jiang yang menyaksikan semua itu tentu saja tertawa terbahak-bahak. Dia menggerak-gerakkan pedangnya dan maju menghampiri Mo Feng dengan ekspresi sombong penuh kepuasan.

“Ha-ha-ha! Mo Feng, kini kau tidak bisa lagi menghindar atau melawanku! Yang bisa kau lakukan sekarang hanyalah pasrah akan kematian yang datang menjemputmu!”

Related chapters

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pasrah, Nyawa Siap Melayang!

    “Bersiaplah untuk menemui Raja Yama di Neraka, Mo Feng!!!”Panglima Jiang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dengan kedua tangan. Kedua matanya dipenuhi niat membunuh yang tak tergoyahkan. Dia benar-benar ingin membunuh Mo Feng di tempat!“HYA!!!”Mo Feng yang merasakan tubuhnya remuk luar dalam, kini hanya bisa menarik napas dingin sambil mendelik ke atas, di mana sosok Panglima Jiang berdiri.Dalam hatinya, Mo Feng benar-benar menyesal untuk semua orang, terutama kematian Paman Mo-nya. Jika benar dia harus mati di sini, di tangan Panglima Jiang tanpa benar-benar mengetahui penyebab pasti dari terbunuhnya Paman Mo, dia akan mati dengan penuh penyesalan.Belum lagi rasa bersalah yang dia bawa karena telah mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah meninggal demi menyelamatkan hidupnya dulu.Hanya saja, andai semua perkataan Panglima Jiang benar, kalau dialah yang menjadi penyebab kesengsaraan dan kematian orang-orang, maka dia akan dengan sangat rela mati di sini.Pada akhirnya, Mo F

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Serangan Yang Tak Terduga!

    “Apa? Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?!” seru Mo Feng tidak percaya.Sembari duduk, kedua matanya membulat penuh dan fokusnya hanya tertuju pada Pak Tua Ao Yu yang baru saja selesai menjelaskan situasi setelah dia pingsan 3 hari yang lalu.Pak Tua Ao Yu menghela napas pendek, lalu meletakkan mangkuk obat yang dia pegang ke meja samping dipan tempat tidur Mo Feng. “Anggap saja aku terpaksa melakukan itu karena dia tidak bisa melepaskanmu dan tetap berusaha membunuhmu bahkan setelah aku membawamu pergi dari sana.”Mo Feng terdiam sejenak. Pandangannya kini teralihkan ke gelas bambu berisi air minum yang ada di tangannya. Di situ, riak yang timbul di permukaan air minum tampak rumit. Persis seperti isi kepalanya setelah mendengar pernyataan Pak Tua Ao Yu.“Rupanya, niat membunuh Panglima Jiang untukku sangatlah nyata. Dia tidak segan mengejar Guru, hanya untuk membunuhku.”Dengan demikian, muncul sebuah pertanyaan di kepala Mo Feng. Yaitu, akankah dia benar-benar mati kalau b

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Memulai Pelatihan Pertama!

    ‘SYUT! SYUT! SYUT!’Setiap helai daun bambu yang melesat dengan kecepatan sangat tinggi, datang menghampiri Mo Feng secara berturut-turut.Melihat ini, Mo Feng langsung bergerak untuk menebas setiap daun menggunakan belati yang dia pegang.“HYA!”Dengan melentingkan tubuhnya, Mo Feng mengelak dari semua serangan tersebut sekaligus melemparkan belati di tangannya secara terarah untuk menghancurkan daun bambu yang masih tersisa.‘SLASH! SLASH! SLASH!’Begitu seluruh daun bambu yang datang menyerangnya berhasil dia tebas habis tak bersisa, Mo Feng langsung mendaratkan dirinya, berdiri di tanah dengan kaki kanan sebagai tumpuan.‘HAP!’“Huh!”Tak berselang lama, suara tepuk tangan turut datang seolah menyambut keberhasilan Mo Feng dalam mengatasi serangan puluhan daun bambu barusan.‘Prok! Prok! Prok!’Mendengar itu, Mo Feng spontan menolehkan kepalanya. Dari sanalah dia melihat sosok Pak Tua Ao Yu datang dengan senyuman hangat.“Tidak buruk, Mo Feng!” komentarnya santai.Mo Feng langsung

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Hutan Dengan Jebakan Maut!

