Pasutri Jadi-jadian

Pasutri Jadi-jadian

last updateLast Updated : 2021-11-25
By:  Indy Shinta  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
89 ratings. 89 reviews
185Chapters
28.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Jaka dan Nuning bersahabat sejak kelas 4 SD. Cuma sahabat. Jaka nggak pernah kepikiran nikahin Nuning meski cuma dalam mimpi. Soalnya Nuning itu gesreknya naudzubillah dan sama sekali bukan tipenya. Cewek itu cuma cocok dijadiin 'partner in crime' nyolong mangganya Mbah Surip. Atau dijadiin umpan pemancing keributan di kelas untuk melancarkan aksi bolosnya. Tapi demi apa, nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba aja Nuning minta dinikahin?! Alasannya ngehek banget, "Biar orangtuaku ngijinin aku pindah ke Jakarta bareng kamu. Aku kan nggak mau selamanya jadi orang kampung!" Bikin Jaka ngibrit terbirit-birit. Bikin Jaka keki karena kemerdekaannya sebagai jomblo dihabisi. Soalnya Nuning bikin pengumuman kalau Jaka itu calon suaminya. Bikin Jaka mati pasaran di depan gebetannya. Makin ditolak, Nuning makin ugal-ugalan ngejar Jaka macam banteng liat kain merah. Bahkan cewek gebetannya pun tak luput jadi sasaran. Tapi Jaka ogah nyerah, pokoknya Nuning pilihan terakhir baginya kalau udah nggak ada lagi cewek yang bisa dinikahinya di bumi. Titik! Tapi. Bukan Nuning namanya kalau nyerah gitu aja. Jaka tiket emasnya ke Jakarta. Ia pun mengerahkan jurus 'pepet, dempet, srempet' untuk mendapatkannya. Tapi ternyata, Jaka sama tangguhnya. Cowok itu gesit licin bagai belut menghindarinya. Lalu tiba-tiba menghilang. Namun saat Nuning mulai lelah mencari dan menyerah, tiba-tiba saja Jaka kembali nongol di depannya dan berkata, "Oke, kita nikah!" Nuning sukses menggaet tiketnya ke Jakarta. Ya. Cuma pernikahan ini yang bisa membawanya ke kota impian. Nggak peduli apa alasan Jaka mau nikahin dia. Pokoknya... nikah aja dulu, soal cinta urusan belakangan!

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Biang Kerok

“Maaaak?! Nasinya manaa???” protes Pak Priyo menggelegar ke seluruh isi rumah. Menggetarkan jendela. Mengguncang lantai. Dan menggoyang kasur Bu Parmi yang tengah asyik leyeh-leyeh di kamarnya. Perempuan berusia lima puluhan itu pun terbirit-birit ke dapur. Meringis saat suaminya memelintir kumis. “Perasaan tadi masih penuh loh, Pak,” katanya kebingungan ngeliat isi magic com yang tiba-tiba tinggal kerak. “Ya udah sih, Mak.... Tinggal masak lagi apa susahnya?” Tau-tau Nuning nongol sambil bersendawa, mengelus perutnya yang kekenyangan usai menyikat habis isi meja makan hingga licin mengkilat sampai-sampai bisa bikin kepleset lalat yang hinggap. “Oooh pasti ini dia biang keroknya!” omel Bu Parmi sambil menuding anak gadisnya dengan centong nasi. Nuning ambil langkah seribu sebelum centong itu sempat mendarat di kepalanya. Ngibrit ninggalin emaknya yang ngomel-ngomel di belakangnya, ngepot-ngepot mengejarnya sambil ngacung-ngacungin cento

