Setelah cukup lama melihat Qi Peizhi, Chiu Kang mengalihkan pandangannya pada Chao Chengping. Dia meminjam pedangnya untuk mengupas kelapa.“Ini minumanmu. Maaf, barusan Kakak sedikit marah kepadamu.”Chiu Kang memberikan buah kelapa yang telah dikupas menggunakan pedang adiknya.“Aku tahu kata-kataku keterlaluan,” Chao Chengping tersenyum. “Kelak Kakak harus sering manasehatiku.”Chao Chengping mengambil buah kelapa dari tangan kakaknya dan meminumnya.“Kakak tidak minum?”“Aku tak haus, kau minumlah,” jawab Chiu Kang dengan senyum hangat. “Apa kau masih lelah?”Chao Chengping mengangguk. Padahal sebenarnya tidak. Dia hanya ingin bermanjaan dengan kakaknya.“Aku gendong kau pulang,” Chiu Kang mengangkat tubuh adiknya dan menggendongnya.Dari kejauhan Qi Peizhi memperhatikan mereka. Dia tersenyum melihat keharmonisan seperti itu.Seumur hidupnya, dia hanya dua kali merasakan kebahagiaan semacam ini, yaitu ketika bersama kekasihnya dan Chiu Kang. Tapi keduanya telah pergi, khususnya Ch
Chiu Kang sengaja bersembunyi dan tidak mau terlibat perkelahian secara langsung. Dia yakin akan kemampuan orang-orang Mufu dan Wuling dalam menghadapi para perusuh itu.Dia sedang mengamalkan nasehat gurunya, Feng Huizhong, delapan hari sebelum mereka berpisah. Ketika itu gurunya berkata: “Kau jangan terlalu menampilkan kemampuanmu, cukup gunakan jurus-jurus dasar. Semakin bodoh orang menganggapmu, semakin kau tak diperhitungkan oleh mereka.”Dengan mengatakan hal tersebut, Feng Huizhong menginginkan Chiu Kang memahami semua akar kekacauan di dunia ini. Jika dia langsung tampil menjadi pendekar tanpa tanding, orang-orang akan takut padanya, dan menampakkan kemunafikan di depannya.Dengan berlagak bodoh, orang-orang akan tampil sebagaimana dirinya. Orang yang hatinya jahat menampilkan kejahatannya, dan orang yang hatinya baik menampilkan kebaikannya.“Adik kesebelas, kau tak apa-apa?” tanya Li Chongyang mendekati Qi Peizhi.“Bibi Qi tak apa-apa?” giliran Lei Liwei yang bertanya, diiku
Meski demikian, Pangeran Zhao You masih menggunakan akal sehatnya, dia tidak membunuh pemimpin mereka. Dia hanya membunuh bawahan yang tidak berarti.Karena dia beranggapan, Lima Setan Barat dan Ju Niang Meng adalah orang-orang yang masih berguna.Pangeran Zhao You menghadapkan wajahnya ke atas. Kedua matanya terpejam. Dia menghirup nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan.Setelah itu, matanya yang merah kembali normal. Wajahnya yang marah kembali tersenyum.“Sekarang kalian beristirahatlah. Sembuhkan luka kalian. Biarkan semuanya mencair untuk saat ini,” tiba-tiba Pangeran Zhao You berdiri dari duduknya.“Baik, Yang Mulia Pangeran, maafkan kami,” jawab Ju Niang Meng.“Itu bukan salah kalian. Jika orang-orang dari Wuling dan Mufu turut campur, semuanya akan berjalan salah. Aku akan memikirkan sesuatu, kalian beristirahatlah,” perintah pangeran Zhao You.“Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia. Jika tidak ada sesuatu lagi, kami mohon diri,” mereka semua bergegas pergi.Pan
“Bagaimana Kakak Hu melaporkannya pada Yang Mulia Kaisar?” tanyanya.Sebelum Hu Hongyin berangkat ke Negeri Goryoe, Chiu Kang memintanya untuk melaporkannya terlebih dahulu kepada Kaisar Song Renzong. Sebaik apapun idenya, harus mendapatkan persetujuan kaisar.“Yang Mulia Kaisar sangat senang mendengarnya. Beliau berkata, Yang Mulia Pangeran boleh melakukan apapun demi kebaikan negara.”Chiu Kang tersenyum membayangkan ekspresi wajah kakeknya.“Yang Mulia Kaisar memang bijaksana,” ujarnya. “Kakak Hu pasti lelah, sebaiknya istirahatlah dulu.”“Baiklah, hamba mohon diri,” Hu Hongyin membungkuk hormat. “Pangeran akan kembali ke perayaan?”“Iya. Aku takut mereka curiga.”“Baik. Hamba mohon diri, Yang Mulia.”Chiu Kang mengangguk tersenyum. Kemudian dia berjalan menuju acara perayaan.Dalam perjalanan menuju tempat duduknya, Chiu Kang melewati tempat duduk Qi Peizhi. Dia menyapanya dengan senyum, tapi Qi Peizhi membuang wajahnya. Meski demikian, Chiu Kang tetap tersenyum.Tak terasa malam
