Beranda / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Murid-Murid Wuling Dicegat

Share

Murid-Murid Wuling Dicegat

Penulis: Afzah Nujati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Hati-hati dalam perjalanan,” Fu Guowei melipat tangannya dan menjura hormat.

“Sampai jumpa.”

Kemudian mereka memacu kudanya pergi meninggalkan Ningbo. Sementara para murid lain berlarian mengikuti mereka.

Di sepanjang jalan, penduduk Ningbo mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan mengantar kepergian mereka. Ada yang tersenyum, ada pula yang meneteskan air mata karena haru.

“Sekarang semuanya telah pergi, kemarin para pendekar Mufu, sekarang Wuling. Untungnya sepuluh ribu tentara sudah menjaga benteng kota ini lagi,” ucap Fu Guowei lega.

“Komandan Fu harus bekerja keras, karena belum ada jenderal yang dikirim kemari,” kata Chiu Kang.

“Tuan Muda Kang benar, aku memang harus bekerja lebih keras lagi.”

“Baik, aku pulang dulu, komandan.”

“Hati-hati.”

Di tempat lain, rombongan pendekar Wuling baru saja melewati gerbang terakhir kota. Karena membawa lebih dari seratus orang, mereka terpaksa berjalan lambat.

Satu-satunya hal yang mengherankan mereka adalah perintah kembali dari gurunya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pengepungan Kota Chengdu

    Kemudian mereka dipaksa memakan racun yang diberikan wanita itu.“Apa mauamu?” tanya Lao Sying.“Kau akan tahu saat gurumu datang kemari,” ujarnya berlalu pergi.Mereka bertiga hanya berlutut dengan tangan terikat tak mengerti. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh mereka. Siapa sebenarnya mereka?****“Brengsek!”Jenderal Besar Zihao marah besar. Semua orang di sampingnya tertunduk. Baru kemarin dia mengetahui bahwa jumlah tentara musuh hanya lima puluh ribuan. Dengan dua ratus ribu lebih tentaranya, dia akan mudah mengalahkan mereka.Strategi Sun Changyi dan jenderal-jenderal lainnya berhasil. Mereka berhasil memberi kesan bahwa tentara yang mengelilingi benteng Kota Chengdu sangat banyak, padahal jumlahnya jauh lebih sedikit.Namun, beberapa saat yang lalu Jenderal Wei Mingli, putra Menteri Keadilan Wei Yingzhi telah tiba di luar benteng Chengdu membawa dua ratus ribu tentara.Kabar ini baru saja didapat oleh Jenderal Zihao sehingga membuatnya marah besar. Andaikan dia tahu bahwa tent

  • Pangeran Pendekar Terasing   Menyelamatkan Qi Peizhi

    Hari ini tampak sempurna, meski siang hari, dedaunan kering berterbangan tertiup angin. Panas matahari sedikit menghambar karena semilirnya udara hutan.Suara belalang dan binatang-binatang lainnya mengalir bersama sejuknya angin yang berhembus. Chiu Kang duduk bersandar di sebuah pohon besar.Dia sengaja keluar benteng Kota Ningbo sendirian untuk menunggu seseorang. Karena sejuknya udara hutan, dia sesaat memejamkan matanya. Dia tertidur sekejap ditemani kicau burung dan gerak dedaunan.Dalam tidurnya, dia melihat sebuah tempat yang dipenuhi salju putih. Di tengah-tengahnya terdapat danau dengan air mengembang dan bergelombang.Yang membuatnya terkejut adalah dua orang yang duduk di tepi danau itu. Mereka adalah ayah dan ibunya, Pangeran Zhao Kong dan Putri Li Ming.Tangan mereka terlihat melambai ke arahnya. Tanpa ragu-ragu, Chiu Kang menghampiri mereka berdua dan berpelukan.“Ingat pesanku, Shing-er. Kau harus menjaga semua orang yang selalu menjagamu. Kau juga harus menjaga semua