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Shinta
Halo, teman-teman. Baca yuk novel author yang terbaru. Judulnya: "Pak Presdir, Istrimu sedang Bersama Tuan Mantan!"
2024-06-01 19:36:18
0
user avatar
Shinta
Halo, teman-teman. Meluncur yuk ke novel terbaru Author yang berjudul "Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku." Vincent Alessio nungguin kalian di sana loh :)
2023-12-01 19:16:42
0
user avatar
Alterik Tio
isinya banyak mengandung kenangan yg indah dan menyakitkan. karakter Nuning sangat kuat dalam cerita. penyampaian kisah yg alurnya maju mundur bisa mengungkapkan bahwa Author sangat jeli dengan aspek waktu dan kondisi. Bravo.. Thor.salah satu novel terbaik yg pernah qubaca.....
2023-06-07 19:59:42
1
default avatar
Eko Wiyanto
mantap, sukses terus buat penulisnya
2023-05-31 10:08:39
1
user avatar
Shinta
Halo, pembaca semuanya. Terima kasih banyak atas dukungannya untuk Nuning dan Jaka. Juga Vincent tentunya. Berikan juga dukungan kalian buat Jelita dan William, ya. Emang siapa sih mereka? Baca yuk kisahnya di novel terbaru author yang berjudul 'Pembantu Kesayangan Tuan Muda'. Terima kasih :)
2023-05-13 01:10:40
1
user avatar
Gita Novianty
novel nya author selalu ter the best
2023-02-03 21:07:13
1
user avatar
Novintha
semangat thor.. ditunggu ceritanya Vincent sama Kekasih sekaligus calon Istrinya...
2023-01-31 22:11:35
1
user avatar
Yanti Keke
sukaaaaaaa bgt....
2023-01-06 13:03:33
1
user avatar
Ade Nanin
Novel nya bagus banget ka,dua jempol buat mu,ceritanya ga ngebosenin aku marathon bacanya bela-belain topup koin buat buka semua bab,langsung baca novel yg satu lagi,semoga next novel sebagus novel ini,sukses selalu
2022-12-25 22:57:45
3
user avatar
Sophia Setiawan
lagi baca novel ini sambil denger lagunye Lee Hong Gi ( Still Love You ), hati lsg mengharu biru.. baca tp berasa nonton drakor beneran ampe nangis hiks hiks hiks.. aku padamu mba Author.. Kisseeeesss
2022-12-04 11:35:22
2
user avatar
Sophia Setiawan
hadeuh....ngakak terus bacanya, emang dasar pasutri jadi - jadian..
2022-11-14 17:51:28
4
user avatar
Aisyah Tsalitsa
tiap bab pasti bikin ngakak seru
2022-11-05 11:05:01
5
user avatar
SA86
keren bnget.tiap bab selalu ada kejutan.lanjut.....baca
2022-10-16 13:39:14
5
user avatar
Eneng Susanti
blurb nya seru dan kocak. apalagi isinya. kantongin dulu deh di pustaka
2022-08-27 23:24:44
1
user avatar
Shinta
Halo, semuanya .... Baca juga yuk, novel terbaruku yang berjudul 'Menikahi Mantan Pacar Teman'. Kisahnya 'Mei dan Juna' di sana nggak kalah seru loh dengan 'Nuning dan Jaka'. Kutunggu komentar dan bintang 5-nya yaa :)
2022-08-04 21:23:48
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
185 Chapters

1. Biang Kerok

“Maaaak?! Nasinya manaa???” protes Pak Priyo menggelegar ke seluruh isi rumah. Menggetarkan jendela.  Mengguncang lantai. Dan menggoyang kasur Bu Parmi yang tengah asyik leyeh-leyeh di kamarnya. Perempuan berusia lima puluhan itu pun terbirit-birit ke dapur. Meringis saat suaminya memelintir kumis. “Perasaan tadi masih penuh loh, Pak,” katanya kebingungan ngeliat isi magic com yang tiba-tiba tinggal kerak. “Ya udah sih, Mak.... Tinggal masak lagi apa susahnya?” Tau-tau Nuning nongol sambil bersendawa, mengelus perutnya yang kekenyangan usai menyikat habis isi meja makan hingga licin mengkilat sampai-sampai bisa bikin kepleset lalat yang hinggap. “Oooh pasti ini dia biang keroknya!” omel Bu Parmi sambil menuding anak gadisnya dengan centong nasi. Nuning ambil langkah seribu sebelum centong itu sempat mendarat di kepalanya. Ngibrit ninggalin emaknya yang ngomel-ngomel di belakangnya, ngepot-ngepot mengejarnya sambil ngacung-ngacungin cento
Read more