    ‘HAP! HAP! HAP!’Mo Feng terus berlari dengan kecepatan penuh. Derap langkahnya memecah keheningan hutan yang sangat sunyi hari ini. Untuk beberapa alasan, Mo Feng merasakan ada yang aneh dari suasananya.“Tidak biasanya hutan ini begitu sepi dan senyap tanpa sedikit pun suara kicauan burung-burung kecil dan serangga siang.”Ditambah dengan tidak adanya angin yang menggerakkan dedaunan ataupun pohon bambu di sepanjang jalan yang dia lewati dari awal sampai sekarang, Mo Feng semakin merasa ada yang tidak beres.“Aku harus lebih hati-hati dan waspada. Sepertinya, pelatihan pertama yang diberikan oleh Guru juga tidak semudah kelihatannya. Bahkan jika dia sudah mengatakan semua hal yang berat itu, aku masih merasa ada sesuatu yang mungkin disiapkan untukku di depan.”Batin Mo Feng berbicara dengan sangat serius. Indera penglihatan dan pendengarannya pun langsung dia pasang baik-baik, agar supaya dia tidak ketinggalan sedikit pun hal yang menurutnya aneh di sini.Tangan kanannya yang meme

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Kekuatan Tersembunyi Mata Kanan Mo Feng

    “AAAAKKKHHHHH!!!”Tepat ketika beberapa binatang buas itu benar-benar hanya butuh selangkah lagi untuk menerkam dirinya, Mo Feng tiba-tiba berteriak dengan sangat keras!Bersama teriakannya itu, mata kanannya yang terasa sangat sakit mendadak mengeluarkan cahaya merah menyala yang sangat menyilaukan. Di mana hal ini entah kenapa membuat binatang-binatang buas yang hendak menerkamnya mendadak mandek dan membeku di udara dalam sekejap mata!Mereka semua mematung dengan posisi terakhir yang bisa mereka buat. Yaitu, posisi siap menerkam dan mencabik-cabik tubuh Mo Feng!“ARGH! Ini benar-benar menyakitkan!!!” seru Mo Feng lagi tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sekitarnya.Namun, selang beberapa detik setelahnya Mo Feng justru merasakan sebuah keanehan. Yaitu keinginan untuk membuka kelopak matanya dan melihat sekeliling dengan segera.Meski batinnya bertanya-tanya dan menjadi ragu karena masih merasakan sakit yang teramat sangat seperti ditusuk-tusuk, Mo Feng tetap mencoba u

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Rencana Jahat Pangeran Mo Rui!

    “Pangeran, apa yang harus kita lakukan sekarang? Mo Feng ternyata selamat dari serangan Panglima Jiang! Dan keberadaannya sekarang tidak diketahui,” ucap seorang pria dengan penampilan sederhana pada Pangeran Mo Rui.Mendengar ini, Pangeran Mo Rui mendengus dingin. Dia mendelik tajam ke arah bawahannya barusan dan mendesis sinis.“Tsk! Lalu apa yang kau lakukan selama di ibukota setengah bulan ini?! Bukankah aku menyuruhmu pergi mencari tahu bagaimana kabar bocah itu sampai benar-benar dapat informasinya secara detail, hah?!”“Kenapa kau bahkan juga melaporkan hal semacam itu? Apa gunanya bagiku mendengarkan informasi ini? Yang aku mau adalah kabar tentang di mana tempat tinggal Mo Feng sialan itu saat ini!Pria dengan penampilan sederhana itu lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam. “M-Maafkan saya, Pangeran! Saya yang tidak becus dalam menjalankan tugas dan perintah Anda!”Dia tidak berani mendebat Pangeran Mo Rui yang merupakan satu-satunya Pangeran yang selamat dari pembantaian

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pertarungan Guru dan Murid

    “Sial! Ini sama saja dengan pelatihan neraka!”Mo Feng tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat setelah seminggu penuh menjalani berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh Pak Tua Ao Yu.Bahkan menurut Mo Feng, Pak Tua Ao Yu benar-benar kelewat kejam sebagai seorang Guru untuk pemuda 18 tahun seperti dirinya!Dengan segala macam metode pelatihan super ganas, kejam, dan membahayakan, Pak Tua Ao Yu menuntut Mo Feng untuk bisa berhasil menaklukkan semua pelatihan tersebut tanpa cela!Dia bahkan tidak peduli kalau Mo Feng harus melewati banyak rasa sakit. Entah itu tubuhnya yang seperti akan hancur kapan saja, tulangnya yang bisa remuk setiap kali dia gagal atau jatuh saat berlatih, belum lagi luka gores dan lebam yang mulai menghiasi bagian wajah dan tangan kakinya.Seperti hari ini, tepat di mana hari pengujian itu tiba, Mo Feng masih diharuskan berjibaku menyelesaikan tugas untuk mengisi tampungan air di belakang, memotong kayu-kayu gelondongan yang didapatkan oleh Pak Tua Ao Y

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Kepergian Guru, Keputusan Mo Feng