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Qi Peizhi

    Semua umpatan keluar dari mulut Qi Peizhi. Chiu Kang hanya diam memegang pipinya yang baru saja ditampar keras.“Aku memang punya niat buruk padamu,” jawabnya menjengkelkan.“Kau! Dasar kurang ajar!” Qi Peizhi keluar dengan wajah kesal. “Aku lebih baik menghabiskan malam sendirian daripada bersama laki-laki sepertimu!” teriaknya.Chiu Kang berdiri dan menotok aliran darah Qi Peizhi dari belakang. Dia lalu membopongnya kembali ke pembaringan.“Mau apa kau? Dasar kurang ajar! Lepaskan aku! Tolong!” teriaknya dengan mata berlinang.Melihat ada curahan air mata di wajah Qi Peizhi, Chiu Kang membuang pandangannya. Dia tidak tega melihat orang yang sangat baik kepadanya menangis, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia harus melakukan ini.Setelah bisa mengendalikan diri, Chiu Kang kembali menatap Qi Peizhi dengan senyum mesum. Lalu dia membuka kancing atas baju Qi Peizhi.“Mau apa kau? M

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang Tertangkap

    Chiu Kang mengambil mangkok berisi obat di sampingnya. Tangan kirinya membuka mulut Qi Peizhi, sementara tangan kanannya meminumkan obat itu ke mulut Qi Peizhi.Mata Qi Peizhi melotot kepayahan. Beberapa kali dia tersedak, tapi Chiu Kang tak peduli. Sebelum obat di mangkok itu habis, dia tak akan berhenti. Tentu dia melakukannya dengan hati-hati.Prakkk......Chiu Kang melempar mangkuk itu setelah selesai memaksa Qi Peizhi meminumnya. Dia melakukan itu bukan karena marah, tapi karena telah membuat Qi Peizhi gelagapan dan tersedak berkali-kali.Dia merasa bersalah telah memaksa orang yang dihormatinya ini. Lalu dia membuka totokannya dan pergi meninggalkan kamar itu.“Kau boleh pergi ke mana pun kau suka!” kata Chiu Kang sembari melangkah keluar.Qi Peizhi hanya tertegun diam. Dia tak menggerakkan tubuhnya sedikit pun. Dia mengira Chiu Kang marah kepadanya.“Tung....!”Dia ingin mengatakan tunggu, tapi terhenti dengan mata berbinar sembari melihat tubuh Chiu Kang menghilang tertutup pi

  • Pangeran Pendekar Terasing   Sekte Istana Air

    “Kau yang buta!” balas Qi Peizhi.“Hahaha, aku tak perduli kau sebut mataku buta. Aku hanya peduli pada ketampanannya, bukan orangnya,” sahut gadis itu.“Nona, jika kau benar-benar peduli, tolong lepaskan aku. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya,” Chiu Kang terus-menerus memohon tanpa henti.Qi Peizhi semakin muak saja melihat Chiu Kang. Awalnya dia sempat berpikir Chiu Kang orang yang baik meski punya perangai kasar. Tapi nyatanya, dia tak lebih dari seorang pengecut yang menyebalkan.“Baik, aku akan melepaskanmu, syaratnya kau harus membunuhnya,” katanya.“Nona, aku bahkan takut membunuh diriku sendiri, apalagi membunuh orang lain. Aku mohon selamatkan aku,” Chiu Kang menjatuhkan tubuhnya dan bergerak seperti ulat mendekati gadis itu.“Cih, pria tak tahu malu. Pria tak berguna,” ucap Qi Peizhi sembari meludah dan membuang muka.“Sayang, jangan dengarkan kata-katanya. Aku menyukaimu apa adanya. Kau tak perlu berpura-pura berani jika kau takut.”Gadis itu berjongkok dan membersihk