2. Partner in Crime

Jaka Wibawa. Daya tariknya emang udah bawaan orok. Nggak heran begitu lahir jadi rebutan mbak-mbak perawat yang kepingin gendong duluan. Pipi gembulnya jadi bahan cubitan. Tangisnya yang kesakitan justru jadi hiburan. Sampai-sampai Rumah Sakit melarangnya pulang bukan karena telanjur sayang, tapi orang tuanya belum lunas aja bayar tagihan melahirkan. Begitulah drama kehidupan menyambutnya.Meski kondisi finansial keluarganya pasang surut, tapi ketampanannya tidak. Justu cakepnya makin jadi dan suka nantangin mata orang yang lihat. Bikin susah kedip. Bikin ngompol anak-anak perempuan yang niatnya kebelet mau ke WC tapi gak jadi karena masih kepingin menatap anak pindahan dari SD Jakarta itu. Bikin anak-anak lelaki keki lantas menyabotasenya dalam pergaulan.Saat semua anak perempuan dibuat gugup pas anak pindahan itu menanyakan letak alun-alun tempat festival layangan, Nuning justru langsung memalaknya. “Wani piro?” tanyanya seraya nadahin tangan. J
Read more

3. "Nikah, Yuk!"

Jaka nggak habis pikir Nuning habis kesambet apa. Tiba-tiba ngebet banget pengen pindah hidup ke Jakarta. Jangankan minggat ke ibukota negara, nginap melewati batas kecamatan aja dikejar sama Pak Priyo pake pentungan kok. Meskipun otaknya gesrek dan kelakuannya menceng, tetap saja yang namanya orang tua peduli dan menyayanginya. Apalagi anak gadis satu-satunya. Masalahnya justru Nuning yang kayaknya nggak ngerti disayang. Makin dilarang malah makin ngebet kepingin minggat.“Pokoknya aku mau ikut kamu ke Jakarta. Titik! Bosen akutuuu, sejak lahir sampe segede ini hidup di kampung. Bisa mati engap aku makan buah colongan mulu. Aku juga kan pengen ngerasain makan pizza, makan steak, makan donat yang macem-macem toppingnya kayak yang sering nongol di TV. Pengen mejeng di mall, bukannya nongkrong di sawah mulu liat kebo sama bebek,” oceh Nuning merutuki nasib. Kebanyakan membayangkan wajah ibukota yang gemerlap yang menjanjikan kesenangan dalam pikiran sederhananya.
Read more

4. Jomblo Kena Tikung

Jaka nggak jago main bola. Jagonya main layangan. Tapi dia lagi nggak mood main layangan. Angin pun tampaknya enggan bertiup sejak Nuning mulai ngaco ngajakin nikah. Jadilah Jaka ikut main bola meski cuma kebagian jagain gawang.Tugas jagain gawang bukan karena tubuhnya yang kebetulan jangkung, tapi Jaka emang nggak becus nendang bola. Padahal energinya luar biasa. Tapi sayang aja mainnya nggak bisa kalem. Jadinya dia sering nggasruk jatuh nyium lapangan karena tendangannya malah nyangkul tanah. Teman-temannya juga lebih milih menghindar kalau Jaka mau ngoper ke arah mereka. Takut mandul karena testisnya pecah ketimpuk bola. Soalnya operan Jaka sangat kuat, tapi nggak kira-kira.Ternyata jagain gawang sulit juga. Mungkin karena pikirannya yang lagi galau akut, tiba-tiba bola yang melayang ke gawangnya berubah jadi kepala Nuning yang senyum-senyum horor ngajakin kawin. Jaka pun panik ngucekin mata, bikin pandangannya mblawur, bolanya pun beranak banyak
Read more