“Hati-hati dalam perjalanan,” Fu Guowei melipat tangannya dan menjura hormat.“Sampai jumpa.”Kemudian mereka memacu kudanya pergi meninggalkan Ningbo. Sementara para murid lain berlarian mengikuti mereka.Di sepanjang jalan, penduduk Ningbo mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan mengantar kepergian mereka. Ada yang tersenyum, ada pula yang meneteskan air mata karena haru.“Sekarang semuanya telah pergi, kemarin para pendekar Mufu, sekarang Wuling. Untungnya sepuluh ribu tentara sudah menjaga benteng kota ini lagi,” ucap Fu Guowei lega.“Komandan Fu harus bekerja keras, karena belum ada jenderal yang dikirim kemari,” kata Chiu Kang.“Tuan Muda Kang benar, aku memang harus bekerja lebih keras lagi.”“Baik, aku pulang dulu, komandan.”“Hati-hati.”Di tempat lain, rombongan pendekar Wuling baru saja melewati gerbang terakhir kota. Karena membawa lebih dari seratus orang, mereka terpaksa berjalan lambat.Satu-satunya hal yang mengherankan mereka adalah perintah kembali dari gurunya
Kemudian mereka dipaksa memakan racun yang diberikan wanita itu.“Apa mauamu?” tanya Lao Sying.“Kau akan tahu saat gurumu datang kemari,” ujarnya berlalu pergi.Mereka bertiga hanya berlutut dengan tangan terikat tak mengerti. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh mereka. Siapa sebenarnya mereka?****“Brengsek!”Jenderal Besar Zihao marah besar. Semua orang di sampingnya tertunduk. Baru kemarin dia mengetahui bahwa jumlah tentara musuh hanya lima puluh ribuan. Dengan dua ratus ribu lebih tentaranya, dia akan mudah mengalahkan mereka.Strategi Sun Changyi dan jenderal-jenderal lainnya berhasil. Mereka berhasil memberi kesan bahwa tentara yang mengelilingi benteng Kota Chengdu sangat banyak, padahal jumlahnya jauh lebih sedikit.Namun, beberapa saat yang lalu Jenderal Wei Mingli, putra Menteri Keadilan Wei Yingzhi telah tiba di luar benteng Chengdu membawa dua ratus ribu tentara.Kabar ini baru saja didapat oleh Jenderal Zihao sehingga membuatnya marah besar. Andaikan dia tahu bahwa tent
Hari ini tampak sempurna, meski siang hari, dedaunan kering berterbangan tertiup angin. Panas matahari sedikit menghambar karena semilirnya udara hutan.Suara belalang dan binatang-binatang lainnya mengalir bersama sejuknya angin yang berhembus. Chiu Kang duduk bersandar di sebuah pohon besar.Dia sengaja keluar benteng Kota Ningbo sendirian untuk menunggu seseorang. Karena sejuknya udara hutan, dia sesaat memejamkan matanya. Dia tertidur sekejap ditemani kicau burung dan gerak dedaunan.Dalam tidurnya, dia melihat sebuah tempat yang dipenuhi salju putih. Di tengah-tengahnya terdapat danau dengan air mengembang dan bergelombang.Yang membuatnya terkejut adalah dua orang yang duduk di tepi danau itu. Mereka adalah ayah dan ibunya, Pangeran Zhao Kong dan Putri Li Ming.Tangan mereka terlihat melambai ke arahnya. Tanpa ragu-ragu, Chiu Kang menghampiri mereka berdua dan berpelukan.“Ingat pesanku, Shing-er. Kau harus menjaga semua orang yang selalu menjagamu. Kau juga harus menjaga semua
Semua umpatan keluar dari mulut Qi Peizhi. Chiu Kang hanya diam memegang pipinya yang baru saja ditampar keras.“Aku memang punya niat buruk padamu,” jawabnya menjengkelkan.“Kau! Dasar kurang ajar!” Qi Peizhi keluar dengan wajah kesal. “Aku lebih baik menghabiskan malam sendirian daripada bersama laki-laki sepertimu!” teriaknya.Chiu Kang berdiri dan menotok aliran darah Qi Peizhi dari belakang. Dia lalu membopongnya kembali ke pembaringan.“Mau apa kau? Dasar kurang ajar! Lepaskan aku! Tolong!” teriaknya dengan mata berlinang.Melihat ada curahan air mata di wajah Qi Peizhi, Chiu Kang membuang pandangannya. Dia tidak tega melihat orang yang sangat baik kepadanya menangis, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia harus melakukan ini.Setelah bisa mengendalikan diri, Chiu Kang kembali menatap Qi Peizhi dengan senyum mesum. Lalu dia membuka kancing atas baju Qi Peizhi.“Mau apa kau? M