    “Jadi, bagaimana? Kau akan tetap lanjut atau memilih kalah di tanganku?” tanya Pak Tua Ao Yu sekali lagi.Mo Feng menggertakkan giginya. Mata kanannya yang berwarna merah, kini tampak lebih terang seolah sedang menyala. Sedangkan kepalan tangannya tampak mengendur perlahan.Pada akhirnya, Mo Feng menarik napas panjang sebagai jawaban.“Baiklah, Guru. Aku lebih baik kalah di tanganmu dan tidak lolos dalam pengujian kali ini dibanding harus menang sampai mati demi mengalahkanmu,” ucap Mo Feng cukup tenang sembari menarik kembali tangannya.Mendengar ini, Pak Tua Ao Yu tidak segan lagi untuk menapakkan tangannya dengan kekuatan sedang pada dada Mo Feng hingga memaksa Mo Feng mundur beberapa meter jauhnya.‘SREK!’Mo Feng berhenti dengan bertumpu pada kaki kirinya. Sementara itu, tangan kanannya memegang dadanya yang terasa agak sesak setelah mendapat serangan telapak tangan Pak Tua Ao Yu barusan. “Aku tidak mengira serangan Guru tidak main-main! Huh! Huh!”Napas Mo Feng menjadi tidak be

    Last Updated : 2023-05-25

Latest chapter

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Trik Kotor Balasan Senior Yuan!

    Senior Yuan melotot tajam. “A-Apa? Lengan kiriku? Apa yang kau bicarakan?! Siapa yang lengan kirinya terluka? Lengan kiriku tidak terluka sama sekali!”Mo Feng maju selangkah. Dan ini membuat Senior Yuan entah kenapa juga ikut mundur selangkah. Ekspresinya tidak terlalu bagus. Ada sorot takut dan gentar yang samar di kedua matanya.Senior Xu yang berada di samping agak belakang dari Senior Yuan pun turut gelagapan. Dia bertanya-tanya kenapa Mo Feng bisa menebak bahwa Senior Yuan terluka di lengan kirinya.“Mungkinkah?”Senior Xu takut dengan dugaannya sendiri. Kalau benar Mo Feng sudah menebak siapa pemanah yang hendak membunuhnya semalam, maka di sini Tetua Agung pastilah sudah tahu semua kebenarannya!Ekspresi Senior Xu terus menyusut semakin cepat. Mo Feng juga sempat melihat melalui ekor matanya. Dalam hati, dia mendengus dingin.“Hmph.”Seraya memfokuskan kembali kedua matanya pada Senior Yuan yang ada di hadapannya, Mo Feng akhirnya berbicara.“Kalau kau tidak terluka, kau bisa

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Mo Feng Melawan Balik Dua Senior!

    Perkataan Mo Feng membuat Senior Yuan agak panik hingga buru-buru angkat bicara. “Ya! Kita bertemu lagi setelah terakhir kali aku bertemu denganmu kemarin," ujarnya tergesa, tidak terdengar stabil.Mo Feng menaikkan sebelah alisnya. “Kemarin, ya?”Kali ini, Xue Lingzhi mengambil alih. “Kalian datang lebih awal dari yang aku pikirkan, Senior. Kupikir kalian masih akan datang 1 jam lagi. Mengingat ucapan kalian tadi yang katanya begitu kelelahan setelah menjaga Tetua Xia sepanjang malam.”Warna wajah Senior Xu dan Senior Yuan berubah pucat. Mereka saling bertukar pandangan sebelum akhirnya tertawa dengan agak terpaksa.“Ha-ha! Tidak, tidak. Kami hanya bercanda denganmu.” Senior Xu mengelak dengan sedikit menyenggol lengan kanan Senior Yuan.“Ya. Mana mungkin kami berani mengabaikan panggilan Tetua Agung?” timpal Senior Yuan lagi sambil memalingkan wajahnya ke arah Tetua Agung.“Tetua Agung, ada apa memanggil kami?” alihnya cepat, enggan terlalu banyak basa-basi dengan Mo Feng ataupun

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Senior, Kita Bertemu Lagi!

    “Apa? Tetua Agung memanggil kami berdua? Kenapa? Ada apa?” Xue Lingzhi menggelengkan kepalanya. Dia menatap Senior Xu dan Senior Yuan secara bergantian. “Aku tidak tahu, Senior. Tapi lebih baik kalian berdua segera ke sana. Jangan membuat Tetua Agung menunggu lebih lama.”Senior Yuan yang semula masih duduk tenang di kursi bawah jendela, akhirnya bangkit dan tersenyum pada Xue Lingzhi. “Lingzhi, bisakah kau katakan pada Tetua Agung kalau kami akan datang beberapa saat lagi? Kami baru saja kembali setelah menjaga Tetua Xia di ruang pengobatan sepanjang malam.”Ekspresi Xue Lingzhi agak berubah. Dia jelas-jelas mendengar keluhan Tetua Xia karena tidak ada orang yang menjenguk dan menjaganya semalam. Lalu di sini, kenapa pernyataan Senior Yuan seperti itu? Apakah dia berbohong? Tapi kenapa dia berbohong padanya?“Benarkah?” tanyanya kemudian.Senior Yuan tersenyum lebih lebar dengan tatapan yang meyakinkan. “Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang menjaga Tetua Xia selain kami? Bukank

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Panggilan Dari Tetua Agung

    “Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Menyerang Balik, Berhasil Melukai!

    Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pengejaran, Detik-detik Kematian!

    Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Serangan Panah, Rencana Pembunuhan!

    “HYA!”“HYA!”“HYA!”Di halaman utama Sekte Gunung Langit, suara Mo Feng yang tengah melatih ilmu bela dirinya dengan melakukan gerakan berupa pukulan mantap ke udara kosong itu memecah suasana hening dini hari yang panjang ini.Akan tetapi, di balik keheningan dan betapa seriusnya Mo Feng berlatih saat ini, kepalanya benar-benar berisik dengan segala macam ucapan yang sebelumnya diucapkan oleh Tetua Agung.Yang mana 90 persen dari perkataan Tetua Agung tersebut berisi petuah supaya dia berlatih lebih banyak, lebih sering, lebih berat, dan lebih konsisten lagi demi mendapatkan kekuatan yang Mo Feng inginkan.Termasuk kekuatan yang cukup untuk digunakan menemukan Pak Tua Ao Yu, antisipasi melawan monster iblis dan binatang monster di wilayah daerah terlarang dekat Laut Perbatasan.“HUH!”‘BOOMMM!!!’Sebuah pukulan dahsyat akhirnya berhasil Mo Feng layangkan. Pukulan ini mengenai sebuah batu besar yang ada 20 meter di seberangnya. Batu itu pun pecah dan hancur berkeping-keping. Kepulan

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Wilayah Terlarang, Guru Dalam Bahaya?

    “Ao Yu?” ulang Tetua Agung dengan dahi berkerut. “Sepertinya aku pernah mendengar nama ini di suatu tempat.”Ekspresi Mo Feng berubah. Kedua matanya bersinar dengan cahaya samar yang rumit. Tapi di sana, jelas ada secercah kilas kebahagiaan dan harapan. Dia benar-benar menantikan jawaban ini!“Benarkah, Tetua?! Di mana Anda pernah mendengarnya?” tanya Mo Feng agak tidak sabaran.Tetua Agung berbalik untuk menghadap jendela Ruang Perpustakaan Sekte. Dengan menggenggam kedua tangannya yang terkepal itu di belakang punggungnya, dia kemudian menatap pemandangan luar jendela sambil menghela nafas panjang.“Hmm!”Mo Feng masih tetap diam membisu. Dia menunggu apa pun yang hendak dikatakan oleh Tetua Agung dengan jantung berdegup agak kencang.“Aku sepertinya mendengar nama itu setengah tahun yang lalu saat aku mengunjungi salah satu kerabat seperguruanku dulu di tepi Laut Perbatasan.”Kening Mo Feng berkerut samar. “Tepi Laut Perbatasan? Di mana itu, Tetua Agung?”Walaupun Mo Feng sudah men

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Niat Membunuh Mulai Mengintai

    “Sial! Tetua Agung terlalu memihak Mo Feng! Mulai sekarang, kehadiran Si Pembawa Bencana itu akan benar-benar membuat kita sengsara!” celetuk Senior Xu dengan geram.Senior Yuan menyunggingkan senyuman dingin.“Ya. Dan ini membuat kita semakin perlu dan harus menyingkirkan dia untuk selamanya. Kita tidak boleh membiarkan dia membawa bencana lagi bagi Sekte Gunung Langit ke depannya.”Senior Xu mengangguk. “Benar, itu benar! Bahkan jika dia sempat membantu menyadarkan Tetua Xia, itu tidak sepadan dengan bencana yang dia sebabkan!”Dengan dengkusan ringan, Senior Yuan mengibaskan jubahnya. Dia kemudian duduk dengan ekspresi sedikit angkuh dan jauh.“Lebih dari itu, Tetua Agung bahkan tidak mempermasalahkan kematian semua rekan seperguruan kita. Dia tetap membela Mo Feng tidak peduli apa pun yang terjadi. Bukankah ini terlalu berlebihan dan bias?”Keheningan jatuh setelahnya. Baik Senior Xu ataupun Senior Yuan mulai memikirkan ulang kata-kata mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka be

DMCA.com Protection Status