5. Teman Tapi Kejam

Dulu, malam Minggu bagi Jaka tiada bedanya dengan malam-malam biasa. Namun sejak mengenal Erna, Jaka jadi bisa merasakan istimewanya. Jaka pernah sekali bermalam minggu di rumah Erna. Indahnya luar biasa. Romantis tiada habis. Tapi, malam minggu ini. Jaka lagi-lagi harus kembali terjebak bersama Nuning. Tiada lagi suap-suapan cokelat sama Erna. Yang ada justru sikut-sikutan berebut tempe penyet yang tersisa di cobek sama Nuning. Dan berakhir kena pentung centong Bu Parmi yang pusing mendengar keributan keduanya di dapur. Kenyang makan malam di rumah Nuning, Jaka cuci piring dan menimba air. “Jangan lupa, ... gentong dan bak kamar mandi dipenuhin semua!” kata Nuning malah ngebos setelah sama-sama kenyang makan. Berani nolak? Benjol. Biarlah, anggap-anggap nimba air sumur itu workout. Membentuk otot bisepnya. Tapi Jaka sedih, buat apa punya otot dan tubuh bagus kalau nggak bisa dipamerin ke Erna, gadis pujaan hati. Boro-baru ma
Read more

6. Saat Bendera Putih Berkibar

Sudah sejam Nuning nangkring di jendela kamarnya yang terbuka lebar. Menatap bintang-bintang di langit dalam diam. Membiarkan angin sepoi-sepoi mencipoki wajah masamnya. Emaknya kebingungan. Kalau anak perawannya guling-guling koprol sampai kamarnya mirip kapal pecah sudah malah tak heran. Tapi. Nuning yang hiperaktif bisa anteng mematung seperti itu, bisa dibilang peristiwa langka! Si emak mondar-mandir di depan pintu kamar Nuning seperti setrika yang sedang meluruskan baju yang kusutnya sudah kronis, sampai-sampai Bu Parmi tak bisa duduk manis. Kalau anaknya kesambet setan sepertiny atak mungkin. Bah, yang ada juga setannya gumoh duluan melihat Nuning. Lagipula, hobinya yang suka menyamar jadi setan buat menakuti anak-anak pulang mengaji, bikin para setan tak bisa membedakan lagi Nuning itu temannya apa manusia. Salah-salah nanti bukannya Nuning yang kesurupan setan, tapi setannya yang kesurupan Nuning. “Kenapa lagi tuh anak ya, Pak?” keluh Bu Parmi
Read more

7. Sah!

“Saya terima nikah dan kawinnya Wahyuning binti Supriyo dengan mas kawin Tiket Damri ke Jakarta dibayar tunai!”Kepingin rasanya Bu Parmi nutupin mukanya pake gentong. Mestinya ikut lega karena Jaka bisa begitu fasih mengucap akad nikahnya dengan sekali tarikan napas. Kedua saksi pun menyatakan kalau pernikahan itu sah! Sah secara hukum dan agama. Tapi... mas kawinnya itu loh! Bikin Bu Parmi minder sama kasak-kusuk dan tawa lirih mengejek di sekitarnya.Bu Parmi menyarankan seperangkat alat salat saja buat mas kawinnya kalau Jaka belum mampu beliin emas meski segram. Maklum, pernikahan ini terlalu mendadak dan nggak banyak persiapan. Begitu kelulusan sekolah, Jaka datang ke rumah sama pamannya. Bikin Pak Priyo dan Bu Parmi melongo anaknya dilamar secara tiba-tiba. Meski senang akhirnya Nuning ‘sold out’, diam-diam Bu Parmi sedih kehilangan secepat ini. Bagaimanapun tetap ingin mempersiapkan pernikahan ini sebaik-baiknya, meski dengan da
Read more