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Peizhi dan Xiao Chen

    “Bibi Qi!” Lei Liwei terlihat cemas melihat sebuah pukulan hebat kembali menuju bibinya.Dalam keadaan seperti ini, Chiu Kang tak lagi menggunakan akal sehatnya. Jika dia terus diam, Qi Peizhi akan mati terkena pukulan hebat itu.Dengan sigap dia memutar tubuhnya sembari mengumpulkan tenaga dalam ke dadanya. Kemudian, dia langsung bergerak ke depan Qi Peizhi untuk menjadi tembok penghalang.Braakk......Chiu Kang terpental jauh membentur pohon besar di pojok sana. Darah kental mengalir dari tepi bibirnya.Qi Peizhi terperangah, begitu pun semua orang yang berada di sana, semuanya terperanjat melihat Chiu Kang.“Kaaaaau... Kaauu?” Qi Peizhi tertegun sesaat.Kemudian dia berlari ke arah Chiu Kang.“Kenapa kau melakukannya?” tanyanya sembari menyandarkan kepala Chiu Kang di pahanya. Terlihat air mata Qi Peizhi mengalir lamban di pipinya.“Lepaskan dia!” teriak Xiao Chen.Dia menyingkirkan Qi Peizhi dan berganti memangkunya.“Kenapa kau begitu bodoh? Aku kira kau hanya peduli pada dirimu

  • Pangeran Pendekar Terasing   Melompat ke Dalam Jurang

    Begitu pun dengan Qi Peizhi dan orang-orang lainnya. Dia tak menyangka Chiu Kang memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa.Melihat Xiao Chen dalam bahaya, Yan Lian menggunakan jurus andalannya. Dia bertelungkup badan kemudian bergiling seperti bola besar menabrak Chiu Kang. Jurus yang dia gunakan saat menghadapi Li Chongyang.Namun, Chiu Kang bukan Li Chongyang. Dengan sangat mudah dia mematahkan serangan itu dan berbalik memukul Yan Lian hingga terjatuh.Lalu semua pengawal secara bersamaan menyerang Chiu Kang. Hampir tiga puluh orang dengan keahlian silat mumpuni mengepung Chiu Kang.Lagi-lagi, dengan mengarahkan satu telapak tangannya ke arah para penyerang, angin seakan berkumpul dan berputar-putar hebat di sekitar tubuh Chiu Kang.Kemudian dengan sekali pukul, angin itu menyebar ke arah seluruh pengawal, membawa mereka terbang dan terpental jauh.Semua orang terperangah melihat kesaktian semacam itu. Hanya dengan sekali hajar, semua orang terpental lebih dari satu li. Agak

  • Pangeran Pendekar Terasing   Dai-vet Menyerang Perbatasan Negeri Song

    “Apa Guru akan turun gunung?” tanya muridnya.Kong Kuanyin menganggik.“Andaikan Xiao Bojing tidak menangkap Li Chongyang, Lao Sying dan Qi Peizhi beserta murid-murid lainnya, setelah membaca suratnya aku akan tetap turun gunung.”“Izinkan aku mendampingi, Guru.”“Itu akan menjadi pengalaman yang baik buatmu. Sekarang kau boleh pergi, aku ingin sendiri.”Kong Kuanyin kembali membaca surat dari Xiao Bojing. Dia tak habis pikir, kenapa begitu banyak masalah terjadi di negerinya akhir-akhir ini.Kerusuhan, pemberontakan, dan ancaman dari negara lain, tidak hanya secara militer, tapi juga di dunia persilatan.“Jika saja Yang Mulia Pangeran Zhao Kong masih hidup, beliau pasti akan melakukan tindakan yang sama denganku, menjaga Negeri Song dengan segala kemampuannya, bahkan jika nyawa taruhannya,” gumamnya.Kong Kuanyin memang baru beberapa kali bertemu Pangeran Zhao Kong, tapi dia langsung mengagumi sosoknya, bahkan memberi sumpah setianya pada Pangeran Zhao Kong pada saat itu.“Guru, guru

Bab terbaru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Laporan tentang Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong

    Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Renshu Datang ke Bianjing

    Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penggeledahan Rumah Keluarga Jin di Dali

    Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We

  • Pangeran Pendekar Terasing   Surat dari Tai Bersaudara kepada Li Guzhou

    Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan

    Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua

  • Pangeran Pendekar Terasing   Ilmu Silat yang Mengejutkan Semua Orang

    Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan Bertarung di Danau Liangzi

    Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Sampai di Perguruan Danau Liangzi

    “Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Perguruan Danau Liangzi

    Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak

DMCA.com Protection Status