Setelah Fu Gouwei pergi, Chiu Kang memandang Hu Hongyin. Dia penasaran apa yang sebenarnya ingin ditanyakan Hu Hongyin kepada Tuan Chao.“Kakak Hu, apa kau sudah menanyakannya pada Ayahku?”Hu Hongyin menggeleng. “Aku belum punya waktu yang tepat untuk membicarakannya. Mungkin nanti sore atau nanti malam.”“Kau tidak seharusnya membuang-buang waktu. Kau bilang sudah menelusurinya dua belas tahun lamanya.”Sebenarnya Hu Hongyin secara sembunyi-sembunyi telah mengumpulkan kabar tentang Keluarga Chao dari penduduk setempat.Dia juga telah mendapat berita bahwa anak satu-satunya Tuan Chao telah mati terbunuh empat belas tahun yang lalu. Artinya, Chao Kang bukanlah anak kandung mereka, melainkan anak angkat.Meskipun sudah ada sedikit titik cerah dalam hatinya, dia masih perlu memastikan. Jangan sampai ada kesalahan dalam masalah segenting ini.“Kau benar, Saudara Kang. Aku seharusnya tidak membuang-buang waktu lagi.”Chiu Kang tersenyum mengangguk. Mereka kembali menikmati arak di hadapan
“Ya, aku memang Zhao Shing, putra Pangeran Mahkota Zhao Kong dan cucu Kaisar Song Renzong,” katanya sembari menghela nafas panjang.Meskipun Hu Hongyin sudah yakin bahwa orang di depannya adalah Pangeran Zhao Shing, mendengarnya langsung membuatnya merinding.“Yang Mulia Pangeran?” dia kembali berlutut dan bersujud di depan Chiu Kang.Chiu Kang langsung menjongkokkan tubuhnya dan memegang kedua lengan Hu Hongyin.“Kakak Hu, bangunlah! Jangan perlakukan aku seperti ini,” katanya.“Kau adalah pewaris sah Kekaisaran Song.”Chiu Kang menggeleng. “Jika Kakak Hu ingin akan selamat, tinggalkan hal-hal semacam ini.”Hu Hongyin mengusap air mata yang mengalir di pipinya dan kembali berdiri.Chiu Kang tersenyum. “Bagaimana kabar Yang Mulia Kaisar? Apa beliau baik-baik saja?”“Beberapa tahun terakhir ini Yang Mulai Kaisar mulai sakit-sakitan. Beliau terus memikirkan keadaan tiga pangeran.”Chiu Kang mendesah. “Aku tahu, Kakek adalah orang yang bijak dan adil. Aku menyesal tidak bisa berbakti kep
“Maaf, kami tidak bermaksud tidak hormat. Kami hanya menjalankan tugas.”“Tugas apa? Kalian hanya rakyat biasa,” ujarnya dengan nada bertambah keras.Karena menghindari musuh, lima orang ini memakai pakaian rakyat biasa untuk datang ke Gunung Mufu, maka pantas saja jika Cao Dingxiang, murid kelima He Jinhai menganggapnya demikian.“Cukup!” orang tua dengan jenggot panjang, mata sipit, berdagu panjang dan rambut telah memutih keluar dari sebuah ruangan paling besar di sekitar itu. Katanya: “Kau berlaku tak sopan kepada tamu.”“Maaf, Guru, aku hanya ingin memastikan mereka bukan mata-mata,” Cao Dingxiang menunduk.Orang tua itu mengalihkan pandangannya kepada lima orang tersebut. Dia tersenyum sangat ramah. Dalam sorot matanya, hanya terlihat keteduhan dan ketenangan.“Silahkan kalian masuk.”Setelah menjura hormat, lima orang itu mengikuti He Jinhai masuk ke ruangannya. Kemudian mereka memberikan surat tulisan Fu Guowei kepadanya.He Jinhai menerima surat itu dengan sopan. Dia mulai me
“Kami mengantarkan sebuah surat untuk Ketua Kong,” salah satu dari mereka bertiga memberikan surat itu.Tanpa disuruh, pemuda di samping Kong Kuanyin mengambil surat itu dan memberikan kepada Kakek Gurunya.Isi surat itu sama persis dengan surat yang dikirimkan ke Perguruan Mufu. Kong Kuanyin mulai membaca surat itu dengan hati-hati. Dia beberapa kali mengangguk entah kenapa.Yang jelas, air muka Kong Kuanyin sangat berbeda dengan He Jinhai saat membaca surat itu. Mungkin Kong Kuanyin sudah tahu apa yang sedang terjadi di seluruh negeri.“Baik, aku akan penuhi keinginanmu,” katanya serius. “Di saat-saat seperti ini, orang-orang dunia persilatan tidak boleh tinggal diam.”“Terima kasih, Ketua Kong. Kami haturkan terima kasih mewakili seluruh penduduk Ningbo.”Kong Kuanyin mengangguk tersenyum.“Liwei!”Pemuda itu maju dan menunduk. “Ada apa, Kakek Guru?” tanyanya.“Kau beritahu gurumu, Bibi Qi dan Paman Lao Sying untuk bersiap berangkat ke Ningbo. Suruh mereka membawa lima puluh orang