8. Malam Pertama Itu Hoax

Kata siapa sih malam pertama itu enak? Hoax banget. Soalnya, malam pertama Jaka nggak seasyik ledekan teman-temannya yang pas kondangan pada bawel ’cie-cie’in mulu. Malah ada yang iseng ngadoin obat kuat dan kondom sebungkus. Edyann!Entah apa isi otak teman-temannya sampai ngasih kado macem gituan. Memangnya mereka lupa ya, siapa cewek yang dinikahi sama Jaka? Cewek itu tetaplah buto cakil yang kebetulan terperangkap dalam tubuh mungil Nuning!Mana ada sih perawan yang tidurnya macem orang pencak silat? Habislah badan Jaka ditendangin pas lagi tidur bareng, padahal matanya merem. “Sana aaahhh. Sempit akutuu,” omelnya sambil dorong-dorongin bokong Jaka yang lama-lama jatuh juga dari kasur.Sudah tidur di lantai, kedinginan, digigitin nyamuk, masih juga dikentutin. Mana bauuu banget! Kayaknya ampasnya ikut keluar juga tuh. Bikin Jaka sakit perut karena kekenyangan ngirup bau kentut Nuning yang busuk banget.“Hoeeeekkk
Read more

9. Berangkat Ke Jakarta

“Pokoknya, kamu jangan ngeloyor sendiri tanpa Jaka. Ingat ya Nduk, Jakarta itu kota besar, jangan kamu samain kayak kampung kita yang biasa kamu jajah seenaknya. Hati-hati sama orang berduit. Katanya mereka bisa melakukan apa saja, salah jadi benar dan benar bisa jadi salah, orang kecil macam kita pasti kalah. Jauh-jauhin orang-orang macam gitu ya, Nduk...” cerocos Bu Parmi kasih nasihat saat mengantar Nuning di terminal.“Makanya aku juga mau cari duit yang banyak, biar nggak kalah sama mereka. Emak nyantai aja. Aku kan bukan anak kecil lagi. Selagi bisa baca tulis dan punya mulut buat nanya, nggak bakalan nyasar di sana. Udah ah, jangan mewek. Nganterin orang mau pergi ke Jakarta kok kayak nangisin mayat mau dikubur aja,” cebik Nuning.Bu Parmi geregetan dan menjitak kepalanya. “Dibilangin orang tua kok nyauuut aja! Kualat ntar baru tau rasa!”“Husss, Mak! Anaknya mau nyebrang kok malah nyumpahin&ldquo
Read more

10. Omelan Mertua

Memasuki kamarnya menjelang malam, Nuning memakai lotion nyamuk sampai habis sebungkus. “Nggak kasihan kulitmu ntar keracunan?” komen Jaka sambil geleng-geleng kepala.“Salah sendiri punya rumah kok ndeso banget. Udah di pojokan kebon, jauh dari rumah orang-orang pula. Kuburan aja masih lebih rame dempet-dempetan. Ini sih nggak ada bedanya sama suasana di kampung kita. Masih mending di kampung malah, nggak banyak nyamuk kayak sini. Nyamuk kampung mah masih tahu permisi, kalau gigit satu-satu gantian. Nggak keruyukan ugal-ugalan kayak gini!”“Ya udah, apa mau balik lagi ke kampung? Nggak masalah, besok kuanterin.”Nuning buru-buru nemplok mepetin Jaka. “Ih, kamu mah gituuuu. Nggak bisa selow. Kalem gaess, canda... Sensi amattt?” Sambil main mata macem orang kelilipan. “Cieee... masih marah?” Nuning nyolek dagu Jaka lagi yang cemberut.“Sana, geseran! Husss... husss,” usir Jaka
Read more
DMCA.com Protection Status