“Hamba tak berani, Yang Mulia. Hamba tak berani.”Hu Hongyin menundukkan kepala dan melangkah ke belakang beberapa kaki.“Kau mau negara ini hancur? Menganggapku sebagai adik adalah bagian dari menyelamatkan negara ini.”“Hamba tetap tak berani, Yang Mulia.”“Baik jika kau memaksaku.”Chiu Kang mengeluarkan lencana emas yang baru diterimanya dan mengangkatnya.“Sebagai Putra Mahkota negeri ini, aku perintahkan kau untuk mengakuiku sebagai adik angkatmu. Jika kau menolak, maka kau dianggap berkhianat pada negara,” katanya dengan tegas dan berwibawa.Melihat lencana emas itu, Hu Hongyin langsung berlutut. Dia terkejut Chiu Kang menggunakan lencana emas untuk hal ini.Menanggapi situasi ini, Hu Hongyin kebingungan. Di satu pihak, dia tak ingin berlaku tidak sopan kepada Pangeran Zhao Shing. Di pihak lain, perintah seorang Putra Mahkota tidak bisa ditentang.“
Jantung Chiu Kang berdegup sangat kencang. Tubuhnya gemetar ketika tatapan mereka bertemu.Wajah Qi Peizhi sama sekali tak berubah, masih seperti dua belas tahun yang lalu meski sekarang telah berusia tiga puluh dua tahun.Chiu Kang masih ingat betul lekuk-lekuk wajah wanita itu. Air matanya hampir saja menetes, tapi kali ini usahanya tidak sia-sia. Dia dapat menahan air mata harunya.Kemudian dia melihat Lao Sying yang sudah menua. Wajahnya telah banyak diisi keriput, begitu pun rambutnya yang telah memutih.Dalam hati, Chiu Kang ingin sekali berteriak dan memanggil, ‘Bibi Qi dan Paman Sying’, tapi dia harus mengurungkan niatnya.Dia tidak ingin kesalahan sekecil apapun terjadi, jika jejaknya dapat dilacak oleh Hu Hongyin, orang lain pun mungkin dapat menemukannya.Dia sama sekali tidak takut kehilangan hidupnya, dia hanya takut perang saudara terjadi di negerinya, yang tentu akan memberi keuntungan bagi Liao, Xi Xia dan Dai-vet
Hu Hai Tang dan Empat Setan Barat berdiri, mereka menenangkan Kam Nam In. Di saat seperti ini memang bukan waktunya bertengkar, apalagi itu jelas perintah Pangeran Zhao You, siapapun yang menentangnya pasti akan mati.“Tenang, Tuan Kam, tenanglah. Di saat seperti ini kita harus saling mendukung. Kau tenanglah.”Hu Hai Tang memegang pundak Kam Nam In.“Kau harus memikirkan adikmu saat ini. Dia hanya akan memimpin sekali, setelah itu kita akan memojokkannya di depan pangeran. Aku akan mendukungmu,” bisik Hu Hai Tang lirih.Perlahan-lahan kemarahan Kam Nam In menghilang. Matanya tak lagi merah seperti tadi. Dia sudah mulai bisa menguasai dirinya sendiri.Ju Niang Meng memandang kejadian itu dengan sinis. Tentu dia tahu apa yang direncanakan dua orang tersebut. Tapi demi kelancaran misi yang diberikan Pangeran Zhao You, dia membiarkannya.“Hahaha,” Ju Niang Meng tertawa keras. “Baguslah jika kau sudah mengerti. Sekarang kita akan segera menyerang mereka. Kalian bersiaplah!” ucap Ju Niang
Setelah cukup lama melihat Qi Peizhi, Chiu Kang mengalihkan pandangannya pada Chao Chengping. Dia meminjam pedangnya untuk mengupas kelapa.“Ini minumanmu. Maaf, barusan Kakak sedikit marah kepadamu.”Chiu Kang memberikan buah kelapa yang telah dikupas menggunakan pedang adiknya.“Aku tahu kata-kataku keterlaluan,” Chao Chengping tersenyum. “Kelak Kakak harus sering manasehatiku.”Chao Chengping mengambil buah kelapa dari tangan kakaknya dan meminumnya.“Kakak tidak minum?”“Aku tak haus, kau minumlah,” jawab Chiu Kang dengan senyum hangat. “Apa kau masih lelah?”Chao Chengping mengangguk. Padahal sebenarnya tidak. Dia hanya ingin bermanjaan dengan kakaknya.“Aku gendong kau pulang,” Chiu Kang mengangkat tubuh adiknya dan menggendongnya.Dari kejauhan Qi Peizhi memperhatikan mereka. Dia tersenyum melihat keharmonisan seperti itu.Seumur hidupnya, dia hanya dua kali merasakan kebahagiaan semacam ini, yaitu ketika bersama kekasihnya dan Chiu Kang. Tapi keduanya telah pergi, khususnya Ch